Professional Documents
Culture Documents
Karya tulis ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat yang telah
ditetapkan oleh PT.Badak NGL untuk usulan kenaikan golongan bagi pekerja
Engineer III.
Untuk itu saya membuat karya tulis ini dengan judul “IMPLEMENTASI SISTEM
PLANT 49 PHASE II “.
Semoga karya tulis ini dapat lebih bermanfaat dengan adanya studi lanjut serta
implementasi sistim ini sebagai suatu karya ilmiah sehingga dapat terwujud visi
Page 1 of 86
tulis ini.
Department
8. Bapak Moh. Anas sebagai Sr.Supervisor Man Power Plan, HRD Department
9. Semua rekan kerja lainnya yang telah membantu dan mengarahkan sehingga
Penulisan Karya Tulis ini jauh dari sempurna, untuk itu kami dengan senang hati
menerima kritikan maupun saran yang sifatnya untuk memperbaiki karya tulis ini.
Page 2 of 86
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. 1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 6
1.1 Latar belakang ……………………………………………………… 6
1.2 Tujuan ……………………………………………………………….. 7
1.3 Ruang Lingkup……………………………………………………… 9
1.4 Sistimatika Pembahasan ………………………………………….. 10
BAB II PERMASALAHAN ……………………………………………………… 11
BAB III PEMBAHASAN ………………………………………………………… 12
3.1 Penjelasan Umum Sistem Fieldbus………………..………....…. 12
3.2 Perbedaan Utama Sistem Analog Konvensional dan Sistem
Fieldbus....................................................................................... 17
3.2.1 Perangkat Keras (Hardware)……………..…………………. 16
3.2.2 Komunikasi……………………………………………………. 18
3.2.3 Protocol………………………………………………………... 18
3.2.4 Engineering……………………………………………………. 19
3.3 Applikasi Fieldbus……………………….. ……………..…………... 26
3.4 Pemilihan Peralatan Instrument di Lapangan……..……………… 26
3.4.1 Interoperability……………………………………..………….. 26
3.4.2 Function Block Fieldbus……..……………………………….. 29
3.4.3 Manajemen Peralatan Instrument di Lapangan...……….… 29
3.4.4 Power Listrik ke Peralatan Instrument di Lapangan...….… 30
3.4.5 Link Master Peralatan.......................……………………….. 30
3.4.3 Upgrading Peralatan...……………………………………..… 30
3.5 Definisi dan Applikasi Kritikal Loop………………..……………… 32
3.5.1 Level 1……………………………………………..…….…….. 32
3.5.2 Level 2……………………………………………..…….…….. 33
Page 3 of 86
3.5.3 Level 3……………………………………………..…….…….. 33
3.6 Pemegang Kendali.…………………………………..……………… 34
3.7 Pengelompokan Segment…………………………………………... 34
3.8 Temperature Indikasi menggunakan Multiplexer………………… 35
3.9 Aktuator Valve Motor (MOV)……………………………………….. 36
3.10 Klasifikasi Daerah Berbahaya…………………………………….. 37
3.11 Redundancy………………………………………………………… 41
3.12 Jumlah Maksimum Peralatan pada satu segment Bus H1……. 43
3.13 Jumlah Peralatan Cadangan per Segment……………………... 43
3.14 Waktu Eksekusi yang Dibutuhkan per Segment………………... 44
3.14.1 Segment yang Digunakan Untuk Kendali Regulatory
Dan Monitoring…………………………………………….. 44
3.14.2 Segment yang Digunakan Untuk Transmitter Multiplexer
Temperatur…………………………………………………. 45
3.14.3 Segment yang Digunakan Untuk MOV………………….. 46
3.15 Desain Pengkabelan per Segment……………………………….. 48
3.15.1 Garis Besar dari Filosofi Desain Pengkabelan…………. 48
3.15.2 Topologi…………………………………………………….. 50
3.15.3 Tipe Kabel………………………………………………….. 52
3.15.4 Panjang Kabel……………………………………………... 53
3.15.5 Konsumsi Power Listrik…………………………………… 54
3.15.6 Tegangan Operasional Minimum………………………... 54
3.15.7 Attenuasi (Penurunan Sinyal)……………………………. 54
3.15.8 Grounding “Screens” Kabel………………………………. 55
3.15.9 Terminator………………………………………………….. 55
3.15.10 Contoh dari Perhitungan………………………………… 56
3.16 Perangkat untuk Validasi Desain Segment………………………. 56
3.17 Kebutuhan Junction Box……………………………………………. 57
3.18 Pertimbangan-Pertimbangan pada Saat Startup
Sistem Foundation Fieldbus……………………………………….. 58
3.18.1 Peralatan yang Diperlukan untuk Startup……………….. 59
Page 4 of 86
3.18.2 Teknologi dan Pengalaman yang Diperlukan
Untuk Startup……………………………………………….. 60
3.18.3 Penghematan Tenaga Kerja pada Pekerjaan
Startup……………………………………………………….. 62
3.19 Pertimbangan-Pertimbangan Pemeliharaan Sistem Fieldbus….. 65
3.19.1 Pemeliharaan Harian………………………………………. 66
3.19.2 Inspeksi dan Pemeliharaan……………………………….. 67
3.19.3 Manajemen Pemeliharaan (Rencana Pemeliharaan,
Manajemen Peralatan, Audit Trail)……………………….. 68
3.19.4 Evolusi Pemeliharaan……………………………………… 69
3.20 Sistem Konfigurasi Foundation Fieldbus di Project
Plant 49 Phase II……………………………………………………. 70
3.21 Penghematan yang Didapatkan pada Sistem FF Dibandingkan
dengan Sistem Analog Konvensional…..…..........………………. 78
3.22 Kebutuhan Pelatihan Teknologi Fieldbus untuk Engineer dan
Teknisi................……………………………………………………. 80
Page 5 of 86
BAB I PENDAHULUAN
Dalam rangka mendukung tujuan dan obyektif perusahaan khususnya dalam hal
maka kehandalan peralatan pendukung produksi LNG menjadi hal yang penting.
komunikasi sinyal listrik (4-20mA, 1-5VDC, dll) untuk menyampaikan data hasil
pengukuran dari transmitter ke DCS (laju alir, temperatur, tekanan, level) dan
juga memberikan perintah dari DCS ke control valve di lapangan untuk membuka
seperti layaknya Local Area Network (LAN). Kelebihan dari teknologi Fieldbus
tersebut dapat digunakan untuk menyampaikan informasi yang jauh lebih banyak
dan akurat untuk pengukuran dan pengendalian maupun diagnosis dari kondisi
Page 6 of 86
1.2 Tujuan
produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan
proses melalui komunikasi data dalam bentuk digital, dua arah, yang akurat dan
menginformasikan data tunggal, satu arah dan peka terhadap gangguan dan
perubahan (drift).
peralatan yang aktual dan real time melalui metode pemeliharaan jarak jauh
(remote) dan otomatis (self diagnostik). Dari data-data tersebut dapat digunakan
untuk usaha manajemen audit peralatan yang terpercaya dan membuat rencana
mendapatkan suatu hasil optimal khususnya dilihat dari segi mutu, waktu dan
Page 7 of 86
akibat kegagalan operasional peralatan lnstrument di lapangan yang berakibat
tersebut. Hal ini dapat dicapai dengan menekan jumlah penggunaan material
seperti Modul I/0, Panel Marshalling, Wiring Boards, Kabel, Surge Arrester,
pipa tersebut). Juga fungsi tambahan Limit Switch Open/Close, Sinyal Kendali ke
Positioner, Sinyal informasi Bukaan Valve didalam satu Control Valve, Running
Torque Motor dan Heater status di MOV, dan lain sebagainya. Selain itu sedapat
mungkin juga perlu ditekan biaya yang diperlukan untuk kebutuhan tenaga kerja
dan jam kerja dalam pelaksanaan proyek pada tahap pelaksanaan Engineering,
Kontruksi dan Cut Over seperti pengurangan jumlah halaman Loop Drawing,
saat FAT, pengurangan waktu kegiatan Loop Check pada saat Cut Over, dan
lain sebagainya.
Fieldbus yang optimum akan menghasilkan unjuk kerja yang optimum pula dari
Page 8 of 86
keseluruhan peralatan lnstrument di lapangan.
Badak, maka untuk yang pertama kali direncanakan untuk digunakan di Proyek
Ruang lingkup pembahasan ini penulis akan menjelaskan secara rinci Sistem
yang dimaksud dalam karya tulis ini adalah Foundation Fieldbus H1.
Page 9 of 86
1.4 Sistimatika Pembahasan
Sistimatika pembahasan yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis ini adalah
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab II Permasalahan
Page 10 of 86
BAB II PERMASALAHAN
lnstrument di lapangan seperti transmitter dan control valve seiring dengan umur
pemakaian dari peralatan tersebut. Selama ini permasalahan tersebut sulit untuk
diketahui dan diprediksi dari luar. Jumlah peralatan yang sangat banyak
yang selama ini dilakukan menghabiskan banyak biaya dan waktu karena tidak
(Condition-Based Maintenance, CBM) dapat lebih efiesien dari segi biaya dan
pembongkaran (overhaul).
dengan metode konvensional dari segi biaya, waktu dan kehandalan sistem
Fieldbus tersebut sebelum diterapkan di Train atau Plant yang lebih besar dan
kompleks.
Page 11 of 86
BAB III PEMBAHASAN
digital, serial, dua arah, multidrop, dengan kecepatan transfer data 31.25kbps
transmitter, aktuator dan peralatan di level hirarki lebih tinggi seperti DCS.
Fieldbus berfungsi seperti layaknya Local Area Network di hirarki tingkat paling
lnstrument di lapangan.
Lebih jauh lagi, Fieldbus dapat melakukan diagnostik lengkap dan manajemen
peralatan di hirarki lebih tinggi (DCS) seperti pada gambar 3.1 (a). Dibandingkan
dengan peralatan Sistem Utama (Host System) di hirarki lebih tinggi (mis: DCS)
Page 12 of 86
Gambar 3.1(a) Koneksi Instrument pada Sistem Fieldbus
Masing-masing satu pasang kabel utama Fieldbus dari Sistem Utama (Host
dari kabel utama yang disebut "Trunk dan dihubungkan secara paralel dengan
Transmitter dan Control Valve. Junction Box diperlukan sebagai tempat untuk
Page 13 of 86
menggunakan Wiring Block.
Kabel Fieldbus dalam satu segment dapat digunakan untuk menyuplai listrik ke
"Power Conditioner".
sesungguhnya.
berintegrasi.
Page 14 of 86
• Beberapa penyesuaian (adjustment) dan inspeksi peralatan di lapangan
Terdapat 2 macam spesifikasi Physical Layer Fieldbus oleh IEC61158-2 dan ISA
hanya spesifikasi High Speed Ethernet (HSE) yang digunakan sebagai tipe
tambahan.
Page 15 of 86
2. ControlNet
4. P-NET
5. WorldFIP
6. INTERBUS
7. SwiftNet
Page 16 of 86
3. Prinsip Komunikasi data berdasarkan Prinsip Komunikasi data
metode Publisher-Subscriber. berdasarkan metode Master-
Komunikasi antara peralatan Slave. Komunikasi hanya antara
lapangan dapat dilakukan sehingga peralatan lapangan dengan Host.
fungsi kendali dapat dilakukan antar
peralatan instrument di lapangan.
Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa Foundation Fieldbus adalah yang
paling sesuai untuk pengendalian proses secara kontinyu dan digunakan oleh
Yamatake, dll. Seluruh sistem DCS di PT Badak saat ini menggunakan DCS
Yokogawa.
adalah dalam hal pengkabelan. Dalam Foundation Fieldbus, daya listrik dan
media komunikasi terdapat dalam kabel yang sama, kecuali beberapa peralatan
Page 17 of 86
Selain itu, dikarenakan mempunyai konfigurasi berupa jaringan, terdapat
Karena jumlah sensor yang lebih banyak dapat diintegrasikan didalam satu alat
diagnostik lanjut.
3.2.2 Komunikasi
Transfer data dalam bentuk digital murni, telah menghilangkan kebutuhan untuk
nilai (drift).
(lebih efisien).
3.2.3 Protokol
Page 18 of 86
mengolah data awal tersebut menjadi informasi yang diperlukan untuk
tersebut.
3.2.4 Engineering
Proses desain Sistem Fieldbus hampir sama dengan desain Sistem Analog
digunakan pada saat desain panel Marshalling. Desain sistem DCS dilakukan
hanya berdasarkan "I/O List" dan prosedur operasional proses, tidak berkaitan
lapangan.
Pada desain Sistem Fieldbus, detail dari kondisi lapangan, contohnya desain
berkaitan erat dengan lokasi peralatan, detail kabel, seperti detail dari desain
segment.
Page 19 of 86
Gambar 3.2.3(a) Perbedaan Utama antara Sistem Traditional dan Fieldbus
Fieldbus dibagi kedalam lima Iangkah : Desain, Produksi, Kontruksi, Startup dan
Contoh dari proses engineering tersebut seperti pada gambar 3.2.3(b) dibawah
ini :
Page 20 of 86
Gambar 3.2.3(b) Proses Engineering Fieldbus
• Desain
melengkapi desain awal, desain keseluruhan dan desain rinci dari sistem.
- Prosedur operasional
Page 21 of 86
- Prosedur pemeliharaan (maintenance)
level bawah
pengelompokkannya
Page 22 of 86
o Pemilihan tipe kabel, peralatan lapangan dan redundancy unit
kemampuan LAS.
- Desain Interface
- Pengembangan kedepan
• Produksi
lainnya.
• Kontruksi
Page 23 of 86
lnspeksi dilakukan pada peralatan lapangan sebelum dipasang. Sistem
komunikasi Fieldbus
• Startup
lapangan
Page 24 of 86
2. Percobaan Penggunaan
P,I,D dari Blok Fungsi PID internal (built-in) dari peralatan FF.
• Pemeliharaan
Plant Resource Manager (PRM) dari Yokogawa yang dilakukan dari ruang
self-diagnostik tersebut.
Page 25 of 86
3.3 Applikasi Fieldbus
• Loop Monitoring
• Loop Cascade
• Loop Sequence
• Loop Complex
revisi firmware dan file. Peralatan tersebut juga harus lolos tes HlST dan sistem
PRM yang dilakukan oleh vendor DCS. Tabel 3.4.1 menunjukkan peralatan yang
sudah pernah lolos tes HlST yang dilakukan oleh salah satu vendor DCS,
/Interoperabilitv/fbs-hist-en.htm
Page 26 of 86
Page 27 of 86
Tabel 3.4.1 Daftar Peralatan Foundation Fieldbus Yang Terbukti Sesuai
ITK (Interoperability Test Kit) revisi 4.01 (atau setelahnya) dan terdaftar di
Page 28 of 86
Management (PRM)
pengujian kesesuaian dengan sistem DCS dan PRM. Apabila dinyatakan lulus
uji, maka peralatan tersebut akan dimasukkan dalam daftar peralatan yang
Diantara beberapa blok yang terdapat dalam sistem FF seperti Resource block,
Block, tetapi tidak semua function block tersebut dapat tersedia di peralatan
lapangan, dan beberapa tidak tersedia dan/atau tidak memiliki uji kesesuaian.
semua fitur Function Block secara lengkap (mis : Al, AO, PID, Dl, DO, dll).
dan komisioning. Hal ini harus dilakukan oleh manufaktur peralatan sebelum
dihubungkan.
Page 29 of 86
3.4.4 Power Listrik ke Peralatan Instrument di Lapangan
dari segment atau dari pasokan lain, tergantung pada desain peralatan tersebut.
biasanya membutuhkan 12-30mA dan 9-32Volt DC, apabila ada peralatan yang
maksimum dalam satu segment berikut batasan aman (safety margin) yang
diperlukan.
segment, antara kabel listrik dengan kabel sinyal Fieldbus harus terpisah.
Untuk proyek Plant 49, MOV valve menggunakan pasokan listrik dari segment
untuk memasok module komunikasi Fieldbus di MOV dan pasokan listrik dari
didalamnya. Pada saat ini perangkat lunak tersebut sering mengalami perubahan
Page 30 of 86
dan peningkatan, walaupun perangkat kerasnya tidak berubah.
yang dapat mengupgrade software firmware secara online. Selain itu penting
Seperti yang dilakukan pada Instrument Data Sheet, perlu disediakan juga detil
dari peralatan Foundation Fieldbus seperti pada Data Sheet Fieldbus INTools
(gambar 3.4.6) :
Page 31 of 86
36 Number: Execution Time (msec): 95 Number: Execution Time (msec):
37 □ Bias / Gain Station (BG) 96 □ Calculate (C)
38 Number: Execution Time (msec): 97 Number: Execution Time (msec):
39 □ Control Selector (CS) 98 □ Digital Alarm (DI)
40 Number: Execution Time (msec): 99 Number: Execution Time (msec):
41 □ Proportional / Derivative (PD) 100 □ Complex Analog Output (CAO)
42 Number: Execution Time (msec): 101 Number: Execution Time (msec):
43 □ Proportional / Integral / Derivative (PAD) 102 □ Step Output PID (SOPID)
44 Number: Execution Time (msec): 103 Number: Execution Time (msec):
45 □ Ratio Station (RS) 104 □ Digital Human Interface (DHI)
46 Number: Execution Time (msec): 105 Number: Execution Time (msec):
47 □ Analog Output (AO) 106
48 Number: Execution Time (msec): 107
49 □ Discrete Output (DO) 108
50 Number: Execution Time (msec): 109
51 110
52 111
53 112
54 113 REMARKS:
55 114
56 115
57 116
58 117
59 118
Loop kendali dapat digolongkan dalam 3 level Kritikal pada saat HAZOP. Desain
3.5.1 Level 1
Definisi :
plant, atau merusak peralatan kritikal yang tidak mempunyai pengganti (spare).
Applikasi:
Page 32 of 86
Positioner Level 1 dan yang terkait harus berada pada segment H1 tanpa loop
3.5.2 Level 2
Definisi :
shutdown total.
plant, tetapi dinamika proses menyediakan waktu untuk pemulihan yang cepat
Kapasitas material dan energi didalam vessel tersebut, lokasi geografis dan
Applikasi :
Positioner Level 2 dan yang terkait harus berada pada segment H1 tanpa
3.5.3 Level 3
Definisi :
Page 33 of 86
Applikasi :
Positioner Level 3 dan yang terkait dapat berada pada segment H1 dengan 2
positioner level 2 dan level 3 pada segment yang sama. Selain itu loop kendali
Perlu dicatat, jumlah loop kritikal dan loop kendali per segment ditentukan
Foundation Fieldbus.
Pada Project Plant 49, proses yang ada dikategorikan pada level 3.
pengelompokan semua peralatan yang saling terkait dalam satu segment perlu
dilakukan.
Page 34 of 86
tersebut bukan merupakan suatu keharusan, tetapi harus dilakukan apabila
yang diterangkan pada sub bab 3.5.2, jumlah multiplexer temperatur dibatasi tiga
tampak di HIS. Keterlambatan ini harus diyakinkan dapat diterima untuk applikasi
proses terkait.
delapan buah multiplexer dapat dipasang pada satu segment, dua lagi sebagai
pada multiplexer dan segment yang terpisah. Apabila jumlah dari pengukuran
Page 35 of 86
mengacu ke transmitter temperatur tunggal (individual).
Segment yang digunakan oleh MOV harus khusus penggunaannya dan tidak
boleh digunakan oleh peralatan lainnya. Delapan MOV dapat dipasang pada
FF Q’ty of FF
Faceplate Faceplate
Function Function FF Function Block/MOV Block/MOV
(Operation) (Monitoring) Block in MOV in DCS in DCS
Device Controller Controller
1 Full Open - Activated 100% of - -
AO1
2 Full Close - Activated 0% of - -
AO1
3 Stop - Equalized AO1 MV - -
to MOV Current
Position Value
4 MOV Desired - AO1 FF-AO 1
Position
5 - Full Opened Use of MOV - -
Current Position
Value > 99%
6 - Full Closed Use of MOV - -
Current Position
Value < 1%
7 - Remote/Local Parameter - -
Identification Reading of
Transducer Block
Page 36 of 86
8 - MOV Current Parameter of AO1 Parameter of -
Position FF-AO
- - - - - Total 1 FF
Faceplate
Blocks/MOV
in DCS FCS
Gambar 3.9 Fungsi MOV
• Applikasi tipe N (Non Incendive) : EEx (n). EEx(n) digunakan pada semua
block harus dilakukan dengan kondisi kabel trunk tanpa power dan daerah
sekitarnya aman.
Page 37 of 86
• Applikasi Explosion Proof (Flame Proof) : EEx (d). EEx (d) digunakan
Foundation Fieldbus, jalur kabel spur, Junction Box dan jalur kabel trunk
ambang batas.
• Applikasi lntrisically Safe (IS) : EEx (ia). Peralatan lntrisically Safe dapat
lapangan yang dapat dihubungkan pada mode Entity hanya 4 buah per
Page 38 of 86
Gambar 3.10 (b) Intrisically Safe dengan Metode Entity
Terpisah (Split)
dihubungkan 5 buah peralatan per segment (total 15) seperti pada gambar
Page 39 of 86
Gambar 3.10 (d) Intrisically Safe dengan Metode FISCO
Energi listrik yang terjadi sangat besar. Peralatan elektronik akan rusak.
Sambaran petir juga berpengaruh pada jarak yang jauh dari lokasi
sambaran petir. Tegangan antara dua lokasi tanah yang pada kondisi
satu sama lain, perbedaan potensial ground dapat mengalir pada kabel
Aturan umum adalah apabila jarak horizontal antara peralatan lebih besar
dari 100m atau perbedaan vertikal sebesar lebih dari 10m, perlindungan
Page 40 of 86
terhadap petir harus digunakan. Dikarenakan peralatan Fieldbus tidak
ditempatkan dalam jarak beberapa meter satu sama lain, tegangan yang
kerusakan.
gambar 3.15.2(b).
Pada Project Plant 49, dikarenakan peralatan FF di lapangan berada pada Non-
maka setiap kabel Trunk per segment dipasang Surge (Lightning) Arrester.
3.11 Redundancy
Peralatan dan kabel dalam sistem Foundation Fieldbus yang dapat dibuat
(DCS)
Page 41 of 86
Gambar 3.11(a) Redundant Power Supply dan Power Conditioner
Pada Project Plant 49, dikarenakan proses yang dikendalikan tidak kritikal maka
sistem Redundant yang digunakan hanya pada Power Supply dan Power
Conditioner.
Page 42 of 86
3.12 Jumlah Maksimum Peralatan pada Satu Segment Bus H1
segment yang terbukti. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pasokan listrik
• Satu detik seperti dinyatakan dalam sub bab 3.14.1, dengan tidak lebih
dari 3 loop kendali per segment seperti yang dinyatakan di sub bab 3.5
• Satu detik seperti dinyatakan dalam sub bab 3.14.2, diperuntukkan hanya
per segment.
• Empat (4) detik seperti dinyatakan di sub bab 3.14.3, diperuntukkan hanya
MOV (Motor Operated Valve) saja, dengan tidak lebih dari delapan
Jumlah keseluruhan peralatan per segment tidak akan melebihi sepuluh (10)
seperti penjelasan di sub bab 3.12. Untuk memasukkan unsur 20% kapasitas
Page 43 of 86
Untuk Project Plant 49, dari 4 segment yang ada, setiap segment dihubungkan
Semua segment akan beroperasi dengan macrocycle 1 detik dengan waktu idle
Function Block (FB), untuk meyakinkan dengan kondisi Loop Segment Loading
Page 44 of 86
Gambar 3.14.1 Koneksi dari Function Block PID
macrocycle misalnya untuk mendapatkan loop kendali dengan aksi cepat, dapat
akan beroperasi dengan macrocycle 1 detik dengan waktu idle lebih dari 30%
Page 45 of 86
Untuk updating sinyal - 660msec
Dalam applikasi ini, komunikasi terjadwal tidak digunakan, tetapi Blok Fungsi
Waktu Pelaksanaan masih dijadwalkan oleh LAS dan juga maksimum waktu
Loop Segment Loading maksimum, waktu yang disebutkan diatas tidak boleh
terlampaui :
macrocycle 4 detik dengan waktu idle lebih dari 30%, ketentuan berikut ini harus
diterapkan :
setiap Blok Fungsi (FB) untuk meyakinkan dengan kondisi Loop Segment
Page 46 of 86
• Waktu Pelaksanaan untuk AO FB - Maksimum 130msec
Page 47 of 86
Tabel 3.14.3(c) Fitur Data Status Feedback pada MOV Rotork
Pada implementasi tradisional kabel trunk antara marshalling dan junction box di
• Kabel trunk harus sebanyak 5 pasang, tipe kabel twisted dengan screen
Page 48 of 86
• Junction Box lapangan harus dapat menampung 4 buah H1 segment
Page 49 of 86
3.15.2 Topologi
Ada dua topologi dalam membentuk jaringan Foundation Fieldbus, yaitu Serial
Link (Daisy Chain) dan Chicken-Foot atau Tree. Topologi Serial Link seperti
pada gambar 3.15.2(a), metode ini tidak dianjurkan karena tidak flexibel dalam
pemeliharaannya. Topologi Tree adalah, apabila salah satu terdiri dari segment
Page 50 of 86
Gambar 3.15.2(b) Topologi Tree (Chicken Foot)
Page 51 of 86
sebagai cadangan.
kabel twisted pair individual shielded didesain khusus untuk Foundation Fieldbus
keuntungan yang besar dibandingkan kabel standar Tray yang berharga lebih
• Tipe Kabel : Spesifikasi (BS 5308 Part 1 atau yang lebih baik)
• Kabel Trunk : Lima pasang tipe twisted, lnsulasi dari PE, screen
orange.
kabel 1.25mm².
Untuk Project Plant 49, Kabel Trunk menggunakan jenis Twisted Pair Individual
Page 52 of 86
3.15.4 Panjang Kabel
yang bisa digunakan untuk satu segment Fieldbus adalah 1900meter. Panjang
(Trunk) dan semua kabel spur yang ditarik dari kabel Trunk.
• Total Panjang Kabel Segment = Total panjang kabel Trunk + Total panjang
konservatif dan relatif. Panjang kabel segment dibatasi oleh penurunan tegangan
masing segment dan untuk mengurangi kebutuhan validasi, batasan dibawah ini
harus dilakukan :
Page 53 of 86
• Panjang kabel Trunk ≤ 500 meter
Arus listrik maksimum dalam satu segment dibatasi hingga 350mA oleh power
conditioner. Untuk project ini, arus listrik maksimum yang dibutuhkan oleh
sebuah peralatan Foundation Fieldbus tidak boleh melebihi 30mA. Apabila setiap
segment dihubungkan oleh 10 peralatan FF, maka konsumsi listrik per segment
Spur yang mengalami short circuit dengan masing-masing Spur dibatasi arusnya
sebesar 60mA. Wiring Blok yang digunakan harus mempunyai fungsi pemutus
arus otomatis apabila terdapat kondisi short circuit seperti pada gambar 3.10(a).
Untuk project ini, tegangan minimum pada peralatan Foundation Fieldbus harus
memiliki atenuasi 3dB/Km pada 39kHz atau sekitar 70% dari sinyal asli setelah 1
Km.
Transmitter Fieldbus harus memiliki sinyal paling rendah 0.75 volt peak-to-peak
dan Receiver Fieldbus harus dapat menerima sinyal paling rendah 0.15 volt
peak-to-peak.
Page 54 of 86
Berdasarkan atenuasi 3dB/Km, sinyal Fieldbus dapat beratenuasi hingga 14dB.
Semua sinyal utama Fieldbus harus terisolasi dengan baik, dikarenakan apabila
terputus pada semua peralatan FF pada segment tersebut. Oleh karena itu
sangat penting fungsi Pembatas Arus atau Short Circuit Protected pada Wiring
terjadi kondisi short circuit pada salah satu peralatan FF di lapangan maka hanya
Screen atau Shield Instrument harus diterminasi pada Host (Power Conditioner)
di ujung akhir segment dan tidak boleh dihubungkan ke ground di tempat lainnya.
3.15.9 Terminator
Terminator FF harus dipasang pada kabel Trunk sebanyak 2 buah per segment
yaitu pada kedua ujung dari kabel Trunk misalnya pada Power Supply dan
Wiring Block pada posisi terjauh seperti pada gambar 3.15.2(b). Apabila 2
memiliki sinyal komunikasi yang baik. Apabila hanya dipasang satu per segment
maka dapat bekerja tetapi memiliki gangguan (noise) pada sinyal komunikasi.
Apabila dipasang lebih dari dua maka akan melemahkan amplitudo dari sinyal
Page 55 of 86
komunikasi dan pada suatu saat dapat menghilangkan kemampuan untuk
Page 56 of 86
Validasi Desain Segment harus dilakukan dengan menjalankan Laporan Validasi
untuk perbaikan.
Junction Box Fieldbus yang dibutuhkan dalam Project ini harus cukup memuat 4
Satu pasang kabel Trunk cadangan dihubungkan pada terminal blok tipe
konvensional.
• Satu pasang kabel Trunk cadangan harus diterminasi pada terminal blok
konvensional
Page 57 of 86
• lndikasi LED pada setiap Spur untuk kondisi short atau over current
• Sertifikasi FM, UL atau ATEX untuk EEx(n) atau Class 1 Division 2 (Zone
2, IIB, IIC)
Wiring Blok yang dimaksud seperti yang terdapat pada gambar 3.17
Fieldbus
keseluruhan semua aspek berkaitan dengan startup sistem. Pada sub bab
berikut ini dijelaskan mengenai peralatan dan teknologi yang diperlukan untuk
Page 58 of 86
menjalankan sistem Fieldbus dan perbedaan dalam proses startup antara sistem
Untuk Startup Sistem Kendali Fieldbus, pergunakan peralatan yang berbeda dari
dibutuhkan:
sinyal digital.
peralatan yang terhubung, level sinyal dan level gangguan (noise), dll.
Maintenance Tool)
Page 59 of 86
Untuk menjalankan sistem Fieldbus, diperlukan sebuah perangkat
1. Teknologi Pengkabelan
sistem. Menjadi hal yang penting untuk memeriksa secara teliti apakah
Walaupun metode pengukuran untuk tekanan dan laju alir tidak berbeda
Page 60 of 86
Perangkat Pemeliharaan Peralatan Lapangan menghemat tenaga kerja
pemeliharaan data.
Page 61 of 86
pengendalian terdistribusi, sebuah sistem akan lebih dekat ke sebuah
penghematan tenaga kerja dapat dicapai dalam beberapa proses, tidak seperti
1. Loop Check
Analog Konvensional
Biasanya dua tipe loop check yang dilakukan: Loop check didalam
Dalam loop check didalam ruangan, loop dari marshalling rack ke sistem
keliru dan kualitas sinyal yang lemah. Dalam loop check keseluruhan
dan kualitas sinyal yang lemah antara peralatan lapangan dan sistem
check total menjadi lebih mudah dengan melakukan loop check didalam
ruangan.
Page 62 of 86
pemeriksaan tersebut harus dilakukan pada semua loop.
Fieldbus
Tidak diperlukan pemeriksaan dua kali, loop check didalam ruangan dan
sistem, hanya loop check total yang diperlukan. Didalam loop check total
Page 63 of 86
sinyal keluaran hanya diperlukan pada satu titik apabila range Instrument
sesuai. Dengan cara ini, waktu yang dibutuhkan pada loop check dapat
dikurangi.
2. Pemeriksaan Interlock
sistem yang sering diperlukan, tetapi juga modifikasi board relay dan
Page 64 of 86
kabel aktual dan modifikasi perangkat lunak dibutuhkan sebanyak
tenaga kerja dan pemeliharaan yang lebih efisien pada peralatan lapangan.
Page 65 of 86
3.19.1 Pemeliharaan Harian
dua arah dan fungsi multisensing. Hal ini membuat operator dapat
pemeliharan dapat dilakukan dari jauh dan dari ruang kendali. lnformasi
Page 66 of 86
self-diagnostik dan fungsi komunikasi digital dua arah dari peralatan
aktifitas inspeksi.
dan penyetelan zero dari peralatan lapangan dapat dilakukan dari jauh,
Page 67 of 86
dikarenakan peningkatan fungsi monitoring status peralatan dan fungsi
diagnostik.
peralatan.
Page 68 of 86
pemeliharaan dan hasil self-diagnostik dapat diperoleh real-time dari masing-
Page 69 of 86
3.20 Sistem Konfigurasi Foundation Fieldbus di Project Plant 49 Phase II
HIS Plant
Operations, Resource
Maintenance & Manager
Engineering
Data Highway
PDP
Field Control
Station (FFCS) PDP:
Power Distribution
Panel
380VAC Power Supply &
3-phase Power Conditioner T:Terminator
FF-H1 segment
T T T T
Dibawah ini adalah tabel 3.20(a), daftar perangkat keras untuk konfigurasi sistem
diatas.
Page 70 of 86
10krpm
- LCD Monitor DELL 19"
- Windows XP installed with CD license
Page 71 of 86
- 2 : Dual Power System
- 2 : 220 -240 V AC Power Supply (with
CE MARK and C-Tick MARK)
- 0 : Always 0
- /CH : Channel Base with Hole For
Cable
- /ATDOC : Explosion Protection Manual
Page 72 of 86
BUS FOR HlS/EWS
Model : CSL//YCB146
- T-type Connector of Control Bus for
HIS/EWS
49 Phase II
Page 73 of 86
Dibawah ini adalah tabel 3.20(b), dafiar perangkat lunak untuk konfigurasi sistem
diatas.
Page 74 of 86
- S : Basic Software License
- 1 : For PC
- 1 : English Version
- /N0003 : The total of control Stations is
3 Station or Less
Page 75 of 86
(FOR ALF111 )
Model : LFS2610-S1S1
- Foundation Fieldbus Communication
Package (for ALF111)
- S : Basic Software License
- 1S : For single (Basic software
license)
- 1 : English Version
Page 76 of 86
15. <Software License for PC> SSS5700 1 Set
ENGINEERING TOOL FOR
FOUNDATION FIELDBUS
Model : CSL//SSS5700-S11
- CSLP// : for CENTUM CS 3000
- SSS5700 : Engineering Tool For
Foundation Fieldbus
- S : Basic Software License
- 1 : Windows 2000, Windows Xp,
Windows 2000 Server, Windows
Server 2003
- 1 : English Version
Plant 49 Phase II
Page 77 of 86
3.21 Penghematan yang Didapatkan pada Sistem FF Dibandingkan
1. Jumlah I/O untuk 32 valve adalah Jumlah I/O untuk 32 valve adalah
128ea, yaitu 32 Analog Output, 32 32 ea (reduce 75%)
Analog Input dan 64 Discrete Input
2. Jumlah module I/O (mis: CS3000) Jumlah module I/O (mis: CS3000)
yang diperlukan adalah 12ea (AAI835 yang diperlukan adalah 1ea
dan ADV135) ALF111(reduce 92%). Apabila
harga module adalah $1000/ea,
maka penghematan yang
diperoleh adalah $11,000
Page 78 of 86
33%). Apabila harga kabel adalah
$5/meter maka penghematan
yang diperoleh adalah $300
9. Loop Check (Indoor dan Total), 256 Loop Check (Total), 32 points
points. (reduce 87.5%). Apabila waktu
yang dapat dihemat adalah 2 hari
dan charging manhournya adalah
$41/jam (1 teknisi, 1 local
engineer) maka penghematan
yang diperoleh adalah $656
10. Perawatan rutin 32 valve, per tahun Perawatan apabila kondisi valve
(TBM) berdasarkan estimasi rusak berdasarkan online
Page 79 of 86
diagnostik (reduce biaya 50-80%).
Apabila biaya perbaikan setiap
valvenya adalah sekitar $200
maka penghematan pertahunnya
adalah sekitar $5,120
Konvensional
berikut :
Page 80 of 86
3. Batasan-batasan dan aturan-aturan yang harus diperhatikan dalam
Instrument lapangan.
Page 81 of 86
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
status peralatan lnstrument lapangan dapat dilakukan real time dan remote.
Page 82 of 86
dibandingkan dengan Sistem Pengendalian Proses Analog Konvensional
seperti metode redundancy adalah setara karena dapat dilakukan juga pada
4.2 Saran
ini.
Page 83 of 86
DAFTAR PUSTAKA
Fieldbus Wiring Guide, Relcom Inc., Doc No. 501-123 Rev.D, 2004
Page 84 of 86
DAFTAR RIWAYAT HlDUP
2. NIP : 126653
3. Umur : 35 Tahun
6. Agama : Islam
1990
1987
1984
Page 85 of 86
Programmable Logic Controller, Rockwell
2003
2002
Bontang, 2001
1998
Indonesia, 1996-1997
Indonesia, 1996
Page 86 of 86