You are on page 1of 9

Nasehat untuk Gndhr

Perang yang menakutkan itu terjadi selama 18 hari. Semua pahlawan dari pihak Kaurawa meninggal. Gada Bhma membunuh Duryodhana. Wysa adalah saksi dari perang ini. Perang Kuruketra berakhir tetapi Yudhihira tidak merasakan kedamaian pikiran. Kehilangan semua putraputranya dan juga kerabat dekatnya dan sahabatnya seperti api yang membakar dalam dirinya. Ia tidak memiliki keinginan untuk menjadi raja. Ia memutuskan untuk menjadi seorang sanysa dan kemudian beristirahat di hutan. i Wysa datang ke istana. Ketika ia memahami pikiran Yudhihira, ia berkata
Yudhihira, apakah kau lupa bahwa engkaulah yang menjadi raja di Hastinavathi? Kau telah menjalankan kewajibanmu sebagai seorang katriya dengan menjalani peperangan dan meraih kembali yang menjadi milikmu.

Sekarang adalah kewajibanmu memerintah dengan benar.

untuk

Bukannya memberikan rakyat pemerintahan yang baik dan adil, engkau malah ingin mengasingkan diri di hutan dan melakukan tapa! Orang yang memiliki tanggung jawab yang rendah seperti ini seharusnya tidak pernah menjadi raja.

Ia berkata padanya,
Adalah tugas raja untuk memberikan hukuman bagi yang salah. Kaurawa adalah orang-orang yang jahat. Kau telah menghukum mereka dan juga para pengikutnya yang juga jahat. Kau telah melakukan kewajibanmu,

Jadi pada saat itu ia menenangkannya dan memberikan bimbingan pada Yudhihira. Ia melanjutkan perkataannya,
Pahamilah hal ini. Jika seorang manusia berbuat yang tidak baik pada sebuah keluarga atau masyarakat, ia seharusnya tidak menjadi bagian masyarakat lagi.

Jika sebuah keluarga atau masyarakat itu menimbulkan ancaman akan sangat benar untuk membuang keluarga atau masyarakat itu. Kau hanya membunuh sepupumu yang adalah sebuah kutukan bagi dunia. Kau tidak perlu menyesali hal ini. Persaudaraan tidak memiliki tempat dalam sebuah perang. Bukankah Kaurawa membunuh Abhimanyu?

Jadi i Wysa meyakinkan Dharmarja, dan sang raja mampu mengatasi rasa sedihnya, dan tercerahi, iapun menyentuh kaki suci i Wysa. Bhma, yang berbaring dalam ranjang panahnya di Kuruketra masih hidup. Yudhihira mendekatinya, dan memohon padanya untuk memberikan pencerahan tentang tugas seorang raja. Pahlawan bangsa Kuru ini dengan bangga memberikan pencerahan. Wysa juga mengabadikan episode ini dalam Mahbhrata. Bhma berkata,
Raja membentuk jamannya sendiri. Seorang raja Dharma. yang baik harus mengikuti

Ia harus berbhakti pada Tuhan dan Brhmaa.

Ia harus memilih orang yang berani, sehat, kuat, berperangai baik, memiliki pengalaman di dunia dan juga melakukan kebenaran, untuk membantunya dalam misinya untuk melindungi rakyatnya. Hanya ia yang tidak lepas dari Dharma keinginan (kma) atau ketakutan ketamakan atau kemarahan, hanya dia memiliki sifat efisien dan berbicara sedikit pantas menjadi seorang perdana menteri. demi atau yang yang

Seorang raja harus lembut tetapi tegas pada orang yang jahat. Ia harus bertindak tegas pada mereka yang berani melawannya. Ia tidak boleh marah tanpa alasan. Ia harus mengawasi administrasi istana dengan baik. Kepala keuangan perlindungan. haruslah diberikan

Jika terdapat keluhan bahwa menteri yang licik berlaku dalam bidang keuangan maka seorang raja harus melakukan penyelidikan dan juga mencari kebenaran.

Bhma berkata,

Yudhihira, seorang raja yang bijaksana ia harus bisa menilai orang-orang yang telah ia pilih. Jika orang yang tidak memiliki kemampuan ditempatkan pada tempat yang tinggi mereka akan menjadi musuh kelak.

Untuk memberi gambaran tentang hal ini, Bhma menceritakan sebuah cerita yang tidak terlupakan:
Hiduplah seorang i di dalam hutan. Ia adalah i yang sangat baik. Jadi, bahkan binatang yang buas pun seperti singa dan harimau juga ia perlakukan seperti muridnya. Seekor anjing juga sangat dekat dengannya dan biasanya diberi makan berupa akar-akaran atau makanan sejenis. Anjing ini sangatlah kurus. Suatu hari seekor macan tutul ingin memakannya. Anjing memohon pada i agar dilindungi. Ia mengubah anjing itu menjadi macan tutul. Macan tutul yang satu tidak akan memakan macan tutul yang lain. Kemudian macan tutul pun pergi. Beberapa hari kemudian seekor harimau lapar mengejar anjing itu (yang telah berubah menjadi macan tutul).

i ini mengubah macan tutul (yang dahulunya adalah anjing) menjadi harimau yang besar. Anjing itupun kini berubah menjadi seekor harimau, tidak lagi memakan akar-akaran dan makanan sejenisnya. Ia mulai memakan rusa yang berkeliaran di sekitar pertapaan. biasanya

Suatu hari gajah yang marah muncul di pertapaan; anjing (yang kini dalam wujud seekor harimau) sangat takut dan berlari mencari sang i untuk menyelamatkan hidupnya. i mengubah anjing itu menjadi seekor gajah yang besar. Gajah ini mengusir gajah yang mengamuk tadi. Setelah beberapa hari, seekor singa muncul di pertapaan dan gajah inipun ketakutan. Ia meminta pertolongan sang i. mengubah gajah ini menjadi singa. i itu

Suatu hari seekor arabha (binatang khayalan yang biasa memakan singa) membuat singa ini takut. i ini kemudian mengubah singa menjadi arabha. arabha yang menakuti singa kini telah pergi.

arabha yang tidak tahu membalas budi ini kemudian berencana untuk memakan sang i. i ini kemudian marah dan ia berkata; Dengan bantuan kekuatan spiritualku, karena kasihan aku mengubahmu menjadi macan tutul, kemudian seekor singa, dan kemudian menjadi seekor gajah, seekor singa dan kemudian seekor arabha. Tetapi kau malah ingin memakanku yang telah menyelamatkanmu. Kau sungguh tidak tahu diri. Kemudian ia mengubah arabha itu menjadi seekor anjing lagi; makhluk ini berlari menuju sang i sambil menggoyang-goyangkan ekornya. Tetapi sang i tidak memperdulikannya. Oleh karena itu, seorang raja harus memilih orang yang benar untuk menyelamat-kannya. Mereka tidak akan melakukan dosa.

Yudhihira menerima bantuan dari orang yang ahli dalam pemerintahan dan juga administrasi. Bhma memberitahu dia bahwa dinamisme, kebenaran dan kerendahan hati adalah kebajikan yang harus dimiliki seorang raja.

Melalui episode ini Bhma memberikan pencerahan pada Yudhihira, Wysa memberikan bimbingan padanya dan juga semua orang, dari raja hingga orang biasa baik wanita maupun pria. Ketika Uttarayana datang, Bhma meninggalkan dunia ini. Yudhihira sangat bersedih. Wysa menenangkan hatinya. r Ka juga memberitahunya,
Engkau harus belajar kenegaraan dari Bhma yang agung. Kau tidak boleh terhanyut oleh kesedihan seperti ini.

Dharra, Gndhr dan Kunt sudahlah tua dan mereka ingin mengasingkan diri ke hutan. Mereka hidup seperti seorang pertapa, kehidupan yang damai dan juga melakukan meditasi. Suatu kali, kebakaran terjadi di hutan. Dharra, Gndhr dan Kunt tewas dalam kebakaran itu. Yudhihira mengadakan upacara berkabung. Setelah beberapa saat r Ka juga meninggalkan dunia ini. Demikian juga dengan Widura, yang telah menjalani hidup sebagai orang suci.

Ketika Widura meninggal cahaya tubuhnya memasuki Yudhihira. Yudhihira menobatkan Parkit, putra Uttar dan Abhimanyu menjadi raja; Pawa kemudian naik ke surga dengan Draupad. Wysa bertanya:
Dengan kedua tangan diangkat, aku mengajak semua orang untuk mendapatkan kekayaan dan untuk menikmati kehidupan, tanpa melupakan Dharma; kenapa tidak seorangpun mendengarkan aku?

Mahbhrata adalah seperti sebuah tambang berlian dan permata berharga lainnya; seperti Himlaya yang adalah tempat terbaik dan bagaikan berlian yang sangat berharga. Karya yang besar ini tidak hanya mendapat pujian dari semua orang India tetapi juga para pemikir dari luar negeri. Wysa sendiri mengatakan bahwa karya ini adalah karya yang sangat berharga.
Engkau akan menemukan kisah tentang Dharma, Artha, Kma dan Moka tetapi apa yang tidak kau temukan dalam cerita ini, maka kau tidak akan menemukannya di tempat lain.

You might also like