You are on page 1of 3

RAPAT MN APRIL 2008

1. Kompetensi PJ a. Memahami karakateristik dakwah siyasi 000 b. Menguasai kondisi masyarakat (di area kerja) secara umum c. Memiliki kerangka berfikir siyasi (mualijah musykilat umat) d. Memahami percaturan politik daerah e. Memiliki jiwa kepemimpinan (tansyith syabab dan tahrik siyasi umat) f. Integritas muslim (syakhshiyyah Islamiyyah) g. Memiliki motivasi kuat untuk mengembangkan diri termasuk life skill dan penguasaan tekhnologi informasi (dalam posisi sebagai ummu wa robbatul bait dan pengemban dakwah) h. Memahami paradigma (filosofi) dan mekanisme sistem 000 (amal jihaz) i. Berani mengambil keputusan 2. Halaqoh ARAHAN PRESKOM: - Kajian mingguan adalah sarana pencetak kepribadian (Syahshiyah Islamiyyah), karena itu memerlukan perhatian khusus. Yang demikian itu dapat dicapai dengan memperhatikan kehadiran para musyrifah dalam proses belajar (halaqoh), dan upaya mereka dalam hal tsb. - Tidak dibenarkan secara idary setiap musyrifah tidak belajar dalam halaqoh mingguan dan juga tidak memberi pelajaran. Adapun akhwat lainnya tidak seorangpun boleh terputus dari tsaqofah baik dia belajar maupun memberi pelajaran a. Wajib berlangsung setiap minggu (yang tidak bisa seperti itu, perlu diajukan). Perlu ditelaah kendala syabah yang tidak bisa halaqoh mingguan (jarak, sarana transportasi, finansial, dll). Pendataan b. Wajib sesuai dengan idary (urutan kitab (merujuk pada talimat urutan kitab), jumlah anggota halaqoh, harus nukil (boleh kitab terjemahan atau kitab Arab), bersifat tasqif (faham konsep, menguasai fakta, menancapkan aqidah dalam rangka tabanniy). c. Seluruh syabah wajib melakukan dirosah fardhiyah dalam rangka peningkatan kualitas diri (tidak mengandalkan dari halaqoh usbuiyah saja) REKOMENDASI HALAQOH 1. Menguatkan kembali persepsi tentang halaqoh sebagai sirrul hayyah 000 2. Halaqoh struktur harus mampu melahirkan visi dakwah mahaliy (halaqoh yang sesuai dengan levelnya) 3. Halaqoh harus intajul Fikr 3. Kompetensi Musyrifah a. Menguasai konsep yang ada dalam kitab yang sedang dikaji. b. Mempunyai daya analitis yang kuat c. Mampu menghukumi (mengambil sikap) atas fakta/masalah yang terjadi atas persoalan dirinya, lingkungannya maupun umat d. Mampu berkomunikasi dengan baik untuk mentransfer pemikiran dan pemahaman e. Memiliki rasa empati yang tinggi
f. Integritas muslim (syakhshiyyah Islamiyyah)

4. LF di Majlis Mahaliy a. Majlis mahaliy skala kecamatan seperti yang sudah ada di bogor, ada LF yang mengcover fialiyat kota yang anggotanya adlo dari semua mahaliy. Ada koordinator LF kota yang halaqoh bersama naqibah kota Bogor. 1

b. Majlis Mahalliy yang ada di Ibukota Propinsi: contoh Surabaya LF untuk menggarap fialiyah level kota Surabaya dan Surabaya sebagai ibu kota profinsi. Posisi LF ada dibawah mahaliy Surabaya kota c. Jumlah anggota LF mahaliy disesuaikan dengan kondisi mahaliy 5. Kompetensi dan Kerja LF 1. Sangat kuat syakhshiyah. Karena akan menghadapi banyak kritik, celaan dan oleh karenanya membutuhkan banyak nasihat. Orang ini harus sabar, bersahaja, penuh percaya diri sekaligus punya semangat perbaikan diri. 2. Clarity of the concept dan detail understanding (Konsep harus jelas dan mengkristal, ada pemahaman terhadap detil konsep), membangun kemampuan berargumen, tattabu berita lokal, nasional maupun internasional. Dia harus tajam analisa, bagus artikulasi lisan maupun tulisan, punya listening skill yang bagus, good debate, self-motivated, well-organized dan punya waktu. 3. Menguasai buku-buku tentang pemikiran yang akan dicounter; sejarah munculnya, pandangan tokohtokohnya dan perkembangan pemikiran tersebut pada kondisi kekinian. Misalnya: ketika hendak berbicara tentang perempuan; harus dikuasai buku-buku karangan feminis barat maupun Islam, yang lampau maupun yang kontemporer. 4. Tattabu berita umum maupun tentang perempuan, lokal-nasional maupun internasional. 5. Keep tune pada website pemerintah, website NGO, feminst dan think tank 6. Mengembangkan profil diri; menciptakan kesempatan bagi dirinya agar dikenal publik dengan cara: a) menghadiri event lokal-nasional b) membuat suaranya di dengar dengan merespon artikel, pendapat tokoh di media dsb c) Kontak khusus ke kalangan jurnalis perempuan, pemilik media dst untuk membuat networking d) Melatih diri berhadapan langsung dengan media; interview. Catatan untuk LF a. Upgrade anggota tim diklat IM b. Isyraf AMN c. Pendampingan lapang 6. Relasi syabah dengan umat (anggota masyarakat) a. Memiliki kesadaran penuh sebagai anggota masyarakat dimana dia tinggal b. Memperhatikan persoalan dan kebutuhan masyarakat c. Mewarnai pola hubungan yang terjadi diantara anggota masyarakat dengan syariah Islam (melakukan qodlo masholih) d. Menjadi rujukan dalam mualajah musykilah 7. Relasi dalam jihaz ARAHAN PRESKOM: - Kami mempertegas kembali tentang hubungan persaudaraan sesama akhwat, khususnya hubungan antara naqibah, ustadzah dan daarisaat. MAh dan AMN harus menjadi uswah hasanah dalam mempraktikan hal ini. Husnudz dzon harus menjadi dasar dalam relasi akwat. Harus saling membantu dalam mengenyahkan (melepaskan) bisikan (hasutan) syaithan, sebagaimana dalam salah satu surat kami, hendaklah kita menjadi (berperilaku) seperti adik bagi senior dan menjadi kakak bagi yunior, menjadi anak yang taat bagi qudama, dan menjadi sahabat bagi yang sebaya a. Hubungan organisasi (kepemimpinan, siap memimpin dan dipimpin) b. Hubungan ukhuwah islamiyah 8. Keseimbangan peran sebagai hamba Allah, ummu wa robbatul bait dan pengemban dakwah a. Memiliki persepsi untuk melaksanakan seluruh kewajiban dengan sungguh-sungguh b. Yakin mendapat pertolongan Allah saat berupaya sungguh-sungguh untuk melakukan kewajiban 2

c. Mengoptimalkan manajemen diri (perencanaan hidup, pelaksanaannya dan muhasabah diri) 9. HS a. Penetapan pembuatan makalah HS: PJ atau tim jihaz menentukan topik dan membuat sendiri makalah HS b. Topik HS: penguasaan isu lokal c. Bagi tandzim yang belum siap membahas suatu hal, harus ada sosialisasi tema/topik terlebih dulu d. Fungsi moderator (menjaga keseriusan suasana dan konsentrasi anggota forum, ketegasan mengatur arus diskusi, menjaga sistematika pembahasan), jangan menjadi pemateri kedua 10. JM a. Perhatikan kapasitas aqliyah (berfikir politis) pemimpin jalsah manakh b. Sosialisasi idary tentang JM

You might also like