You are on page 1of 8

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah Komite Internasional Palang Merah (ICRC) adalah lembaga kemanusiaan swasta yang berbasis di Jenewa, Swiss. Negara-negara peserta (penanda tangan) keempat Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan 1977 dan 2005, telah memberi ICRC mandat untuk melindungi korban konflik bersenjata internasional dan non-internasional. Termasuk di dalamnya adalah korban luka dalam perang, tawanan, pengungsi, warga sipil, dan non-kombatan lainnya. ICRC adalah salah satu dari tiga komponen, sekaligus cikal bakal, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Selain ICRC, komponen Gerakan antara lainFederasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) dan 186 Perhimpunan Nasional. Perhimpunan Nasional di Indonesia bernama Palang Merah Indonesia (PMI). ICRC adalah organisasi tertua dan dihormati dalam Gerakan, dan merupakan salah satu organisasi yang paling banyak diakui di seluruh dunia. Salah satu contoh pengakuan dunia, ICRC telah tiga kali menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1917, 1944, dan 1963.

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan disampaikan pada makalahini sebagai berikut: 1. Apa saja yang dimaksud ICRC? 2. Apa saja peran ICRC? 3. Apa saja fungsi ICRC?

1.3 Tujuan Penulisan Setelah mengungkap berbagai masalah tentunya mempunyai maksud yang kita ingin diketahui. Tujuannya adalah sebagai berikut : 1. Ingin mengetahui definisi dari ICRC. 2. Ingin mengetahui kejelasan mengenai peran ICRC. 3. Ingin mengetahui dan memahami fungsi-fungsi ICRC.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah ICRC. ICRC berawal dari visi dan tekad satu orang: Henry Dunant. Tanggal: 24 Juni 1859. Tempat: Solferino, kota kecil di Italia utara. Pada waktu itu tengah pasukan Austria dan Prancis bertempur sengit. Sore harinya, 40.000 prajurit bergeletakan tewas atau terluka. Henry Dunant, seorang warga Swiss, kebetulan melewati daerah itu untuk suatu urusan bisnis. Ia ngeri menyaksikan ribuan prajurit menderita tanpa pelayanan medis. Ia mengajak penduduk setempat merawat mereka. Dia tekankan bahwa prajurit dari kedua belah pihak harus diberi perawatan yang setara. Sekembalinya ke Swiss, Dunant menerbitkan sebuah buku berjudul A Memory of Solferino (Kenangan dari Solferino), yang berisi dua usulan: Agar pada masa damai didirikan perhimpunan-perhimpunan bantuan kemanusiaan yang memiliki juru rawat yang siap untuk merawat korban luka pada waktu terjadi perang; Agar para relawan ini, yang akan bertugas membantu dinas medis angkatan bersenjata, diberi pengakuan dan perlindungan melalui sebuah perjanjian internasional. Pada tahun 1863, sebuah perkumpulan amal bernama Perhimpunan Jenewa untuk Kesejahteraan Masyarakat membentuk sebuah komisi lima orang untuk mewujudkan gagasan Dunant itu. Beranggotakan Gustave Moynier, Guillaume-Henri Dufour, Louis Appia, Theodore Maunoir, dan Dunant sendiri, komisi ini kemudian mendirikan Komite Internasional Pertolongan Korban Luka, yang kemudian menjadi Komite Internasional Palang Merah atau ICRC. Mereka lalu terus mengembangkan gagasan Henry Dunant. Atas undangan mereka, 16 negara dan empat lembaga filantropis menghadiri Konferensi Internasional di Jenewa pada tanggal 26 Oktober

1863. Dalam konferensi ini sebuah lambang pembeda, yaitu palang merah di atas dasar putih, diadopsi. Lahirlah Palang Merah.

2.2 Pengertian ICRC ICRC (International Committee of the Red Cross atau Komite Internasional Palang Merah) didirikan hampir satu setengah abad yang lalu. ICRC berupaya memelihara kemanusiaan di tengah kancah peperangan. Prinsip yang menjadi pedoman ICRC ialah bahwa dalam perang pun ada batas-batasnya, yaitu batas-batas bagi cara melakukan perang itu sendiri dan batas-batas bagi perilaku kombatan. Kumpulan aturan yang dibentuk dengan mempertimbangkan prinsip tersebut dan telah disahkan oleh hamper semua Negara di dunia dikenal dengan nama Hukum Humaniter Internasional (international Humanitarian Law), yang landasan utamanya ialah Konvensi-konvensi Jenewa (the Geneva Conventions). ICRC adalah asosiasi swasta yang terdaftar di Swiss dan mendapat hak-hak istimewa dan kekebalan hukum di wilayah Swiss selama bertahun-tahun. Hak-hak istimewa itu dikatakan mendekati kedaulatan de facto. Pada tanggal 19 Maret 1993, landasan hukum perlakuan khusus untuk ICRC ditetapkan melalui perjanjian resmi antara Pemerintah Swiss dan ICRC. Perjanjian ini melindungi kesucian (sanctity) semua properti ICRC di Swiss termasuk kantor pusat dan arsip-arsip, memberi kekebalan hukum kepada anggota dan staf, membebaskan ICRC dari semua pajak dan biaya, menjamin pengiriman barang, jasa, dan uang yang dilindungi dan bebas kepabeanan, memberi komunikasi yang aman setara dengan kedutaan asing, dan menyederhanakan perjalanan ke dalam dan ke luar Swiss bagi ICRC. Sebaliknya Swiss tidak mengakui passport yang dikeluarkan ICRC. Berbeda dengan keyakinan umum, ICRC bukan entitas berdaulat seperti Orde Penguasa Militer Malta (Sovereign Military Order of Malta) dan juga bukan merupakan organisasi internasional, baik non-pemerintah (LSM) maupun antar pemerintah. ICRC membatasi keanggotaannya hanya warga negara Swiss, dan juga tidak seperti kebanyakan LSM, ICRC tidak memiliki kebijakan keanggotaan yang
4

terbuka dan tak terbatas bagi semua orang karena anggota baru dipilih oleh Komite (melalui suatu proses yang disebut cooptation/pemilihan). Akan tetapi, sejak awal 1990-an, ICRC mempekerjakan orang-orang dari seluruh dunia untuk bekerja dalam misi lapangan dan di Kantor Pusat. Pada tahun 2007, hampir setengah staf ICRC bukan warga negara Swiss. ICRC mendapat privilese dan kekebalan hukum di banyak negara, berdasarkan hukum nasional di negara-negara tersebut, berdasarkan perjanjian antara ICRC dan pemerintah, atau, dalam beberapa kasus, berdasarkan yurisprudensi internasional (seperti hak delegasi ICRC untuk tidak memberi kesaksian di depan pengadilan internasional).

2.3 Peran ICRC Peran ICRC berdasarkan pasal 4 ayat 1 dan 2 Statuta ICRC dan pasal 5 ayat 2 dan 3 Statuta Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah sebagai berikut : 1. Memelihara dan menyebarluaskan prinsip-prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional yaitu: Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan dan kesemestaan; 2. Melaksanakan pengakuan terhadap setiap Perhimpunan Nasional yang baru didirikan atau yang dibentuk kembali, yang telah memenuhi syarat untuk diakui dan memberitahukan kepada Perhimpunan-perhimpunan Nasional di seluruh dunia mengenai pengakuan tersebut; 3. Melaksanakan tugas yang dibebankan oleh Konvensi-konvensi Jenewa, bekerja untuk melaksanakan Hukum Perikemanusiaan Internasional yang berlaku dalam pertikaian bersenjata dan memperhatikan keluhan-keluhan berdasarkan dugaan adanya pelanggaran terhadap hukum tersebut; 4. Setiap saat berupaya sebagai suatu lembaga netral yang melaksanakan kegiatan kemanusiaan terutama pada saat pertikaian bersenjata atau pertikaian bersenjata lainnya maupun kerusuhan dalam negeri, menjamin perlindungan

dan terhadap korban-korban militer dan penduduk sipil dari konflik tersebut dan akibat langsung dari padanya; 5. Menjamin bekerjanya Kantor Pusat Pelacakan yang ditetapkan dalam Konvensi Jenewa; 6. Membantu melatih petugas kesehatan dan menyediakan alat-alat kesehatan, bekerjasama dengan perhimpunan nasional, instansi kesehatan militer dan sipil serta pihak lainnya untuk persiapan bila terjadi konflik bersenjata; 7. Menyebarluaskan pengertian dan diseminas Hukum Perikemanusiaan Internasional yang berlaku pada saat terjadi konflik bersenjata dan mengadakan kesiapan bagi perkembangannya; 8. Menjalankan mandat yang dipercayakan kepadanya oleh Konferensi Internasional; 9. ICRC dapat mengambil prakarsa kegiatan kemanusiaan yang sesuai dengan peranannya sebagai suatu lembaga penengah netral yang khusus dan independen serta mempertimbangkan setiap pernyataan yang membutuhkan penelitian oleh lembaga;

Salah satu peran ICRC diatas memberikan hak bagi ICRC untuk atas inisiatifnya sendiri menawarkan bantuannya di bidang humaniter kepada pihak-pihak yang dirasakan oleh ICRC membutuhkannya. ICRC menawarkan bantuan setelah mempertimbangkan beberapa unsur, yaitu besarnya kebutuhan perikemanusiaan dan sifat mendesaknya, status situasinya dari segi hukum, serta manfaat yang dapat diperoleh dari bantuan tersebut.

2.4 Fungsi ICRC Penyebarluasan hukum humaniter ini merupakan tugas yang sangat penting bagi ICRC, karena melalui tugas ini ICRC bertujuan untuk:

1.

Mengurangi penderitaan manusia yang disebabkan oleh konflik bersenjata dan ketegangan lain melalui peningkatan pengetahuan dan pemahaman terhadap hukum humaniter.

2.

Menjamin keamanan operasi kemanusiaan dan keselamatan personil Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dalam menolong para korban perang.

3.

Memperkuat identitas dan eksistensi Gerakan dengan meninghkatkan pengertian internasional terhadap prinsip-prinsip, sejarah, cara kerja, dan kegiatan ICRC.

4.

Mengobarkan semangat perdamaian

Dalam melaksanakan fungsinya itu, ICRC membagi kegiatannya ke dalam beberapa bidang, yaitu ; a. Kegiatan perlindungan dan koordinasi operasi b. Kegiatan Central Tracing Agency c. Kegiatan medis d. Kegiatan pemberian bantuan e. Kegiatan penerapan, riset, dan pengembangan hukum humaniter internasional f. Kegiatan penebarluasan hukum humaniter internasional g. Kegiatan hubungan dengan organisasi internasional h. Kerjasama dalam pengembangan Gerakan

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ICRC adalah singkatan dari International Committee of the Red Cross yang merupakan salah satu dari organisasi internasional yang bersifat netral, tidak memihak, dan berbasis kemanusiaan. Perlu diketahui bahwasanya ICRC (Komite Internasional Palang Merah) adalah lembaga pendiri Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Di samping melaksanakan kegiatan-kegiatan operasional untuk melindungi dan membantu para korban perang, ICRC adalah promotor dan pemelihara hukum humaniter internasional.

You might also like