You are on page 1of 4

Workshop Selling and Financing

BAB 2 ANALISIS KELAYAKAN USAHA II.1 Pendahuluan Seorang investor yang baik tentunya tidak akan tergesa-gesa melaksanakan gagasannya sebelum yakin tentang untung ruginya usaha yang direncanakannya. Tindakan yang dilakukannya adalah mengadakan analisis kelayakan usaha untuk meneliti apakah usaha yang direncanakan secara teknis, ekonomis, dan komersial cukup menguntungkan untuk dilaksanakan. Hal ini sering dilupakan dalam mendirikan suatu usaha kecil sehingga banyak perusahaan kecil yang tidak berkembang bahkan gulung tikar. Setiap timbulnya gagasan untuk mendirikan perusahaan akan selalu timbul pertanyaan yaitu Perusahaan apa ?, Berapa jenis usahanya ?. Pertanyaan tersebut merupakan suatu pertanyaan yang wajar diajukan terutama oleh pengusaha yang masih pemula. Sebab jika keliru memilih jenis usaha akan dapat menyebabkan kesulitan atau bahkan kegagalan. II.1.A Kecenderungan Umum Banyak faktor yang mendorong seseorang memilih jenis usaha tertentu. Gejala-gejala umum yang sering terjadi dalam memilih jenis usaha adalah kecenderungan seseorang untuk memilih jenis usaha yang sesuai dengan ketrampilannya dengan maksud memanfaatkan ketrampilan yang dimiliki. Padahal, belum tentu semua itu cocok dan menguntungkan pada masa mendatang. Artinya masih diperlukan banyak pertimbangan. Kecenderungan lain yang acapkali berhasil adalah dengan menggunakan kesempatan yang ada, atau mencoba menggali kebutuhan-kebutuhan yang tersembunyi.

LePMA-LPBP

Workshop Selling and Financing

II.1.B Proses Pemilihan Jenis Usaha Proses pemilihan jenis usaha terdiri atas beberapa tahap melalui saringan yang makin lama makin sempit. Untuk itu diperlukan pertimbangan mendalam, biasanya dibuat evaluasi dengan kriteria yang telah dikembangkan sesuai kebutuhan. Faktor-faktor yang menjadi alasan pertimbangannya adalah sebagai berikut : 1. Faktor keuntungan Jika setelah diperhitungkan ternyata tidak memberikan keuntungan memadai, sebaiknya pilihan bersangkutan dibatalkan. 2. Faktor modal Pelu dipertimbangkan dengan kesesuaiannya antara modal jenis yang usaha dapat yang disediakan 3. Persaingan Pelu dipelajari situasinya yang bakal terjadi dan disesuaikan dengan kemampuan menghadapinya baik dalam modal maupun pemasarannya. 4. Faktor pemasaran Harus diteliti kemungkinan pemasaran dan prospek pemasarannya diwaktu mendatang 5. Faktor manajemen Faktor yang menjadi pertimbangan penting lainnya adalah bagaimana bentuk pengelolaan yang paling sesuai dan bagaimana kemampuan kita untuk mengelolanya. Hal ini sering diabaikan dalam mendirikan suatu usaha kecil. 6. Faktor tenaga kerja Yang juga perlu dipertimbangkan adalah tersedianya tenaga kerja yang murah dan kemungkinan untuk memenuhinya baik jumlah, keahlian maupun balas jasa.
LePMA-LPBP

kebutuhan

masing-masing

dipertimbangkan.

Workshop Selling and Financing

7. Faktor risiko Tingkat risiko yang bakal ditanggung perlu dipertimbangkan besarnya kemampuan untuk menanggung dan imbangannya dengan keuntungan yang akan diperoleh.

II.2 Analisis Kelayakan Usaha (Aspek Ekonomi dan Keuntungan) Dalam menganalisis kelayakan usaha ditinjau dari aspek ekonomi dan keuangan ialah dengan memperlihatkan jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan untuk mengoperasikan perusahaan. Untuk membangun dibutuhkan apa yang disebut dengan Modal Tetap yaitu untuk membiayai kegiatan-kegiatan prainvestasi, pengadaan gedung, peralatan-peralatan dan biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan pengadaan modal tetap. Sedangkan daya yang dibutuhkan untuk menjalankan perusahaan setelah pembangunan disebut Modal Kerja. Langkah selanjutnya adalah melakukan penghitungan biaya-biaya, laba yang diharapkan dan jangka waktu balik modal/titik impas (break even point). Faktor-faktor yang dipelajari dalam menganalisis kelayakan usaha 1. Membuat perkiraan hasil penjualan Hasil penjualan = jumlah pembeli x daya beli a. Memperkirakan jumlah calon pembeli : 10% - 20% dari jumlah penduduk (radius 500 1000m) 10% - 20% dari arus lalu lintas/pejalan kaki b. Memperkirakan daya beli dari calon pembeli : Rp. 10.000,00 / 25.000,00 Rp. 25.000,00/50.000,00 Rp. 50.000,00/100.000,00 Di atas Rp. 100.000
LePMA-LPBP

untuk kelas bawah untuk menengah ke atas untuk menengah atas untuk kelas atas

2. Membuat perkiraan pencapaian Laba Kotor

Workshop Selling and Financing

15%

dari hasil penjualan bersih untuk perkiraan optimis

17 18% dari hasil penjualan bersih untuk perkiraan pesimis 3. Membuat perkiraan pencapaian Laba Bersih 5% 2-3% dari hasil penjualan bersih untuk perkiraan optimis dari hasil penjualan bersih untuk perkiraan pesimis

4. Membuat perkiraan modal kerja dan modal investasi Modal kerja dibagi 2 yaitu : 1. Modal kerja berputar Modal kerja berputar yaitu modal kerja berupa barang dagangan yang akan dijual kepada pembeli. Besarnya modal kerja berputar adalah sebesar hasil penjualan yang diharapkan
2.

Modal kerja tetap (Fixed Equipment) Modal kerja tetap yaitu modal kerja yang berupa barang dagangan yang jumlahnya tetap dan harus selalu berada di dalam stok toko. Standar besarnya modal kerja tetap adalah sebesar modal kerja berputar. Sedangkan standar ideal besarnya modal kerja tetap adalah dua kali besarnya modal kerja berputar.

Modal investasi : a. Standar besarnya modal investasi adalah sebesar modal kerja berputar b. Modal investasi yang lebih besar dari modal kerja berputar akan memperpanjang pencapaian titik impas (BEP) 5. Menghitung pencapaian titik impas (BEP) Waktu BEP = Modal Investasi + modal kerja Laba bersih rata-rata per bulan x 1 bulan

LePMA-LPBP

You might also like