You are on page 1of 1

BAB I PENDAHULUAN

Cedera kepala atau yang disebut dengan trauma kapitis adalah ruda paksa tumpul/tajam pada kepala atau wajah yang berakibat disfungsi cerebral sementara. Di Negara berkembang seperti Indonesia, perkembangan ekonomi dan industri memberikan dampak frekuensi ceedra kepala cenderung meningkat, dan merupakan salah satu kasus yang paling sering dijumpai di ruang gawat darurat rumah sakit. Distribusi kasus cedera kepala terutama melibatkan kelompok usia produktif dan lebih didominasi oleh kaum laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Cedera kepala akhir-akhir ini insidennya cukup tinggi, hal ini seiring dengan bertambahnya transportasi dan mobilitas penduduk. Tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang berakibat kecacatan atau kematian, terutama yang disebabkan oleh cedera kepala. Undang-undang pemakaian di USA menurunkan angka kematian cedera kepala sebanyak 4600 pada tahun 1982, menjadi 2400 pada tahun 1992. Banyak kemungkinan kelainan bisa terjadi di intra cranial yang diakibatkan oleh cedera kepala, seperti EDH (epidural hematoma), SDH (subdural hematoma), ICH (intra cerebral hematoma), fraktur pada tulang cranium, merupakan kondisi yang sering didapatkan pada cedera kepala, juga sering didapatkan keadaan contusion cerebri. Contusion cerebri terbanyak datang status CKB (cederakepala berat) dengan GCS <8, angka kematian contusion cerebri cukup cerebri cukup tinggi. Pada perdarahan intra cranial yang menyebabkan bertambahnya volume dalam intra cranial, evakuasi perdarahan merupakan pilihan utama. Sedangkan contusion pada jaringan otak sampai saat ini dilakukan tindakan konservatif, sedangkan tindakan bedah craniectomi untuk penatalaksanaan kasus contusion jaringan otak (contusion cerebri) masih banyak kontroversi.

You might also like