Professional Documents
Culture Documents
Sifat Fisikokimia
Serbuk kristal berwarna putih atau hampir putih, sangat sedikit larut dalam air, larut sebagian dalam alkohol, larut dalam aseton.
Indikasi
Penanganan hipertensi ringan sampai sedang, edema pada gagal jantung kongestif dan sindrom nefrotik.
Hipertensi : 12.5 -50 mg/hari; peningkatan respon minimal dan gangguan elektrolit lainnya harus dipantau setelah > 50 mg/hari. Pasien lanjut usia : 12,5 - 25 mg sekali sehari. Penyesuaian dosis pada gangguan ginjal. Clcr < 10 mL/menit : jangan menggunakan hidroklorotiazida.
Farmakologi
Hidroklorotiazida adalah diuretik tiazida, yang meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan sejumlah air. Obat ini dapat diabsorpsi dengan baik melalui saluran cerna. Umumnya efek tampak setelah satu jam, dan dalam 3-6 jam dieksresikan melalui
ginjal.
Hidroklorotiazida selain berefek sebagai diuretik, juga menyebabkan vosodilatasi pembuluh darah arteriol, sehingga dapat menurunkan tekanan darah pada kasus hipertensi. Obat ini bekerja senergistik dengan obat anti-hipertensi lainnya. Efek puncak : 4-6 jam, Durasi 6-18 jam, Distribusi 3.8-7.8 L/kg. Ikatan protein : 68%. Tidak mengalami metabolisme. Bioavailabilitas : 50%-80%. T eliminasi : 5.6-14.8 jam. Eksresi : melalui urin sebagai obat tidak berubah.
Kontra Indikasi
Diabetus mellitus, dan kemungkinan hipersensitivitas terhadap golongan obat ini.
Efek Samping
Hipotensi ortostatik, hipotensi, fotosensitivitas, hipokalemia, anoreksia, tekanan pada epigastrik. < 1% : agranulositosis, miokarditis, reaksi alergi (reaksi anafilaktik yang membahayakan hidup), alopsia, anemia aplastik, pneumonitis eosinofilik, eritema multiforma, dermatitis eksfoliatif, anemia hemolitik, Gangguan fungsi hati, tekanan pada pernapasan, sindrom Stevens-Johnson, trombositopenia dan nekrolisis epidermal toksik.
Interaksi
Dengan Obat Lain Peningkatan efek hidroklorotiazida dengan furosemida dan diuretik loop. Peningkatan hipotensi dan/atau efek samping pada ginjal dari inhibitor ACE akan menghasilkan diuresis berat pada pasien/ Beta bloker meningkatkan efek hiperglikemia dari tiazida pada diabetes mellitus tipe 2. Siklosporin dan tiazida akan meningkatkan risiko gout atau toksisitas ginjal.
Toksisitas digoksin dapat meningkat jika tiazida menginduksi hipokalemia atau hipomagnesemia. Toksisitas lithium dapat jika tiazida meningkatkan ekskresi ginjal litium. Efek hipoglikemia dapat diturunkan. Penurunan absorpsi oleh kolestiramin dan kolestipol. Antiinflamasi non steroid dapat mengurangi efikasi tiazida, menurunkan efek diuretik dan antihipertensi.
Pengaruh
Terhadap kehamilan Faktor resiko : B Terhadap ibu menyusui Hidroklorotiazida didistribusikan ke air susu, gunakan dengan perhatian Terhadap Anak-anak Terhadap hasil laboratorium Meningkatkan kreatinin fosfokinase, amonia, amilase, kalsium, klorida, kolesterol, glukosa, peningkatan asam, penurunan klorida, magnesium dan kalium.
Parameter Monitoring
Periksa cairan tubuh, tekanan darah, elektrolit serum, blood urea nitrogen dan kreatinin.
Peringatan
Hindari penggunaan hidroklorotiazida pada penyakit ginjal parah. Gangguan elektrolit (hipokalemia, alkalosis hipokloremik, hiponatremia) dapat terjadi. Gunakan dengan perhatian pada pasien dengan gangguan hati: ensefalopati hati dapat terjadi akibat gangguan elektrolit. Gout dapat terjadi pada pasien dengan riwayat gout,gagal jantung kronik.
Hati-hati pada pasien diabetes; dapat mengalami perubahan pada kontrol glukosa. Dapat terjadi reaksi hipersensitifitas. Dapat memperparah lupus eritematosus atau mencetuskannya. Gunakan dengan perhatian pada pasien dengan konsentrasi kolesterol menengah sampai tinggi. Fotosensitivitas dapat terjadi.
Hilangkan hipokalemia sebelum memulai terapi. Ada kemiripan sifat kimia antara sulfonamid, sulfonilurea, inhibitor karbonik anhidrase, tiazida dan diuretik loop (kecuali asam etakrinat). Penggunaan pada pasien alergi terhadap sulfonamid dikontraindikasikan, hindari jika pernah terjadi reaksi alergi sebelumnya
Informasi Pasien
Obat dimakan secara teratur sesuai petunjuk dokter. Jangan dihentikan walaupun telah merasa sembuh. Tekanan darah tinggi adalah penyakit kronis. Kemungkinan akan menjalani pengobatan dalam jangka waktu lama, Sungguhpun demikian jangan menambah jumlah obat bila obat telah habis selalu melalui resep dokter.
Obat dimakan bersamaan dengan makanan lain Obat ini bisa menimbulkan rasa pusing dan kelelahan bila mengerjakan sesuatu, berdiri cukup lama, minum alkohol, merubah tubuh secara mendadak, atau bangun dari tempat tidur secara terburu-buru. Misalnya sewaktu mau bangun tidur sebaiknya duduk dulu dipinggiran tempat tidur sambil kaki dibiarkan tergantung ke bawah selama beberapa menit. Segeralah duduk kembali atau berbaring bila timbul rasa pusing.
Jika mungkin jangan makan obat ini menjelang tidur, karena tidur anda akan terganggu karena akan sering buang air kecil. Kunyalah permen karet (non gula) untuk menghilangkan rasa kekeringan pada mulut. Obat ini kemungkinan akan menyebabkan penglihatan menjadi kabur. Jangan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin.
Bila timbul lendir pada hidung, jangan mengobati diri sendiri, bawalah ke dokter. Hubungi dokter bila timbul rasa kelelahan pada otot atau rasa nyeri mendadak pada persendian . Hubungi dokter bila timbul diare. Jauhkan dari jangkauan anak.
Mekanisme Aksi
Inhibisi rearbsorpsi pada tubulus ginjal, akibatnya ekskresi natrium dan air meningkat
Daftar Pustaka
Martindale, 34th edition, 2005 Hal.1103-3 Lexi-Comp's Drug Information Handbook - 14th edition, 2006 Hal 974-975
TERIMA KASIH