You are on page 1of 8

Dampak lain yang juga harus diperhatikan adalah dampak terhadap kesehatan warga yang tinggal berdekatan dengan

lokasi menara. Prof. Dr. dokter Anies MKes PKK, seorang Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, pernah melakukan penelitian pengaruh radiasi elektromagnetik terhadap kesehatan, Pembangunan tower telekomunikasi atau BTS (base transceiver station) yang bermunculan di berbagai daerah, bahkan telah menjadi problem perkotaan. Salah satu hal yang perlu dilihat adalah adanya efek negatif gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh perangkat komunikasi selular tersebut. Level batas radiasi elektromagnetik yang diperbolehkan menurut standar WHO (WorldHealth Organization) adalah 4,5 watt/m2 untuk perangkat yang

menggunakanfrekuensi 900 MHz dan 9 watt/m2 untuk frekuensi 1800 MHz. Level maksimum yang dikeluarkan oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineers) 6watt/m2 untuk frekuensi 900 MHz dan 12 watt/m2 untuk frekuensi 1800 MHz.Berdasarkan pengukuran di lapangan, pada jarak sekitar satu meter dari jalur pita pancar utama menara BTS yang berfrekuensi 1.800 MHz, diketahui bahwa totalradiasi yang dihasilkan sebesar 9,5 watt/m2. Jika tinggi pemancarnya sekitar 12meter, maka orang yang berada di bawahnya terkena radiasi sebesar 0,55 watt/m2.Secara teoritis, jumlah itu memang tidak berbahaya. Meskipun hitungan secaramatematis menunjukkan bahwa efek negatif pemancar berfrekuensi tinggi itu relatif kecil, beberapa negara justru mulai memperhatikannya secara serius.Menurut Joachim Schuz, peneliti dari Universitas Mainz, Jerman, efek termal danradiasi pemancar selular merupakan wacana yang sedang diteliti secara intensif.Beberapa negara seperti Jerman, Austria, Spanyol, dan Perancis, telah meneliti efek radiasi elektromagnetik frekuensi tinggi dalam kaitannya dengan kesehatan. Di samping efek radiasi, pemancar berfrekuensi tinggi itu juga menghasilkan efek termal di sekitar pemancarnya. Semakin tinggi frekuensi suatu pemancar, semakintinggi pula panas yang dihasilkan. Sebagai contoh, pemancar berfrekuensi 1.900MHz dapat menghasilkan panas sampai 200 derajat celcius dalam radius dua meter.Membahas dampak radiasi gelombang radio terhadap kesehatan manusia, tidak lepasdari energi yang dihasilkan oleh perangkat tersebut. Pancarannya selalu

mengikutikaidah pancaran radiasi gelombang elektromagnetik. Hal itu dapat ditunjukkan dalamspektrum elektromagnetik. Spektrum elektromagnetik dikelompokkan

berdasarkan panjang gelombang, frekuensi, serta efeknya. Apabila pemancar itu berfrekuensi 9001.900 MHz, bandingkan dengan frekuensi gelombang elektromagnetik dari peralatan elektronik yang hanya 50 Hz. Adapun microwave oven bahkan jauh lebih besar lagi, yaitu 2,45 GHz. Padahal, semakin besar frekuensi dan semakin kecil panjang gelombangnya, efeknya lebih besar. Artinya, pemancar radio tersebutmemang memiliki energi dan efek radiasi yang besar, sebesar radiasi yangditimbulkan oleh telepon selular (ponsel) kita. Namun, itu di udara, di sekitar tower.Padahal, faktor jarak manusia dengan sumber radiasi sangat berperan. Semakin jauh jarak manusia dari sumber, semakin kecil radiasi yang diterima. Asumsinya, tidak adamanusia yang berada di awang-awang, bukan ? Jadi

tidak perlu khawatir terhadap efek radiasinya.Sebenarnya yang perlu diwaspadai dari menara

BTS itu adalah efek jangka panjangyang belum diketahui. Kajian mendalam seharusnya justru kepada struktur tanahuntuk pondasi menara BTS; apakah tanahnya labil, dan secara geologis termasuk daerah patahan atau tidak? Sebab, struktur bangunan menara itu sendiri yang dapat berisiko roboh dan menimbulkan bahaya kecelakaan. Tetapi sekali lagi menaramenara yang mengepung Sektor Azalea berada cukup jauh. Sudah barang tentusangat kecil resikonya terhadap warga. Jadi masih ada peluang pendirian menara lagidi seputar Azalea? Ya tergantung kebijakan pemko Depok. Kalau iya.siap-siap sajaAzalea dikepung hutan menara.[diambil dari berbagai

sumber]http://sektorazalea.wordpress.com/2009/10/06/mengenal-lingkungan-azaleadikepung-menara-telekomunikasi/

Pengaruh BTS terhadap Kesehatan Manusia MedanJanuary 8, 2009Beberapa waktu yang lalu Temen saya bertanya kepada saya, apakah ada pengaruhTower telekomunikasi (BTS) terhadap kesehatan masyarakat yang ada di bawah ataudi sekitar BTS itu berada?, hal ini di karenakan tetangga beliau, atap rukonya akan di bangun BTS, namun warga disana menolak karena mereka berpikiran bahwa BTS itu berdampak buruk ke kesehatan manusia seperti halnya SUTET tegangan tinggi.Dari literature yang saya baca, dan sering kali discuss dengan teman-teman yangtouch kerjaanya dengan BTS ini seperti devisi NO dan orang-orang SITAC (SiteAcquisition) kalau BTS itu radiasinya sangat kecil sekali mempengaruhi kesehatantubuh manusia, dan radiasi yang ada masih jauh di bawah ambang normal, jadi sebenarnya ketika dari pihak SITAC dan vendor bisa menjelaskan ke Penduduk dimana BTS itu akan di bangun bahwa pengaruhnya tidak ada ke tubuh manusia dan kesehatan. Kita tidak dapat menyalahkan masyarakat yang salah kaprah dalam menyikapi tower telekomunikasi, karena memang mereka tidak mengetahui dan tidak mendapatkan informasi yang benar tentang apa dan bagaimana tower serta akibat yang dapat ditimbulkan oleh tower tersebut. Tower telekomunikasi baik untuk pemancar Gelombang Micro Digital (GMD) maupun untuk BTS (Base Transceiver

System) pemancar HP, Untuk GMD biasanya memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi 4 sampai 7 Ghz , dimana antara antenna pemancar dengan antenna penerima berjarak sekitar maksimum 60 Km dan harus LOS (Line Of Side) tidak ada obstackle ( penghalang ) yang menghalangi antara keduanya., biasanya dengan ketinggian diatas 40 meter dari permukaan tanah. Gelombang yang dipancarkan adalah gelombang ruang, merambat lurus diudara. Sementara untuk BTS adalah memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi rendah berkisar antara 900 s/d 1800 Mhz., yang dipancarkan oleh antenna sektoral yang nantinya akan ditangkap oleh antenna HP pada masing-masing pelanggan HP. Secara teknologi gelombang radio dapat dinyatakan aman untuk kesehatan manusia dan peralatan listrik di rumah tangga. Sudah lama sekali gelombang radio dipergunakan manusia untuk komunikasi mulai dari Abraham Bell menemukan Telegraph, sampai kepada teknologi cellular saat ini. yang dapat memudahkan

manusia untuk berkomunikasi satu dengan

lainnya.

Tower Telekomunikasi dapat

dibedakan dari bentuk dan konstruksinya, mulai dari yang sederhana berbentuk segi tiga, yang ditopang dengan tali agar tidak meliuk-liuk terkena hembusan angin, ini jenisnya adalah Tower Gaymas, yang mempunyai temberang sebagai suportingnya, keamanan dari tower ini paling bawah secara konstruksi, kalau bebannya berat maka dikhawatirkan patah dan menimpa sekitarnya. Jenis yang kedua adalah SST (Self Suporting Tower), dimana tower ini mempunyai konstruksi baja mempunyai kaki empat buah dengan fondasi tertanam ke bawah tanah dengan kedalaman tertentu, besi rangka tower ini dilapisi dengan galvanis yang tahan sampai puluhan tahun tidak berkarat, lagi pula tower ini pemeliharaannya dengan mencat dengan cat khusus, anti karat, sehingga kemungkinan tower ini roboh sangat kecil., tinggi tower berfariasi tergantung kontur bumi, kalau kontur bumi datar maka diperlukan tower yang lebih tinggi, sementara kalau di daerah perbukitan, tower dibangun diatas puncak bukit dengan ketinggian yang relative rendah. Tower Telekomunikasi berbeda dengan tower Listrik, yang ditopangnya adalah kabel yang dialiri oleh Saluran Umum Tegangan Extra Tinggi (SUTET), dimana arus listrik yang dilewatkannya adalah diatas 20.000 KV, sehingga menimbulkan radiasilistrik yang cukup besar. Sementara tower Telekomunikasi yang ditopangnya adalah antenna yang memancarkan gelombang elektromagnetik atau kita sebut dengan gelombang radio, yang radiasinya berkisar berordo watt, sehingga belum sampai ketanah sudah hilang radiasinya itu. jadi boleh dikatakan aman untuk kesehatan manusia dan peralatan elektrik rumah tangga. Sinyal BTS, tidak akan mengganggu frekuensi radio dan TV karena peralatan BTS bekerja pada gelombang 900 mhz dan 1.800 mhz. Sementara radio dan TV bekerja pada 100-600 mhz. Kekuatan tower pun tidak perlu diragukan, karena telah dirancang mampu menahan angin berkecepatan hingga 120km/jam dan pondasi yang sangat kokoh di mana setiap cm2 mampu menahan beban hingga 225 kg." Berdasar penelitian WHO dan Fakultas Teknik UGM, BTS tidak terdapat radiasi yang membahayakan kesehatan manusia. Level batas radiasi yang diperbolehkan menurut standar yang dikeluarkan WHO masing-masing 4,5 watt/m2 untuk perangkat yang menggunakan frekuensi 900 MHz dan 9 watt/m2 untuk 1.800 MHz. Sementara itu, standar yang dikeluarkan IEEE C95.1-1991 malah lebih tinggi lagi, yakni 6 watt/m2 untuk frekuensi 900 MHz dan 12 watt/m2 untuk perangkat berfrekuensi 1.800 MHz. Umumnya, radiasi yang dihasilkan perangkat-perangkat yang digunakan operator seluler tidak saja di Indonesia, tapi juga seluruh dunia, masih jauh di bawah ambang batas standar sehingga relatif aman. Sejauh ini protes dan kekhawatir masyarakat terhadap dampak radiasi gelombang elektromagnetik yang dihasilkan perangkat telekomunikasi seluler lebih banyak datang dari mereka yang tinggal disekitar tower BTS (base transceiver station). Sejauh ini belum ada satu pun keluhan atau kekhawatiran akan dampak radiasi itu yang datang dari para pengguna telefon seluler. Padahal, jika dihitung-hitung, besarnya daya radiasi yang dihasilkan pesawat telepon seluler jauh lebih besar daripada radiasi tower BTS. Memang betul, daya dari frekuensi pesawat handphonesangat kecil, tapi karena jaraknya demikian dekat dengan tubuh kita, dampaknya

jugalebih besar. Pernyataan tersebut didasarkan atas hasil perhitungan menggunakan rumus yang berlaku dalam menghitung besaran radiasi. Misalnya saja, pada tower BTS dengan frekuensi 1800 MHz daya yang digunakan rata-rata 20 watt dan pada frekuensi 900 MHz 40 watt, sedangkan pesawat handphone dengan frekuensi 1.800 MHz menggunakan daya sebesar 1 watt dan yang900 MHz dayanya 2 watt. Berdasarkan hasil perhitungan, pada jarak 1 meter (jalur pita pancar utama), tower BTS dengan frekuensi 1.800 MHz mengasilkan total daya radiasi sebesar 9,5 w/m2dan pada jarak 12 meter akan menghasilkan total radiasi sebesar 0,55 w/m2. Untuk kasus tower yang memiliki tinggi 52 meter, berdasarkan hasil perhitungan, akan menghasilkan total radiasi sebesar 0,029 w/m2. Jadi, kalau melihat hasil perhitungandemikian, sebenarnya angkanya sangat kecil sehingga orang yang tinggal di sekitar tower BTS cukup aman. Lagipula kalau tidak aman, bisnis sektor telekomunikasi pasti akan ditinggalkan konsumen. Pada Tower juga dilengkapi dengan grounding atau system pentanahan, yanggunanya adalah penangkap petir, dimana kalau terjadi petir maka yang duluandisambar adalah kutub negative yang terdekat dengan awan atau ion positive , dimana pada puncak tower dipasang finial dari tembaga dan dialirkan ketanah dengan kabel BCC, sehingga aliran petir cepat mencapai tanah dan mengamankan daerah sekitarnya dari sambaran petir, karena sifat dari arus listrik adalah mencari jalan pendek mencapai tanah, dan hilang di netralisir oleh bumi.Sehingga anggapan orang selama ini yang berpikir bahwa BTS atau Tower itu bermasalah bagi Kesehatan dan tubuh manusia sebenarnya perlu di luruskan, sehingga dengan adanya pembangunan BTS ini, komunikasi semakin lancar, dan tentunya masyarakat untuk, Operator pun untung. http://bambangpurnomohp.blogspot.com/2009/01/pengaruh-bts-terhadap-kesehatanmanusia.html

Pemancar Radio dan Risiko Leukemia


Penelitian yang diketuai oleh Dr. Mina Ha dari Dankook University College of

Medicine

dan

dipublikasikan pro-kontra

di

the atas

American hubungan

Journal medan

of

Epidemiology

itu atau

menambah pendapat

elektromagnetik

electromagneticfields (EMFs) dan kanker. Buangan elektromagnetik bisa dari banyak sumber seperti peralatan rumah tangga, telepon selular, menara transmisi TV dan radio,

dansebagainya. Dalam studi, peneliti berusaha mendapatkan penilaian yang akurat dari hubunganantara paparan gelombang energi radio pada anak dengan risiko terkena leukemia dankanker otak. Dua jenis kanker itu yang paling banyak dijumpai pada anak-anak.Para peneliti telah mengukur medan magnet dan elektrik di sekitar menara transmisi radio AM di berbagai kawasan di Korea Selatan, menggunakan model matematika untuk memperkirakan paparan radiasi dari menara terhadap lingkungan di sekitarnya. Studi itu melibatkan 1.928 anak dengan leukemia, 956 dengan kanker otak, dan 3.082anak sehat. Tim Ha menemukan

anak-anak yang tinggal kurang dari dua mil darimenara radio, dua kali lebih besar untuk mengalami leukemia limfosit dibandingyang tinggal lebih dari 12 mil jauhnya dari menara.Ketika para peneliti mengestimasi paparan radiasi menara, diketahui anak-anak yangsedikit paparannya, risiko terkena leukemia juga lebih rendah. Pada anak

yang paparannya sedang, risiko terkena penyakit itu sekitar 39 persen, dan pada yang paparannya lebih besar risiko itu meningkat menjadi 59 persen.Tim Ha menyimpulkan, Ada efek karsinogenik dari energi yang dipancarkan menararadio AM. Memang mereka menyatakan bahwa penelitian yang lebih mendalam perlu dilakukan untuk mengonfirmasi penemuan ini, juga untuk mempelajari mekanisme biologis pada proses tersebut.

sumber:rin https://ixone.wordpress.com/2008/12/29/pemancar-radio-dan-risiko-leukemia/"

Satu BTS dapat memancarkan kekuatan 50-100W. Negara yang memiliki sangat banyak operator seluler semisal India dapat terpapar daya sampai 200-400W. Radiasinya tidak dapat dianggap remeh, dapat sangat mematikan," ungkap Prof Kumar. Dikutip asal DNA india, Selasa (4/1/2010), berikut ini banyaknya dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh radiasi yang berlebihan asal ponsel serta menara BTS:1. Risiko kanker otak pada anak-anak dan remaja meningkat 400 persen akibat penggunaan ponsel. Makin muda usia pengguna, makin besar dampak yang ditimbulkan oleh radiasi ponsel.2. Bukan hanya pada anak dan remaja, pada orang dewasa radiasi ponsel juga berbahaya. Penggunaan ponsel 30 menit/hari selama 10 tahun dapat meningkatkan risiko kanker otak dan acoustic neuroma (sejenis tumor otak yang bisa menyebabkantuli).3. Radiasi ponsel juga berbahaya bagi kesuburan pria. Menurut penelitian, penggunaan ponsel yang berlebihan bisa menurunkan jumlah sperma hingga 30 persen.4. Frekuensi radio pada ponsel bisa menyebabkan perubahan pada DNA manusiadan membentuk radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan karsinogenatau senyawa yang dapat memicu kanker.5. Frekuensi radio pada ponsel juga mempengaruhi kinerja alat-alat penunjangkehidupan (live saving gadget) seperti alat pacu jantung. Akibatnya bisameningkatkan risiko kematian mendadak.6. Sebuah penelitian membuktikan produksi homon stres kortisol meningkat pada penggunaan ponsel dalam durasi yang panjang. Peningkatan kadar stres merupakansalah satu bentuk respons penolakan tubuh terhadap hal-hal yang membahayakankesehatan.7. Medan elektromagnet di sekitar menara BTS dapat menurunkan sistemkekebalan tubuh. Akibatnya tubuh lebih sering mengalami reaksi alergi seperti ruamdan gatal-gatal.8. Penggunaan ponsel lebih dari 30 menit/hari selama 4 tahun bisa memicu hilang pendengaran (tuli). Radiasi ponsel yang terus menerus bisa memicu tinnitus (telinga berdenging) dan kerusakan sel rambut yang merupakan sensor audio pada organ pendengaran.9. Akibat pemakaian ponsel

yang berlebihan, frekuensi radio yang digunakan (900MHz, 1800 MHz and 2450 MHz) dapat meningkatkan temperatur di lapisan matasehingga memicu kerusakan kornea.10. Emisi dan radiasi ponsel bisa menurunkan kekebalan tubuh karena mengurangi produksi melatonin. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mempengaruhikesehatan tulang dan persendian

serta memicu rematik.11. Risiko kanker di kelenjar air ludah meningkat akibat penggunaan ponsel secara berlebihan.12. Medan magnetik di sekitar ponsel yang menyala bisa memicu kerusakan sistemsyaraf yang berdampak pada gangguan tidur. Dalam jangka panjang kerusakan itudapat mempercepat kepikunan.13. Medan elektromagnetik di sekitar BTS juga berdampak pada lingkungan hidup.Burung dan lebah menjadi sering mengalami disorientasi atau kehilangan arahsehingga mudah stres karena tidak bisa menemukan arah pulang menuju ke sarang.Jika anda menyukai berita "Awas, Inilah 13 Resiko Yang Sangat Fatal Untuk Kesehatan Ketika Sering Menggunakan Ponsel" silahkan dikirimkan kepada temanteman anda melalui beberapa situs jejaring dibawah ini Menara

http://www.suaranews.com/2011/01/awas-inilah-13-resiko-yang-sangat-fatal.html

BTS diSekitar Perumahan GM Written by Widi Achmad GozaliTuesday, 20 January 2009 08:47Ada berita dari warga di depan perumahan kita, bahwa dalam waktu dekat ini akan dampak BTS KIATTekanCtrl-F untuk mencari dengan cepat dibagian manapun dalam dokumen. Info dan Peringkat RADIO..dll..dan anda disarankan kembali hidup ditahun sebelum thn.1945..an...dimana udara masih bersih dari RF....ha..ha..ha..telephone masih pakai kabel signyal kereta api.....waas

Pembangunan Menara BTS Acuhkan Dampak Sosial metropolitanpos.blogspot.com/2012/03/pembangunan-menara-bts-acuhkan-dampak.html

Menara Da Vinci, Jakarta. (Photo credit:Wikipedia) Jakarta, Metropolitan Pos - Maraknya pembangunan menara base transceiver station (BTS) di Jakarta, tidak hanya merusak tata ruang dan peruntukkan kawasan. Namun, juga sudah tidak mengindahkan dampak sosial yang ditimbulkan bagi masyarakat sekitar. Sebab, tak jarang menara tersebut dibangun dekat pemukiman warga, bahkan ada juga yang di atas fasilitas ibadah seperti masjid sehingga keberadaannya meresahkan warga sekitar. Arie K Suhardiadi warga Jl Bunga Mayang 3 RT 002/01, Bintaro,Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang rumahnya berdekatan dengan menara BTS menuturkan, selama hampir 10 tahun menara tersebut berdiri, telah menimbulkan gangguan sinyal pada perangkat elektroniknya dan warga sekitar. "Itu mengganggu sinyal radio, televisi, dan ponsel. Apalagi kalau sedang rusak, gensetnya sangat bising dan mengganggu," keluhnya, Selasa (6/3).

Lebih parah lagi, di Jl Pekayon I RT 10/03, Ragunan, Pasarminggu, Jakarta Selatan. Di wilayah tersebut, masjid yang seharusnya menjadi tempat ibadah, harus terganggu karena adanya pembangunan menara BTS di atapnya. "Masjid seharusnya untuk shalat agar bisa khusyuk, tapi kok malah ada menara BTS di atasnya? Apalagi pas pengerjaan sekarang sering ada suara-suara yang mengganggu saat ibadah," sesal Junaidi, warga setempat.

Meskipun banyak warga keberatan dengan menara BTS di sekitar pemukiman, namun Kepala Seksi Pos dan Telekomunikasi (Kasie Postel) Sudin Kominfomas Jakarta Selatan Kristianto, mengatakan menara BTS yang saat ini berdiri terutama di Jakarta Selatan aman. "Sebelum berdiri ada perizinan dari tata ruang, amdal, dan kita sendiri memeriksa proses teknis BTS itu," ucapnya.

Menurut Kristianto, radiasi yang dikeluarkan oleh BTS di atas 50 meter sangat kecil terhadap masyarakat sekitar. Dengan melakukan perhitungan frekuensi besar seperti 1.800 MHz saja, pada jarak 1 meter jalur pita pancar utama, hanya menghasilkan total daya radiasi sebesar 9,5 watt permeter persegi. Begitu pun pada jarak 12 meter akan semakin mengecil dengan total radiasi sebesar 0,55 watt permeter persegi.

"Jadi kalau tower di atas 50 meter paling radiasinya tidak lebih dari 0,02 watt permeter persegi. Ini sangat aman sekali, karena level batas radiasi yang diperbolehkan menurut standar WHO saja, masing-masing 4,5 watt permeter persegi untuk perangkat yang menggunakan frekuensi 900 MHz dan 9 watt permeter persegi untuk 1.800 MHz," tambah Kristianto.

Kristianto menambahkan, saat ini Dirjen Postel Kementerian Kominfo juga telah memberlakukan aturan baru. Melalui Keputusan Dirjen Postel No

1920/DJPT.4/KOMINFO/11/2005 yang dikeluarkan pada 21 November 2005 tentang penyesuaian pita alokasi frekuensi radio untuk TNI dan selular pada gelombang 438-470 MHz. "Ini akan jauh lebih kecil lagi radiasi, jadi amanlah baik untuk elektronik maupun kesehatan. Kecuali ada kebocoran radiasi yang disebabkan oleh kerusakan teknis dari perangkatnya, tapi kan kita terus melakukan pemeriksaan berkala," terangnya.

Namun, ia mengaku tidak ada data pasti jumlah menara BTS yang berdiri di Jakarta Selatan. Sedangkan data yang dimiliki oleh Seksi Postel Sudin Kominfo Jakarta Selatan yang diberikan oleh Dinas Kominfomas DKI Jakarta, di wilayah Jakarta Selatan dari Juli 2007Maret 2009 telah berdiri 198 menara BTS. "Angka itu yang terdata, banyak yang masih belum terdata. Kalau untuk data terbarunya belum ada," tandasnya. *Tim

You might also like