You are on page 1of 7

A.

Long Wall Mining

Metode long wall mining merupakan sistem advancing mining dan retreat mining dimana pada proses pekerjaan nya menggunakan suatu alat yang bernama drum cutter. perbandingan antara recovery hasil penambangan dengan menggunakan metode penambangan long wall ini yaitu lebih besar dari recovery hasil penambangan menggunakan metode room and pillar. Metode penambangan longwall sendiri menggunakan alat mekanis yang langsung menuju dinding lapisan batubara atau secara lebih lengkapnya longwall mining merupakan metode penambangan paling produktif dan paling aman juga, total batubara yang terambil bisa mencapai 80% dari total sumber daya yang ada. metode ini merupakan metode dari Europa dan diadopsi US pad tahun 1950. berikut ini adalah ciri-ciri metode longwall mining yaitu :

Recoverynya tinggi karena 80 % batubara yang ditambang dapat terambil. Permukaan kerja dapat dipusatkan karena dapat berproduksi besar di satu pemuka kerja. Pada umumnya, apabila kemiringan landai mekanisasi penambangan, transportasi dan penyanggaan menjadi mudah sehingga dapat meningkatkan efisiensi penambangan batubara.

Karena dapat memusatkan permuka kerja, panjang terowongan yang dirawat terhadap jumlah produksi batubara menjadi pendek.

Menguntungkan dari segi keamanan karena ventilasinya mudah dan kemungkinan swabakar yang timbul juga sedikit.

Karena dapat memanfaatkan tekanan bumi, pemotongan batubara menjadi lebih mudah Apabila terjadi hal-hal seperti reruntuhan permuka kerja dan kerusakan mesin penurunan produksi batubaranya besar Pada metode ini, penambangan dilakukan setelah terlebih dulu membuat 2 buah lorong

penggalian pada suatu blok lapisan batubara. Lorong yang satu terhubung dengan lorong peranginan utama (main shaft in-take), berfungsi untuk menyalurkan udara segar serta untuk pengangkutan batubara. Lorong ini sebut dengan main gate. Sedangkan lorong satunya lagi yang disebut dengan tail gate terhubung dengan lorong pembuangan utama (main shaft outtake/exhaust), berfungsi untuk menyalurkan udara kotor keluar tambang serta untuk pengangkutan material ke lapangan penggalian (working face). Udara kotor yang dimaksud disini adalah udara yang telah melewati lapangan penggalian, sehingga telah tercampur dengan

debu batubara dan gas gas seperti metana, karbondioksida, CO, atau gas yang lain tergantung dari kondisi geologi di lokasi tersebut. Pada gambar di bawah, udara bersih ditunjukkan dengan panah warna biru, sedangkan udara kotor dengan panah warna merah.

Gambar 2.3. Metode Long Wall Bila ditinjau dari arah kemajuan lapangan (working face), maka terdapat 2 metode pada LW, yaitu advancing LW (LW maju) dan retreating LW (LW mundur). Pada advancing LW, penggalian maju untuk main gate dan tail gate dilakukan bersamaan dengan penambangan batubara, seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

Gambar 2.4. Skema LW maju. Berdasarkan skema penggalian di atas, maka seiring dengan majunya kedua lorong serta lapangan penggalian, terlihat bahwa lokasi yang batubaranya telah diambil akan meninggalkan ruang yang terisi dengan batuan atap yang telah diambrukkan. Bekas lapangan penggalian itu disebut dengan gob. Pada metode ini, pekerjaan penting yang harus dilakukan adalah menjaga

agar main gate dan tail gate tetap tersekat dengan sempurna terhadap gob sehingga sistem peranginan atau ventilasi dapat berjalan dengan baik. Kelebihan metode ini adalah produksi dapat segera dilakukan bersamaan dengan penggalian lorong main gate dan tail gate. Namun seiring dengan semakin majunya penggalian, maintenance kedua lorong menjadi semakin sulit dilakukan karena tekanan lingkungan yang bertambah akibat keberadaan gob yang meluas. Selain membawa resiko ambrukan, tekanan batuan tersebut juga akan menyebabkan dinding lorong yang merupakan sekat antara kedua lorong dengan gob menjadi mudah retak dan rusak sehingga angin dapat mengalir masuk ke dalam gob. Karena di gob juga terdapat banyak serpihan atau bongkahan batubara yang tersisa, maka masuknya angin ke lokasi ini secara otomatis akan meningkatkan potensi swabakar. Disamping itu, kelemahan metode LW maju yang lain adalah rentan terhadap fenomena geologi yang tidak menguntungkan yang muncul di dalam tambang, misalnya patahan atau batubara menghilang (wash out). Tidak sedikit penggalian LW maju terpaksa harus terhenti dan pindah ke lokasi lain dikarenakan faktor geologi tadi. Agar penambangan menjadi lebih efektif, aman, dan ekonomis, maka pada LW diterapkan metode mundur atau retreating. Pada LW mundur, main gate dan tail gate dibuat terlebih dulu pada blok lapisan batubara yang ingin ditambang, dengan panjang lorong dan lebar area penggalian ditentukan berdasarkan kondisi geologi serta teknik penambangan yang sesuai di lokasi tersebut. Gambar 2.5 di bawah ini menunjukkan pekerjaan persiapan lapangan penggalian, sedangkan gambar 2.6 menampilkan lapangan penggalian yang telah siap untuk dilakukan LW mundur.

Gambar 2.5. Persiapan LW mundur

Gambar 2.6. Lapangan yang telah siap untuk LW mundur Ketika penambangan secara LW mundur telah dimulai, maka keadaannya dapat digambarkan seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.7. Kondisi penambangan LW mundur Penambangan dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi penyangga besi (steel prop) dan link bar untuk menopang atap lapangan, serta coal pick untuk ekstraksi batubara. Sedangkan kereta tambang (mine car) digunakan sebagai alat transportasi batubara.

Gambar 2.8. LW mundur menggunakan steel prop & link bar (Sumber: PT Kitadin Embalut, Kaltim)

Gambar 2.9. Ekstraksi batubara menggunakan coal pick (Sumber: PT Fajar Bumi Sakti, Kaltim) Untuk lebih meningkatkan efisiensi penambangan, mekanisasi tambang dalam secara menyeluruh atau sebagian (semi mekanisasi) dapat dilakukan dengan terlebih dulu memperhatikan kondisi geologi dan perencanaan penambangan secara jangka panjang. Mekanisasi pada lapangan penggalian misalnya melalui kombinasi penggunaan drum cutter dan penyangga berjala

(self-advancing support), sedangkan pada fasilitas transportasi batubara misalnya dengan menggunakan belt conveyor.

Gambar 2.10. Ekstraksi batubara menggunakan drum cutter

Gambar 2.11. Self-advancing support Apabila kegiatan penggalian batubara di suatu blok sudah selesai, maka safety pillar akan disisakan untuk menjamin keamanan tambang dari bahaya ambrukan. Pada saat itu, tail gate dan main gate harus disekat (sealing) sempurna untuk mencegah masuknya aliran udara segar sehingga proses oksidasi batubara pada gob terhenti. Di dalam lokasi yang telah disekat, kadar gas metana akan terus bertambah, sedangkan oksigen akan menurun.

Gambar 2.12. Akhir penggalian LW mundur. Dibandingkan dengan LongWall maju yang dapat segera berproduksi, diperlukan waktu yang lebih lama dan biaya material yang mencukupi pada LongWall mundur untuk persiapan lapangan penggaliannya. Meskipun demikian, dengan maintenance lorong dan pengaturan sistem ventilasi yang relatif mudah menyebabkan LongWall mundur lebih aman dari resiko ambrukan dan swabakar. Selain itu, kondisi geologi yang akan dihadapi saat penggalian di lapangan nantinya dapat diprediksi lebih dulu ketika dilakukan penggalian lorong dalam rangka persiapan lapangan.

You might also like