You are on page 1of 1

1.

Pendidikan Subspesialis Menurut saya, pendidikan subspesialis harus diatur dalam UU Pendidikan Kedokteran karena apabila tidak dicantumkan, kebutuhan pelayanan kesehatan tingkat tiga masyarakat Indonesia akan kurang terpenuhi. Selain itu, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan UU No 44/2009 tentang Rumah Sakit juga telah mengatur mengenai pelayanan kesehatan tingkat tiga di Indonesia.1 Pelayanan kesehatan tingkat tiga membutuhkan tenagatenaga yang ahli atau subspesialis. Jika program pendidikan subspesialis dihapuskan, maka juga akan menjadi tanda tanya siapa yang akan mengajar pada program pendidikan spesialis karena yang dapat mengajar di program pendidikan spesialis harus memiliki kemampuan yang lebih tinggi, yaitu subspesialis. Di luar negeri, pendidikan subspesialis ini telah diakui. Bahkan banyak dokter-dokter Indonesia yang memilih untuk mengambil pendidikan subspesialis di luar negeri. Jika pendidikan subspesialis di Indonesia dihapuskan, maka dokter-dokter Indonesia harus belajar di luar negeri apabila ingin mengambil pendidikan subspesialis. Jika hal ini terjadi, akan semakin sedikit dokter di Indonesia yang memiliki kemampuan subspesialis.

2. Kurikulum Pendidikan Kedokteran Menurut saya, kurikulum pendidikan kedokteran yang ada di Indonesia harus dibuat seragam antara universitas yang satu dengan universitas yang lainnya. Tujuannya adalah agar kemampuan lulusan semua dokter sama sehingga tidak terjadi kesenjangan kompetensi. Selain kurikulum, dibutuhkan juga kejelasan mengenai persyaratan pembukaan fakultas kedokteran agar pendidikan kedokteran dapat berjalan dengan baik.

http://www.depdagri.go.id/produk-hukum/2009/10/13/undang-undang-no-36-tahun-2009

You might also like