You are on page 1of 4

TERM OF REFERENCE MATERI TAHSIN TILAWAH

Pertemuan-1 SANLAT RAMADHAN 1434 H SMA Negeri 4 Bandung # Kamis, 18 Juli 2013

Latar belakang
Pesantren Kilat Ramadhan merupakan salah satu kegiatan rutin di SMAN 4 Bandung. Kegiatan ini diselenggarakan dengan harapan dapat menjadi salah satu sarana meningkatkan ibadah di bulan Ramadhan dan pemahaman terhadap ilmu agama. Selain itu, pesantren kilat ini diharapkan dapat membentuk karakter siswa-siswi yang memiliki akhlak mulia. Dengan harapan tersebut tahun ini alumni di beri amanah sebagai salah satu pengisi pesantren kilat Ramadhan. Karena diharapkan alumni sebagai kakak-kakak mereka, dapat menjadi role model seorang siswa-siswi muslim yang berakhlak mulia. Salah satunya yaitu dengan memberi tauladan dalam mengaji. Oleh karena itu pada pesantren kilat Ramadhan tahun ini alumni diamanahi memberikan materi tentang tahsin tilawah.

Pelaksanaan
Materi tahsin tilawah akan diberikan pada: Hari / tanggal Waktu Tempat : Kamis/18 Juli 2013, 9 Ramadhan 1434 H : Akhwat (08.00-09.00) dan Ikhwan (?) : SMAN 4 Bandung

Tujuan
Peserta memahami definisi ilmu tajwid dan hukum mempelajarinya Peserta mengetahui kesalahan-kesalahan umum dalam tilawah dan yang benarnya seperti apa Peserta mengerti beberapa hukum tajwid dan cara pembacaannya Peserta termotivasi untuk senantiasa menghindari kesalahan dalam tilawah dan menerapkan ilmu tajwid yang sudah dipelajari

Pokok bahasan
Definisi Ilmu Tajwid Tajwid menurut bahasa merupakan kata dasar (isim masdar) dari jawadda_yujawwadu_tajwiidan artinya membaguskan dan yang dimaksud dengan Tajwid adalah tahsin yang berasal dari kata hassana_yuhassanu_tahsiina.

Tajwid menurut istilah adalah mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya beserta memberikan haq dan mustahaqnya. Haq hurufa adalah sifat asli yang senantiasa menyertai huruf seperti sifat alhams, al-jahr. Mustahaq huruf adalah sifat yang sewaktu-waktu menyertai huruf tertentu seperti; sifat tafkhim atau tarqiq pada huruf ra, atau sifat idzhar, iqlab, ikhfa pada nun sukun atau tanwin dan sebagainya. Hukum Mempelajari Tajwid Hukum mempelajari ilmu tajwid secara teori adalah fardhu kifayah. Sedangkan menerapkan ilmu tajwid dalam membaca al-Quran adalah fardhu ain atas setipa orang yang membaca al-Quran baik di luar maupun di dalam sholat. Sebagaimana Allah swt berfirman: Dan bacalah al-Quran dengan tartil (Q.S Al-Muzammil [73]:4) Dan Rasulullah saw bersabda: bacalah Al-Quran dengan dialek dan suara orang Arab (yang fasih).. (Hr. At-Thabrani) Imam Al-Jazari, salah seorang ulama pakar ilmu tajwid dan Qiraat menegaskan dalam matannya: Membaca al-Quran dengan tajwid adalah wajib. Siapa yang tidak membacanya dengan tajwid ia berdosa. Karena Allah menurunkannya dengan tajwid. Dan demikian al-Quran dariNya sampai kepada kita. Kesalahan-Kesalahan Umum ketika tilawah Al-Quran Empat Kesalahan umum dalam membaca Al-Quran (Kesalahan yang menyebabkan perubahan arti AlQuran yaitu vokal & mad, dan yang tidak menyebabkan perubahan arti yaitu ghunnah & qolqolah). 1. 2. 3. 4. Pengucapan vocal yang tidak sempurna Tidak konsisten dalam membaca tanda-tanda panjang Tidak seimbang dalam membaca dengung (ghunnah) Memantulkan huruf selain qalqalah

Kesalahan dalam membaca Ghunnah dan Qolqolah, tidak akan merubah arti Al-Quran, namun memang tidak memenuhi kaidah ilmu tajwid. Oleh karena itu, tetap harus dibenarkan. Kesalahan Mad, biasanya karena tertukarnya bacaan yang harusnya panjang menjadi pendek dan sebaliknya. Salah membaca panjang dan pendek dapat mengubah arti Al-Quran. Misal, ada 2 huruf, mim dan ta. Jika mim yang panjang, maka dibacanya maata ( )yang artinya mati. Sedangkan jika ta yang dipanjangkan menjadi mataa (), maka artinya menjadi kapan. Kesalahan vokal, berhubungan dengan kejelasan vokal a, i, u, ai dan au dalam membaca Al-Quran. Vokal juga berkaitan dengan makharijul Huruf (tempat keluarnya huruf).

Contohnya:


Huruf ain karena dibaca biasa jadi seperti alif (hamzah). Jika dengan huruf ain artinya Rabb semesta alam, namun jika memakai hamzah maka artinya Rabb penyakit. Jauh beda kan!! Hukum-Hukum Tajwid dan Pengucapannya 1. Penjelasan arti mad thobii/mad ashli dan cara membacanya Mad dari segi bahasa artinya tambahan. Sedangkan Ashli artinya asli. Secara istilah artinya mad ashli adalah memanjangkan bunyi huruf pada tiga kondisi: fathah yang diikuti alif, kasroh diikuti ya mati, dhommah diikuti wawu mati. Selain itu ada juga bentuk fathah tegak atau dhommah terbalik. Cara membaca mad ashli, sesuai namanya, bisa dengan cara diayun satu kali atau dihitung dua ketukan. Tekankan kepada peserta agar mengonsistenkan panjang 2 harokat ketika membaca mad ashli. 2. Penjelasan bacaan vocal Vokal mencakup kejelasan membaca vocal: a, i, u, an, in, un, ai, au. Seharusnya cara membaca vocal a adalah dengan membuka mulut lebar. Cara membaca vocal i adalah dengan menurunkan bibir bawah sehingga seperti sedang tersenyum. Sedangkan, cara membaca vocal u adalah dengan memonyongkan bibir. Sebagai contoh, ketika membaca bacaan bismillaah, karena pembaca kurang menurunkan bibir sehingga terdengar seperti besmellaah. Sedangkan ketika membaca vocal u, pembaca kurang memonyongkan bibir sehingga kurang jelas dan sering terdenga seperti o. Kesalahan pembaca ketika melafalkan vocal ai adalah terdengar agak miring seperti membaca e. Seharusnya, ya mati itu ketika dibaca, I nya harus jelas. Bedakan membaca kata alai dan alay. Begitupun ketika membaca au, vocal u harus jelas terdengar. Bedakan cara membaca kau dan kaw. 3. Penjelasan arti idzhar dan cara membacanya Idzhar dari segi bahasa berarti jelas. Kondisi idzhar muncul jika ada nun mati/tanwin diikuti huruf:

) ah(
Cara membacanya jelas suara n nya. (contohkan ke para mentee). Ketika membaca idzhar, tidak boleh memantul. Contoh: an am ta biasa dibaca ane ame ta karena terburu-buru. Pembacaan idzhar pun tidak boleh sampai seperti waqof akan tetapi pengucapannya harus bersambung ke huruf berikutnya 4. Penjelasan tentang Qolqolah dan kesalahan membacanya Kesalahan Qolqolah terjadi karena ada huruf yang seharusnya tidak dibaca memantul ketika mati. Huruf yang dibaca Qolqolah hanya ada 5, selain itu tidak boleh dibaca Qolqolah. Qolqolah dari segi bahasa artinya memantul. Secara istilah artinya memantulkan bunyi huruf ketika mati, baik mati

karena sukun atau karena waqof. Cara membaca Qolqolah, sesuai namanya, harus memantul balik ketika huruf itu mati atau waqof pada huruf itu. Huruf-huruf Qolqolah ada 5, yaitu . atau yang sering didengar dengan 5. Penjelasan tentang gunnah (optional, mengingat waktu dan ketersampaian materi gunnah yang cukup banyak sehingga tidak akan efektif jika disekaliguskan)

Alur penyampaian materi


1. Pemateri menyampaikan muqaddimah ilmu tajwid. Meliputi: - Definisi ilmu tajwid - Hukum mempelajari tajwid 2. Pemateri menjelaskan kesalahan kesalahan umum dalam tilawah. Kemudian menjabarkannya ke dalam beberapa hukum tajwid berikut teknik pengucapannya. Meliputi hal-hal yang tercantum pada poin Pokok Bahasan. Adapun materi yang disampaikan tidak harus semua, disesuaikan dengan kondisi peserta atau alokasi waktu yang tersedia. 3. Pemateri mengarahkan peserta untuk mengaplikasikannya langsung dalam tilawah. Yaitu dengan mengulas tajwid salah satu surat dan mencontohkan pembacaannya dengan benar. Kemudian dibaca bersama-sama dengan peserta. Diutamakan dulu latihan menggunakan surat Al-Fatihah 4. Ditutup dengan pemberian motivasi untuk mengaplikasikan ilmu tajwid dalam tilawah sehari hari.

Referensi
Materi Praktis TAHSIN Tilawah level 1-4, MAQDIS/TAR-Q Pedoman Dauroh Al-Quran, Abdul Aziz Abdur Rauf, Markaz Al-Quran. Metode belajar TAHSIN, Ust Yudi Imana, Khazanah Intelektual.

You might also like