You are on page 1of 2

A double-blind, placebo-controlled study of vitamin A and zinc supplementation in persons with tuberculosis in Indonesia: effects on clinical response and

nutritional status13
Elvina Karyadi, Clive E West, Werner Schultink, Ronald HH Nelwan, Rainer Gross, Zulkifli Amin, Wil MV Dolmans, Harald Schlebusch, and Jos WM van der Meer
Am J Clin Nutr 2002;75:7207. Printed in USA. 2002 American Society for Clinical Nutrition

INTRODUCTION Tuberculosis remains a major public health problem throughout the world. Most cases of and deaths from tuberculosis occur in developing countries. In Indonesia, the prevalence of tuberculosis is 0.24% on the basis of positive sputum smears (1) and the disease is regarded as a priority disease requiring proper treatment. Tuberkulosis (Tb) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Terbanyak kasus Tb dan kematian karena Tb terjadi di negara-negara sedang berkembang. Prevalensi Tb di Indonesia berdasarkan pemeriksaan mikrokopis basil tahan asam (BTA) sebesar 0,24%, dan penyakit ini merupakan prioritas dalam penanggulangannya. Malnutrition is frequently observed in patients with pulmonary tuberculosis. Several studies reported that patients with active pulmonary tuberculosis are malnourished as indicated by reductions in visceral proteins, anthropometric indexes, and micronutrient status (2, 3). We previously reported results from a case-control study conducted in an urban area in central Jakarta, Indonesia, in which we found poor micronutrient status among patients with tuberculosis (4). Beberapa penelitian sebelumnya melaporkan bahwa keadaan malnutrisi seperti pengurangan massa protein viseral, indikator antropometri, dan status mikronutrien terjadi pada penderita Tb. Hasil penelitian kasus kontrol kami sebelumnya juga melaporkan bahwa terjadi keadaan kurangnya status mikronutrien pada penderita tuberkulosis di daerah Jakarta Pusat, Indonesia, In our case-control study, the proportions of tuberculosis patients and control subjects with plasma retinol concentrations < 0.70 _mol/L were 33% and 13%, respectively (4). A study from Rwanda reported vitamin A deficiency among adults with tuberculosis (5). Vitamin A deficiency increases bacterial adherence to respiratory epithelial cells (6). It has been known since the1940s that vitamin A is excreted in the urine in patients with fever (7), and this has since been confirmed in subjects with acute infections, including pneumonia (8). In addition, the requirement for vitamin A during infection is raised by its increased rate of excretion and metabolism (8). Studies have shown that vitamin A has an immunoprotective role against human tuberculosis. This finding has a historical basis in that cod liver oil, which is rich in vitamins A and D, was used regularly for the treatment of tuberculosis before the introduction of modern chemotherapy (9). In addition, vitamin A supplementation results in a modulation of the immune response in patients with tuberculosis (10). Suatu penelitian kasus kontrol melaporkan juga bahwa proporsi konsentrasi retinol plasma kurang dari 0,7 Mol/L pada pasien Tb dan kelompok kontrolnya (kelompok pembanding) berturut-turut sebesar 33% dan 13% (4). Suatu penelitian di Rwanda, Afrika, melaporkan bahwa terdapat defisiensi vitamin A pada penderita Tb dewasa (5). Defisiensi vitamin A dapat meningkatkan penempelan bakteri pada sel epitel saluran napas (6), dan telah diketahui sejak tahun 1940an bahwa diekskresi pada urine pada pasien dengan demam (7), dan berhasil dikonfirmasi lagi pada penderita dengan infeksi akut termasuk pneumonia. Selanjutnya juga bahwa terjadi peningkatan kebutuhan vitamin A selama fase infeksi karena peningkatan laju ekskresi dan metabolisme (8). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vitamin A mempunyai peran immunoprotektif terhadap Tb pada manusia. Penemuan ini berhubungan dengan catatan sejarah bahwa konsumsi cod liver oil yang kaya akan vitamin A dan D telah digunakan pada pengobatan Tb sebelum adanya kemoterapi moderen (9). Tambahan juga bahwa pemberian vitamin A menyebabkan modulasi respons imun pada pasien Tb (10). In our case-control study, the prevalences of low plasma zinc concentrations (< 10.7 _mol/L) among tuberculosis patients and control subjects were 21% and 5%, respectively (4). Zinc deficiency was reported in patients with pulmonary tuberculosis in India (2) and China (11). Chemotherapy with antituberculosis drugs for 6 mo increased plasma zinc concentrations in childhood tuberculosis patients in India. Thus, it was suggested that plasma zinc status is likely a marker for monitoring the severity of disease and the response to therapy (12). In addition, zinc supplementation of patients with pulmonary tuberculosis and bacterial pneumonia was shown to increase immune function (13). Studies in humans and animals have shown that zinc deficiency impairs the synthesis of retinol binding protein (14) and reduces plasma retinol concentrations (15). Therefore, it appears that zinc supplementation has a beneficial effect on vitamin A metabolism (14). Penelitian kasus kontrol yang telah kami lakukan menunjukkan perbedaan signifikan prevalensi konsentrasi zinc pada plasma yang rendah (< 10,7 Mol/L) pada pasien Tb (21%) dan kelompok kontrol (kelompok sehat) (5%). Defisiensi zinc telah dilaporkan pada penderita Tb di India (2) dan China (11). Pemberian obat anti-Tb selama 6 bulan dapat meningkatkan konsentrasi zinc plasma pada pasien Tb anak di India. Jadi kadar zinc plasma bisa disarankan sebagai penanda untuk monitoring derajat berat ringannya Tb dan respons terhadap terapi Tb (12). Pemberian zinc pada pasien Tb paru dan pneumonia bakterial juga dapat meningkatkan fungsi imun (13). Beberapa penelitian pada manusia dan hewan menunjukkan bahwa defisiensi zinc dapat mengganggu sintesis protein pengikat retinol (retinol binding protein) (14) dan menurunkan konsentrasi retinol plasma (15). Jadi terlihat disini bahwa suplementasi zinc mempunyai efek menguntungkan pada metabolisme vitamin A. It is not known whether vitamin A and zinc supplements given together with antituberculosis drugs would increase the efficacy of the antituberculosis treatment. Therefore, we investigated the effect of vitamin A and zinc supplementation on tuberculosis treatment among Indonesian patients with pulmonary tuberculosis. We assessed the following indexes: clinical response, nutritional status, resolution of radiologic signs (cavities and infiltration), and conversion of sputum smears to negative. Belum diketahui bahwa apakah pemberian vitamin A dan zinc secara bersama dengan obat anti-Tb dapat meningkatkan efikasi pengobatan anti-Tb. Oleh karena itu, kami ingin meneliti tentang efek pemberian vitamin A dan zinc pada pasien dengan pengobatan Tb paru. Kami akan mengukur respons klinis, status gizi, tanda-tanda perbaikan radiologis (infiltrasi dan kavitas), dan konversi pemeriksaan BTA ke arah negatif.

A double-blind, placebo-controlled study of vitamin A and zinc supplementation in persons with tuberculosis in Indonesia: effects on clinical response and nutritional status Penelitian Buta Ganda dan Plasebo Kontrol, Pemberian Vitamin A dan Zink pada Penderita Tuberkulosis di Indonesia: efek terhadap respons klinis dan status gizi Karyadi E, West CE, Schultink W, Nelwan RHH, Gross R, Amin Z, Dolmans WMV, Schlebusch H, van der Meer JWM. Am J Clin Nutr 2002;75:7207. Tuberkulosis (Tb) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Terbanyak kasus Tb dan kematian karena Tb terjadi di negara-negara sedang berkembang. Prevalensi Tb di Indonesia berdasarkan pemeriksaan mikrokopis basil tahan asam (BTA) sebesar 0,24% (1), dan penyakit ini merupakan prioritas utama dalam penanggulangannya. Beberapa penelitian sebelumnya melaporkan bahwa keadaan malnutrisi seperti pengurangan massa protein viseral, indikator antropometri, dan status mikronutrien terjadi pada penderita Tb paru (2, 3). Hasil penelitian kasus kontrol kami sebelumnya juga melaporkan bahwa terjadi keadaan kurangnya status mikronutrien pada penderita Tb di daerah Jakarta Pusat, Indonesia (4) Suatu penelitian kasus kontrol melaporkan juga bahwa proporsi konsentrasi retinol plasma < 0,7 Mol/L pada penderita Tb dan kelompok kontrolnya (kelompok pembanding) berturut-turut sebesar 33% dan 13% (4). Suatu penelitian di Rwanda, Afrika, melaporkan bahwa terdapat defisiensi vitamin A pada penderita Tb dewasa (5). Defisiensi vitamin A dapat meningkatkan penempelan bakteri pada sel epitel saluran napas (6), dan telah diketahui sejak tahun 1940an bahwa vitamin A diekskresi pada urine pada pasien dengan demam (7), dan berhasil dikonfirmasi lagi pada penderita dengan infeksi akut termasuk pneumonia. Selanjutnya juga bahwa terjadi peningkatan kebutuhan vitamin A selama fase infeksi karena peningkatan laju ekskresi dan metabolisme (8). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vitamin A mempunyai peran immunoprotektif terhadap Tb pada manusia. Penemuan ini berhubungan dengan catatan sejarah bahwa konsumsi cod liver oil yang kaya akan vitamin A dan D telah digunakan pada pengobatan Tb sebelum adanya kemoterapi moderen (9). Tambahan juga bahwa pemberian vitamin A menyebabkan modulasi respons imun pada pasien Tb (10). Penelitian kasus kontrol yang telah kami lakukan menunjukkan perbedaan signifikan prevalensi konsentrasi zink pada plasma yang rendah (< 10,7 Mol/L) pada pasien Tb (21%) dan kelompok kontrol / kelompok sehat (5%). Defisiensi zink juga telah dilaporkan pada penderita Tb di India (2) dan China (11). Pemberian obat anti-Tb selama 6 bulan dapat meningkatkan konsentrasi zink plasma pada pasien Tb anak di India. Jadi kadar zink plasma bisa disarankan sebagai penanda untuk monitoring derajat berat ringannya Tb dan respons terhadap terapi Tb (12). Pemberian zink pada pasien Tb paru dan pneumonia bakterial juga dapat meningkatkan fungsi imun (13). Beberapa penelitian pada manusia dan hewan menunjukkan bahwa defisiensi zink dapat mengganggu sintesis protein pengikat retinol (retinol binding protein) (14) dan menurunkan konsentrasi retinol plasma (15). Jadi terlihat disini bahwa suplementasi zink mempunyai efek menguntungkan pada metabolisme vitamin A . Belum diketahui bahwa apakah pemberian vitamin A dan zink secara bersama dengan obat anti-Tb dapat meningkatkan efikasi pengobatan anti-Tb. Oleh karena itu, kami ingin meneliti tentang efek pemberian vitamin A dan zink pada pasien dengan pengobatan Tb paru. Kami akan mengukur respons klinis, status gizi, tandatanda perbaikan radiologis (infiltrasi dan kavitas), dan konversi pemeriksaan BTA menjadi negatif. Suatu pernyataan umum dan masalah umum tentang halhal yg berhubungan dengan penelitian

Dukungan penelitian sebelumnya yang menegaskan bahwa terdapat masalah pada kelompok populasi yang rentan (penderita Tb)

Populasi Besarnya masalah Area

Fakta pendukung tentang hubungan vitamin A dengan tuberkulosis

Masalah penelitian? : Kesenjangan yang belum terjawab pada fakta latar belakang penelitian di atas

Fakta pendukung tentang hubungan zink dengan tuberkulosis dan hubungan zink dengan vitamin A yang mempengaruhi tuberkulosis

Tujuan penelitian : meneliti tentang efek pemberian vitamin A dan zinc pada pasien dengan pengobatan Tb paru

You might also like