You are on page 1of 62

Menguak Konspirasi Persia dalam Merusak

Islam
dan
Memecah-Belah Muslimin

1
Bagaimanapun hanyalah Al-Quran satu-satunya furqon.

BAGIAN-9

Peringatan: Semua kritik dari pengarang diarahkan kepada para


sejarawan, dan sama sekali tidak ditujukan kepada semua pribadi
Islam yang terhormat sperti: Hazraat Ali, Fatima, Hasan dan Husain
[R.A.] yang kepada mereka kita diperintahkan memberikan
penghormatan dan penghargaan.

BEBERAPA TOKOH TERKEMUKA

Sekarang mari kita lihat fakta tersebut. Malangnya, dogma apapun


yang ditanamkan sejak masa kanak-kanak, menjadi bagian yang
melekat pada diri kita. Tentu saja, dogma-dogma tersebut terjalin
secara emosional dengan kita. Itulah mengapa orang-orang pada
umumnya cenderung untuk menghalangi pikiran mereka terhadap
informasi baru dan bahkan menjadi tersinggung. Seorang Mullah akan
dengan senang hati memberikan putusan hukum kafir. Sebuah syair
mengatakan:

Aduhai, ratusan ribu macam persoalan semestinya dikatakan


Tetap tidak jadi dikatakan karena takut terhadap huru-hara massa.
Bagaimanapun, menurut Al-Quran, merahasiakan kebenaran adalah
suatu kesalahan besar (2:42, 140). Untuk memulainya, berikut adalah
tahun kematian beberapa orang terkemuka:

Tahun Kelahiran dan Kematian Tokoh Sejarah:

Semua penanggalan yang diberikan di bawah hanyalah pendekatan


dan dapat mengandung kesalahan dikarenakan adanya perbedaan
dalam sejarah yang berbeda. Sebuah ringkasan kronologi meskipun
bersifat kasar, bagaimanapun, penting bagi kita untuk kembali
sebentar melihat ke belakang.

Masa Hidup:

No. Nama Masa hidup


1. Prophet Muhammad (S) 52 sebelum Hijrah - 10 AH 570-632 CE
2. Hazrat Abu-Bakr Siddiq 49 sebelum Hijrah -12 AH 573-634 CE
3. Hazrat Umar Farooq 39 sebelum Hijrah - 23 AH 583-644 CE
4. Hazrat Uthman 39 sebelum Hijrah - 35 AH 583-656 CE
5. Hazrat Ali ibn Abi-Talib 22 sebelum Hijrah - 40 AH 600-661 CE

2
6. Hazrat Mu’awiya 19 sebelum Hijrah - 60 AH 600-680 CE
7. Yazeed bin Mu’awiya 26 - 64 AH 645-683 CE

PARA IMAM SHI’AH (Tahun kematian diberikan dengan AH saja)

No. Nama Tahun Kematian Periode


01. Ali ibn Abi Talib 40 AH 600-661 CE
02. Hasan bin Ali 49 621-670
03. Husain bin of Ali 61 623-680
04. Zainul Abedin bin Husain 95 658-712
05. Muhammad Baqir bin Zainal Abidin 117 677-731
06. Ja’far Sadiq bin Baqir 148 699-765
07. Musa Kazim bin Ja’far 182 745-799
08. Ali Raza bin Musa Kazim 200 770-818
09. Muhammad Jawad Taqi bin Raza 220 809-834
10. Ali Hadi Naqi bin Taqi 254 829-868
11. Hasan Askari bin Naqi 260 846-874
12. Abul Qasim Muhammad Al-Muntazar Imam-uz-Zaman Al-Mahdi (jika
memang pernah lahir) – tahun kelahirannya tidak diketahui secara
tepat. Yaitu tahun 254 atau 255 AH. Dia menghilang pada umur 4 atau
5 tahun di Gua Samera di Iraq. 260 AH. 878 CE

Sekarang mari kita lihat kronologi para sejarawan yang pada awalnya
menulis sejarah kita, termasuk peristiwa Karbala. Walaupun para
sejarawam menangani disiplin informasi yang berbeda dengan
Muhadhithin (para penulis Hadith), namun kedua kelompok tersebut
melanggar batasan-batasan mereka kapan saja mereka inginkan. Oleh
karena itu, kita menemukan sejarah bercampur dengan Hadith
demikian juga sebaliknya. Volume yang luar biasa banyak ini dipenuhi
dengan sejumlah pertentangan yang tiada akhir dalam diri mereka dan
bertentangan satu dengan lainnya, karena buku-buku ini didasarkan
pada informasi lisan. “Ia mendengar dari si-A yang mendengar dari si-
B, dan dia mendengar dari si polan yang pada gilirannya
mendengarnya dari ini dan itu dst”. Kemudian terdapat penjelasan dan
analisa kredibilitas dan karakter orang-orang dalam ‘rantai
periwayatan’ (sanad). Hal yang lucu adalah bahwa seorang pembawa
cerita [perawi] yang dipercayai oleh sepuluh “ulama”, ternyata adalah
seorang pendusta bagi sepuluh “ulama” yang lain.

SEJARAWAN & MUHADHITHIN YANG PALING TERKEMUKA

Para Pengarang dan Tahun Kematiannya:

3
• Imam Ibn Jareer Tabari 310 AH (923 CE) - penafsir Al-Quran dan
sejarawan yang pertama.

Imam Fiqh (Ahli hukum- tahun kematian AH):

1. Imam Abu Hanifa 150 AH


2. Imam Malik Bin Anas 179 AH
3. Imam Shafi’i 204 AH
4. Imam Ahmad Bin Hanbal 241 AH

Imam Hadith Sunni:

1. Imam Muhammad Ismail Bukhari 256 AH (870 CE)


2. Imam Muslim Bin Hajjaj Al-Qasheeri 261 AH (875 CE)
3. Abu Abdullah Ibn Yazeed Ibn Majah 273 AH (886 CE)
4. Suleman Abu Dawood 275 AH (888 CE)
5. Imam Abu Musa Tirmizi 279 AH (883 CE)
6. Imam Abdur Rahman Nisai 303 AH (915 CE)

Imam Hadith Shi’ah:

1. Syaikh Muhammad Bin Yaqoob Bin Ishaq Al-Kulaini 329 AH (941 CE)
2. Syaikh Saduq Abu Ja’far Ibn Ali Ibn Babwayhi Al-Qummi 381 AH (993
CE)
3. Syekh Abu Ja’far Muhammad Ibn-Hasan Al-Toosi 460 AH (1071 CE)

Mullah yang dihormati Jalaluddin Rumi menulis tentang para Imam


Fiqh:

Mereka memahat empat sekte keluar dari Deen (Agama) yang benar
Dan menciptakan sebuah celah di dalam Deen Nabi yang agung Tetapi,
berlawanan dengan Al-Qur-an, Rumi yang sama berkata:

Para sahabat begitu mencintai dunia ini yang Mereka meninggalkan


Mustafa (Nabi) tanpa peti mayat

“ILMU PENGETAHUAN” TENTANG ASMA-UR-RIJAAL

Ini adalah nama guru dari sejarah dan hadits kita. Hal ini penting
diperhatikan bahwa sejarah Islam yang pertama ditulis oleh Tabari,
sekitar 270 tahun setelah Nabi yang agung dan 230 tahun setelah
peristiwa Karbala yang dianggap pernah terjadi.

Dan ia tidak mempunyai apapun di tangannya yang dapat digunakan


sebagai rujukan karangannya. Pada kenyataannya, ia mengakui pada
pembukaan bukunya yang berjudul “Induk dari semua Sejarah” bahwa

4
ia hanya menulis berdasarkan apa yang diceriterakan oleh orang lain.
Oleh karena itu, para pembawa ceritalah yang harus bertanggung
jawab terhadap semua kesalahan yang ada.

Dari sudut pandang Shi’ah, sejarah dicatat pertama kali oleh Imam
Kulaini yang lebih kemudian dibanding Tabari, dimulai pada abad
keempat AH atau sekitar 240 tahun setelah peristiwa Karbala yang
dianggap pernah terjadi. Tabari dan Kulaini membangun khayalan
mereka atas dasar desas-desus/ kabar burung. “Ia mendengar dari si
polan yang mendengar dari si polan, dan seterusnya.”

Di samping menjadi mudah tertipu, kita - Muslimin mempunyai


karakter yang aneh. Karena menjadi “Ummah yang aneh”, kita malah
bangga terhadap sesuatu yang kita seharusnya malu! Perbuatan
memalukan tersebut adalah apa yang disebut “Ilmu pengetahuan”
tentang nama-nama manusia (asma-Ur-Rijaal). Para Mullah menepuk
dada mereka mengklaim bahwa Muslimin telah memelihara nama-
nama dari sekitar 500,000 orang yang memproklamirkan dirinya
sebagai perawi/ ulama. Dr. James Gibbs dari Britania Raya telah
dengan tepat menyerang Muslimin atas kenyataan ini, “Muslimin
mempunyai sebuah Buku yang hidup, tetapi sambil duduk di mesjid-
mesjid, madrasah-madrasah dan biara-biara mereka, mereka terus
bermain dengan catatan sejarah yang usang. Lima ratus ribu pemain
hantu ini bertanggung jawab terhadap perpecahan di antara
Muslimin.”

TAMBAHAN INFO TENTANG PARA SEJARAWAN KITA

Adalah penting untuk diketahui bahwa sejarawan kita ‘yang terkenal,


berjumlah ratusan, hidup pada zaman setelah Tabari/ Kulaini (310/ 329
AH). Tidak ada yang sebelumnya! Apa yang terjadi pada catatan
periode keemasan sejarah muslimin? Pada masa pemerintahan Khalifa
Abbasiah Haroon ar-Rasheed (memerintah tahun 169-192 AH), ketika
Khalifa Haroon ar-Rasheed meminta kepada Imam Ahmad bin Hambal
(164-241AH) bukti yang mendukung salah satu dari teorinya, ia
secuilpun tidak bisa mengemukakan penjelasan dengan bukti tertulis!
Imam Hambal menurut laporan dicambuk oleh Mamoon ar-Rashid
(memerintah tahun 197-217 AH) atas perdebatan yang tanpa makna
tersebut, yaitu apakah Al-Quran itu makhluq (yang diciptakan) atau
bukan. Tetapi tak satupun dari para “Imam” ini mengucapkan bahwa
sistem kerajaan adalah tidak Islami. Maka, pemerintahan yang
sewenang-wenang tetap berlanjut semakin kuat seiring dengan
berjalannya waktu.

DUA TABARI ?

5
Seperti halnya Imam Abu Yusuf, salah seorang murid Imam Abu Hanifa,
yang pernah menjadi ahli hukum (Faqeeh) kerajaan dinasti Ummayah,
maka dengan cara yang sama Tabari telah menapakkan kakinya di
lingkungan kerajaan Khalifah Mo’tamid (memerintah tahun 255-278
AH) pada tahun 270 AH. Imam Ibn Jareer bin Yazeed Tabari (222-310
AH), (nama yang dia pakai) dengan penuh keindahan disampaikan
kepada Khalifa Al-Muqtadar Billah (memerintah tahun 294-319 AH).
Pada banyak catatan nama sebenarnya yang dimiliki “Imam” ini adalah
Ibn Jareer bin Rustam Ibn Tabari yang menyingkapkan bahwa dia
adalah seorang Parsi. (Sebagai contoh, lihat Kitabul Istaqama, hal.137).

Hari ini terdapat laporan yang membingungkan tentang dia, apakah ia


seorang Shiah atau Sunni, Khariji atau Rafidzi atau Majusi - pengikut
Zoroaster (Muajjamil Adaba oleh Yaqoot Hamdi, 302 AH). Legenda juga
menceritakan bahwa Imam Tabari bin Yazeed dan Imam Tabari bin
Rustam adalah dua orang yang berbeda, meskipun keduanya lahir
pada hari yang sama, keduanya adalah sejarawan, tinggal di kota yang
sama, dan meninggal pada hari yang sama. Mereka berdua
nampaknya sama dan berpakaian yang sama. [Mustahil merupakan
sesuatu yang kebetulan]

PERSEKUTUAN ANTARA PARA MULLAH DAN RAJA

Singkatnya, selama masa pemerintahan Khalifah Muqtadir Billah


(memerintah tahun 294-319 AH), delegasi kerajaan diberangkatkan ke
Makkah, Madinah, Damascus, Qadisia, Koofa dan pusat provinsi lain. Isi
perpustakaan mereka dimusnahkan dan diganti dengan buku-buku
yang ditulis oleh orang-orang yang pada kenyataannya adalah para
penjahat terhadap Islam. Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana
Tabari dan “sarjana” lain yang seperti dia memperoleh kekuasaan
sebesar ini.

SEMBILAN MUHADDITHIN ADALAH ORANG-ORANG PERSIA

Baiklah, adalah mengagumkan jika mengetahui bahwa semua dari


enam orang yang disebut Muhadditheen Sunni dari Sahah Sitta (Sahih
yang Enam - enam buku ‘resmi’ Hadith): Bukhari (w.256 AH), Muslim
(w.261 AH), Ibn-Maja (w.273 AH), Abu Dawood (w.275 AH), Tirmizi
(w.279 AH) dan Nasai (w.303 AH) datang dari Kerajaan Persia yang
dikalahkan. Demikian juga, ketiga Muhadditheen Shia: al-Kulaini (w.
329 AH), Syekh Saddooq (w. 381 AH), Syekh Al-Toosi (w. 460 AH) dan
Abu Ali Tabrasi (486/1093 - 548/1154) (para penulis empat buku ‘resmi’
Hadith Shia) berasal dari Persia. Tak satupun dari sembilan orang ini
yang orang Arab.

6
ABU MUSLIM KHURASANI (80-137 AH/ 700-755 CE):

Para pengikut Majusi dari Persia telah menjadi sangat berpengaruh


pada pemerintahan Abbasiah sejak dari awal. Pada kenyataannya,
pendiri dinasti Abbasiah, Abu Muslim Khurasani adalah seorang yang
bersemangat Majusi. Pada tahun 129 AH, dikarenakan tidak
berkompetennya para penguasa Banu Umayyah yang terakhir dan
adanya propaganda orang-orang Ajami (orang-orang Persia),
kerusuhan telah terjadi diantara masyarakat Khorasan. Banyak dari
massa yang menginginkan agar Muhammad Bin Ali bin Abdullah bin
Abbas sebagai Khalifah.

Sebagaimana Imam Zainul Abedin, putranya - Imam Baqir - dan


setelah dia putranya - Imam Ja’far Sadiq, semuanya telah sama sekali
berhenti/ meninggalkan gelanggang politik. Sungguh menguntungkan
bagi Abu Muslim Khorasani, karena Marwan II (memerintah tahun 125-
132 AH), putra dari Marwan bin Hakam ternyata adalah seorang
penguasa yang sangat tidak cakap. Abu Muslim menemukan pijakan
yang kuat bagi dirinya. Imam Muhammad bin Ali meninggal pada
tahun 126 AH dan para pengikutnya mengumumkan putranya Ibrahim
sebagai Imam. Abu Muslim Khorasani berbicara kepada Imam Ibrahim
untuk membunuh semua orang Arab di Khorasan, sebuah provinsi
yang didominasi oleh orang-orang Persia. Tetapi, komplotan tersebut
terungkap. Marwan II memenjarakan Imam Ibrahim dan kemudian
membunuh dia. Saudaranya menggantikan Imam Ibrahim sebagai
Imam, yaitu Imam Abul Abbas. Misi Abu Muslim adalah mencegah
terjadinya konsolidasi pada pusat kekuasaan di antara para penguasa
Arab, tentu saja di antara Muslimin secara keseluruhan. Akhirnya, pada
tahun 132 AH gabungan angkatan perang Abu Muslim dan Imam Abul
Abbas berhasil membinasakan rejim Ummayah. Marwan II dibunuh.
Semua keturunan Banu Umayyah - kecuali wanita-wanita dan anak-
anak - dilenyapkan. Hanya seorang pangeran yang bernama Abdur
Rahman berhasil melarikan diri ke Andalusia (Spanyol). Dengan sebuah
populasi muslim yang penting di Spanyol sejak penaklukannya oleh
Musa bin Nusair dan Tariq bin Ziyad tahun 91 H/ 711 M, Pangeran
Abdur Rahman mengatur dinasti Ummayah di Spanyol pada tahun
138–171 H/ 756-788 M.

Karena khawatir Abu Muslim bangkit untuk berkuasa, maka Abul Abbas
membunuh dia. Meski demikian, orang-orang Persia masih tetap
sangat kuat pada awal pemerintahan Abbasiah tersebut.
Sesungguhnya, dari tahun 129 hingga 132 AH orang-orang Persia
secara langsung menguasai Kerajaan Muslimin. (Tareekhul Islam oleh
Dr. Hameeduddin)

7
HAROON AR-RASHEED DAN BARAMIKAH

Naiknya orang-orang Majusi (Zoroaster) ini bertahan sekitar 200 (dua


ratus) tahun. Pengaruh mereka, sekalipun secara sembunyi-sembunyi,
menjadi sangat kuat sedemikian rupa sehingga seorang raja yang kuat
seperti Haroon Ar-Rasheed (berkuasa sekitar tahun 169-193 AH) pada
saat itu mendapati dirinya tanpa daya melawan mereka. Ini merupakan
sebuah fakta yang sedikit diketahui bahwa Haroonur Rasheed sendiri
adalah putra seorang perempuan Persia yang bernama Khaizran.

Keluarga Persia Baramika telah menaiki kekuasaan yang tak terukur


dalam Kekhalifahan sebagai para pejabat tinggi Haroon. Kebanyakan
sejarawan mengakui bahwa pada tahun 187 AH, Haroon sebenarnya
mempunyai kesempatan yang sangat baik untuk menaklukkan dengan
mudah daerah yang pada saat ini disebut Cyprus dan Turki, termasuk
Constantinople (Istanbul), pintu gerbang menuju Eropa. Seandainya dia
melakukan hal itu, boleh jadi akan mencegah terjadinya Perang Salib
yang mengerikan yang telah terjadi di kemudian hari. Bagaimanapun,
orang-orang Majusi Baramika menjaga dia agar tetap sibuk dengan
cerita Seribu Satu Malam dan bersenang-senang.

Menteri/ para pembantu Haroon seperti Khalid, Yahya, Fazal dan Jafar
semuanya adalah orang-orang Baramika. Mereka mengganti bahasa
Arab dengan bahasa Persia sebagai bahasa kerajaan. Perlu dicatat
bahwa pada masa pemerintahan Harunlah perayaan festival agama
Majusi yang bernama Nawroze diadakan dengan semangat besar
menggantikan perayaan Eid Muslimin.

Bagaimanakah orang-orang seperti Al-Zuhri (w. 124AH), Ibnu Ishaq


(85-143AH), Al-Waqidi (130-207AH), Ibnu Sa’ad (168-230AH), Tirmizi
(209-279AH), Tabari (224-310AH), Kulaini (w. 329AH), Saddooq (301-
381AH) dan lainnya memperoleh kekuasaan yang banyak?

Mereka tidak hanya menikmati kebebaskan istimewa dari para


penguasa, tetapi mereka juga mempunyai monopoli di bidang tulis-
menulis. Sebagai balasannya mereka dahulu memproklamirkan bahwa
raja adalah bayang-bayang Tuhan yang ada di bumi dan memalsukan
sejarah, Hadith dan penafsiran Quran yang akan mengesahkan raja
yang sewenang-wenang, istana-istananya, para harem dan bermacam-
macam kenikmatan kerajaan.

SEBUAH CONTOH:

8
Shah Abdul Aziz Dehli, (meninggal 1229 AH) memberikan sebuah
contoh kekacauan ini di jurnalnya. Suatu hari Khalifa Mahdi Abbassi
sedang melepaskan merpati untuk terbang. Muhaddith Ghias bin
Mamoon melihat ini dan mengucapkan, “Rasool (S) telah berkata
bahwa seni memanah, adu kecepatan kuda dan menerbangkan
merpati adalah kemuliaan mukminiin.” Hadith yang dilaporkan
tersebut menyebutkan adu kecepatan unta, bukannya menerbangkan
merpati.

Khalifa Haroon Rasheed mempunyai kerajaan yang paling baik dan


mempunyai angkatan perang yang paling kuat pada zamannya. Jika
mau, ia bisa dengan mudah menundukkan Byzantium, berikut
keseluruhan Kerajaan Romawi. Seandainya Ia melakukan tugas
tersebut, maka tidak akan ada Perang salib di kemudian hari dan Islam
bisa sudah merengkuh keseluruhan Eropa dengan kekuatan dan
kemuliannya.

PENIPU LAIN: IBNU SHAHAB AL-ZUHRI

Sekarang mari kita mempelajari “Imam” Ibnu Shahab Al-Zuhri (w. 124
H/ 742 CE).
Hujjatullah Abdul Qadir Ali Al-Musvi, pengarang Mizanul Faris
menyatakan bahwa nama yang sebenarnya dari Zuhri adalah Ibnu
Shahab Toosi. Ia adalah salah satu dari ratusan ribu migran yang,
setelah Arab menaklukkan Persia, telah menetap di kota-kota besar
Iraqi seperti Koofa, Basra dan Baghdad. Beberapa buku sejarah telah
menjuluki dia sebagai pendiri kedua theologi Shia. (pendiri pertamanya
adalah Yahudi Abdullah bin Saba)

Di buku “Imam Zuhri dan Imam Tabari, Gambaran Sisi lain “, Allama
Tamanna Imadi menyatakan bahwa peran Zuhri menonjol secara
menyolok pada semua perbedaan antara sekte Shia dan Sunni hingga
hari ini.

Ia biasa memalsukan sebuah Hadith dan kemudian disebarkannya


kepada pusat-pusat propaganda yang dari merekalah berita bohong
tersebut menyebar ke keseluruhan dunia Islam. Beberapa ulama Shia
mengakui bahwa dia adalah pengikut Shia, sementara yang lain
berpendapat bahwa dia seorang Sunni (Mufti Muhammad Tahir Makki).
Bagaimanapun, Ibn Shahab Zuhri (Toosi) adalah keturunan dari
kerajaan Persia Sassanid dan berpaham Zoroastrian. Allama Imadi,
Maulana Dost Muhammad Qureshi, Mufti Muhammad Tahir Makki dan
Allama Mujeebi, semuanya dengan suara bulat menyatakan bahwa
akal bulus Zoroastrian ini menampilkan dirinya seperti “Imam” yang
dipercayai banyak orang hingga hari ini. Dialah orangnya yang:
• Mengarang cerita untuk menimbulkan keraguan tentang

9
pengumpulan dan keaslian AL-Quran.
• Yang memulai pembicaraan bahwa beberapa ayat Al-Quran
membatalkan yang lain (konsep nasikh-mansukh).
• Memalsukan dugaan yang bodoh bahwa Al-Quran diwahyukan
dengan tujuh versi “bacaan”.
• Dialah orangnya yang menyebutkan Hazrat Ayesha pada konteks
Surah An-Noor. Hal ini telah menyediakan kesempatan terbuka bagi
“Imam” Bukhari untuk memfitnah Ummul Mu’miniin (Ibu orang-orang
beriman). Quran tidak pernah menyebut nama siapapun pada Surah
tersebut.
• Dialah orang yang mengarang cerita perselisihan antar Sahabah
Karam mengenai suksesi Nabi yang mulia di Saqeefa Bani Saa’idah.
• Cerita palsu tentang perdebatan antara Hazraat Ali, Abu Bakar dan
Umar.
• Cerita yang disisipkan tentang penyiksaan terhadap Fatima binti
Muhammad, perselisihan tentang Kebun Fadak, dan penganiayaan
putri Nabi oleh Hazraat Abu Bakr dan Umar.
• Puncak dari semuanya adalah cerita dusta tentang pertempuran
Jamal antara Hazrat Ali dan Hazrat Ayesha, Pertempuran Saffain
antara Hazrat Ali dan Hazrat Muawiya, dan Pertempuran Nahrawan
antara Hazrat Ali dan Khawarij adalah ciptaan pikiran Zuhri.
Sesungguhnya, Pertempuran Jamal, Saffain, Nahrawan dan Karbala
tidak pernah terjadi!

Zuhri sebenarnya bukan hanya menyebarkan cerita menghebohkan


tersebut di atas. Ia juga mempunyai dukungan penuh dari para
pengikutnya yang Zoroastrian. Motiv utama mereka yang
tersembunyi adalah untuk memecah-belah muslimin menjadi
beberapa sekte, sehingga mendorong mereka untuk berselisih
satu sama lain dan menjadikannya meninggalkan Al-Quran.

Komplotan lain dari urusan yang jahat ini adalah orang-orang Yahudi
yang diusir dari jazirah Arab pada zaman Nabi. Banyak di antara
mereka memakai nama dan berkedok muslim dan menetap di pusat-
pusat peradaban Islam untuk turut menikmati pemerintahan muslim
yang makmur.

Kekuatan ke-3 yang aktif dalam usaha makar ini adalah Kekaisaran
Byzantium (Romawi timur) yang telah ditaklukkan oleh muslimin pada
masa pemerintahan Hazrat Umar. Syria, Mesir, Jerusalem, Alexandria
dll telah jatuh ke tangan muslimin. Orang-orang Romawi juga
memesongkan umat Islam karena ingin membalas dendam atas
kekalahan mereka dari muslimin.

KEMAH-KEMAH MUSUH:

10
Yaitu pusat-pusat pergerakan pemikiran Zoroastrian, Yahudi dan
Nasrani membentuk suatu koalisi melawan muslimin. Suatu
penderitaan akan membangkitkan rasa senasib seperjuangan. Tiga
perencana makar tersebut, yaitu dari unsur-unsur yang terkalahkan,
mengadakan suatu rangkaian pertemuan rahasia di Koofa, Syria,
Yemen dan Constantinople. (Lisanul Meezan)

Perlu diingat bahwa muslimin tidak menjajah kekaisaran Persia dan


Romawi terhadap milik penduduk atau merampas tanah mereka. Di
kedua adikuasa zaman itu, segelintir elit yang berkuasa menekan dan
memperbudak masyarakan secara fisik, mental dan ekonomi. Laporan
tentang kekejaman tersebut dan teriakan masyarakat meminta tolong
mencapai ibukota adikuasa yang baru di Madinah. Nabi yang mulia
telah memperingatkan kaisar yang lalim tersebut, bahwa jika mereka
gagal mengubah dan mengembalikan hak-hak masyarakat, maka
saatnya sudah dekat bahwa elit kekuasaan akan menghadapi kesulitan
berhadapan dengan masyarakat. Hazraat Abu Bakr dan Umar hanyalah
menegaskan kembali peringatan tersebut.

Perlu diingat kembali bahwa Al-Quran menjelaskan jihad dalam


pengertian perang hanya dalam keadaan/ kondisi berikut:

• Ketika musuh secara phisik menyerang Muslimin.


• Ketika musuh mengusir Muslimin dari rumah dan negeri mereka.
• Ketika orang-orang yang tidak bersalah mendapatkan tekanan dan
berteriak meminta tolong.

Dalam hati mereka, masyarakat Parsi dan Kristen bergembira sekali


atas munculnya Islam sebab pertama kali bagi mereka menyaksikan
indahnya kebebasan. Namun demikian, bagi mantan elit istana/
penguasa kondisi tersebut merupakan bencana.

Orang-orang Yahudi tidak pernah melupakan luka akibat pengusiran


yang mereka alami pada masa lalu. Dalam hati mereka, unsur-unsur
yang terkalahkan ini berkesimpulan bahwa tidaklah mungkin melawan
muslimin di medan pertempuran. Oleh karena itu, mereka
memecahkan persoalan tersebut dengan cara menabur benih
perselisihan dan perpecahan antar muslimin. Cara yang terbaik
untuk merealisasikan tujuan tersebut adalah menjadikan
muslimin meninggalkan Al-Quran secara tanpa mereka sadari..
Selanjutnya, bentuk peperangan mereka adalah secara filosofis dan
intelektual di mana orang-orang Arab yang lugu merasa tidak
sedang berhadapan dengan musuh. Mereka adalah manusia yang
suka bertindak, bukan tukang gosip.

11
HORMUZAN, PERANCANG MAKAR PERTAMA DALAM SEJARAH
KITA:

Si Majusi Hormuzan pernah menjadi komandan militer Persia terakhir di


bawah kekaisaran Yazdgard dan juga sebagai gubernur provinsi
sebelah timur. Dialah aktor intelektual di balik pembunuhan
Hazrat Umar Farooq. Sejarawan kita hanya meninggalkan kepada
kita sekelumit komentar ringkas dalam memandang tragedi kejam ini,
yaitu bahwa seorang budak Persia non-Muslim yang bernama Feroz
Abululu yang menyerang Hazrat Umar dengan sebuah pisau sewaktu
sholat fajar karena adanya masalah pribadi! (Tarikh Tabari)“.

• Feroz membunuh yang “kedua” (Hazrat Umar) karena yang


belakangan ini biasa menganiayanya.” (Malhoof yang merujuk pada
Tawus)
• Versi yang ketiga menyatakan bahwa Feroz Abululu biasa bekerja
pada rumah Hazrat Mugheera. Ia adalah seorang pande besi dan
tukang kayu. Pada suatu hari ia membawa keluhan di hadapan Hazrat
Umar bahwa Hazrat Mugheera tidak membayar gaji dia secara
mencukupi. Hazrat Umar mempelajari keluhannya dan memutuskan
bahwa gaji dia sudah cukup, dan Abululu membunuh Hazrat Umar
karena hal itu.

Bukankah hal itu terdengar terlalu sepele sebagai alasan untuk


membunuh seorang Khalifah? Ini bukanlah sekedar pembunuhan
kepada orang biasa, tetapi seorang Umar bin Khattab. Pembunuhan
terhadap Umar Farooq adalah sesuatu hal yang besar! Pasti ada makar
yang besar di belakang kejadian ini yang perlu diselidiki.

Abdullah bin Saba’ (yang juga disebut As-Saudah) adalah sebuah


karakter yang misterius. Dengan Raa’in bin Saba’ sebagai nama
aslinya, ia adalah seorang aktor intelektual Yahudi dengan
rancangan jahat mengganggu otoritas pusat kekhalifahan. Pada masa
Hazrat Uthman ia tampil ke kancah politik di Iraq dengan menyamar
sebagai seprang muslim. Ia menciptakan dasar-dasar ajaran Syiah
seperti:

• Tiap-tiap Nabi mempunyai seorang ahli waris yang ditetapkan


(’Wasi’) dan Hazrat Ali adalah ahli waris Nabi Muhammad (S) yang
menerima warisan suksesi kepemimpinan, pengetahuan dan
kebijaksanaan dan segala sesuatu yang Nabi tinggalkan.
• Kekhalifahan adalah hak Ilahiah Hazrat Ali dan Kalifah yang lain
adalah perampas kuasa dan zalim. Dengan bekerjasama dengan
orang-orang Yahudi, Nasrani dan Majusi, Abdullah bin Saba’ berhasil
dalam rancangan jahatnya.

12
• Tokoh lainnya adalah seorang Kristen yang bernama Jafeena dari
Hirah. Tadinya ia adalah pejabat keamanan kerajaan Romawi. Secara
lahiriah ia memeluk Islam tetapi ia ditugaskan untuk menyewa
pembunuh dan sebagai perancang pembunuhan Kalifah.
• Shahrbano putri Yazdgard: Seorang puteri raja Persia, ditangkap dan
dibawa ke Madinah pada tahun 20 AH. Hazrat Hussain menikahinya
dengan persetujuannya pada tahun 25 AH. (Usool Al-Kafi).

Ada laporan lain bahwa nama yang sebenarnya dari puteri Yazdgard
yang menarik ini adalah Jehan Shah dan Hazrat Umar mengusulkan
dua nama yang bagus untuknya, Salameh dan Shahrbano. (Kitab Ash-
Shafi).

Riset kami menemukan bahwa nama asli dari puteri ini adalah
Shahrzadi dan dia adalah anak perempuan dari Shahryar dan saudara
perempuan dari Yazdgard. Tanpa memperhatikan bahwa perkawinan ini
disetujui oleh para pemuka muslimin. Mereka mengharapkan bahwa
perkawinan ini akan menciptakan niat yang baik antara bangsa Arab
dan Ajami (non Arab). Bagaimanapun, sisa-sisa pejabat kerajaan Persia
menganggap peristiwa ini sebagai suatu hinaan. Akumulasi api
kebencian membara di hati mereka hingga akhirnya mereka berhasil
membunuh Imam Hussain.

SEBUAH PENGAKUAN MENGEJUTKAN- HUSSEIN KAZIMZADA

Ini adalah sebuah gambaran yang jelas beberapa karakter buruk dari
sejarah kita. Sekarang marilah kita lihat apa yang ditulis oleh seorang
sejarawan Iran terkenal abad 20 di dalam bukunya yang berbahasa
Persia dengan judul Tajalliat-E-Rooh-E-Iran dar Adwar-E-Tareekhi
(Kemuliaan Semangat Iran di dalam Catatan Kejadian Sejarah):

“Sejak zaman Sa’ad bin Abi Waqas menaklukkan Persia (20


AH) atas perintah Khalifah kedua (Hazrat Umar), orang-orang
Persia tetap memelihara semangat balas dendam di hati
mereka. Mereka tidak pernah dapat melupakan bahwa
segelintir orang-orang Arab telah mengakibatkan kerajaan
mereka yang perkasa hancur dengan tiba-tiba. Nenek moyang
kita menempuh satu-satunya jalan yang masih terbuka bagi
mereka. Pertama-tama, mereka menghasut Abbasiah dari
Banu Hashim untuk menghapuskan Dinasti Bani Umaiyyah
yang telah berkuasa dari tahun 40 H/ 661 CE hingga 132 H/ 750
CE. Dengan tetap melakukan tujuan jangka panjang mereka
dan tetap tekun dengan rencana mereka selama berabad-
abad, pada saat yang paling tepat, akhirnya mereka

13
mengundang Hulagu Khan dari Mongolia pada tahun 655 H/
1258 CE dan menghancurkan kerajaan Arab Abbasiah. Dengan
cara ini nenek moyang kita membalas dendam kekalahan
mereka yang hina dan hilangnya kerajaan mereka di Qadisiyah
pada tahun 16 H/ 637 CE di tangan orang-orang Arab.”

Ini adalah pembalasan dendam yang mereka lakukan kepada


muslimin. Kami telah menyebutkan di atas karakter dasar dari drama
yang mengerikan yang dirancang oleh mereka. Untuk membalas
terhadap Islam sendiri, tokoh-tokoh ini mengganti Islam yang murni
ajaran Nabi yang agung Muhammad dengan Islam Ajami.
Fondasinya diletakkan selama masa pemerintahan Khalifa Haroon Ar-
Rashid. Islam Ajami ini merajalela menjadi apa yang disebut dunia
Islam hingga hari ini. Haroon lahir pada tahun 148 H/ 766 CE, dan
memerintah selama perioda tahun 169-193AH (786-809 CE).

Ini adalah Islam yang sama, yang oleh Hussain Kazimzada dan Allama
Iqbal disebut Islam Ajami. Tuan Syed Ahmad Khan menamainya Agama
ciptaan, Allama Inayatullah Khan Al-Mashriqi menamainya Agama yang
salah dari Maulvi. Saya menyebutnya N2I, Islam Nomor Dua seperti
obat palsu yang dikenal sebagai obat no. 2 di anak benua Indo-
Pakistan.

RAHASIA LAIN YANG TERUNGKAP: ABDUL JABBAR QARAMATI

Sebuah buku (dokumen tunggal tulisan tangan) yang ditulis oleh Abdul
Jabbar Qaramati tertanggal 280 AH (sekitar zaman Kalifah Abbasiah
Mo’tazid) tersimpan di musium Istanbul. Judulnya adalah Kitab-Al-Dalail
Al-Nabawwut Syedna Muhammad. Buku ini menceritakan kepada kita
bahwa:

« Meskipun hingga dua ratus lima puluh tahun sepeninggal


Nabi kita, Dunia Islam dipersatukan seperti satu badan. Orang-
orang Yahudi, Nasrani dan Majusi (Zoroastrian) tetap berusaha
menabur benih perselisihan pada kelompok Muslimin. Strategi
pemimpin mereka adalah serupa dengan Abdullah bin Saba
dan Abu Muslim Khorasani, yang menghidupkan kembali
perbedaan etnis antara Arab dan non Arab, yang semua ini
telah dihapuskan oleh Al-Quran. »

Mereka menyebarkan kepercayaan bahwa Kalifah seharusnya dari


keturunan Hazrat Ali. Pada sisi lain, para konspirator mendapat
dukungan kekhalifahan dari keluarga Hazrat Ali dan pada saat yang
sama, mereka membunuh para Imam secara berurutan, sedemikian
rupa sehingga kaum muslimin juga tidak akan bisa bersatu di bawah
keturunan Hazrat Ali juga. Rangkaian pembunuhan ini dilakukan oleh

14
orang-orang dari aktor utama di belakangnya. Pembunuh Hazrat Ali,
Jamshed Khurasani, adalah orang suruhan. Perlu dicatat bahwa
Jamshed Khorasani adalah seorang Parsi tetapi buku sejarah
kita (yang sebenarnya sejarawan Persia) menyebut dia sebagai
Abdul Rahman Ibn Muljam Khariji.

Abdul Jabbar Qaramati menulis dalam buku ini bahwa pada saat
kesyahidannya, Hazrat Ali adalah seorang Gubernur Iraq yang
ditugaskan oleh Hazrat Uthman, sebagaimana ia telah
ditugaskan oleh Hazrat Umar sebelumnya. Sebelum membunuh
Hazrat Ali, Abdullah bin Saba telah membunuh Hazrat Uthman
secara mendadak pada suatu malam di rumah pemerintahan.

Apa yang disebutkan oleh buku tulisan tangan Abdul Jabbar Qaramati
ini telah pula dibuat oleh Dr. Hameeduddin, seorang sejarawan
terkenal anak benua (Ph.D. dari Harvard) dalam bukunya yang berjudul
Sejarah Islam (Terbitan Madinah) pada halaman 486. Perlu diperhatikan
bahwa Qaramati tidak menyebutkan adanya huru-hara ribuan
pemberontak yang masuk ke Madinah, ataupun adanya pengepungan
rumah Khalifah Uthman. Hazrat Uthman sahid pada tahun 35 AH.

Hazrat Ali, hingga kesyahidannya pada tahun 40 AH/ 660 CE,


sebelumnya adalah sebagai Gubernur Iraq yang diangkat oleh
khalifah Umar dan Usman dan akhirnya sebagai Khalifah yang
baru, Amirul mu’miniin.

Jadi, bagaimanakah perihal adanya pertempuran Jamal antara


Hazrat Ali dan Hazrat Ayesha atau pertempuran Saffain antara
Hazrat Ali dan Hazrat Muawiya, dan yang terakhir
pertempuran Nahrwan antara Hazrat Ali dan Khawarij, semua
cerita ini adalah pemalsuan yang luar biasa dari hasil karya
pemikir yang briliant.

Sekarang mari kita perhatikan apa yang dinyatakan oleh Hujjatallah


Abdul Qadir Ali Al-Moosvi dalam bukunya Meezanul Faris dan oleh Hur
bin Abdul Rahman, Gubernur Andulusia (Spanyol), di buku hariannya,
Muzakkrah Hur bin Abdul Rahman.

BAGIAN- 11

Secara umum, dongeng yang dipoles dengan agama menjadi sangat


menakjubkan, yang seringkali kita gagal untuk menyadari adanya
hinaan terhadap akal manusia. Orang tidak bisa mengukur dampak
dongengan seperti ini, yaitu jika seseorang berhenti menggunakan

15
akal pikirannya. Kebenaran memiliki kekuatan untuk menembus hati
dan pikiran dan mengusir keragu-raguan dan kepalsuan. Sampai pada
langkah ini, aku dengan kerendahan hati menyarankan agar bukuku,
The Criminals of Islam (Penjahat-penjahat Islam), yang dengan jelas
mengungkapkan bagaimana para perawi dan sejarawan kita telah
merendahkan Islam menjadi suatu koleksi dongengan dan mitos.

RIWAYAT HIDUP HUR BIN ABDUR RAHMAN (MENINGGAL 115 H/


734 M).

Kami telah menyebutkan sebelumnya dalam buku ini bahwa ketika Abu
Muslim Khorasani meruntuhkan Kekhalifahan Arab Banu Umayyah,
hanya satu anggota keluarga kerajaan yang berhasil meloloskan diri
dari pembunuhan tersebut. Dia adalah seorang putra mahkota yang
bernama Abdur Rahman. Ia berhasil mencapai Andulusia (Spanyol).
Dengan orang-orang Arab yang telah berada di sana dalam jumlah
yang besar, ia mendapat sambutan dan kelak akan menggantikan
kepemimpinan Spanyol dan mengukuhkan berdirinya dinasti Umayyah
di Spanyol. (132 AH/ 750 M).

Tolong perhatikan bahwa satu abad penanggalan sistem solar


(matahari) mendekati sama dengan 103 tahun penanggalan sistem
lunar (bulan) karena suatu tahun sistem lunar sekitar 354.5 hari.

Sebelum Abdur Rahman mencapai di sana, Musa bin Nusair dan Tariq
bin Ziayd telah menaklukkan Spanyol pada tahun 92 AH/ 711 M pada
masa pemerintahan Khalifa Bin Waleed Abdul Malik. Kemudian, selama
periode yang pendek, dua tahun (99-101 AH) Umar bin Abdul Aziz
adalah Kalifah pemerintahan Islam. Beliau adalah orang terkemuka
yang sangat dihormati yang telah menyalakan kembali memori
Khilafat-E-Rashida (Kalifah yang dipandu) dalam pikiran orang-orang.
Khalifa ini menempatkan seorang yang berbakat, Hur bin Abdur
Rahman sebagai Gubernur Spanyol. Seperti Muhammad bin Qasim di
India, Hur membuktikan dirinya sebagai administrator handal kendati
muda usianya. Ia mempengaruhi hati masyarakat Spanyol dengan
karakternya yang tanpa cela dan kemampuannya sebagai seorang
administrator. Adalah di bawah kepemimpinannya, angkatan perang
muslimin menyeberangi perbatasan Spanyol melewati Perancis selatan
dan menaklukkannya. (Sejarah Islam, oleh Dr. Hameeduddin, Madinah
Publishing Company; Karachi, Halaman 299).

(CATATAN: Dalam hal ini Dr. Shabir telah keliru, karena Abdur Rahman
yang melarikan diri dari Baghdad bukanlah AL-Hurr bin Abdur Rahman
yang merupakan salah seorang yang pernah menjabat sebagai wali di

16
Spanyol pada rentang tahun 97-101 H/ 716-719 CE. Al-Hur bin
Abdurrahman menjadi Amir/ Wali menggantikan Ayub bin Habib al-
Lajmi, sedangkan Abdur Rahman menjadi Amir pada periode 138-171
H/ 756-788 M setelah mengambil alih Wali Spanyol Yusuf Al-Fihri. Abdur
Rahman yang ini dikenal sebagai Abdur Rahman Al Dakhel atau Abdur
Rahman I).

Hur bin Abdur Rahman biasa memelihara sebuah buku harian tentang
semua peristiwa di Arab. Sekitar dua orang ratus tahun kemudian,
yaitu sekitar tahun 920 CE, seorang pegawai pemerintahan Spanyol,
Simone Ashbillia menemukan buku harian ini. Ia menterjemahkan buku
harian ini (yang masih tersisa darinya) ke dalam bahasa Spanyol. Pada
tahun 1910, Dennis Montgomery, seorang sarjana Britania meneliti
buku harian ini secara hati-hati dan menyimpulkan bahwa buku harian
ini lengkapnya berisi lebih dari 300 halaman. Buku harian ini meliput
peristiwa sekitar tahun 100 AH.

Yang mengejutkan adalah, ternyata kandungan dari buku harian ini


mendukung riset yang dilakukan oleh sejarawan Iran Hussain
Kazimzadeh dan Hujjatullah Abdul Qadir Ali Moosvi dengan Meezanil
Faris-nya. Dan semua sumber ini bersesuaian dengan tulisan Abdul
Jabbar Qaramati di arsip bersejarah Istanbul.

Beberapa Kutipan dari Catatan Harian Hur bin Abdur Rahman:

Muzakkarah Hurr bin Abdur Rahman


Buku harian Hurr bin Abdur Rahman

(Diterjemahkan dari bahasa Spanyol oleh Dennis Montgomery pada


tahun 1910 dari arsip bersejarah di Barselona, Spanyol)

(Diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol dari bahasa Arab aslinya


oleh Simone Ashbillia pada pada tahun 920 CE (306 H) di Gordova,
Spanyol)

13 Safar, Al-Hijrah 100:

Mereka memanggilku Abu Nafe, Amir Hurr bin Abdur Rahman. Aku
memanggil diriku Ibn Abduh. Malam ini tidak akan tidur. Harus bertemu
dengan wakil-wakilku dari daerah. Tidak ada perencanaan berarti tidak
ada operasi yang efektif. Tidak berbuat berarti tidak ada pencapaian.
Baiklah Ibn Abduh! Akan kita lihat besok!

17
Tanpa Tanggal:

Aku sedang meminta Amir-ul-Momineen (Umar bin Abdul Aziz) untuk


membiarkan kami menetapkan empat angkatan perang di Andalusia
(Spanyol) sama halnya Sayyedna Umar Farooq yang telah menetapkan
dua garnisun baru di Koofah dan Basra. Kami tinggal di sini karena
orang-orang di negeri ini mencintai kami. Mereka merasa dibebaskan.
Terdapat kedamai total di Emirah (Pemerintahan) kami. Yahudi, Kristen,
Muslimin, semuanya hidup harmonis dan tanpa ketakutan. Tidak ada
kerusuhan berkaitan dengan segala hal, keagamaan atau yang lainnya.

26 SAFAR 100 AH:

Aku sangat berterima kasih atas kepercayaan Amir-ul-Momineen…..


dan Amir-ul-Momineen Umar bin Abdul Aziz sudah menemukan tempat
yang pas padaku. Aku secara penuh sadar akan fakta bahwa kami akan
harus….. dan berubah baik menjadi lebih baik setiap hari. (Titik-titik…..
menandai tidak dapat dibaca)

Tanpa Tanggal:

Serupa dengan komplotan pengikut Majusi (pengikut Zoroaster) yang


telah menciptakan gangguan di Iraq sepanjang beberapa puluh tahun
pertama Islam, dengan cara yang sama kita menghadapi
persekongkolan ….. yang kadang-kadang meletus. Alasannya jelas.
Kelompok kaya lokal dan para pemimpin yang kuat dari masa lalu
membenci keadilan sosial di antara masyarakat.

17 Rajab, AH 100

Walaupun situasi di Spanyol sangat terkendali dan membaik setiap


hari, aku masih merasakan bahwa Khilafah di Damascus seyogyanya
menugaskan seorang gubernur yang lebih berkemampuan di tanah ini.
Aku akan merasa terhormat bekerja di bawah perintah dari seorang
gubernur seperti ini sebagai seorang pegawai biasa, seorang prajurit.
Aku sudah menyatakan keinginan ini kepada Amir-ul-Momineen.

Tanpa Tanggal

Aku memahami bahwa mustahil untuk menemukan orang


sekaliber Ali, Hasan dan Hussain (r.a.). Mereka, sebagai Emir
(gubernur), telah sungguh-sungguh menjadikan Iraq sebuah

18
surga di atas bumi. Ali dan Hussain (r.a.) yang mengorbankan
hidup mereka di kantor mereka yang mulia sebagai Emir.
Orang-orang pengikut Majusi (Jamsed Khurasani dan Jabaan
bin Harmuzan) telah berpikir bahwa dengan membunuh dua
orang mulia ini, Iraq akan ….. kepada Farisis (orang-orang
Persia). Tetapi darah suci Emir Ali dan Emir Hussain tidaklah
ditumpahkan dengan sia-sia. Para duta besar dari pusat
(Khilafah) dan tempat lain melaporkan bahwa di Al-Hijrah 100
Koofa, Basra, dan ….. adalah bahkan lebih damai dan makmur
dari pada Syria, Palestine dan Mesir.

Tanpa Tanggal (suatu hari di Al-Hijrah 101)

Ah! Amir-ul-Momineen Umar bin Abdul Aziz telah pergi. Semoga Allah
memberkati dia! Ia benar-benar seorang yang berkeyakinan (Iman),
berkarakter, berkemauan, dan mempunyai visi.

SEBUAH JIKA YANG BESAR DALAM SEJARAH!

Pada tahun 116 AH (732 CE) salah satu peristiwa yang paling utama
dalam sejarah terjadi. Angkatan perang banu Umayyah maju dari
Spanyol untuk memperkuat kemenangan mereka atas Perancis.
Sebuah pertempuran terjadi pada suatu ekpedisi militer. Abdur
Rahman Ghafiqi memerintahkan kekuatan Muslimin bertempur dengan
penuh keberanian tetapi ia secara kebetulan terbunuh. Jika seandainya
Muslimin menang pada pertempuran itu, maka Eropa dan Amerika hari
ini telah menjadi benua Muslimin. Terdapat beberapa alasan atas
kekalahan tersebut, tetapi nampak bahwa garnisun yang diusulkan
oleh Hur bin Abdur Rahman masih sedang dibangun. Ketidak-
mampuan untuk memperoleh bantuan kekuatan adalah salah satu dari
penyebab Muslimin kalah pada perjalanan tersebut.

(CATATAN: mengenai hal ini kemungkinan Dr. Shabir telah melakukan


kekeliruan. Pada tahun 719 CE/ 101 H Hur bin Abdurrahman telah
digantikan oleh Al-Samh ibn Malik al-Khawlani, Amir ke-4, yang
memindahkan kedudukan Gubernur dari Seville ke Córdoba. Abdur
Rahman Al-Ghafiqi menggantikan Al-Samh sebagai Amir pada tahun
721 CE (menjabat pertama kali). Setelah itu terjadi penggantian Amir
Spanyol sebanyak 7 kali dan Amir yang ke-8 dijabat lagi oleh Abdur
Rahman Al-Ghafiqi selama periode tahun 730 - 732 CE).

IMAM HUSSAIN, GUBERNUR IRAQ ?

Hazrat Hussain sebagai Gubernur Iraq! Pembaca boleh jadi merasa


ragu mengapa fakta penting ini tidak diketahui umum! Tidak

19
diketahuinya secara luas hingga hari ini tentang hal tersebut
dikarenakan catatan yang asli telah dimusnahkan pada jaman
dinasti Abbassiah.

Mari kita ingat kembali bahwa Abbassiah yang terakhir, Kalifah


Musta’sim Billah adalah seorang penguasa yang lemah dan tidak
berkelayakan. Ia telah mendelegasikan kekuasaan kerajaannya kepada
Perdana Menterinya Muayyaduddin Ibn-E-Alqami, sebuah nama
yang tidak sebenarnya. Nama dia yang sebenarnya adalah Nasr
Nawsher Alqami. Kebanyakan sejarawan melaporkan bahwa ia
adalah seorang berpaham Shiah, tetapi yang lainnya mempertahankan
pendapatnya bahwa ia adalah seorang pengikut Zoroaster. Sementara
itu, Naseeruddin Toosi, seorang yang berpaham Shiah yang lain,
adalah ketua penasehat Hulagu Khan (cucu lelaki dari Chengiz Khan)
dari Mongolia. Karena roda kekuasaan Dinasti Abbasiah
dikendalikan oleh orang-orang Persia (para Ajami), maka
mereka memanfaatkan kesempatan ini dengan otoritas besar
pemerintahan Abbasiah. Kita telah melihat pengaruh Abdullah bin
Saba, ‘Imam’ Ibn Shahab Zuhri dan Abu Muslim Khurasani dalam
merumuskan doktrin Shiah dan akhirnya berhasil merobohkan Dinasti
Umayyah. Oleh karena itu, orang-orang Persia yang hanya mempunyai
nama Islam dan Shiah mempunyai beberapa ambisi dan tujuan yang
umum. (Ajaaeb-It-Tareekh oleh Yaqoot Hamdi).

Kami telah menyebutkan bahwa komplotan Majusi bergerak dengan


tujuan untuk memperlemah pusat Kerajaan Muslimin dan tetap
menjaga agar Muslimin menjauh dari Al-Quran. Kita telah melihat
“capaian” mereka selama masa Khalifah Muqtadar Billah.

Bagaimana sejarah tersebut dibelokkan pada skala raksasa?


Bagaimana cara orang-orang Persia menciptakan perselisihan di antara
Muslimin? Silahkan baca bab berikutnya.

BAGIAN- 12

ARSIP KHILAFAT RASHIDIIN DAN GUBERNURAN HAZRAT


HUSSAIN LENYAP.

Alqami, perdana menteri kalifah Abbasiah yang terakhir, dan Toosi,


ketua penasehat dan perdana menteri Hulagu Khan adalah seorang
pengikut Zoroaster yang berkedok Muslim (menurut beberapa
laporan berpaham Shiah). Kerja sama/ kolaborasi mereka dan

20
undangan rahasia dari Alqami menyiapkan jalan bagi invasi Mongol
terhadap Kerajaan Muslimin. Hulagu Khan kemudian menggerebek
Baghdad seperti angin topan pada tahun 1258 CE (655 H).

Singkatnya, kekhalifahan Abbasiah berakhir. Banyak Penulis sejarah


yang telah melaporkan bahwa sangat banyak buku dimusnahkan
dari perpustakaan Baghdad dan dilemparkan ke sungai Tigris
sehingga airnya berubah menjadi hitam. Digambarkan bahwa
orang-orang bisa menyeberangi sungai tersebut melalui
jembatan dari buku-buku tersebut pada daerah sungai yang
dangkal.

Hulago Khan, orang-orang istananya dan angkatan perangnya adalah


penyembah berhala. Melakukan penaklukan telah menjadi hiburan
mereka sejak masa Changez Khan. Mereka menyerbu banyak kerajaan,
bangsa-bangsa, kota-kota besar dan kota-kota kecil, dan
menghancurkannya. Mereka tidak mempunyai empati dan memusuhi
pengetahuan dan literatur.

Lalu, mengapa mereka melemparkan buku-buku tersebut ke


sungai?

Rancangannya adalah dengan mengisi perpustakaan ini dengan buku-


buku yang mewakili paham Ajami yaitu Islam nomor dua. (Meezanul
Faris). Dengan anjuran Alqami dan Toosi, angkatan perang Mongol
tersebut mengambil langkah pemusnahan secara ekstrim terhadap
semua buku yang mereka bisa pegang dengan tangan mereka, dari
rumah-rumah, dari para sarjana dan dari institusi-institusi pendidikan.
Untuk detailnyaa, silahkan dilihat “Tasweer Ka Dusra Rukh” (Sisi lain
dari sebuah Gambaran) oleh Jame-ul-Uloom Allama MohiuddinTamanna
Imadi.

Kami menemukan adanya acuan pada buku-buku sejarah yang


diterima secara luas adanya beratus-ratus hasil karya yang lebih tua
dari penulis zaman dahulu, tetapi buku-buku tersebut tidak ada lagi.

Apa yang terjadi pada buku-buku tersebut?

Buku ini mempunyai peranan besar memecah belah muslimin hingga


hari ini dan menjauhkan muslimin dari memahami Al-Quran secara
semestinya).

Hasil karya dari sarjana besar seperti Abu muslim Isphahani dan Abul
Qasim Balakhi, Aqeel bin Asad telah benar-benar dimusnahkan
sepenuhnya yang hari ini nama mereka hanya dapat ditemukan
sebagai acuan kecil dalam buku-buku dari pengarang yang lain.

21
SEWADAH DEBU

Pada zaman Hazrat Umar, Muslimin telah menaklukkan salah satu dari
super power zaman itu, yaitu Persia, dengan sepenuhnya. Mereka juga
menaklukkan separuh bagian timur dari super power lain, Byzantium
(kota Yunani kuno), Kerajaan Romawi. Kerajaan Romawi bagian barat
masih terselamatkan. Kita ingat bahwa ketika pada tahun 631 CE
Khusro Parvez, Raja Persia, merobek-robek surat yang Nabi kirimkan
kepadanya. Nabi yang agung, kemudian, telah memperkirakan bahwa
Kerajaan Persia akan koyak berkeping-keping - berantakan seperti
kertas tersebut.

Ada contoh lain perilaku Khusrau Parvez yang kurang ajar. Ia mengutus
seorang dari para gubernurnya yang bernama Bazan kepada Nabi
dengan pesan, “Wahai Mohammad! Sungguhpun kamu hanyalah
seorang budak bagiku, namun kamu berani menasehatiku! Datanglah
anda untuk menyerahkan diri, jika tidak aku akan datang sendiri untuk
menangkap kamu.” Sambil tersenyum, Nabi yang agung berkata
kepada Bazan, “Temui rajamu. Putranya Sherovia telah membunuh dia
semalam!

Sekarang, Yazdgard menjadi pengganti yang ke lima dari Khusro


Parvez. Ia adalah raja ketika Hazrat Saad bin Abi Waqas mengirim
utusan ke sana untuk mengajak kepada Islam. Mereka menyampaikan
sebuah pesan dari Khalifah di Madinah yang memperingatkan dia agar
berhenti menekan masyarakatnya, jika tidak malapetakan akan datang
menimpa dia dan kerajaannya. Sebelum memberikan jawaban kepada
utusan tersebut, Yazdgard memerintahkan salah satu dari pengawalya
untuk membawa sebuah wadah yang berisi debu. Sambil membawa
wadah tersebut, Raja berkata kepada utusan tersebut, “Pergilah dan
berikan ini kepada Pemimpinmu Sa’ad bin Abi Waqas.” Ketika
menerima hadiah tersebut, Hazrat Sa’d berseru, “Sambutlah, wahai
tentara Islam! Hari ini Raja Persia telah menyerahkan tanahnya kepada
kita!”

RUNTUHNYA DINASTI SASSANID

Rangkaian pertempuran antara orang-orang Persia dengan Muslimin


menjadikan kota Qadisia (14 AH/ 636 CE) dan ibukota Persia Madain
(16 AH) di bawah kendali Hazrat Sa’d bin Abi Waqas. Kaisar Sassanid
yang terakhir, Yazdgard melarikan diri dan menjalani hidupnya dalam
pengembaraan dari satu tempat ke tempat lainnya. Ia mengakhiri
pengembaraannya bersembunyi di suatu tempat penggilingan, sambil
menjadi perampok muatan emas, seorang petani membunuh dia
dengan kampaknya. Candi-candi api menjadi dingin dan sebagaimana
yang diperkirakan oleh Nabi yang agung, gelang-gelang emas Cisra

22
dibawa ke Madinah. Khalifah Hazrat Umar memberikan gelang tersebut
kepada Saraqa bin Malik Ja’sham. Saraqa adalah orang yang digoda
dengan hadiah seratus unta, jika bisa menawan Nabi (S) dan Abu Bakr
Siddiq (ra) ketika Hijrah (migrasi ke Madinah). Pada saat yang lemah
tersebut lima belas tahun sebelumnya, Nabi (S) telah berkata kepada
Saraqa, “Aku melihat gelang Cisra menghiasi lenganmu.”

Kematian yang mengerikan dari raja yang terakhir dinasti Sassanid


tersebut beritanya menyebar menimbulkan awan kesedihan di seluruh
Persia. Mereka tidak memuja-muja raja mereka tetapi: Tidak ada
halangan yang masih ada pada jalan kelaliman
Ketika para budak menjadi tetap kecanduan kepada hal itu

PARA PUTERI PARSI

Dari sudut pandang orang-orang Persia kondisi mereka menjadi


semakin buruk, karena tiga putri dari raja yang terakhir ditangkap
selama pertempuran dan dibawa ke Madinah. Puteri Shahr Bano
adalah salah satu dari mereka. Menurut riset kami, nama aslinya
adalah Shahrzadi dan dia adalah putri Shahryar dan saudara
perempuan dari Yazdgard. Ketika puteri tersebut dinikahkan dengan
Imam Hussain, hal itu dianggap sebagai sebuah kehilangan ganda oleh
sisa-sisa elit Persia. Ini terjadi pada tahun 25 AH. Dorongan mereka
untuk melakukan balas dendam menjadi semakin kuat.

MAKAR AJAMI

Meezanil Faris oleh Hujjatullah Moosvi

RANCANGAN PARA PERMATA PERSIA

Para Permata: Seperti Sembilan Permata yang terkenal dari istana Raja
Mughal Akbar, para raja Sassanid juga mempunyai duapuluh permata
atau orang dekat istana. Lima belas darinya selamat dari
pertempuran Qadisia dan Madain. Mereka semua, kemudian,
mencari tempat perlindungan kepada Kaisar Cina Khaqan di
Samarqand.

Mereka membuat rencana masa depan sebagai berikut:

• Ribuan dari orang-orang Persia ditempatkan di kota-kota besar


utama dunia Islam seperti Mesir, Madinah, Makkah, Damascus,
Baghdad, Basra, Koofa, San’aa dan Jerusalem. Mereka berpura-pura
menjadi Muslimin. (Mizanul Faris, Hujjatullah Moosvi)
• Misi mereka adalah memata-matai dunia Islam. Mereka lalu
melaporkan kepada ‘lima belas permata’, yang disebut Asawarah

23
(mereka yang memakai gelang emas kerajaan, sebuah tanda untuk
membedakan bahwa mereka orang-orang istana Persia). Para
penyusup ini dipersyaratkan mempunyai penguasaan atas bahasa
Arab. Mereka harus mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang
sejarah Roma dan Persia, demikian juga perihal tatakrama masyarakat
Arab. Kebanyakan dari individu yang direkrut untuk menjadi mata-
mata mempunyai ketrampilan dan pendidikan satu bidang tertentu
atau lebih, seperti bahasa, menulis, akuntansi, kerajinan tangan,
pandai besi, pengelasan, persenjataan dan pengobatan.
• Berdasarkan ketrampilan mereka tersebut, orang-orang Persia yang
bertobat ini (yang sebenarnya para penyusup), memajukan bidang
mereka masing-masing di kota-kota besar tempat tinggal mereka.
Mereka harus memperoleh pekerjaan dan menembus ke dalam lapisan
yang sensitip di pemerintah. Dan mereka berhasil melaksanakan
rencana busuk mereka.
• ”Para permata’ tersebut paling efisien dan berhasil dalam kampanye
mereka ketika sebagai pengungsi di kekaisaran Cina. Perlu diingat
bahwa misi mereka adalah dua hal, pertama adalah
memperlemah pusat pemerintahan Islam dengan membunuh
para khalifah satu demi satu; dan yang kedua adalah
mengasingkan Muslimin dari Al-Quran. Bazer yang
berpengalaman dari Samarqand, yang dulunya seorang penasehat
khusus Khusro Parvez, memimpin komite Asawirah tersebut. Kaum tua
Marzaban, yang dulunya juga penasehat, adalah wakilnya. Kedua-
duanya adalah politikus perencana yang sangat berpengalaman.

BAGIAN- 13

PEMBUNUHAN PARA KHALIFAH ISLAM

HAZRAT UMAR FAROOQ (23 H/ 644 CE):

Setelah kekalahan Persia di pertempuran Qadisia, Harmuzan,


gubernur Tastar, dibawa ke Madinah sebagai narapidana (14 AH/ 635
CE). Tastar adalah provinsi Iran yang paling penting dan menjadi
rumah angkatan perangnya yang paling besar. Ia diperkenalkan
kepada Hazrat Umar, kemudian Khalifah Islam bertanya kepadanya,
“Harmuzan! Kami orang Arab adalah penghuni padang pasir yang
kamu menganggap terlalu rendah meski hanya dalam perkelahian.
Kami dahulu biasa menjilat sebagian kecil dari pasukanmu. Sekarang
kamu dapat melihat mahkota dan tahta Rajamu bersandar pada kaki
kami sedangkan pemiliknya sedang melarikan diri mencari tempat
untuk menyelamatkan jiwanya. Bagaimana hal ini bisa terjadi?”
Harmuzan menjawab, “Tuan, sudah biasa terjadi suatu peperangan
antara orang-orang Persia dengan orang-orang Arab. Namun sekarang
Anda mempunyai Tuhan yang bersama Anda.”

24
Oleh karena kejahatan peperangannya, Harmuzan dihukum mati.
Bagaimanapun, ia dapat menyelamatkan hidupnya melalui suatu tipu
muslihat yang licik. Selama percakapan, ia meminta air minum. Ia
diberikan air dalam sebuag gelas berbentuk piala dari emas yang
didatangkan dari Tastar. Harmuzan meminta Hazrat Umar untuk
menangguhkan hukuman untuk menjalani hidupnya sampai ia
menghabiskan air minumannya. Permintaannya dikabulkan.

Bagai Sebuah Dongeng !

Terdengar seperti sebuah dongeng, begitu ia siap pada tempatnya


untuk dieksekusi, Harmuzan menumpahkan air tersebut ke tanah. Ia
belum minum dan oleh karena itu Pemerintah menangguhkan
hukuman tanpa batas akhir. Anas bin Malik dan Ahnaf bin Qais yang
hadir pada peristiwa itu, memastikan dengan bertanya; “Wahai
Pemimpin orang beriman! Anda sudah tentu menangguhkan hukuman
Harmuzan.” Atas kejadian ini, Hazrat Umar berkata kepada Harmuzan,
“Harmuzan! Aku adalah seorang tawanan kepada kedermawanan dari
muslimin ini.” Harmuzan akhirnya dibebaskan. Secara yang terlihat ia
memeluk Islam dan berdiam di Madinah.

Sekarang kita akan melihat bahwa pembunuhan Hazrat Umar


bukanlah tindakan perorangan Feroze Abululu, tetapi ia
hanyalah bagian dari suatu komplotan “lima belas permata’.

Feroz Abululu oleh sejarah telah dijelaskan secara membingungkan,


ada yang menyebutnya seorang Kristen dan ada yang menyebutnya
sebagai seorang Majusi. Sebenarnya ia adalah seorang Majusi.
Siapapun Feroz, ia hanyalah bertindak sebagai alat. Pertanyaan
pentingnya adalah: siapa yang memanfaatkan alat itu. Pemimpin dari
pion-pion ‘Permata’ Cisra di Madinah tidak lain adalah Harmuzan. Di
Madinah, sahabat tetapnya adalah Jafeena Al-Khalil. Jafeena adalah
seorang yang berpendirian Kristen dan seorang ahli Alkitab (Bible),
bahasa Ibrani dan Arab. Ia adalah pion politis dari Kekaisaran Roma
dan telah bertindak sebagai seorang pejabat di Damascus, Palestine
dan Heerah. Sahabat ketiganya adalah seorang Yahudi bernama Saba
bin Sham’oon. Ia adalah orang yang mempunyai anak bernama
Abdullah Ibn Saba, yang akan segera muncul di kemudian hari
dengan karakter buruknya di panggung sejarah. Ketiganya tinggal di
Madinah sebagai muslimin. Ketiganya adalah dedengkotnya
konsprirator dan pengatur makar yang pintar.

MERPATI POS

Kardinal Roma, Thomas Melon, pada abad ke-11 menulis bahwa pada
puncak Kerajaan Islam, orang-orang Yahudi yang tinggal di Timur

25
Tengah tidak mempunyai pusat kekuasaan yang kuat, tetapi mereka
menghasilkan banyak kuasa melalui rencana rahasia mereka. Mereka
telah mempunyai sebuah sistem komunikasi yang canggih. Orang-
orang Nasrani dan Majusi mengambil keuntungan yang besar dari
sistem komunikasi ini. Merpati yang terlatih akan terbang setiap hari
antara Madinah, Koofa dan Samarqand. Aktivitas kurir merpati ini
menghasilkan peristiwa yang mengerikan. Beberapa dari kejadian
tersebut adalah:

Suatu hari Feroz Abululu kebetulan bertemu dengan Hazrat Umar. Ia


berkata kepada Feroze, “Aku mendengar bahwa kamu dapat membuat
alat penggilingan”. Feroz menjawab dengan pedas, “Wahai Pemimpin
orang beriman! Aku akan membuat sebuah penggilingan yang
mengesankan di Madinah yang akan tetap berputar selamanya.”

Sementara itu, Heraclius yang baru, Raja Byzantium, melarikan diri


dari kekuatan Islam, bergabung dengan para pengungsi orang-orang
istana Persia di Samarqand. Merpati pos dijaga tetap terbang
antara Madinah dan Samarqand.

Ada seorang yang bernama Ka’ab Ahbar. Hingga hari ini tidaklah jelas
apakah ia memeluk Islam atau tidak. Ia adalah seorang sarjana besar
Taurat. Ketika Hazrat Umar tiba di Jerusalem pada penaklukannya (16
AH/ 635 CE), Kardinal dan Sri Paus Severinus mengundang dia untuk
sholat pada Makam yang suci. Hazrat Umar dengan sopan menolak
tawaran tersebut dengan berkata, “Aku khawatir nantinya Muslimin
akan mulai mengubah gereja menjadi masjid.” Kemudian, ia
melakukan sholatnya di atas tanah terbuka dekat reruntuhan Kuil
Sulaeman. Ia tetap melakukan hal itu hingga ia tinggal di Jerusalem.
Ka’ab Ahbar melepas sepatunya ketika mendekati Batu Jacob. Ka’ab
menyarankan kepada Hazrat Umar untuk melakukan sholat pada
tempat itu. Terhadap hal ini, Hazrat Umar berkata, “Apakah kamu
masih mempunyai sisa-sisa Keyahudian dalam dirimu?”

Abdul Malik bin Marwan telah membangun sebuah kubah di atas Batu
Jacob pada sekitar tahun 60 AH ketika membangun Masjidil Aqsa.
Sekarang dikenal sebagai Kubah Batu (Qubbah-Tas-Sakhra).

Suatu ketika, Hazrat Abuzar Ghaffari dan Hazrat Umar sedang


mendiskusikan tentang topik Zakat. Ka’ab Ahbar berkata sesuatu.
Abuzar menegur dia, “Wahai Yahudi! Akankah kamu mengajar kami
Islam?”

Berkata Abdur Rahman bin Abu Bakr, “Aku melihat Harmuzan yang
Majusi, Jafeena yang Kristen, dan Feroz Abululu berbisik-bisi,
pada hari sebelum Hazrat Umar dibunuh. Mereka mempunyai

26
golok bermata ganda yang sama dengan yang kemudian
ditemukan di dekat mayat Abululu.“

Tiga hari sebelum pembunuhan tersebut, Ka’ab Ahbar berkata kepada


Amirul Muminin - Hazrat Umar, bahwa ia akan mati dalam tiga hari.
Abbas Mahmud Alakkad, seorang Sejarawan Mesir telah
menulis bahwa Ka’ab Ahbar adalah seorang yang berpaham
Yahudi dan ia adalah kaki tangan utama bersama-sama dengan
Harmuzan dan Jafeenatil Khaleel berkomplot melakukan
pembunhan tersebut. Pada malam sebelum pembunuhan
Hazrat Umar Farooq, Ka’ab Ahbar berkata kepada Hazrat Umar,
“Waktu telah berlalu bagi kamu.”

Abdul Qadir Ali Moosvi menulis, “Pada saat bencana ini, kekuasaan
Islam dengan aman berdiri tegak dan mental yang terpelihara pada
masyarakat dipastikan benar-benar damai dan bebas dari gangguan
secara menyeluruh. Sekumpulan orang-orang yang bergabung dalam
Iman Tuhan. Tak seorangpun akan membayangkan kemungkinan
adanya komplotan yang mengerikan seperti itu. Jika memang pernah
terjadi perselisihan antar kelompok Muslimin atau pernah terjadi
pertumbahan berdarah selama lima puluh hingga seratus tahun
pertama Negara Islam, pasti Muslimin tidak akan bisa membanjiri
daerah seluas dua pertiga dunia. Mereka kepunyaan jaman Islam yang
benar-benar diberkati. Al-Qur’an memberikan kesaksikan bahwa
mereka yang benar-benar beriman akan berkasih-sayang satu sama
lain. Allah ridho dengan mereka dan mereka ridho kepada-Nya,
demikian pernyataan Al-Qur’an. Pada zaman kedamaian ini
kelihatannya tidak ada peluang untuk melakukan gerakan makar di
bawah tanah.”

TRAGEDI 23 H/ 644 CE

Dengan adanya panggilan untuk sholat fajar pada tanggal 26


Dzulhijjah 23 AH, para sahabat Nabi yang agung berkumpul di Masjid
Nabawi. Harat Umar tiba untuk memimpin sholat tersebut. Tidak lama
setelah ia bertakbeer kemudian seseorang tiba-tiba mendekati dia dari
depan dan melukai dia dengan goloknya pada beberapa tempat.
Orang-orang yang berkumpul tersebut mengejar dan menangkap Feroz
Abululu. Bagaimanapun, si penyerang membunuh dirinya sendiri
dengan golok miliknya. Bukti yang paling kuat yang berhubungan
dengan kejahatanan tersebut telah hilang untuk selamanya. Jafeena
dan Harmuzan dibunuh oleh amukan masa setelah itu. Yahudi
Saba bin Shamoon melarikan diri dan bergabung dengan
kelompok persekongkolannya di Samarqand. Ka’ab Ahbar tidak
ditangkap karena ia dianggap sebagai muslim yang tidak bersalah.
Ironisnya, orang ini selalu berkata bahwa ia tidak akan memeluk Islam

27
hingga ia secara penuh yakin dengan melihat berkah yang banyak dari
jalan hidup Islam.

Dengan pembunuhan terhadap Hazrat Umar, makar orang-orang


Persia semakin meningkatkan usahanya untuk mengasingkan Muslimin
dari Tuhan mereka yaitu dengan menjauhkan Muslimin dari Al-Quran.
Umar Farooq adalah rintangan yang paling besar bagi usaha mereka.
Ketika berita pembunuhan khalifah sampai ke Samarqand, orang-orang
istana Persia menyalakan langit dengan sorak kegirangan dengan
petasan luncur.

Hujjatullah Abdul Qadir Ali Al-Moosvi menulis di dalam


bukunya Meezanul Faris bahwa mekanisme syura kekhalifahan
demikian sangat berkompeten, sehingga tanpa memboroskan
waktu kesyahidan tersebut, Hazrat Usman terpilih sebagai
Khalifah yang baru melalui musyawaroh antar sahabat yang
diberkati.

PEMBUNUHAN HAZRAT UTHMAN 35 H/ 656 CE

Kita telah melihat modus operandi Majusi, Yahudi, dan Nasrani di


jaman Hazrat Umar.

Potongan-potongan yang terserak: Muzakkarah Hur bin Abdul Rahman


(100-101H), Meezanul Faris, Fitnatul Kubra oleh Taha Hussain, Ajaibit
Tareekh oleh Yaqoot Hamdi, Kitab Dalail-e-Nabawwut Syedna
Muhammad oleh Abdul Jabbar Qaramati (280H), Tasweer Ka Doosra
Rukh dan Intizar-E- Mahdi-O-Maseeh keduanya oleh Muhaddithul Asr
Allama Tamanna Imadi. Mazhabi Dastanain Aur Unki Haqeeqat, oleh
Allama Habibur Rahman Kandhalvi, Shahkar-e- Risalat oleh Allama
Ghulam Ahmad Parvez, Tarikh-E-Islam oleh Dr. Oleh Dr. Hameeduddin,
Profesor dari Harvard Universitas, dan banyak buku lainnya menyoroti
sejarah abad pertama Islam mengukir guratan emas. Tetapi hal
tersebut terserak seperti potongan teka-teki puzzle. Menggabungkan
potongan-potongan informasi ini secara bersama-sama, gambaran
yang muncul benar-benar mengagumkan walaupun disertai dengan
tetesan darah yang suci.

Sebagaimana disebutkan di atas, setelah penaklukan Persia, ribuan


orang yang berkedok muslimin menetap di luar, terutama di Iraq
karena dekatnya Iraq dengan Persia. Mereka lebih mungkin ditemukan
dan ditawan di ibukota kekhalifahan sehingga jumlah orang-orang
Persia seperti ini lebih sedikit di Hejaz. Hazrat Umar tidak begitu sadar
pada situasi ini. Maka, pada tahun 18 AH ia meminta bantuan dan
menugaskan Hazrat Ali sebagai gubernur Iraq untuk
pengawasan dan pendidikan unsur-unsur Persia ini.

28
Bertentangan dengan pernyataan sejarawan seperti Tabari, Ibn
Hisham, dan Kulaini, semua dalam kedamaian dan ketenangan pada
jaman Hazrat Uthman. Pasang naik Islam yang diberkati memberikan
pengaruh pada semua aspek kehidupan yang menyertainya: di
daratan, masyarakat dan hati. Hazrat Uthman mengendalikan
dengan penuh kewaspadaan atas ibukota Madinah dan Hazrat
Ali mengendalikan provinsi Iraq. Hazrat Muawiya di Syria dan
Hazrat Umro bin Al-’Aas di Mesir, semuanya terbukti sebagai
gubernur yang handal. Tim kerja mereka dan para sahabat yang lain
dengan karakter mereka yang patut dicontoh menambah semangat
untuk bekerja keras karena Allah, sedang membawa Islam dari hari ke
hari dari satu puncak kemuliaan kepada kemuliaan yang lain.
Semboyan yang menyebar di seluruh kawasan adalah, “Kesucian
adalah kenangan Anda!”. Pemimpin-pemimpin atau panutan-panutan
Islam yang besar sangat mengetahui dengan baik bahwa penegakan
perintah Al-Qur’an adalah prioritas utama Pemerintahan. Nabi yang
agung telah melatih sendiri orang-orang istimewa ini dan mereka
sangat berkasih sayang satu sama lain dan untuk kemanusiaan.

Mereka begitu berminat dan bersemangat untuk menyebarkan pesan-


pesan Islam kepada seluruh penjuru dunia yang penguasa mereka
tidak begitu peduli terhadap harkat dan martabat pribadi dari
masyarakatnya. Keabadian dari Al-Quran memberikan kepada mereka
kepercayaan diri secara ekstrim. Satu hal yang penting untuk dicatat
adalah bahwa pada waktu itu jika orang-orang diajak kepada Islam,
mereka tidak menolak seperti pada hari ini. Tidak ada tuduhan murtad
dan pengucilan (Takfeer) terhadap masyarakat. Jadi, pada negara
Islam setiap orang yang menyatakan Islam diterima sebagai seorang
Muslim. Tak seorangpun ‘yang dibedah dadanya’ untuk melihat apakah
seseorang itu munafik, Majusi, Yahudi atau Kristen dalam hati mereka.
Para Sahabat Nabi yang agung, memperlihatkan watak yang membuat
kagum seluruh dunia, tidak menempatkan para penjaga di pintu-pintu
masuk/ keluar mereka.

Mengambil keuntungan dari situasi seperti ini, tetua Yahudi, Saba


bin Shamoon yang mempunyai nama Islam Saba Assalameh,
dan anaknya Abdullah bin Saba masuk ibukota Madinah dalam
kegelapan dari jam-jam akhir malam dan membunuh Hazrat
Uthman dengan pedang mereka ketika Beliau sedang
membaca Al-Quran. Kedua pembunuh tersebut menghilang
dalam kegelapan malam tanpa meninggalkan jejak. (35 AH)

PEMBUNUHAN HAZRAT ALI 661 CE

Ketika Hazrat Usman sahid, Hazrat Ali sedang menjabat gubernur


Iraq.

29
Para wakil Hazrat Uthman dengan segera menerapkan perintah Al-
Qur’an untuk bermusyawarah untuk menetapkan pemimpin baru.
Sebuah pertemuan para Sahabah yang mulia dilaksanakan di Masjid
Nabawi, Madinah. Dua resolusi telah dihasilkan- pertama, bahwa
Khalifah berikutnya adalah Hazrat Ali - kedua, bahwa ibukota
negara akan dipindahkan ke tempat di mana Hazrat Ali
menjabat sebagai gubernur Iraq. Dalam pertemuan ini juga
terlewatkan perihal perlunya keamanan pribadi untuk Khalifah Islam,
hal ini dikarenakan para sahabat membenci, dalam keadaan apapun,
ada jarak antara diri mereka dengan masyarakatnya. Bagi mereka
menempatkan para penjaga/ pengawal di pintu gerbang adalah
sesuatu kebiasaan yang aneh.

Bagaimanapun, kapala negara Islam tetap berlayar dengan baik


walaupun di tengah gelombang kecil intrik dan konspirasi. Tetapi
pada tanggal 18 Ramadhan 40 AH (661 CE) tangan-tangan dari
orang-orang istana Persia menyerang lagi. Pada waktu fajar
menyingsing, ketika Hazrat Ali sedang memimpin sholat di
Koofa, seorang Majusi bernama Jamshed Khorasani, yang
mempunyai nama Islam, menyerang secara tiba-tiba dari
persembunyiannya dan menikam Beliau dengan senjata
tajamnya - pisau bermata dua - beberapa kali. Pada hari ketiga
setelah serangan ini, yaitu pada 20 Ramadhan, Khalifah yang keempat
akhirnya gagal untuk bertahan terhadap luka yang dideritanya. Dalam
buku sejarah konvensional kita, Jamshed Khorasani ini dikenal sebagai
Abdur Rahman Ibnu Maljam Al-Khariji. Jamshed dengan cepat segera
ditangkap oleh jamaah. Ia diadili dalam sidang pengadilan dan
menerima hukuman mati.

HAZRAT HASAN, SEORANG GUBERNUR

Sekarang karena Koofa adalah ibukota negara, para anggota dewan


Syura bertemu di sana. Hanya ada dua nama yang muncul pada
pemilihan Khalifah tersebut, yaitu Hazrat Hasan bin Ali dan Amir
Muawiya, gubernur Syria. Hazrat Hasan menolak untuk menerima
menjadi Kalifah. Oleh karena itu, Hazrat Mu’awiya menduduki jabatan
sebagai Khalifah yang baru. Ia telah mempunyai cukup modal yang
besar seperti sejarah yang baik di bidang administrasi, ketajaman
politis dan popularitas di tengah masyarakat. Namun demikian ia harus
memenuhi persyaratan konstitusional berupa kesetiaan masyarakat.

Sekarang ibukota negara dipindah ke Damascus. Beberapa orang


Suriah mulai berdiri sebagai pengawal dengan pakaian sipil tanpa
sepengetahuan Khalifah. Ketika pada bulan Ramadhan 40 AH
seseorang menyerang Hazrat Mu’awiya, seorang penjaga menebas

30
kepala penyerbu di sana. Hazrat Muawiya hanya menderita luka-luka
kecil.

Unsur-unsur yang membahayakan kepada Islam menjadi paham bahwa


disain mereka tidak mungkin berhasil di Damascus yang sekarang
sebagai ibukota negara. Maka, mereka mengalihkan perhatian mereka
kembali lagi ke Iraq di mana Hazrat Hasan telah ditetapkan sebagai
gubernur oleh Hazrat Mu’awiya. Karena penuh dengan rasa kasih dan
kedermawanan, Hazrat Hasan menjadikan provinsinya bagaikan
sebuah surga di atas bumi. Setelah menegakkan administrasi di Iraq
pada setiap lapisan pemerintahan, ia berhenti dari jabatannya pada
tahun 48 AH karena penyakit dan mengambil tempat kediaman di
Madinah.

Imam Ghazali melaporkan bahwa Imam Hasan mempunyai dua ratus


isteri. Pada beberapa referensi lain, termasuk dalam tulisan-tulisan
Ghazali, dinyatakan bahwa ia biasa menikahi empat wanita baru dan
menceraikan empat isterinya setiap minggu! Hanyalah orang-orang
dengan tujuan untuk menghina Beliaulah yang tanpa merasa bersalah
melempar tuduhan seperti itu pada Imam yang diakui oleh
masyarakatnya.

Ada sebuah laporan yang diulang-ulang oleh Haq Ali Haq, seorang
Presiden Jami’a Al-Azhar masa lalu, bahwa salah seorang isterinya,
Ja’da, tidak setia dan Imam Hasan ingin menceraikannya.
Bagaimanapun, sebelum ia melakukannya, istrinya meracuni dia dan ia
langsung meninggal. Hal ini terjadi di Madinah pada tahun 49 AH (670
CE).

Penelitian Mahmood Ali Abbasi menyimpulkan bahwa Hazrat Hasan


meninggal akibat TBC paru-paru di Madinah pada tahun 49 AH (670
CE).

BAGIAN- 14

Peringatan: Semua kritik dari pengarang diarahkan kepada para


sejarawan, dan sama sekali tidak ditujukan kepada semua pribadi
Islam yang terhormat sperti: Hazraat Ali, Fatima, Hasan dan Husain
[R.A.] yang kepada mereka kita diperintahkan memberikan
penghormatan dan penghargaan.

HAZRAT HUSSAIN:
Pemerintahan Keemasannya

31
Rombongan para musafir akan tetap pada tujuan mereka kendati
menghadapi berbagai tantangan yang datang kepada mereka.

Setelah pengunduran diri Imam Hasan, Hazrat Mua’wiya


menetapkan Hazrat Imam Hussain sebagai gubernur Iraq.
Kalifah yang saleh melanjutkan semua keagungan. Untuk pertama kali
dunia bersaksi bahwa di suatu pemerintahan seluas 3,5 juta mil
persegi, tidak ada yang bisa menemukan seorangpun yang
berkeinginan untuk menerima derma. Dan tidak ada seekor anjingpun
mati disebabkan kelaparan pada daerah tersebut. Ini adalah zaman
yang patut dicontoh ketika seorang gadis yang membawa barang
barang perhiasan bisa bepergian sendiri di atas seekor unta atau kuda
sepanjang perjalanan lebih dari seratus mil tanpa rasa takut, kecuali
kepada Tuhan!

Harmuzan, seorang aktor intelektual di balik pembunuhan


Hazrat Umar, menjadikan dirinya dibunuh pada tahun 23 AH.
Anaknya, Jaban bin Harmuzan, telah bergabung dengan sanak
keluarganya di Koofa pada umur mudanya. Ini adalah Jaban bin
Harmuzan yang sama yang pernah melakukan usaha pembunuhannya
yang gagal kepada Hazrat Hasan pada tahun 46 AH (Meezanul Faris).
Pada serangan itu, Hazrat Hasan telah menderita luka-luka serius pada
pahanya, tetapi dapat disembuhkan. Di sini, perlu dicatat dengan baik
bahwa setelah membunuh Hazrat Uthman, Saba bin Shamoon dan
Abdullah bin Saba telah menghilang tanpa bekas. Menurut Hujjatullah
Moosvi, mereka telah menghabiskan sisa umur mereka dalam
penyamaran di Yemen. Jaban bin Harmuzan juga telah berhasil
melarikan diri setelah menyerang Hazrat Hasan ketika orang-orang
masih mencurigainya.

KESYAHIDAN IMAM HUSSAIN 680 CE

Hazrat Muawiya meninggal pada tahun 60 AH/ 680 CE. Pertemuan


Dewan Syura untuk pemilihan khalifah yang baru sedang berlangsung
di Damascus, Koofa dan Madinah, ketika Jaban dan kaki tangannya
memasuki kantor Gubernur di Koofa dengan diselimuti gelap
malam. Mereka membunuh Gubernur Hazrat Hussain dengan sebuah
pukulan pedang yang memisahkan kepala dari badan Beliau. Karena
tidakadanya tindakan pengamanan dan terjadi pada kegelapan malam,
Jaban dan kaki tangannya dengan mudah meloloskan diri. Menurut
Allama Masoodi, Jaban tetap aktif melawan Hazrat Abdulla bin Zubair
sepanjang sisa umur hidupnya. Pada akhirnya, ia dibunuh ketika
sedang mencoba membunuh, pada akhir hidupnya pada tahun 70 AH.
Ia juga mempunyai nama Islam, Bilal bin Yousuf.

BEBERAPA KEANEHAN TENTANG SEJARAH KITA

32
Dalam mengungkapkan kenyataan tentang tragedi Karbala dan sejarah
lainnya, saya telah mengambil bab-bab sejarah dari banyak sumber.
Kendati singkat, banyak acuan telah diberikan. Penelitian ini
memerlukan sejumlah besar potongan dan sedikit informasi yang
terserak di sana-sini dan kemudian meletakkannya bersama-sama
untuk mendapatkan gambaran secara keseluruhan. Pembaca mungkin
akan bertanya mengapa tak seorangpun menulis buku seperti ini
sebelumnya. Barangkali jawabannya telah diberikan dalam buku saya,
The Criminal of Islam, “Aku benar-benar tidak tahu.” Secara singkat,
alasannya bisa jadi karena mudah tertipu, kepercayaan yang kurang/
tidak kritis kepada para sejarawan, tidakadanya waktu dan sumber
daya untuk penelitian baru, keputus-asaan dalam membuat terobosan
baru, rasa takut hidup yang menyimpang dari main-stream, takut
terhadap tuduhan keagamaan dari para Mullah dan lain lain. Beberapa
sarjana mungkin telah terikat pada topik lain yang lebih penting.

TABARI:

Sejarah tentang muslimin pertama yang pernah ada adalah yang


ditulis oleh ‘Imam’ Tabari (839-923 CE) pada rentang abad yang ketiga
dan keempat AH. Ia meninggal pada tahun 310 AH.

Apa sumber yang ia pakai? Ia tidak mempunyai begitu banyak sejenis


catatan yang dijadikan rujukan. Apapun yang ia catat adalah
bersumber atau atas dasar “mendengar dari seseorang”. Mendengar
dari siapa? Mendengar dari seseorang yang mendengar dari orang lain
dan seterusnya…

Tabari sendiri memasukkan di dalam bukunya sebuah penyangkalan


sejak dini bahwa mereka yang menyampaikan ceritera
kepadanya harus dipersalahkan jika ditemukan adanya
kemustahilan dalam tulisannya! Yang lebih buruk dari itu adalah
bahwa Tabari menulis apa yang ia sukai … Ia menulis apapun termasuk
yang disampaikan oleh orang-orang yang berpemahaman Majusi di
dalam hatinya dan… ia pun menulis apapun yang para ulama kerajaan
perintahkan. Puncak dari semua itu adalah, bahwa ia mencatat semua
informasi dari orang-orang yang ke dalam pikirannya telah dirasuki
paham-paham/ ajaran tertentu oleh keturunan intelektual Harmuzan,
Jafeena dan Saba bin Sham’oon. Tabari sendiri adalah seorang yang
mampu membuat cerita dan tukang cerita. Ia membebaskan raja dari
kesulitan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Hanya
sejarah dan pengungkapan yang seperti inilah yang sesuai dengan
para raja Abbasiah yang akan menyucikan dan mengesahkan martabat
raja mereka, membuka pintu kearah kekayaan dan kenikmatan dunia,
memungkinkan mereka untuk menimbun kekayaan dan membantunya
memelihara budak dan harem-harem wanita. Tabari memberikan

33
mereka segalanya. Sebagai balasannya, mereka mengguyurkan
kepadanya emas, penghormatan dan berbagai anugrah.

Dengan menyusun buku sejarah (13 volume) dan tafsir Al-Quran (30
volume) ia dimahkotai sebagai seorang Imam yang paling dihormati.
Lalu, siapa yang mampu dan berani mengoreksi hasil karyanya yang
luar biasa tersebut?

KULAINI:

Yang ini adalah Muhammad bin Yaqoob bin Ishaq Al-Kulaini. Sebagai
seorang keturunan Majusi, hasil karyanya juga sungguh mengesankan
(Meezanul Faris). Seperti Tabari, ia juga tidak mempunyai satupun
sumber tertulis dalam membuat bukunya. Ia menulis semata-mata
didasarkan atas hasil dengar-dengar dan hal itu dilakukan sudah
sangat terlambat yaitu pada akhir abad ke-4 dan ke-5 AH.

Para pembaca yang berpandangan terbuka dapat membayangkan


kenyataan apa yang dapat ditemukan dalam tulisannya yang semata-
mata didasarkan atas pembicaraan yang terbawa angin, “Ia berkata
anu karena ia mendengarnya dari seseorang yang mendengarnya dari
dia, dan seterusnya dan sebagainya”.

Yang lebih penting adalah, pengujian secara obyektif untuk melihat


kandungan dari tulisannya (dan juga sejarawan yang lain) selalu
terbuka lebar bagi para pencari kebenaran. Tulisan mereka sangat
penuh dengan kebohongan, kepalsuan, hal-hal yang tidak masuk akal
dan motiv tersembunyi.

SIAPA YANG BERANI BERBICARA TENTANG KEBENARAN!

Tabari khususnya memperoleh pengaruh karena adanya dukungan


kerajaan Abbasiah. Orang-orang yang tidak sependapat dengannya
yang memberanikan diri berdebat dengan dia, maka para Qadzi
(hakim) kerajaan akan memberikan label kepada orang seperti itu
sebagai ahli bid’ah, seorang Mo’tazilah (orang yang berpendapat
dengan cara berfikir yang rasional) dan bahkan akan dipancung. Dan
tulisannya akan dilemparkan ke perapian. Inilah kenapa, seiring
dengan berjalannya waktu, dengan tanpa rintangan tulisan-tulisan
Tabari dan Muhaddithin pilihan kerajaan semakin banyak memperoleh
justifikasi keaslian dan kesucian. Dengan lingkungan seperti ini, siapa
yang mampu dan berani mengungkapkan kebenaran? Bagaimana
seseorang berani berpendapat berbeda?

Menurut Allama Habibur Rahman Kandhalvi, para pegawai kunci


Abbasiah dipegang oleh orang-orang Majusi. Para wanita mereka

34
menduduki harem-harem Abbasiah. Dengan lingkungan yang seperti
inilah penyimpangan yang serius diciptakan di bidang keimanan.
Adalah benar-benar merupakan suatu kegemparan jika melaporkan
suatu kebenaran yang sesungguhnya. Para sejarawan adalah orang-
orang Majusi dan para penulis Hadith (perkataan dan perbuatan Nabi)
dan Seerah (riwayat hidup Nabi) adalah orang-orang Yahudi dan
Majusi.

Penulis pertama kronologi sejarah tentang peperangan Nabi


yang agung dan riwayat hidupnya adalah seorang Majusi yang
bernama Muhammad bin Ishaq bin Yassar. Ia juga telah dicatat
sebagai orang Yahudi dalam beberapa laporan. Hasil
kompilasinya sudah tidak ada! Tetapi versi yang diedit yang ditulis oleh
Ibnu Hisham, yang berjudul ”Sirah”, didasarkan pada buku Ibnu Ishaq.
Tipu dayanya adalah serupa dengan lainnya. Ia akan menguraikan
beberapa baris dengan topik cerita yang bersifat memuji Nabi, dalam
rangka untuk menetapkan kredibilitasnya terhadap Islam, yang
kemudian diikuti dengan baris-baris atau paragraf narasi yang bersifat
menghina. Kebanyakan dari sumbernya adalah Yahudi dan Majusi.
Itulah mengapa Imam Malik telah menjuluki Muhammad bin
Ishaq sebagai seorang pendusta. Antara Muhammad bin Ishaq dan
turunannya yang pertama yang tersedia dari hasil karya Ibn Hisham,
semua perawinya adalah orang-orang Persia dan Yahudi seperti Ziad
Al-Bakai, Muslimatil Abrash dan Hameed Razi. Juga ada Waqidi,
seorang Majusi tulen dan mempunyai reputasi sebagai pendusta
terbesar pada zamannya (Mazhabi Dastanain aur Unki Haqeeqat oleh
Allama Habib Kandhalwi).

Marilah kita lihat sebuah contoh mutiara laporan yang ditaburkan oleh
karakter seperti ini: ”Siapa saja yang menyumbangkan dua unit doa
sambil membayangkan kecantikan Puteri Shahr Bano, akan
memperoleh tujuh puluh ribu istana baginya di Surga. Setiap dari
istana-istana tersebut akan mempunyai tujuh puluh ribu kamar, setiap
kamar tujuh puluh ribu singgasana dan setiap singgasana akan
mempunyai tujuh puluh ribu bidadari yang siap jatuh dalam pelukan”.

Bencana lain yang ditimbulkan dari buku-buku seperti ini adalah


tidakadanya garis pemisah yang jelas antara tiga disiplin ilmu, yaitu
sejarah, tafsir (pengungkapan makna Al-Quran) dan Hadith (tradisi
Nabi yang agung). Mereka semua dijalin dengan cara yang
membingungkan. Dan mereka dipenuhi dengan pertentangan di sana
sini.

Allama Shibli Nomani, pada halaman 27 Seeratun Nabi-nya telah


memberikan suatu kutipan yang mengejutkan dari Imam Ahmad bin
Hanbal, yang menyatakan bahwa “Tiga jenis buku benar-benar tidak

35
ditemukan, yaitu: Mughazi, Malaham dan Tafseer” (Peperangan-
peperangan yang dihadiri Nabi, Pergerakan-pergerakan kecil dan
Pengungkapan makna Al-Quran).

SEMUA SAHABA KARAM - KECUALI LIMA - MENJADI AHLUL


BID’AH!

Atau, masih adakah seorang saja yang muslim? Imam Bukhari telah
menyatakan bahwa para Sahabat Nabi telah kembali menjadi murtad
ketika Nabi meninggal (Kitabul Fatan). Tabari menulis: Rasul Allah
berkata, “Sebagian dari sahabatku akan mengunjungiku di telaga.
Allah akan menjauhkan mereka dari hadapanku. Aku akan berkata:
Wahai Tuhanku! Mereka adalah para sahabatku. Tetapi aku akan
diberitahu: Kamu tidak mengetahui perbuatan apa yang mereka
lakukan sepeninggal kamu.”

Bagaikan bola yang menggelinding ke depan, Hafiz Ibn Hajr


menyatakan, “Umro bin Sabit telah berkata bahwa semuanya, kecuali
lima, menjadi ahli bid’ah setelah meninggalnya Nabi.”

Dan Ayatullah Aluzma Al-Hussaini menembakkan bola mencapai


sasarannya. Ia menulis, “Mereka yang lima itu, yaitu yang tetap dalam
kelompok Islam adalah Salman Farsi, Miqdad, Abu Zar, Ammar dan
Hazeefa.”

DUA LAGI DISINGKIRKAN!

Namun tidak hanya sampai di situ, lebih lanjut “orang-orang yang


selamat” dikurangi lagi menjadi tinggal tiga. Hazrat Ammar dan Hazrat
Hazeefa juga dibuang dari wadah Islam. Akhirnya score dua gol!
Apakah ini akhir dari permainan mereka? [Secara mencengangkan,
para sejarawan dan kolektor Hadith yang brilian melupakan untuk
memasukkan orang sekaliber Hazraat Ali, Fatima, Hasan dan Hussain
dalam kelompok elit dari sedikit orang-orang yang mereka anggap
setia dengan Islam. Apakah jalan sudah berujung? Ternyata belum]

SCORE GOL YANG LAIN - HANYA SEORANG MUSLIM YANG


TERSISA:

Dikatakan oleh sejarawan kita bahwa jika keimanan Hazrat Salman


Farsi dibandingkan dengan yang lain, maka keimanan Hazraat Miqdad
dan Abu Zar Al-Ghaffari tidak akan sebanding dan, karena itulah maka
mereka berdua perlu dianggap ahlul bid’ah juga! Maka, kesudahannya,
setelah Nabi meninggal, hanya seorang Muslimin tetap setia di muka
bumi ini, yaitu Salman Farsi. Ingat bahwa ia berasal dari Persia!

36
Imam Malik (salah seorang murid Al-Zuhri) dengan Muwatta yang
terkenal itu tidak mau ketinggalan. Sesungguhnya ia mendahului
kelompok tersebut di atas. Ia meletakkan dasar cerita tersebut dengan
mencatat pada bab Kitabul Jihad, “Rasul Allah berkata tentang para
syahid Uhud bahwa ia sendiri akan bersaksi kepada Allah tentang iman
mereka. Hazrat Abu Bakr meminta keterangan tentang dirinya. Nabi
berkata, “Aku tidak mengetahui bid’ah apa yang direncanakan setelah
aku.”Hazrat Abu Bakr mulai menangis dan berteriak-teriak. Nabi tidak
menghibur dia.” Paragrap yang terakhir ini disampaikan dengan
singkat dalam buku “Saat Sahaba Kay Halaat-E-Zindagi”v(Kejadian
dalam Hidup Tujuh Sahaba Vol. 3, hal. 19) karangan Ayatullah As-Syed
Murtaza Hussain Nasir Ferozabadi terbitan Nasir Ptinting Press. Ia telah
mengambil semua narasi dari enam buku “otentik” Ahadith dan
sumber Sunni.

MUSLIMIN YANG MUDAH TERTIPU:

Adalah luar biasa bahwa kita Muslimin menganggap kumpulan


dongeng ini merupakan buku-buku yang paling akurat, keaslian buku-
buku tersebut menjadi yang kedua setelah Al-Quran. Hal ini, di
samping hinaan yang memalukan kepada akal sehat, sekelompok
orang memproklamirkan bahwa Bukhari dan Muslim adalah Kitab yang
paling akurat, sementara yang lain setuju untuk menempatkan posisi
istimewa ini kepada Tabari, Al-Kulaini dan buku-buku Syiah yang lain.

Mullah yang sangat terkenal seperti “Maulana” Maudoodi, sempat


memperhatikan cerita kosong ini pada abad ke dua puluh, dengan
menyatakan, “Jika kita membuang cerita ini, apa yang masih tersisa
pada kita?” Baiklah, kita masih mewarisi Kitab Allah dan semua
laporan yang lulus dengan Furqon ini untuk memilah dan memilih yang
benar dari yang salah. Namun aturan yang sederhana ini gagal untuk
meresap pada pikiran para Mullah yang tertutup. Sesungguhnya, bagi
Muslimin hal ini merupakan sebuah tugas yang gampang. Apa yang
para sejarawan dan Muhaddithin tulis, harus di-check kembali
kebenarannya dengan Al-Quran. Sebagai contoh, apakah Al-Quran
secara gamblang berkata bahwa para sahabat Nabi yang dihormati
akan berpaling kepada bid’ah segera setelah Beliau meninggal dunia?
Bukankah AL-Quran memberikan serangkaian penghargaan yang tinggi
pada semua sahabat Nabi yang agung?

ORANG-ORANG MUNAFIK SUDAH DIKENAL:

Banyak sejarawan menyebutkan dalam karya-karya mereka bahwa


bahkan pada masa hidup Nabi yang agung, kebanyakan dari
sahabatnya adalah orang-orang munafik yang tidak dikenal (kecuali
bagi para Penjahat Islam ini). Namun demikian Al-Quran ayat 3:179

37
dan 40:30 telah memberitahu kita bahwa orang-orang munafik telah
diketahui dengan baik ketika mereka hidup bersama dengan Nabi.

BEBERAPA KRONOLOGI: ISLAM MURNI MENJADI ISLAM AJAMI


MASA KINI

PENYAKIT QALA QALA QALA

Yang berikut adalah tahun kematian dari sebagian sejarawan dan para
pengumpul Hadith. Hal ini akan membantu kita dalam menentukan
siapa dan kapan Islam yang murni berubah menjadi Islam yang palsu,
buatan manusia, Islam Ajami, Islam yang Nomor Dua.

Dua fakta harus selalu diingat.

• Pertama, Nabi meninggal pada tahun 11 AH (632 CE).

• Kedua, bahwa para pengarang tersebut (yang hidup lebih dari


seabad setelah Nabi meninggal), pada saat mereka menulis,
tidak satupun dari mereka mengacu pada tulisan ulama
sebelumnya. Mereka semua menulis berdasarkan pada
mendengar ucapan orang sezamannya, “Ia berkata ini atau
sesuatu seperti ini, saya mendengar bahwa ia mendengar dari si
Anu yang mendengar dari si Anu bahwa Nabi berkata ini atau
begitu ….”- Itulah penyakit QALA QALA QALA.

Tolong Perhatian!

Sebelum kita lanjutkan, mari kita secara singkat menyelidiki apa kata
Al-Quran terhadap para pemalsu ini:

6:112. Begitulah Kami mengadakan bagi tiap-tiap Nabi seorang musuh,


syaitan-syaitan dari manusia dan jin, yang mewahyukan ucapan palsu
yang indah-indah kepada satu sama lain, untuk menipu; dan sekiranya
Pemelihara kamu menghendaki, tentu mereka tidak membuatnya.
Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka mengada-adakan.

6:113. Dan supaya hati orang-orang yang tidak mempercayai akhirat


condong kepadanya, dan supaya mereka sangat berpuas hati
dengannya, dan supaya mereka memperoleh apa yang mereka
peroleh.

22:52. Kami tidak mengutus seseorang Rasul, dan tidak juga


seseorang Nabi sebelum kamu, melainkan bahawa apabila dia
berkhayal, syaitan melemparkan ke dalam khayalannya; tetapi Allah
menghapuskan apa yang dilempar syaitan, kemudian Allah

38
menentukan ayat-ayat-Nya; Allah Mengetahui, Bijaksana. [Syaitan-
syaitan manusia kemudian mencoba untuk mengubah ajaran-Nya
setelah ia pergi. Allah, kemudian, mengirim Rasul (Pesuruh) yang lain
untuk mengembalikan kemurnian Pesan-Nya 6:113. Hingga Pesan yang
terakhir diwahyukan dan Allah sendiri yang menjamin pemeliharaan-
Nya]

22:53. (Allah mengijinkan manusia-manusia syaitan ini untuk


melanjutkan bujukan jahat mereka) Supaya Dia menjadikan apa yang
syaitan lemparkan, (sebagai) satu cobaan bagi orang-orang yang di
dalam hati mereka ada penyakit, dan orang-orang yang hati mereka
keras; dan sesungguhnya orang-orang yang zalim adalah dalam
permusuhan yang sangat. [Zulm= pengasingan diri dari sesuatu yang
benar, 2:53. Bagian akhir dari ayat tersebut telah menjelaskan akifitas
mereka]

22:54. Dan supaya orang-orang yang diberi pengetahuan mengetahui


bahwa ia yang benar dari Pemelihara kamu, dan mempercayainya, dan
hati mereka merendah kepada-Nya; dan sesungguhnya Allah
selamanya memberi petunjuk kepada orang-orang yang percaya pada
jalan lurus. (5:48,15:19)

22:55. Dan orang-orang yang tidak percaya tidak henti-hentinya dalam


keragu-raguan padanya, sehingga ”Saat” datang kepada mereka
dengan tiba-tiba, atau datang kepada mereka azab hari yang tandus.

Kita melihat bahwa Quran telah betul-betul memperingatkan dari awal


kepada Muslimin tentang adanya komplotan/ konspirator sejarawan
dan ahli hadits yang akan merusak Islam. Proses transisi dari Al-Islam,
(DEENILLAH di Al-Quran) menjadi IN2 (Islam Nomor Dua) adalah suatu
penghancuran yaitu melalui komplotan tersembunyi.

Ketika komplotan tersebut telah mulai bekerja selama awal dinasti


Abbasiah, mereka memerlukan waktu agar ajaran IN2 tersebar kepada
masyarakat banyak. Metode mereka dengan cara memasukkan ajaran
IN2 melalui tulisan, penggandaan, komunikasi dan penyebaran buku-
buku, benar-benar lamban dan membosankan. Itulah mengapa
Revolusi Islam terjadi dalam prosesnya selama berabad-abad.
Kemunduran secara moral, sosial, ilmu pengetahuan dan politik kaum
muslimin mulai terjadi sejak sekitar 800 tahun kemudian, yaitu pada
abad ke-13 M, yaitu ditandai secara nyata dengan adanya serangan
gencar oleh Hulago pada pusat kekhalifahan Baghdad pada tahun
1258 M atas undangan orang-orang Persia.

Berikut ini adalah daftar sebagian dari para komplotan/ konspirator


yang paling utama (atau bisa jadi mereka adalah korban konspirasi

39
juga?) yang telah memesongkan Islam dari DEEN kepada agama
buatan sebagaimana yang kita lihat hari ini. Tahun kematian mereka
diberi tanda *.

Perlu diketahui bahwa AH menunjukkan AL-HIJRAH, yaitu penanggalan


sistim bulan kaum Muslimin yang dimulai sejak hijrah Nabi yang agung
dari Makkah ke Madinah pada tahun 623 CE. Seratus tahun
penanggalan Gregorian sama dengan 103 tahun sistem putaran bulan.
Nabi yang agung menuju ke kehidupan berikutnya pada tahun 632 CE
atau 9 AH.

MEREKA YANG ”BERCAHAYA”:

• Imam Ibn Jareer at-Tabari 310* (penafsir al-Quran yang pertama dan
sejarawan yang pertama)

IMAM HADITH SUNNI:


1. Imam Muhammad Ismail Bukhari 256*
2. Muslimin Imam Bin Hajjaj 261*
3. Imam Abu Dawood 275*
4. Imam Abu Abdullah bin Majah 273*
5. Imam Abu Musa Tirmizi 279*
6. Imam Abdur Rahman Nisai 303*
7. Imam Malik bin Anas 179*

Imam Malik adalah juga seorang Muhaddith (Pengumpul Hadith).


Anehnya, ia adalah satu-satunya Muhaddith yang berasal dari Arab
(bukan Persia). Koleksinya, Muwatta tidak diperhitungkan kedalam
anggota Sahah Sittah (Enam kebenaran)!

IMAM FIQH (AHLI HUKUM):


1. Imam Malik bin Anas 179*
2. Imam Abu Hanifa 150* (Tanpa buku)
3. Imam Ahmad bin Hanbal 241*
4. Imam Shafi’I 204*
5. Imam Ja’Far Saadiq 145* (diterima oleh Shia- Tanpa buku)

IMAM HADITH SHIA:


1. Muhammad Syekh Bin Yaqoob bin Ishaq Al-Kulaini 329* menulis Al-
Kafi
2. Syekh Saddooq Abu Jafar Muhammad Bin Ali Tabrasi 381* menulis
Man Yazharal Faqeeh
3. Syekh Abu Jafar Muhammad Ibn-Hasan Toosi 460* menulis
Tehzeebul Ahkam dan Al-Istabsar

SEBUAH PERNYATAAN PRIBADI

40
Mungkin sudah saatnya untuk menyatakan dan menegaskan bahwa
Shabbir tidak mempunyai sekte. Ia mengetahui dengan cukup baik
bahwa sektarianisme adalah syirik (menyekutukan Allah dengan
sesuatu merupakan kesalahan yang tidak dapat dimaafkan) (QS,
30:31-32) dan bahwa Rasulullah yang agung tidak ada sangkut
pautnya dengan sekte-sekte tersebut. (Al-Qur’an 6:159)

Aku dengan sungguh-sungguh sudah mencoba untuk menjadikan


sesuatu itu mudah dan menghematkan waktu bagi para pembaca yang
terhormat. Pembaca didukung untuk mempunyai pandangan yang
ringkas terhadap sumber yang sangat banyak, yang mana buku-buku
tersebut telah dianggap asli dan “suci”, untuk memastikan apa yang
sebenarnya telah ditulis didalam buku-buku yang diskralkan tersebut.

Banyak dari para pembaca dan teman yang saya hormati sangat
menginginkan bahwa Shabbir telah menkritisi semua agama dan
sekte. Apakah ia tidak menyadari adanya semua resiko termasuk
adanya hukuman dari pada mullah? Dengan mengenali adanya resiko,
aku harus berterima kasih kepada mereka atas perhatiannya yang
tulus. Sekalipun begitu, dogma yang sudah terbentuk secara mapan
tidak bisa dilawan tanpa keberanian? Al-Quran memerintahkan kepada
kita untuk tidak menyembunyikan kebenaran (2:42). Tolong ijinkan
saya untuk menyatakan bahwa aku tengah menantang kepercayaan
yang dipegang oleh anggota keluarga di mana aku dilahirkan dan kami
telah melihat cahaya.

BAGIAN- 15

SESI TANYA - JAWAB

Pembaca yth.,

Selama menyusun buku ini bersama-sama, beberapa orang baik laki-


laki maupun perempuan telah bertanya kepada saya beberapa
pertanyaan sangat penting.

Pertanyaan (Q): Selamat bahwa Anda bukan kepunyaan sekte


manapun, tetapi harus ada suatu kepercayaan dari yang lain yang
boleh jadi memuakkan bagi kamu? Hassan Akhtar, Detroit.

Jawaban (A): Aku menyatakan dengan segenap jiwa saya, bahwa saya
bukan kepunyaan sekte manapun. Penghormatan dan cinta kepada Al-
Quran dan Nabi yang agung, cukup sebagai alasan yang masuk akal,
dari sangkar pemikiran keberagamaan saya. Mengenai kepercayaan
terhadap yang lain, saya kira saya tidak membawa rasa suka dan tidak
suka secara pribadi. Menjadikan Kitab Allah sebagai Ukuran Yang

41
terakhir, kita semua harus tidak mengindahkan dogma non-Qura’nic di
mana saja kita temui.

Q. Terlepas dari sudut pandang Shi’ah, buku anda, Karbala: Fakta atau
Fiksi?- tidak akan mendapatkan persetujuan dari alim ulama non-Shi’ah
kita. Hafiz Ghulam Muhammad, Jacksonville.

A. Mendapatkan persetujuan dari seseorang bukanlah tujanku.


Integritas dalam riset adalah yang paling penting bagiku. Selain
sebagai dokter, aku adalah seorang siswa sejarah, psikologi, filosofi
dan ilmu agama. Setelah melakukan riset menurut kemampuan terbaik
yang kumiliki, saya menyajikan kesimpulan yang tulus dengan tetap
menghormati yang lain. Tentu saja, seorang murid yang dapat berbuat
keliru seperti saya mungkin juga membuat kekeliruan. Shiah, non-
Shiah dan yang lainnya mempunyai hak mutlak untuk menolak hasil
riset saya.

Q. Sesuai dengan tema dari buku ini, aku ingin bertanya kenyataan
dari Panjtan Pak (Lima Figur suci, Muhammad (S), Hazraat Ali,
Fatima, Hasan dan Hussain). Humera Jaafri, Orlando.

A. Banyak Muslimin dari berbagai sekte menganggap lima orang


terkemuka yang agung ini sebagai Panjtan Pak. Kita tidak mempunyai
keraguan tentang karakter mulia mereka. Namun demikian, istilah
Panjtan Pak atau istilah lainnya tidak nampak di Quran, atau nama
selain Muhammad tidak nampak di Kitab tersebut. Menurut Kitab Allah,
kualitas pribadi tergantung pada perbuatan individu, bukan pada
kekerabatan.

Q. Muslimin tetap mempermasalahkan tentang Tritunggal dalam ajaran


Kristen. Bagaimana tentang Segilima mereka sendiri (Panjtan Pak)?
Andrea Maseeh, Gujranwala.

A. Perhatikan pertanyaan yang terakhir dan jawabannya. Ini adalah


dogma yang non-Quranic. Bagi Muslimin, tentu saja juga manusia
seluruhnya, kewenangan terakhir tidak lain hanyalah Kitab Allah. Tidak
ada ‘Segilima’ dalam Al-Quran.

Q. “Setelah mepelajari naskah dari buku ini”, Khateeb Muhammad


Yaseen Jafri, seorang Muhaddith dari Multan berkata, “Bukumu
akan sangat membantu menyingkirkan pernyataan melebih-lebihkan
yang tak terbilang banyaknya dalam sejarah kita. Tetapi tolong
ditinjauan ulang Ayat tentang ‘Tatheer’.”

A. Aku berterima kasih kepada Mr. Jafri yang terpandang, bahwa ia


mempelajri naskah ini dan memberi nasihat yang berharga. Untuk

42
memenuhi keinginannya aku sudah meninjau apa yang disebut Ayah
Tatheer (33:33). Ayah 28 hingga ayat 34 dari Sura Ahzab tersebut
semuanya ditujukan kepada isteri Rasul yang agung (Para ibu
mukminin). Ayah 33 dan 34 berisi perintah khusus kepada para wanita
mulia ini dan rumah tangga secara umum. Hazrat Ali bukanlah
seseorang yang tinggal di dalamnya tetapi seorang menantu. Oleh
karena itu, kita tidak menemukan apapun pada ayat ini untuk dikaitkan
kepada Hazraat Ali, Fatima, Hasan dan Hussain. Semua narasi yang
mengaitkan mereka dengan ayat ini muncul pada abad ketiga
dan keempat AH oleh orang-orang untuk mengadu domba
Muslimin.

Q. Yang terhormat Sheikhul-Hadith Mufti Muhammad Irshad


Nizami juga telah dengan baik meninjau ulang secara kritis naskah ini.
Ia berkata, “Acuan anda akurat. Usaha ini mungkin akan menciptakan
dua jenis reaksi. Sebagian orang akan merasa mendapat serangan.
Pada sisi lain, pemikir yang tidak memihak akan menemukan di
dalamnya potensi untuk kembali kepada AL-Quran dan dengan begitu
akan mempersatukan dua sekte utama Islam.” Syekh Sahib, dengan
penuh harapan, lebih lanjut berkata, “Riset sejenis ini semestinya
telah dilakukan orang tua seperti aku. Sekarang pada saat umurku
yang sudah senja (80 tahun lebih) aku merasakan bahwa aku akan
mampu meinggalkan dunia ini dengan kepuasan, karena seseorang
telah melakukan pekerjaan yang telah ditinggalkan selama berabad-
abad. Tolong perhatikan dua persoalan atas nama saya karena mereka
sering salah tafsir.

Satu: “Ayah Tatheer” (33:33) hanya menyinggung kepada rumah


tangga Nabi (Ahlul Bait) yaitu mereka yang tinggal di rumah Rasool (S),
yaitu isterinya dan anak-anak mereka. Jika Hazrat Ali dimasukkan
karena dia sepupu Nabi, lalu bagaimana dengan Hazrat Abbas bin
Abdul Muttalib, paman Nabi, kenapa diabaikan? Kekerabatan
seorang paman adalah lebih dekat dibandingkan dengan
seorang sepupu. Dan, bagaimana dengan para putri Nabi
selain dari Hazrat Fatima! Berdasarkan sejarah ini, banyak
khalifah dari dinasti Abbasiah mengklaim bahwa pemerintahan
mereka adalah sebagai pemerintahan Ahlul Bait. Para
pendukung Abbasiah yang pertama, Khalifah Abul Abbas, menganggap
dia sebagai Imam yang syah.

Dua: ”Al-Mawaddata fil Qurba” harus dengan tepat dipahami.


Istilah ini pada ayat 42:23 bermakna menghormati orang-orang
yang dekat. Ayat 42:23 ini adalah berita gembira dari Allah kepada
para pelayanNya yang percaya dan hidup dengan kesalehan.
Katakanlah, “Tidak ada imbalan yang aku minta kepadamu untuk ini
selain dari bahwa kamu menunjukkan kasih sayang kepada orang-

43
orang yang dekat dalam ikatan kemanusiaan” (dan dengan begitu
mencari Jalan menuju Tuhanmu 25:57). Karena, seseorang yang
bermanfaat bagi orang banyak, Kami akan menghadiahi dia tambahan
kebaikan. Dan, sungguh, Allah bebas dari ketidaksempurnaan, sangat
tanggap untuk berterima kasih.

Sebagian orang secara keliru menginterpretasikan ‘’Al-


Mawaddata fil Qurba” seolah-olah Nabi yang agung meminta
orang-orang untuk mencintai familinya sebagai imbalan atas
jasa-jasanya. Penafsiran ini jelas keliru jika dikaitkan dengan
semangat Al-Qur’an yang menyiratkan bahwa kekerabatan, ras, warna
kulit dan ethnik tidak bisa dijadikan sebagai dasar untuk menentukan
kemuliaan atau kebaikan seseorang.

Juga, istilah untuk famili/ keluarga adalah ”dzil Qurba” atau


”Aqraba”, bukan ”Fil Qurba”.

Hazraat Nooh, Hud, Lut, Saleh, Shoaib, dan semua Nabi yang
lainnya mengatakan kepada kaumnya bahwa mereka tidak
meminta imbalan jasa apapun atas pelayanan mereka. Maka,
bagaimana bisa Nabi yang agung meminta suatu imbalan atas
risalahnya? Al-Quran menolak konsep ini dengan menyatakan bahwa
hanya karakter pribadi dari seorang individu yang bisa dijadikan
ukuran kehormatan seseorang. Menjadi bapak Hazrat Ibrahim tidak
memberikan manfaat bagi Azar, demikian juga menjadi keturunan
seorang Nabi tidak bisa membantu anak Noah. Hubungan keluarga
tidak memberikan jaminan keselamatan bagi isteri Hazraat Nooh dan
Lut. Dengan cara yang sama, adalah dari keturunan Nabi juga seorang
seperti Muhammad Ali Baab dilahirkan, yang pada faktanya
meninggalkan Islam dan menemukan agama Bahai.”

Q. Bagaimana mungkin Nabi meninggalkan dunia ini tanpa menunjuk


nama seorang pengganti?” Kazim Ali Zaidi

A. Surah Shoora menyuruh konsultasi timbal balik untuk menjalankan


urusan orang-orang yang beriman.

Q. Saya berpikir Maudoodi Sahib benar ketika bertanya apa yang


ditinggalkan kepada kita jika kita tidak menerima tulisan dari
para sejarawan kita. Alhaj Muhammad Raghib Siddiqui, Lahore.

A. Muslimin secara unik meletakkan dirinya dengan membandingkan


dengan orang yang lain. Mereka mempunyai Al-Quran yang akan
memisahkan yang benar dari yang palsu. Kita semestinya
menerima catatan dari sejarah dan hadits zaman dulu hanya
jika sesuai dengan AL-Quran.

44
Q. Tetapi Al-Quran tidak diwahyukan selama peristiwa Jamal,
Saffain dan Karbala ?

A. Benar. Namun demikian, bagaimana bisa para sejarawan


tiga atau empat ratus tahun kemudian memberikan penjelasan
yang lebih baik perihal karakter para Sahaba Karam
dibandingkan dengan yang disampaikan Al-Quran?

Mr. Surjeet Singh Lamba dari Delhi, India, telah mengirimkan sebagian
dari puisinya untuk dimasukkan ke dalam buku ini. (Terjemahan dari
Urdu)
Siapa yang lebih besar keimanannya dibanding Siddique
Siapa yang lebih adil dibanding Farooq
Siapa yang lebih dermawan dibanding Uthman
Siapa yang lebih berani dibanding Ali Singa Allah
Jika seperti itu sifat para pelayan betapa besar Sultan jadinya

Ungkapan ringkas ini membawa sebuah pelajaran bagi kaum Muslimin


yang senantiasa mengumumkan Sahaba Karam berdasarkan
kepercayaan sektarian mereka yang patut disayangkan.

Q. Perjalanan episode Karbala yang berkaitan dengan masa lalu, selalu


menciptakan keraguan. Bukumu telah melepaskan belenggu di
pikiranku. Aku berdoa semoga bukumu menjadi sebuah basis untuk
kesatuan di antara Muslimin! Prof. Abdul Hamid Mansoori, Patna (India)

A. Tentu saja, prioritas utama untuk Ummah adalah mempersatukan


diri mereka di bawah panji Al-Qur’an. Yang kulakukan hanyalah sebuah
usaha sederhana.

Q. Sebuah pemikiran yang kecil akan mengantarkan kita kepada


memahami bahwa Islam itu datang untuk mengangkat ras manusia
kepada kemuliaan yang baru, dan tidak untuk selalu meratap dan
berduka cita atas kejadian berabad-abad yang lalu. Fuad Haufmann,
Turkey.

A. Bahan pemikiran untuk masyarakat yang tajam pikiran.

Q. Menurut Imam Ja’far Sadiq dan Imam Ali Raza, Sufisme adalah
bid’ah. Meskipun saya seorang pengikut Shiah, aku tidak mengetahui
dasar pemikiran dari ajaran ini. Mrs. Amtul Quddus, Houston

A. Para ulama Athna Ashri menghormati para Sufi dan Sufisme sebagai
olok-olok, tetapi untuk tujuan yang salah. Menurut mereka, seseorang
yang tidak mampu mengenali Imam pada zamannya sama sekali tidak

45
bisa menjadi orang yang bijaksana. Imam sekarang, menurut mereka,
Mahdi yang sedang bersembunyi.

Q. Aku pernah mendengar bahwa ada hubungan kekerabatan


antara Yazeed Ibn Muawiya dan Hazrat Hussain? Feroz Malik,
Faisalabad

A. Seorang kemenakan perempuan dari Imam Hussain adalah


isteri Yazeed dan salah seorang dari isteri Imam Hussain,
Rubab adalah kemenakan Yazeed.

Q. Meskipun seorang Zaidi, aku sudah membebaskan diriku


dari bencana sektarianisme. Saya bukan seorang Sunni
maupun Shi’i, tetapi hanyalah seorang Muslim. Tetapi untuk
penelitian akademis, apakah prinsip utama pada sekte Shi’ah? Nawab
Hussain Zaidi, Orlando

A. Quran menjadikan hal itu jelasa bahwa Nabi yang agung


tidak ada kaitan apapun dengan mereka yang membagi-bagi
Islam dalam berbagai sekte (6/159). Aku menghargai
pemahamanmu. Quaid Azam dilahirkan dalam sebuah keluarga
Ismaili Khoja, tetapi ketika ia ditanya sekte apa yang ia
punyai, maka ia menjawab, “Pertama ceritakan kepada kami
sekte apa yang dipunyai Nabi dan para sahabatnya”. Lihatlah
juga jawaban dari pertanyaan berikutnya.

Q. Apakah semua Shi’ah juga mempunyai sekte seperti Sunni?


Niaz Ahmad Khan, Indiana.

A. Dikarenakan mengabaikan Al-Quran, maka terdapat sejumlah besar


sekte dan sub-sekte di antara Muslimin yang pada awal abad 21 ini,
yang dihitung oleh Alhaj Irshad Kareem Tughree dari Istanbul
sebanyak 191 sekte! Berikut adalah beberapa sekte Shi’ah:
(i) Shia Athna Ashree - Mereka yang mengakui adanya 12 Imam
(ii) Kaisania – Mereka yang menghormati Muhammad Bin Hanfia,
(yang meninggal pada tahun 84 AH) sebagai Imam yang syah dan
Mahdi yang dijanjikan. Ia adalah putra Hanfia, isteri Hazrat Ali yang
lain, di samping Fatima. Mukhtar Thaqafi mengikuti sekte ini.
(iii) Zaidi - Mereka yang mengakui Zaid putra Imam Zainul Abedin
(w.125 AH/ 739 CE) sebagai Imam yang terakhir. Oleh karena itu
mereka disebut sebagai Syiah “Lima Imami” untuk membedakan
dengan Syiah “Dua belas Imami”.
(iv) Ismaili - Imam Zainul Abedin, Imam yang keempat mempunyai
dua orang putra yaitu Baqir dan Zaid. Zaid tidak menerima Baqir
sebagai Imam. Imam yang keenam Jafar Sadiq mempunyai dua putra
yaitu Musa Kazim dan Ismail. Mereka yang menerima Ismail dan

46
keturunannya sebagai Imam disebut Ismaili. Pangeran Karim Agha
Khan adalah Imam mereka yang ke-49. Pada sisi lain, mereka yang
menerima Imamah Musa Kazim selanjutnya disebut pengikut 12
Imamah atau Asna Asharis.

Terlepas dari ini, terdapat sekte lain seperti Fatimi, non-Fatimi, Alavi,
Khariji, Bohra, Khoja, Shaikhia, Durooz, Jabria, Qadaria, Tawwabin dan
seterusnya.

Q. Bagaimana status Ahlus Sunna? Yang mana, di antara sekte


yang tak terbilang banyaknya itu ada pada jalan yang lurus? Salma
Abdur Razzaq, Miami

A. Ahlus Sunna (Sunni) juga telah melakukan pembagian-pembagian


pada dirinya. Sebenarnya telah menipu masyarakat banyak, para alim
ulama telah menguraikan sekte mereka sebagai ”Kelompok
Pemikiran”. Ahlus Sunna mempunyai dua sekte utama, Muqallid
dan Ghair Muqallid, yang berarti para penganut setia dan yang
bukan penganut setia. Kemudian ada yang percaya pada Fiqh dan ada
yang percaya pada Hadith. Ke bawahnya lagi, di antara Ahlul Hadith
ada yang seperti Wahabi dan Wahabi yang lain. Di antara Ahlul Fiqh
ada Hanafi, Hanbali, Maliki dan Shafi’i. Di antara Hanafi ada Deobandi
dan Barelvi. Di antara Barelvi ada Raza Khani dan Tawheedi. Di antara
Deobandis ada Qadeemi dan Jadeedi, Jalal Abadi dan Towni yang baru,
dan seterusnya.

Sekte yang mana yang merupakan jalan yang lurus? Tidak ada sekte
yang berada pada jalan yang lurus. Al-Quran mengumumkan bahwa
tiap-tiap sekte adalah Mushrik dan mengasingkan dari Rasul yang
agung. Al-Kitab menamai semua orang yang menyerahkan diri pada
Allah sebagai Muslimin (22:78). Tidak ada ruang bagi seorang Muslim
untuk berpecah-belah di dalam kerangka Al-Quran.

Q. “Perbedaan pendapat di antara Ummah adalah rahmat


Allah”, mengutip suatu Hadith, Banday Ali Hussaini dari Kathiawar.

A. Banyak Ulama yang telah menerima Hadith ini sebagai palsu.


Perpecahan atau Perselisihan adalah sebuah bencana
dipandang dari sudut Al-Quran. Karakteristik utama dari Kitab Allah
adalah bebas dari pertentangan.

Q. Bagaimana mungkin perpecahan sektarian kita diakhiri? M.


Najeeb Chaudhry, Kot Radha Kishan.

A. Hanya ada satu cara. “Pegang kuat-kuat bersama-sama tali


Allah (Al-Quran) dan jangan terbagi-bagi.” Hadith, sejarah,

47
riwayat hidup dan hadits Nabi, semua harus diteliti dengan cermat
berdasarkan Al-Quran, bukan sebaliknya, menjadikan AL-Quran tunduk
kepadanya.

Penyair terkenal, Akbar Ilahabadi dengan sangat tepat menulis:Karena


menghancurkan dampak dari AL-Quran Dibebankan kepada kita
sepasukan para pembawa cerita

Q. Apakah Mahdi yang dinantikan oleh Sunni dan Shiah adalah


orang yang sama atau dua orang yang berbeda? Maqbool
Sherwani, Texas

A. Ada sejumlah kabar angin mengenai hal itu. Mahdi Qadiani datang
dan meninggal pada tahun 1908. Menurut Dr. Israr Ahmad, Mahdi
Sunni telah dilahirkan pada tahun 1962. Tetapi ia gagal ketika
melakukan tindakan pertamanya selama Hajji tahun 2002 ketika ia
telah berumur 40 tahun.

Secara umum, Mahdi Sunni dipercaya sebagai manusia yang


akan dilahirkan, sedangkan Mahdi Shi’ah adalah orang yang
telah dilahirkan dan pergi menyembunyikan diri (ghoib) pada
tahun 878 CE dan sedang berkelana ke alam semesta dari
persembunyiannya di gua Samera di Iraq.

Imam Zaid dan Ismail berturut-turut adalah Mahdi Syi’ah Zaidi dan
Ismaili belum muncul untuk yang kedua kalinya. Muhammad bin
Hanafia, yaitu Mahdi Syi’ah Kissania juga belum muncul hingga kini.

Terdapat juga seorang Mahdi pada zaman dinasti Abbasiah yang


bernama Abdullah bin Maimoon. Dan Khalifah Abbassiah Mansoor
menamai putranya Muhammad Abdullah Mahdi yang siap menerima
sebagai Mahdi.

Pernah muncul seorang Mahdi dari Jaunpore di anak benua Indo-


Pakistan. Mr. Sherwani! Aku telah melihat seorang Mahdi dirantai. Ada
banyak Mahdi yang bisa dipilih dan anda dapat mengambil salah
satunya. Tetapi Allama Iqbal berkata:
Lihatlah turunnya Tuhan pada menara hati mu
Lepaskan sekali waktu penantian terhadap Mahdi dan Yesus

Q. Mengapa tidak ada Imam dari antara keturunan Hazrat


Hasan putra Ali, sedangkan, terdapat sangat banyak Imam di
antara keturunan Hazrat Hussain? Nadira Khatoon, Montreal

A. Kendati pergerakan Kaissania, Zaidi, Alavi dan Ismaili, pada


umumnya lebih percaya bahwa Imam adalah hanya dari keturunan

48
Hazrat Hussain. Meskipun begitu, banyak juga orang-orang yang
menerima Muhammad Nafs Zakiyah dan Ibrahim (keduanya
cicit lelaki Hazrat Hasan), sebagai Imam terakhir. Ada orang
yang percaya bahwa keduanya akan menjadi Mahdi di akhir zaman.

Q. Harmuzan dilaporkan telah berkata kepada Hazrat Umar


bahwa Tuhan bersama kaum Muslimin. Lalu, apa yang telah
para Majusi lakukan dalam rangka mengasingkan Tuhan dari
Muslimin? Khan M. Bhutta, N. Carolina

A. Anda telah bertanya sebuah pertanyaan yang sangat penting.


Panitia pusat Majusi Asavirah tentu saja membuat suatu
rencana yang sangat cerdik untuk menjadikan Muslimin
meninggalkan Al-Quran. Jika anda mendapati mereka terjerat
hadits, mereka memberikan alasan, anda telah mengasingkan
mereka dari Al-Quran, dan akhirnya, akan mengasingkan mereka
dari Allah. Nabi yang agung telah melakukan pengamatan yang tajam
mengenai ini, “Bangsa-bangsa zaman dulu binasa dikarenakan mereka
meninggalkan Kitab Allah dengan memakai buatan manusia.”

Q. Berapa banyak Ahadith yang ada di buku Usul Kafi karangan


Imam Yaqoob bin Ishaq Al-Kulaini dan berapa banyak darinya
yang otentik? Kazim Syed Ali, Atlanta

A. Ini adalah jawaban dari penerjemah Usul-Kafi, Maulana Zafar Syed


Hassan Amrohi dari kata pengantarnya pada vol. 1: “Ada 16,199
Ahadeeth di Al-kafi, darinya hanya 5072 yang otentik.”Yang mana yang
5072 itu?- Ia tidak mengatakannya.

Q. Terdapat suatu kesan umum bahwa kebijakan yang salah


dan nepotismelah yang menyebabkan pembunuhan Hazrat
Usman. Seberapa jauh kebenaran hal itu? Ini adalah apa yang
Maudoodi menulis. (M. Kafeela Asghar, Muradabad)

A. Menurut Quran (9:51) Maulana (Wali kami) hanya pantas


untuk Allah. Memanggil manusia dengan Maulana adalah
serupa dengan syirik. Mullah Maudoodi terjerat dengan fiksi
karangan Zuhri, Bukhari dan Tabari seperti seekor lalat terjebak jaring
laba-laba. Fitnah kepada seorang sahabat besar Nabi (Hazrat Uthman)
adalah suatu kejahatan, tidak lebih dari itu. Kampanye fitnah terhadap
Sahaba Karam adalah sebuah konspirasi jahat para penjahat Islam. Al-
Quran bersaksi bahwa semua sahabat Nabi (S) adalah orang-orang
yang benar-benar beriman (8:74), mereka semua bersaudara satu
sama lain (3:103), Allah ridhi/ disenangkan oleh mereka dan mereka
juga disenangkan olehNya. (9:100)

49
Q. Buku ini memperlihatkan bahwa sesungguhnya peristiwa Karbala
tidak terjadi. Apakah ini semata-mata fiksi? Ghazala Shaheen, New
Jersey

A. Ya, tentu saja. Anda perlu membaca ulang buku ini.

Q. Mengapa di sana tidak disebut-sebut nama tokoh Mukhtar


Saqafi? Dr. Farzand Ali, Toronto

A. Karena Mukhtar Saqafi tidak ada kaitannya dengan Hazrat Hussain.


Di dalam buku sejarah buatan/ palsu, ia diceritakan telah melakukan
pembalasan dendam kepada para pembunuh Karbala. Tetapi, ia
mengakui Muhammad keturunan Hazrat Ali dari Hanafia,
sebagai Imam Mahdi terakhir yang syah. Ia menganggap para
Imam yang lain sebagai kehilangan jiwa dan para perampas
kuasa. Menurut Hujjatullah Moosvi, (Meezanul Faris), Mus’ab
bin Zubair telah memenggal kepala Saqafi untuk
menyenangkan Hazrat Zainul Abedin karena ia menolak
mengakui Zain sebagai Imam.

Q. Tiap-tiap sekte mempunyai penafsiran sendiri terhadap Al-


Quran, jadi ..… Firdous Jabeen, Florida

A. Penafsiran berbeda hanya ketika kita memandang al-Quran dengan


lensa mereka yang disebut para Imam dan tulisan mereka. Al-Quran
berkata bahwa dia menguraikan secara terperinci segalanya (tibyanan
likulli syai-in) dengan jelas dan tanpa keraguan apapaun. Tentu saja,
mudah untuk memahaminya dan menjelaskan dirinya sendiri. Hanya
mereka yang akan mampu menyentuh (memahami) Al-Quran yang
suci, yaitu mereka yang mendekati Kitab tersebut dengan pikiran
terbuka dan tidak memihak.

BAGIAN- 16

SHURA (DEWAN KONSULTATIF)

Setelah mempelajari Karbala Ki Haqiqat (Karbala: Fakta atau Fiksi?)


selama sebulan, para anggota Shura yang berbeda-beda bertemu dua
kali pada tanggal 8 dan 9 Juli 2000.

Berikut para anggota yang mengambil bagian:

Qari Ghulam Muhammad Malik, London


Allama Zeeshan Qadri, Hyderabad Deccan
Nuri Muslim Syed, Damascus
Mrs. Mukhtar Begum, Durban

50
Mrs. Batool Sultana, Sweden
Hakeem Saadat Hassan Qarshi, Chittagong
Dr. Shujauddin Kirmani, Karachi
Maulvi Hafiz Muhammad Haq, Patna
Mrs. Rabab Naqvi, Qatar
Hassan Raza Akhtar, Montreal.

Aku berhutang kepada pendapat yang dinyatakan oleh para anggota


dewan dan yang lainnya. Berikut adalah ringkasan hasil kerja tersebut:

Qari Ghulam Muhammad Malik: Setelah menulis buku tentang isu


sensitip seperti ini, adalah mengejutkan bahwa Dr. Shabbir Ahmed
belum dianugrahi fonis dari para mullah. Karbala Ki Haqeeqat adalah
sebuah buku yang membuka mata. Sebuah buku yang sangat bagus
dan enak dibaca. Buku ini sebaiknya menjangkau sebanyak-banyaknya
kaum Muslimin.

Allama Zeeshan Qadri: Menceritakan kebenaran adalah melampaui


tingkatan berbahaya, riset ini luar biasa.

Dr. Shabbir Ahmed: Saya meminta para anggota agar tetap


mengarahkan pada kritikan.

Allama Zeeshan Qadri: Apa ada di sana untuk mengkritik? Orang


tidak bisa menemukan sebuah persamaan tentang penyimpangan
sektarian dalam buku anda manapun termasuk yang ini. Dan semua
statemen telah didokumentasikan dengan baik. Aku berpikir buku ini
akan tangguh berhadapan dengan mereka yang dengan teguh
mengikuti nenek moyang mereka. Bagaimanapun, al-hamdulillah,
Ummah Muslimin telah cukup sadar. Mengetahui kebenaran akan
menjadi sebuah pelepasan yang besar bagi ratusan ribu orang.

Naskah ini telah disampaikan kepada Sayed Muhammad An-Noori dari


Damascus, dengan tulisan tangan dalam Bahasa Inggris. Ia berkata,
“Ini merupakan suatu hal yang baik bahwa buku ini telah diterbitkan
sejauh ini dalam bahasa Urdu. Saya telah menempuh perjalanan
secara luas dan menemukan bahwa orang-orang yang seharusnya
paling berpandangan terbuka, yakni orang-orang Arab, ternyata adalah
yang paling kaku pada hari ini. Mereka bereaksi secara buta sama
sekali. Di Syria para pemalas yang berjongkok di jalan-jalan baik yang
memuliakan Hazrat Ali ataupun yang menghina dia juga bereaksi. Ada
sebuah laporkan perkataan Nabi yang menyatakan bahwa orang-orang
akan menjadi ekstrim dalam memuji dan menghina Hazrat Ali
sebagaimana yang dilakukan bangsa Yahudi dan Nasrani terhadap
Yesus Kristus. Bagi Muslimin, buku ini akan menjadi sebuah cara
menuju keseimbangan dalam pemikiran mereka.”

51
Mrs. Mukhtar Begum adalah seorang Aktifis Islam di Durban, Afrika
Selatan. Dia berkata, “Buku ini telah memenuhi suatu kebutuhan
mendesak dari waktu kami.”

Mrs. Batool Sultana Agha Stockholm, Sweden: hanyalah orang-


orang yang kekurangan visi dan kebijaksanaan yang dapat percaya
kepada fiksi tentang Imam Mahdi. Aku bagaimanapun, takut akan
reaksi yang emosional terhadap buku ini dan pengarangnya.”

Allama Zeeshan Qadri: Tidak ada pekerjaan tentang segala hal yang
bermakna bisa dilakukan dalam kondisi ketakutan. Aku telah melihat
sendiri buku Abdul Jabbar Qaramati di Musium Istanbul pada
tahun 1960 dan aku menulis beberapa komentar dalam bahasa
Urdu dan Inggris untuk dipublikasikan. Namun tidak ada jurnal
yang berani menerbitkan komentarku.

Dr. Shujauddin Kirmani, seorang ahli ilmu agama dan psikolog di


Karachi, berkata: Harus diingat bahwa di sejarah kita telah pernah ada
zaman ketika para perawi, sarjana Hadith dan sejarawan, telah
menggabungkan diri mereka dengan lingkungan kerajaan. Para raja
akan memberi banyak penghargaan kepada mereka untuk tulisan yang
menyenangkan mereka. Jadi, banyak dari para pengarang ini menari
sesuai dengan irama musik para pelindung mereka.

Maulvi Hafiz Muhammad Haq: Hinaan kepada akal manusia telah


diungkapkan dalam Karbala Ki Haqeeqat yang memungkinkan
pembaca meneliti sendiri Kebenaran vs Kebohongan.

Mrs. Rabab Aqeel Naqvi: Apapun yang pernah kita dengar dan baca
sejak masa kanak-kanak telah diruntuhkan. Argumentasi dan acuan
sedang menyilaukan mata kita. Dalam waktu beberapa jam aku telah
melihat sekitar 90 buku berserak di sekitar Dr. Shabbir yang darinya
acuan telah diambil oleh buku ini. Bahkan pengadaan dari buku yang
jarang ini adalah suatu hal yang menakjubkan!

Dr. Shabbir Ahmed: Aku berhutang kepada para pembacaku yang tetap
mengirimi aku buku-buku unik dan sulit ditemukan dari seluruh sudut
dunia.

Mr. Hassan Raza Akhtar (Pustakawan): Aku dengan sepenuhnya


setuju dengan Mrs. Rabab Naqvi. Sejak membaca buku ini, aku
merasakan sedang hidup dalam suatu hidup yang baru. Begitu banyak
kebingungan telah dibuka dari pikiranku.

Allama Zeeshan Qadri: Aku lupa menyebutkan suatu hal yang


sangat penting. Munajaat Zainul Abideen, sebuah buku yang

52
menurut dugaan ditulis oleh Imam Zain pada zaman dahulu
semasa hidupnya tidak menyebutkan sama sekali tentang
Karbala!

Dr. Shabbir Ahmed: Luar biasa! Aku berterima kasih kepada semua
anggota Shura yang terhormat atas pendapat mereka. Bahkan buku-
buku Hadith yang ditulis pada abad ke-2 dan ke-3 sekalipun
tidak menyebutkan peristiwa itu sama sekali. Karbala Ki
Haqeeqat adalah masalah yang rumit di mana ketidak sempurnaan
mungkin ada dalam teks ini. In-sha-Allah dengan bantuan dan
bimbingan anda, maka akan ada perbaikan pada edisi berikutnya.

BAGIAN- 17

REAKSI TERHADAP CETAKAN PERTAMA

Cetakan pertama dari buku ini telah diterbitkan pada bulan Agustus
2000. Lebih dari sepuluh ribu buku dari edisi ini telah terjual dan
dibagi-bagikan secara cuma-cuma selama akhir delapan bulan. Berikut
adalah ringkasan komentar terhadap versi bahasa Urdu dari Karbala:
Fakta atau Fiksi?

Telah disebutkan oleh Al-Quran bahwa sektarianisme adalah serupa


dengan Syirik (Politheisme). Seseorang yang mengidentifikasi
dirinya dengan sebuah sekte maka putus semua ikatannya
dengan Nabi yang agung. Meskipun demikian, kami telah
mengamati sepenuhnya perbedaan reaksi pada buku kami dari
kaum yang disebut Sunni dan Shi’ah.

Sunni secara berkelimpahan menerima buku tersebut. Mereka


berkomentar sebagai berikut:
• Setelah membaca buku ini kita merasakan bahwa kami telah
dibangunkan dari tidur.
• Ini merupakan sebuah pembebasan yang menyenangkan dari
penipuan besar yang diputar oleh para sejarawan dan perawi
terkemuka kita.
• Kita pernah mendengar cerita Karbala sejak masa kanak-kanak.
Tetapi dogma, cerita dan praktek tertentu tidak dengan tiba-tiba
menjadikannya jelas.
• Kita pernah membaca dan mendengarkan cerita aneh seperti itu
yang nampak menghina akal sehat. Barangkali kita terlalu mudah
tertipu.
• Dalam mengemukakan cerita Karbala, Imam Tabari telah dengan
sungguh-sungguh mencaci para Sahabat dan menghina Nabi yang
agung.
• Beberapa pembaca merasa seharusnya telah ada uraian yang lebih

53
detail perihal Hazrat Hussain sebagai gubernur dan pembunuhannya
oleh Jaban.
• Beberapa pembaca yang lain berkomentar bahwa buku ini nampak
berakhir secara tiba-tiba.

Komentar ini akan dimuat kedalam edisi berikutnya, In-sha-Allah.

Untuk menangkap kembali beberapa poin, adalah sangat sulit untuk


memaafkan kepercayaan masa lampau kita. Dalam konteks ini adalah
penting untuk menyebutkan bahwa tidak lain hanyalah Tabari bin
Rustam yang menyusun cerita Karbala 240 tahun setelah pembunuhan
Gubernur Imam Hussain. Dan ia menyandarkan dugaan kejadian
Karbala kepada Abu Mukhnif yang meninggal 50-100 tahun sebelum
Tabari dilahirkan. “Abu Mukhnif berkata ini dan menulis itu.” Tetapi ia
telah meninggalkan tak satupun sisa catatan ! Dongeng yang kita
dengar sejak masa kanak-kanak menjadi berurat berakar dalam
kepribadian kita. Karenanya, kebanyakan orang tidak akan
mendengarkan penjelasan apapun terhadap apa yang telah mereka
sanjung.

Aku dapat mengatakan berdasarkan pengalaman pribadi bahwa hanya


sekitar sepuluh persen dari muslimin yang mempunyai
fleksibilitas cukup untuk terpikat dengan gagasan baru di luar
arus mayoritas. Cara berfikir yang revolusioner adalah terlalu besar
untuk sukses. Secara kebetulan, selalu sebuah minoritas yang
diperlukan untuk memecah berhala dari pola yang sudah terbentuk.
Mayoritas tersebut kemudian akan mengikutinya.

Sepuluh persen dari pembaca Shii kita yang patut dimuliakan,


baik lelaki maupun perempuan, telah berkata bahwa
kebenaran telah terbit pada jiwa mereka. Maka, mulai
sekarang mereka tidak akan melakukan Maatam (Memukul
dada) pada bulan Muharram.

Duapuluh persen dari para pembaca Shii berseru bahwa studi ini
nampak berdasarkan pada fakta, tetapi jalan apa yang sebaiknya
ditempuh sekarang?! Aku telah menceritakan kepada mereka bahwa
masalah ini adalah sederhana. Mereka semestinya merengkuh kembali
Kitab Allah. Tidak ada penafsiran yang dibuat-buat dalam Kitab
tersebut. Olok-olok terhadap Al-Quran yang disebut ‘maksud/ makna
yang tersembunyi’ harus dibuang. Para Mullah baik masa kini atau
zaman dulu dan bagaimanapun besarnya nama mereka semestinya
tidak diikuti tanpa suatu pemeriksaan. Keyakinan yang buta
merupakan bagian dari kekafiran. AL-Quran harus ditafsirkan
dengan al-Quran sendiri dan bukan oleh sejarah, tradisi/ hadits

54
dan dugaan dari Shan-An-Nuzool (keadaan seputar turunnya
wahyu). Beberapa prinsip berikut adalah sangat jelas:

1. Keturunan tidak akan menganugerahkan martabat pada siapapun.


Di hadapan Allah terdapat satu-satunya kriteria untuk keunggulan,
yaitu karakter. Apakah itu Umayyah atau Banu Hashim, jika
kekhalifahan dengan cara pewarisan dari bapak kepada anak lalu
kepada cucu, maka sistem seperti itu adalah kerajaan yang
bertentangan dengan AL-Kitab.

2. Menurut AL-Quran, semua persoalan Muslimin termasuk


kekhalifahan semestinya ditetapkan melalui konsultasi timbal balik
(musyawarah).

3. Menjadi seorang penguasa pada Sistem yang ditetapkan secara


Ilahiah adalah sebuah tanggung jawab yang luar biasa. Orang yang
benar-benar beriman seperti para Sahabat tidak akan mendambakan
kekuasaan maupun menuruti kesenangan diri dengan mengadakan
peperangan untuk mendapatkan kekuasaan seperti halnya kebiasaan
politisi masa kini. Dahulu mereka menganggap bahwa kekhalifahan
adalah sebuah beban. Hazrat Ali dan keluarganya tidak akan
mengharap-harapkan kekuasaan. Dalam penggambaran mereka yang
tamak dan dahaga akan kekuasaan, berarti para sejarawan telah
bersalah karena secara tidak langsung telah menghina mereka.

4. Karena bagi seorang yang beriman, harta dan kekayaan adalah tak
lain hanyalah hiburan yang cepat berlalu. Mereka tidak akan merasa
kehilangan atas sebidang tanah atau properti demikian juga mereka
tidak akan mempedulikan kekuasaan.

5. Selama masa kehadirannya, Nabi yang agung menghapuskan


„thaar“, rantai balas dendam atas pembunuhan, generasi demi
generasi. Al-Quran dengan kuat mengumumkan bahwa tidak ada
seorangpun yang akan membawa beban orang lain dan semua orang
akan bertanggung jawab atas tindakan dirinya sendiri. Sehingga
anjuran untuk pembalasan dendam akan menghasilkan tidak lain
hanyalah kedengkian dan rasa dendam. Di AL-Quran, prinsip Qisas
(Hukum balas) secara spesifik diterapkan terhadap pelanggar melalui
suatu pengadilan, bukan terhadap anak-anak pelanggar atau cucunya.

6. Al-Quran menceritakan kepada kita untuk tidak mengikuti


dugaan karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung jawaban
(17:36). Nabi yang agung berkata, “Adalah cukup bagi seseorang
untuk menjadi seorang pendusta ketika seseorang menyampaikan
kepada orang lain apa yang telah ia dengar.” Cerita Karbala

55
mengandung kabar burung dari Tabari yang hanya berdasarkan pada
“Abu Mukhnif berkata ini, Abu Mukhnif berkata itu.” Dengan
penyebaran yang intensif ini, ia mempromosikan persekongkolan
musuh-musuh Islam. Apakah Karbala bukan sebuah cerita yang hanya
berdasarkan pada kabar burung?

7. Allah memerintahkan kepada mukminiin untuk tidak bersedih pada


apa yang hilang (3:153). Sekarang, bukankah mempraktekkan upacara
perkabungan, ratapan dan pemukulan dada secara nyata
bertentangan dengan Al-Quran? Apakah Hazrat Hussain dan
keluarganya memperkenalkan penggambaran duka cita dan ratapan
seperti itu? Tidak, berdasarkan pada otoritas Al-Quran, para Sahabat
sebagai mukminin adalah orang yang tidak takut atau berduka
berlama-lama.

8. Al-Quran berkata lebih dari sekali, “Kamu tidak akan pernah


melihat Hukum Allah berubah”. Oleh karena itu, mukjizat pada para
Imam tidak lebih dari sekedar dongeng belaka. Hukum sebab-akibat
adalah salah satu dari hukum Ketuhanan yang tidak dapat diubah di
alam semesta sebagaimana berulang-kali dinyatakan oleh AL-Quran.

9. Menurut al-Quran, hakim yang paling akhir adalah Allah. Tidak


seorangpun akan ditanya tentang apa yang dilakukan oleh generasi
sebelumnya. ‘Mengkapling” surga dan neraka kepada para sahabat
Nabi, mengutuk orang-orang zaman dahulu; dan pendewaan kepada
sebagian dari mereka, akan dapat menciptakan perpecahan dan
kebencian. “Mereka yang tinggal di masa lalu akan kehilangan masa
depan,” kata Cisero.

10. Al-Quran tidak memerintahkan kita untuk merahasiakan


kebenaran. Oleh karena itu, prinsip palsu Taqiyyah (merahasiakan
kebenaran dan memperlihatkan kebohongan) harus dibuang.

Beberapa ulama Shii mempertahankan pendapatnya bahwa kepala


Hussain yang dipenggal membaca al-Quran dan hal itu merupakan
mukjizat. Lebih lanjut, beberapa ulama lainnya menyatakan, “Kami
menerima bahwa Imam (Mahdi) dilahirkan dari paha ibu mereka, atau
kepala yang dipenggal membaca Al-Quran adalah hal yang tidak logis.
Namun demikian, mempercayai hal itu memperkuat Iman.” Apakah hal
itu benar-benar terjadi? Itu tidak lebih dari membuka sebuah kaleng
cacing yang utuh dan secara intelektual kaum muda memperolok-olok
dogma-dogma seperti ini sebagai lelucon.

Di tengah-tengah kegundahan para Mullah pada cetakan pertama,


saya diingatkan oleh penyair terkemuka, Syekh S’adi, “Diam adalah
bantahan yang terbaik kepada yang bodoh.”

56
Karya ini didasarkan pada menjadikan Kitab Allah sebagai ukuran, dan
tulisan dari para alim ulama telah diteliti dengan Cahaya Al-Quran.
Sekarang para pembaca dapat membentuk pendapat mereka sendiri.

Ketika baris-baris ini sedang ditulis, seorang yang lebih tua dari Texas
telah mengomentari bahwa sebuah suara yang terasing dari suatu
kebenaran akan dengan mudah ditenggelamkan dalam kegaduhan
mesin propaganda yang hebat dari para alim ulama. Saya setuju
bahwa para alim ulama kita selalu merupakan rintangan yang paling
besar dalam perubahan. “Ulema” masa lampau adalah sumber mata
pencaharian bagi para alim ulama masa kini. Namun demikian, hal ini
dengan cepat akan berubah. Terutama sejak munculnya internet,
Muslimin pada khususnya menemukan apa yang selama ini
dirahasiakan dalam volume buku yang sangat besar atas nama Islam.
Saya berkata dirahasiakan karena masyarakat awam jarang
memperoleh buku yang sangat besar ini dan hanya para alim ulama
kita yang mempunyai waktu dan akses untuk membacanya.

Kurang dari satu tahun, ratusan ribu individu di seluruh dunia telah
setuju dengan riset saya yang sederhana tentang ”Karbala: Fakta atau
Fiksi” dan juga buku ”Para Penjahat Islam”. Orang-orang ini datang
dari berbagai sekte Islam. Sekarang mereka tidak lagi
bertahan pada sekte apapun tetapi menyatakan diri mereka
secara sederhana sebagai Muslimin. Yang menggembirakan
adalah bahwa diantara mereka adalah para pengikut Shiah
yang telah terbebaskan dari meratap dan memukul dada
secara terus menerus.

Para pembaca yth.! Perlu ditegaskan kembali bahwa saya benar-benar


menghormati Ahlul Bait (keluarga Nabi yang agung) lebih dari yang
para sejarawan masa lalu yang secara de facto telah menghina mereka
dengan berkedok penghormatan seperti yang sudah anda lihat.

Setiap langkah aku menyalakan sebuah lilin dengan darah jantungku


Seseorang boleh jadi mengikuti jalan kecil yang sama

BAGIAN- 18

PENGUNGKAPAN SELANJUTNYA

57
Marilah sekarang kita klarifikasi lebih lanjut tentang isu tertentu.

1. Tolong lihat kembali buku harian Hur bin Abdur Rahman


pada Bab 11.

Manusia istimewa ini adalah salah seorang gubernur Andalusia


(Spanyol) selama pemerintahan Hazrat Umar bin Abdul Aziz (99 - 101
AH). Buku hariannya menceritakan kepada kita bahwa:

Hazraat Ali, Hasan dan Hussain secara berturut-turut adalah


para gubernur Iraq. Hazraat Ali dan Hussain mengorbankan hidup
mereka di kantor bergengsi tersebut. Integritas, kewaspadaan dan
kompetensi mereka telah mengubah Irak yang pada masa kini sedang
tidak beruntung menjadi sebuah surga di atas bumi. Ketika Jamshed
Khurasani membunuh Hazrat Ali dan Jaban bin Harmuzan
membunuh Hazrat Hussain, para komplotan Persia dengan
gembira mengira bahwa mereka telah memberikan pukulan
fatal kepada Kekhalifahan Islam dan bahwa Iraq akan jatuh ke
pangkuan mereka. Namun ternyata sebaliknya, darah Hazraat Ali
dan Hussain tidak tumpah dengan sia-sia.Kemudian, para kurir yang
berasal dari Damascus (kota besar Kekhalifahan) menceritakan bahwa
pada tahun 100 AH Kufa, Basra dan… (tidak dapat dibaca) di
Iraq adalah lebih makmur dibandingkan dengan Syria,
Palestine dan Mesir.”

2. Meezanul Faris (Timbangan Persia) karangan Abdul Qadir Ali


Al-Mooosvi.

Kita sudah mencatat pada Bab 13 bahwa Hazrat Uthman menjadi


Amirul Mu’mineen (Pemimpin orang-orang beriman) selama 12 tahun
setelah kesyahidan Hazrat Umar pada tahun 23 AH. Selama masa
pemerintahan Hazrat Usman sebagai Khalifah di Madinah, Hazrat Ali
masih tetap sebagai gubernur Iraq yang ditetapkan oleh Kalifah
dengan Koofa sebagai ibukota propinsi.

Sebuah buku yang bagus sekali, Meezanul Faris yang diterbitkan di Iran
karangan Hujjatullah Abdul Qadir Ali Al-Mooosvi mempunyai dua bab
yang terperinci yang menguraikan sebuah gambaran yang indah
jaman Hazrat Usman yang dermawan. “Adalah sebuah model Negara
dengan keadilan, persamaan hak, kedamaian, tenang, maju dan
makmur yang patut dicontoh.” Buku Meezan menggunakan sumber
masa lampau tentang sejarah Khilafat-Rashida (Kalifah yang dipandu).
Banyak dari sumber ini telah ditemukan baru-baru ini di Istanbul dan
Spanyol. Tidak terlalu mengejutkan, bahwa buku tersebut telah
dibuang di Iran.

58
3. Dalaail-an-Nabuwwah Syedina Muhammad (Analisa Logis
Kenabian Muhammad, Pemimpin kita) oleh Abdul Jabbar
Qaramati

Sekarang kita mengacu kembali pada Bab 9. Hanya satu naskah


tulisan tangan dari buku Abdul Jabbar Qaramati yang ada di Musium
Istanbul.

Yang terhormat Pimpinan Dewan Konsultatif kita, Allama Zeeshan


Qadri Naqshabandi telah mendapatkan kesempatan istimewa untuk
melihat naskah buku unik ini. Pengarang dari naskah Arab ini, Abdul
Jabbar Qaramati, sepertinya adalah seorang yang beriman dan benar-
benar seorang pengagum Nabi yang agung. Meskipun demikian sekte
‘Qaramati” kemungkinan tidak lebih dari hanya sekedar kepercayaan
yang diatributkan kepadanya untuk mencemari namanya, Abdul Jabbar
nampak seperti orang yang sepenuhnya bebas dari semua
sektarianisme.

Karena tinggal lama di Jordan, salah satu dari pembaca, Fouad


Hoffmann (tidak ada hubungannya dengan Murad Hoffman), beliau
mampu berbicara dan membaca Arab dengan fasih. Terjemahkan
berikut ini adalah beberapa kutipan dari buku tersebut yang dicopy
oleh Fouad Hoffmann:

“Apa yang bisa dijadikan sebagai sebuah argumentasi yang lebih baik
untuk mendukung kebenaran dari Kenabian Muhammad (S)
dibandingkan dengan fakta bahwa 250 tahun setelah Beliau
meninggal, Beliau masih sebagai cahaya mercusuar bagai semuanya?”

“Ummah Muslimin mendapatkan hadiah seorang permata langka


dalam pribadi yang terhormat Abu Bakr Siddiq. Salam hormat kepada
Abu Bakr! Dialah yang menjaga Sistem tetap bersemangat setelah
Nabi (S).”

“Salam hormat kepada Hazrat Umar- Ia memelihara Ummah Muslimin


terhadap reaksi negatif atas malapetaka hilangnya Nabi dan
penggantinya!”

“Salam hormat dalam kaitannya dengan Uthman yang dermawan,


Uthman dua cahaya yang mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh
yang terhormat Umar Farooq dari tahun 23 hingga 35 AH sedemikian
baiknya sehingga Kekhalifahan tetap aktif bekerja dengan baik.”

59
[Perhatikan hahwa dongeng yang dianggap terjadi tentang adanya
pemberontakan sepanjang pemerintahan Hazrat Uthman secara pasti
tidak dikemukakan oleh Qaramati. “ Tentang ”Dua cahaya” adalah
julukan kepada Hazrat Uthman yang menunjukkan bahwa ia menikahi
putri kedua Nabi yang agung setelah yang putri Nabi yang sebelumnya
meninggal]

“Salam hormat kami kepada Ali Ibn Abi Talib- Ia masih tetap
sebagai gubernur Iraq (13-40 AH), provinsi utama kami, yang
dengan penuh kedamaian memimpin Kekhalifahan mulai dari
tahun 35 hingga 40 AH.”

“Madinah, sebagai pusat Kekhalifahan, telah menjadi pusat


kegiatan dari intrik (tipu daya) kaum Majusi dan Yahudi.
Adalah strategi yang berpandangan jauh dari Hazrat Ali
sehingga Beliau memindahkan ibukota negara Islam dari
Madinah ke Koofa pada saat yang tepat.”

“Bahkan hingga hari ini (sekitar 280 AH) Dunia Islam dipersatukan
seperti satu badan.”

BAGIAN- 19-

PENUTUP

Sebuah Kebaikan- Sebuah Buku- Sebuah Permintaan

1. KEBAIKAN

Para pembacaku yang terhormat masih tetap melakukan suatu


kebaikan yang besar dengan cara mengirimi saya buku-buku, tulisan
dan artikel yang langka, yang diluar jangkauanku. Atas sikap yang baik
ini, saya tetap merasa berhutang kepada mereka.

2. SEBUAH BUKU

Ad-Deen Wad-Daulah (Agama dan Negara)


Karangan Ali bin Sahl Raban, yang ditulis pada tahun 205 AH.

Ketika baris-baris sedang ditulis, saya menerima dari seorang wanita


Arab di Madinah, Versi bahasa Inggris sebuah buku Arab yang langka,
Ad-Deen Wad-Daulah.

Pengarangnya lahir pada tahun 160 AH yang berarti bahwa ia


mendahului sejarawan yang sangat terkenal Tabari yang baru lahir 64
tahun kemudian, yaitu tahun 224 AH. Penyelidikan awal buku tersebut

60
mencerminkan bahwa pengarangnya benar-benar mencintai Nabi yang
agung. Ia telah mengumpulkan ramalan dalam Alkitab (Bibel) tentang
kedatangan Nabi Muhammad dengan referensi yang banyak dan
ketrampilan yang baik sekali. Ali bin Sahl bin Raban adalah seorang
sarjana Bibel dan mempunyai minat yang besar dan keahlian berdialog
dengan Yahudi dan Kristen.

Pada prakata buku tersebut, Adil Nowaihidh dari Penerbit Darul Afaq
dari Beirut berkata bahwa Ali bin Sahl bin Raban telah
menyempurnakan dan bekerja dengan penuh keadilan terhadap
masalah tersebut.

Bukunya berkata:

“Para Pengikut Nabi dan mereka yang memperkenalkan Islam kepada


yang lain adalah orang-orang yang benar-benar sholeh.

Adalah dikarenakan kemuliaan Nabi yang agung sehingga individu-


individu dengan status yang tinggi seperti Hazraat Abu Bakr, Umar Ibn
Khattab, Uthman bin Affan, dan Ali bin Abi Talib menjadi bintang-
bintang Ummah.

Ummah yang diberkati selanjutnya adalah para laki-laki dan wanita


terhormat berikut:

Hasan bin Ali


Hussain bin Ali
Abdullah Bin Zubair
Abdul Malik
Waleed Bin Abdul Malik
Muhammad Bin Hanfia
Abdullah Bin Umar
Abdur Rahman bin Abu Bakr

Khadijah
Ayesha
Fatima
Zainab
Karimah [Isteri Umar bin Abdul Aziz]

Juga dikarenakan adanya pelatihan dari Nabi yang agung sehingga


tidak ada perselisihan di antara Ummah Muslimin tersebut. Nama-
nama di atas dan yang lainnya menyebar seperti bintang. Mereka
semua telah hidup sebagai contoh bahwa, “Semua orang beriman
adalah bersaudara satu sama lain” hingga hari ini (205 AH).

61
Tidak ada kekuasaan di atas bumi yang dapat menghentikan
pergerakan cepat Islam. Dengan pesan yang mulia ini, tipu daya
apapun yang pernah dicoba, mereka akan mati secara alami.”

PEPERANGAN JAMAL, SAFFAIN, NEHRWAN DAN KARBALA


ADALAH FIKSI

Kutipan-kutipan dari Ad-Deen Wad-Daulah di atas dengan sangat jelas


memperlihatkan bahwa laporan-laporan tentang adanya kerusuhan
internal di kalangan pemerintahan Muslimin seperti peperangan Jamal,
Saffain, Nehrwan, dan Karbala adalah tak lain hanyalah usaha
menjijikkan yang bersifat memecah belah dari para sejarawan kita.

3. SEBUAH PERMINTAAN

Ijinkan saya untuk berkata lagi bahwa buku ini telah mengkritik sejarah
dan para sejarawan. Saya tetap masih sangat menghormati para
sahabat Rasul, dan kepada keluarganya. Keturunan harus dibedakan
dengan keluarga. Ketika keluarga secara langsung diurus oleh Nabi
yang agung, sedangkan keturunan tidak mempunyai keuntungan itu
dan banyak di antara mereka telah menjadi jahat dalam karakter
mereka sebagaimana yang diperlihatkan sepanjang sejarah.

Dengan kerendahan hati, saya sampaikan bahwa saya tidak


menganggap penemuan atau pemikiran saya untuk dicatat dalam
sebuah prasasti, tetapi riset saya ini saya lakukan dengan tulus hati.
Dan saya terbuka bagi usul dan kritik. Tentu saja, saya menghormati
hak-hak para pembaca untuk berbeda dengan saya. Tolong yakinlah
bahwa Shabbir Ahmed tidak ada hubunganya dengan sekte apapaun.
Buku saya Islam Kay Mujrim (Para Penjahat Islam) adalah bukti nyata di
mana saya dengan kritis menguji kepercayaan yang non-Quranic dari
semua sekte. Menurut Al-Quran, memilih sebuah sekte termasuk
kategori musyrik (politheisme) dan mereka yang menjadi
anggota sebuah sekte akan kehilangan ikatan dengan Nabi
yang agung. Akhirnya, marilah kita simpulkan buku ini dengan
sebuah perkataan Hazrat Ali:

“Jangan lihat siapa yang berkata, tetapi lihat apa yang dikatakan.”

Dengan hormat,

Shabbir Ahmed, M.D.

62

You might also like