You are on page 1of 3

Penyebab * Asupan makanan yang tidak memadai adalah penyebab paling umum dari kekurangan gizi di seluruh dunia.

Di negara-negara berkembang, asupan makanan yang tidak memadai adalah sekunder untuk persediaan makanan tidak cukup atau tidak patut atau penghentian awal menyusui. Di beberapa daerah, makanan adat budaya dan agama mungkin memainkan peran. Sanitasi yang tidak memadai lebih lanjut membahayakan anak-anak dengan meningkatkan risiko penyakit menular yang meningkatkan kerugian gizi dan mengubah metabolisme tuntutan. * Di negara maju, asupan makanan yang tidak memadai adalah penyebab kurang umum malnutrisi. Sebaliknya, penyakit dan, khususnya, penyakit kronis memainkan peranan penting dalam penyebab malnutrisi. Anak-anak dengan penyakit kronis beresiko untuk masalah gizi karena beberapa alasan, termasuk yang berikut: o Anak-anak dengan penyakit kronis sering memiliki anoreksia, yang menyebabkan asupan makanan tidak memadai. o Peningkatan beban inflamasi dan meningkatkan kebutuhan metabolik dapat meningkatkan kebutuhan kalori. o Setiap penyakit kronis yang melibatkan hati atau usus kecil mempengaruhi gizi buruk dengan mempengaruhi fungsi pencernaan dan penyerapan. * Anak-anak dengan alergi makanan ditampilkan beberapa tantangan gizi khusus karena pembatasan makanan berat. Pasien dengan gejala alergi aktif mungkin telah meningkatkan kebutuhan kalori dan protein. Kematian akibat penyakit dapat disebabkan salah satu atau kombinasi dari berbagai penyebab lain seperti rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan, kurangnya suplai air bersih dan fasilitas sanitasi, kurangnya kebersihan makanan serta pengasuhan anak yang tidak memadai. Pengasuhan anak yang tidak memadai sendiri dapat dikarenakan ibu bekerja sehingga ibu juga memiliki lebih sedikit waktu untuk memberi makan anaknya. Mikronutrien terdiri daripada vitamin A, B dan C, folik, zink, kalsium, iodin dan zat besi. Kekurangan zat besi adalah simptom yang selalu dikaitkan dengan masalah maltnutrisi. Kebanyakan individu adalah kekurangan zat besi dalam diet mereka. Kekurangan zat besi ini boleh menyebabkan anemia (kekurangan sel darah merah). Anemia boleh menyebabkan keletihan, kegagalan fungsi jantung dalam kes-kes yang berat, malah boleh menjejaskan fungsi otak. Pencegahan kepada kekurangan zat besi memerlukan diet makanan yang lengkap termasuklah memperbanyakkan makanan yang kaya-zat besi seperti sayuran hijau, kekacang, dan daging merah. Rawatan bagi kekurangan zat besi termasuklah pengambilan zat besi menerusi makanan yang diperkayakan serta suplemen zat besi. Pengertian Edema, Kausa dan Mekanisme Edema (oedema) atau sembab adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan penimbunan cairan abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dan rongga-rongga badan). Edema dapat bersifat setempat (lokal) dan umum (general).

Edema yang bersifat lokal seperti terjadi hanya di dalam rongga perut (hydroperitoneum atau ascites), rongga dada (hydrothorax), di bawah kulit (edema subkutis atau hidops anasarca), pericardium jantung (hydropericardium) atau di dalam paru-paru (edema pulmonum). Sedangkan edema yang ditandai dengan terjadinya pengumpulan cairan edema di banyak tempat dinamakan edema umum (general edema). Cairan edema diberi istilah transudat, memiliki berat jenis dan kadar protein rendah, jernih tidak berwarna atau jernih kekuningan dan merupakan cairan yang encer atau mirip gelatin bila mengandung di dalamnya sejumlah fibrinogen plasma. Penyebab (causa) edema adalah adanya kongesti, obstruksi limfatik, permeabilitas kapiler yang bertambah, hipoproteinemia, tekanan osmotic koloid dan retensi natrium dan air. Mekanisme: 1. Adanya kongesti Pada kondisi vena yang terbendung (kongesti), terjadi peningkatan tekanan hidrostatik intra vaskula (tekanan yang mendorong darah mengalir di dalam vaskula oleh kerja pompa jantung) menimbulkan perembesan cairan plasma ke dalam ruang interstitium. Cairan plasma ini akan mengisi pada selasela jaringan ikat longgar dan rongga badan (terjadi edema). 2. Obstruksi limfatik Apabila terjadi gangguan aliran limfe pada suatu daerah (obstruksi/penyumbatan), maka cairan tubuh yang berasal dari plasma darah dan hasil metabolisme yang masuk ke dalam saluran limfe akan tertimbun (limfedema). Limfedema ini sering terjadi akibat mastek-tomi radikal untuk mengeluarkan tumor ganas pada payudara atau akibat tumor ganas menginfiltrasi kelenjar dan saluran limfe. Selain itu, saluran dan kelenjar inguinal yang meradang akibat infestasi filaria dapat juga menyebabkan edema pada scrotum dan tungkai (penyakit filariasis atau kaki gajah/elephantiasis). 3. Permeabilitas kapiler yang bertambah Endotel kapiler merupakan suatu membran semi permeabel yang dapat dilalui oleh air dan elektrolit secara bebas, sedangkan protein plasma hanya dapat melaluinya sedikit atau terbatas. Tekanan osmotic darah lebih besar dari pada limfe. Daya permeabilitas ini bergantung kepada substansi yang mengikat sel-sel endotel tersebut. Pada keadaan tertentu, misalnya akibat pengaruh toksin yang bekerja terhadap endotel, permeabilitas kapiler dapat bertambah. Akibatnya ialah protein plasma keluar kapiler, sehingga tekanan osmotic koloid darah menurun dan sebaliknya tekanan osmotic cairan interstitium bertambah. Hal ini mengakibatkan makin banyak cairan yang meninggalkan kapiler dan menimbulkan edema. Bertambahnya permeabilitas kapiler dapat terjadi pada kondisi infeksi berat dan reaksi anafilaktik. 4. Hipoproteinemia Menurunnya jumlah protein darah (hipoproteinemia) menimbulkan rendahnya daya ikat air protein plasma yang tersisa, sehingga cairan plasma merembes keluar vaskula sebagai cairan edema. Kondisi hipoproteinemia dapat diakibatkan kehilangan darah secara kronis oleh cacing Haemonchus contortus yang menghisap darah di dalam mukosa lambung kelenjar (abomasum) dan akibat kerusakan pada ginjal yang menimbulkan gejala albuminuria (proteinuria, protein darah albumin keluar bersama urin) berkepanjangan. Hipoproteinemia ini biasanya mengakibatkan edema umum. 5. Tekanan osmotic koloid Tekanan osmotic koloid dalam jaringan biasanya hanya kecil sekali, sehingga tidak dapat melawan

tekanan osmotic yang terdapat dalam darah. Tetapi pada keadaan tertentu jumlah protein dalam jaringan dapat meninggi, misalnya jika permeabilitas kapiler bertambah. Dalam hal ini maka tekanan osmotic jaringan dapat menyebabkan edema. Filtrasi cairan plasma juga mendapat perlawanan dari tekanan jaringan (tissue tension). Tekanan ini berbeda-beda pada berbagai jaringan. Pada jaringan subcutis yang renggang seperti kelopak mata, tekanan sangat rendah, oleh karena itu pada tempat tersebut mudah timbul edema. 6. Retensi natrium dan air Retensi natrium terjadi bila eksresi natrium dalam kemih lebih kecil dari pada yang masuk (intake). Karena konsentrasi natrium meninggi maka akan terjadi hipertoni. Hipertoni menyebabkan air ditahan, sehingga jumlah cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) bertambah. Akibatnya terjadi edema. Retensi natrium dan air dapat diakibatkan oleh factor hormonal (penigkatan aldosteron pada cirrhosis hepatis dan sindrom nefrotik dan pada penderita yang mendapat pengobatan dengan ACTH, testosteron, progesteron atau estrogen). Adaptasi Pertumbuhan dan Defisiensi Seluler Atrofi Atrofi adalah penyusutan ukuran sel yang disebabkan karena hilangnya substansi sel. Penyebab atrofi adalah: 1. Penurunan beban kerja, hilangnya persyarafan (inervasi), 2. Berkurangnya suplay darah, 3. Nutrisi yang tidak adekuat, 4. Hilangnya stimulasi endokrin, 5. Penuaan. Berdasarkan pada penyebabnya, atrofi dibagi atas: 1. Atrofi neurogen: akibat dari kelumpuhan syaraf. Contoh: pada orang yang lumpuh. 2. Atrofi Vaskuler: akibat dari gangguan sirkulasi darah. Contoh: pengecilan otak karena arteriosclerosis, pada usia lanjut.. 3. Disuse atrophy: akibat dari tidak dipergunakan dalam waktu yang lama. Contoh: pada orang sakit yang harus berbaring lama di rumah sakit. 4. Atrofi endokrin: akibat dari pengaruh hormon. Contoh: pengecilan payudara pada wanita lanjut karena produksi hormon yang berkurang. Sel atrofik mengalami penurunan fungsi tetapi tidak mati. Atrofi secara khusus terjadi bila anggota badan dibalut dengan gibs, dengan maksud mencegah kontraksi otot. Paling sedikit satu bulan tidak dipakai kadang-kadang menurunkan ukuran otot sampai setengah dari normal.

You might also like

  • Bab 2 Antrian
    Bab 2 Antrian
    Document11 pages
    Bab 2 Antrian
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • BAB Iedit
    BAB Iedit
    Document12 pages
    BAB Iedit
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • BAB Iedit
    BAB Iedit
    Document12 pages
    BAB Iedit
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • 01 Ppok
    01 Ppok
    Document5 pages
    01 Ppok
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • TROMBOSIT
    TROMBOSIT
    Document18 pages
    TROMBOSIT
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document15 pages
    Bab I
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • 1
    1
    Document4 pages
    1
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Dermatitis Numular
    Dermatitis Numular
    Document5 pages
    Dermatitis Numular
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • TROMBOSIT
    TROMBOSIT
    Document18 pages
    TROMBOSIT
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Dermatitis Numular
    Dermatitis Numular
    Document5 pages
    Dermatitis Numular
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • 01 Ppok
    01 Ppok
    Document5 pages
    01 Ppok
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Dermatitis Numular Portopolio
    Dermatitis Numular Portopolio
    Document4 pages
    Dermatitis Numular Portopolio
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Document21 pages
    Bab Iv
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Nama Umur Diagnosa
    Nama Umur Diagnosa
    Document1 page
    Nama Umur Diagnosa
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Dokuman
    Dokuman
    Document8 pages
    Dokuman
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Preeklampsia Patogenesis
    Preeklampsia Patogenesis
    Document36 pages
    Preeklampsia Patogenesis
    Muhamad Faizal
    No ratings yet
  • Bab 1-2 Sindrom Hellp
    Bab 1-2 Sindrom Hellp
    Document8 pages
    Bab 1-2 Sindrom Hellp
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Lapsus
    Lapsus
    Document6 pages
    Lapsus
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Tugas Ujian
    Tugas Ujian
    Document6 pages
    Tugas Ujian
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Document21 pages
    Bab Iv
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document1 page
    Bab Iii
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Document21 pages
    Bab Iv
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document1 page
    Bab Iii
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Form Sewa Hoyatoya
    Form Sewa Hoyatoya
    Document1 page
    Form Sewa Hoyatoya
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document15 pages
    Bab Ii
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Bab Ii-99
    Bab Ii-99
    Document47 pages
    Bab Ii-99
    Andi Mustika Sakir
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document2 pages
    Bab I
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • Tugas Ujian
    Tugas Ujian
    Document6 pages
    Tugas Ujian
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet
  • MP Hpohiperglikemia
    MP Hpohiperglikemia
    Document5 pages
    MP Hpohiperglikemia
    twahyuningsih_16
    No ratings yet
  • Tugas Ujian
    Tugas Ujian
    Document6 pages
    Tugas Ujian
    LestariIrawanHadi
    No ratings yet