You are on page 1of 5

SAP MENARIK DIRI SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik Sasaran Tempat Waktu I.

: Peran serta keluarga pada klien dengan menarik diri dan penatalaksanaannya. : Keluarga Pasien di Ruang 23 Psikiatri : Ruang 23 Psikiatri RSSA Malang : 1 x 30 menit (jam 09.00-09.30) TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Hari/Tanggal : 18.01.2011 ( Selasa)

Pada akhir proses penyuluhan, peserta penyuluhan dapat mengetahui tentang peran serta keluarga pada klien dengan menarik diri penatalaksanaanya. II. 1. 2. 3. 4. 5. III. IV. 1. 2. 3. 4. 5. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mengetahui tentang menarik diri. Mengetahui penyebab dan tanda gejala menarik diri. Mengetahui penatalaksanaanya menarik diri. Mengetahui peran serta keluaga dalam merawat klien menarik diri. Mengisi lembaran post test SASARAN PEMBAHASAN MATERI Pengertian menarik diri Tujuan perawatan Penyebab menarik diri Gejala klinis menarik diri. Peran serta keluaga dalam merawat klien menarik diri

Setelah diberikan penyuluhan keluarga pasien di Ruang 23 dapat :

Keluarga pasien yang mengalami gangguan jiwa yang berada di ruang 23 psikiatri RSSA Malang.

V. 1. 2. VI. VII. 1. 2.

METODE Ceramah Tanya Jawab MEDIA LCD Leaflet KRITERIA EVALUASI Evaluasi Struktur Peserta hadir ditempat penyuluhan Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang 23 psikiatri RSSA Malang Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya Evaluasi Proses Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

3.

Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai Peserta mengajukan pertanyaan Evaluasi Hasil Keluarga dan pasien mengetahui tentang Menarik diri. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 10 orang.

VIII. No. 1..

KEGIATAN PENYULUHAN WAKTU KEGIATAN PENYULUH Pembukaan : kegiatan diri materi tujuan dari penyuluhan Menyebutkan yang akan pengertian MenjelaskanMendengarkan penyebab dan Bertanya LCD KEGIATAN PESERTA Menjawab METODE / MEDIA

3 Menit

Membukasalam dengan Mendengarkan Memperhatikan Menjelaskan Memperhatikan Memperkenalkan Ceramah

mengucapkan salam.

2..

15 Menit

diberikan Pelaksanaan : tentang Menarik diri tentang merawat kesempatan

MenjelaskanMemperhatikan

tanda gejala Menarik diri. mengatasi Menarik diri. peran serta keluarga dalam klien dengan Memberi kepada Menarik diri.

Menjelaskan caradan menjawab pertanyaan yang Menjelaskandiajukan

3..

10 Menit

peserta untuk bertanya. Evaluasi : Menanyakan Menjawab pertanyaan Ceramah kepada peserta tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada keluarga yang dapat

menjawab pertanyaan. 4.. 2 Menit Sambil mengisi Lembaran Post test Terminasi : terimakasih serta peserta. salam penutup. Evaluasi hasil penyuluhan : Audience atau peserta mengerti tentang pengertian Menarik diri. Audience atau peserta mengerti tentang penyebab dan tanda gejala menarik diri. Audience atau peserta mengerti tentang cara mengatasi menarik diri Audience atau peserta mengerti tentang peran serta keluarga dalam merawat halusinasi.. IX. Pembicara Fasilitator Observer PENGORGANISASIAN : Rio andrianto : M.Fajri isnaeni : Aisyah Sabrina : Erwin Ayu L Mengucapkan atas peranMendengarkan Menjawab Ceramah

Mengucapkansalam

Pembawa Acara

I. Kasus (Masalah Utama) Kerusakan iteraksi sosial : Menarik Diri II. Proses Terjadinya Masalah (Tinjauan Teori) A. Definisi Menarik Diri Prilaku menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain. Menghindari hubungan dengan orang lain (Rowlins, 1993). Perilaku yang di munculkan oleh individu yang teramati lewat prilaku yang maladaptif yang merupakan suatu upaya individu tersebut untuk mengatasi kecemasannya, berhubungan dengan rasa takut, kesepian, kemarahan, rasa malu, rasa bersalah, dan rasa tidak aman. (Stuart & Sunden, 1995). Menarik diri adalah suatu gangguan suatu hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan prilaku maladatif dan mengganngu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Depkes RI,2000)

B. Tanda dan Gejala Kurang spontan Apatis (acuh terhadap lingkungan) Ekspresi wajah kurang berseri Afek Tumpul Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri Komunikasi verbal menurun atau tidak ada, klien tidak bercakap-cakap dengan klien lain / perawat Mengisolasi diri (menyendiri) Klien tampak memisahkan diri dari orang lain, misalnya pada saat makan

Tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya Pemasukan makanan dan minuman terganggu Retensi urine dan feces Aktivitas menurun Kurang energi (tenaga) Harga diri rendah Menolak berhubungan dengan orang lain Klien memutuskan percakapan atau pergi bila diajak bercakap-cakap.

C. Mekanisme Koping Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha untuk mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Mekanisme koping yang sering digunakan pada klien menarik diri adalah regresi, represi, dan isolasi. Represi didefinisikan sebagai upaya individu untuk menyingkirkan frustrasi, konflik batin, mimpi buruk, krisis keuangan dan sejenisnya yang menimbulkan kecemasan. Regresi merupakan respon yang umum bagi individu bila berada dalam situasi frustrasi, setidak-tidaknya pada anak-anak. Ini dapat pula terjadi bila individu yang menghadapi tekanan kembali lagi kepada metode perilaku yang khas bagi individu yang berusia lebih muda. Reaksi ini merupakan respon yang umum dalam mengambil sikap. Bila individu menarik diri, dia memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun. Biasanya respons ini disertai dengan depresi dan sikap apatis. D. Etiologi 1. a) Faktor Predisposisi Faktor Perkembangan.

Setiap tahap tumbuh kembang mempunyai tugas yang harus dilalui dengan sukses. Karena apabila tugas perkembangan tersebut tidak di penuhi maka akan mengganggu atau menghambat perkembangan selanjutnya. (Keliat,BA. 2002) b) Faktor Biologis faktor genetik dapat menunjang terhadap kerusakan interaksi sosial menarik diri. Adanya kelainan-kelainan seperti retardasi mental dianggap membatasi kapasitas adaptif seorang individu secara umum. (Townsend, 1998). c) Faktor Sosial Budaya Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan yang diakibatkan oleh karena norma yang tidak mendukung. Pendekatan terhadap orang lain atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif seperti lansia, orang cacat, dan orang yang berpenyakit kronis. Isolasi sosial dapat terjadi karena mengadopsi norma, prilaku dan sistem nilai yang berbeda dari kelompok mayoritas. Harapan yang tidak realistik terhadap hubungan juga termasuk faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini (Stuart & Sunden, 1998 ) 2. Faktor presipitasi a. Stressor sosial budaya Stresor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam berhubungan, misalnya keluarga yang labil, dirawat di RS. b. Stresor psikologis Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah diyakini akan menimbulkan berbagai masalah gangguan berhubungan (menarik diri) E. Rentang Respon Menarik Diri

Respon Adaptif

Respon Maladaptif

- Menyendiri - Otonomi - Bekerjasama - Saling tergantung

- Merasa sendiri (Loneliness) - Menarik diri - Tergantung

- Manipulasi - Impulsif - Noreissism

Peran serta keluarga dalam merawat klien Menarik Diri Keluarga Penting Artinya dalam perawatan dan penyembuhan pasien,keluarga pember perawatan utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan mengoptimalkan ketenangan jiwa bagi pasien. Tujuan Perawatan adalah : Meningkatkan Kemandirian Pasien Pengoptimalan peran dalam masyarakat Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah Perawatan Dirumah Yang Dapat Dilakukan Oleh Keluarga 1. 1. 2. 2. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 3. 1. 2. 3. Memenuhi kebutuhan sehari-hari Bantu dan perhatikan pemenuhan kebutuhan makan, minum, kebersihan diri dan penampilan Latih dan libatkan klien dalam kegiatan sehari-hari (cuci pakaian, setrika, menyapu, dll) Bantu komunikasi dengan teratur Bicara jelas dan singkat Kontak / bicara secara teratur Pertahankan tatap mata secara teratur Lakukan sentuhan yang akrab Sabar, lembut, tidak terburu-buru Hindari kecemasan pada klien Libatkan dalam Kelompok Beri kesempatan untuk menonton TV, mendengarkan music, membaca buku, dll Sediakan peralatan pribadi seperti tempat tidur, almari, dll Pertemuan keluarga secara teratur Menyendiri bisa menimbulkan gangguan jiwa lain yaitu halusinasi ( merasa mendengar bisikan, merasa melihat bayangan, merasa ada yang meraba, merasa mencium bau, yang semua itu sebenarnya tidak ada.

You might also like