You are on page 1of 38

Tugas Membuat Resume

Bab I & II

Manajemen Keuangan Bank


Semester 8

Oleh:
RB Muh Asy’ad Asy’ari
0410220156

Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya Malang
BAB I
LEMBAGA KEUANGAN
DALAM SISTEM KEUANGAN

FUNGSI SISTEM KEUANGAN MODEREN


Sistem keuangan dalam perekonomian modem memiliki sekurang-kurangnya tujuh
fungsi pokok sebagai berikut:
Fungsi tabungan. Sistem pasar keuangan dan lembaga keuangan menyediakan
instrumen untuk tabungan. Obligasi, saham dan instrumen utang lain diperjualbelikan di
pasar uang dan pasar modal yang menjanjikan suatu pendapatan dan dengan risiko yang
rendah bagi masyarakat penabung yang mengalir melalui pasar keuangan kemudian
digunakan untuk investasi sehingga barang-barang dan jasa dapat diproduksi.
Fungsi penyimpanan kekayaan(wealth function). Penyimpanan kekayaan dapat
dilakukan dengan membeli barang obligasi, saham dan instrumen keuangan lain nilainya
tidak akan berkurang karena berlalunya waktu dan bahkan memperoleh penghasilan di
samping risiko rugi relatif lebih kecil.
Fungsi likuiditas. Lembaga keuangan depositori menyediakan berbagai altematif
instrumen simpanan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.
Fungsi kredit. Kredit merupakan pinjaman yang disertai dengan janji untuk
membayar kembali di masa yang akan datang.
Fungsi pembayaran. Instrumen pembayaran yang tersedia antara lain cek, giro
bilyet, karlu kredit, termasuk mekanisme kliring dalam perbankan.
Fungsi risiko. Pasar keuangan menawarkan proteksi terhadap jiwa, kesehatan dan
risiko pendapatan atau kerugian. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjual berbagai
polis asuransi.
Fungsi kebijakan. Pasar keuangan telah menjadi instrumen pokok yang dapat
digunakan oleh pemerintah untuk melakukan kebijakan guna menstabilkan ekonomi dan
mempengaruhi inflasi melalui kebijakan moneter.

JENIS PASAR KEUANGAN DALAM SISTEM KEUANGAN


Untuk memenuhi berbagai fungsi yang dibebankan, sistem keuangan
melakukannya melalui pasar keuangan di mana klaim keuangan (financial claim) dan jasa-

2
jasa keuangan diperdagangkan. Pasar ini dapat dikatakan sebagai penghubung antara unit
defisit dan unit surplus.
Perusahaan pasti memiliki dana yang belum dipostkan pengeluarannya/ tabungan.
Dana-dana yang disisihkan sebagai tabungan yang mengalir melalui pasar keuangan
digunakan untuk mendukung investasi oleh perusahaan, pemerintah dan rumah tangga.
Investasi tersebut sering dihubungkan kepada pembelian barang-barang modal seperli
gedung dan inventaris dan untuk membeli persediaan bahan mentah dan barang-barang
untuk dijual.
Pasar uang adalah pasar untuk dana-dana yang bersifat jangka pendek di mana
lembaga-lembaga, perusahaan-perusahaan dan individu (ultimate lender) yang memiliki
kelebihan dana yang bersifat sementara (unit surplus) memenuhi kebutuhan pihak-pihak
yang sedang mengalami kekurangan dana (ultimate borrower) yang bersifat sementara
(unit defisit). Salah satu fungsi utama pasar uang adalah membiayai modal kerja
perusahaan.
Pasar modal adalah pasar yang dirancang untuk membiayai investasi jangka
panjang oleh unit-unit usaha, lembaga pemerintah dan rumah tangga. Transaksi dalam
pasar modal memungkinkan pembangunan pabrik, jalan-jalan tol, dan perumahan.
Instrument keuangan yang digunakan dalam pasar modal memiliki jatuh tempo yang
melebihi 1 tahun dan nilainya bervariasi dari nilai relatif kecil sampai nilai besar.

INVESTASI
Investasi pada dasarnya berkaitan dengan penanaman dana ke dalam berbagai
alternatif. Oleh karena itu investasi dapat dilakukan dalam bentuk aset finansial (financial
asset) dan aset nonfinansial (non financial assets).

Aset Finansial.
Aset finansial dapat didefinisikan sebagai berikut: it is a claim against the income
or wealth of a business Firm, house holold or unit of government, represented usually by a
certificate, receipt or other legal document and usually created by the lending of money
(Peter S. Rose, 1997).

3
Karakteristik Aset Finansial
Beberapa karakteristik aset finansial dapat disebutkan untuk membedakan aset
nonfinansial sebagai berikut:
a. tidak memberikan suatu jasa yang terus menerus kepada pemiliknya seperti
rumah tempat tinggal, mobil atau mesin cuci.
b. menjanjikan suatu pendapatan yang akan datang.
c. dapat dijadikan sebagai alat untuk penyimpanan nilai.
d. tidak dapat didepresiasi karena tidak habis dipakai.
e. kondisi fisiknya tidak dapat dinilai untuk menentukan nilai pasarnya.
f. umumnya dalam bentuk sehelai kertas (sertifikat) atau berbentuk informasi yang
disimpan dalam komputer (scripless stocks) sehingga sebagai komoditas
nilainya dapat dikatakan lidak ada.
g. biaya transportasi atau penyimpanan relatif sangat rendah.
h. sangat mudah dialihkan menjadi aset lain.

Jenis Aset Finansial


Uang, yaitu setiap aset finansial yang secara umum diterima sebagai alat
pembayaran atas pembelian barang dan jasa. Demikian juga giro, uang kertas, uang logam
adalah aset keuangan yang dapat dijadikan sebagai instrumen atau media pembayaran.
Saham menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan. Oleh karena itu
memiliki klaim terhadap laba yang diperoleh perusahaan dan klaim atas penerimaan yang
diperoleh dari penjualan atas kekayaan perusahaan. Saham dapat dibedakan dalam bentuk
saham biasa dan saham preferen. Saham biasa memberikan pemegangnya hak suara dalam
pemilihan direksi perusahaan, oleh karena itu menentukan kebijakan perusahaan. Saham
preferen tidak memiliki hak suara tetapi memiliki hak mendapatkan pembagian tetap dari
keuntungan bersih perusahaan seperti pemegang saham biasa.
Dalam hubungan ini, perlu dibedakan aset finansial yang bersifat kepemilikan
Iangsung (direct ownership) seperti saham dan aset finansial yang bukan kepemilikan
langsung (indirect ownership) misalnya reksa dana yang diterbitkan perusahaan
manajemen investasi atau investment management company baik reksa dana yang
bersifat terbuka (opened end) maupun reksa dana bersifat tertutup (closed end).
Instrumen utang merupakan klaim finansial yang umum dimiliki misalnya
obligasi, utang, promes, commercial paper, dan instrumen yang dikeluarkan bank
sebagai bukti simpanan nasabah. Instrumen uang semacam ini disebut juga klaim

4
moneter (monetary claims) yang dapat diperjualbelikan (negotiable) dan yang tidak
dapat diperjualbelikan (non negotiable) misalnya buku tabungan, bilyet deposiro
berjangka dan sebagainya.
Klaim kontinjensi (contingent claims) merupakan salah satujenisasetfinansial
yang tcrdiriatas: warrant, obligasi konversi, pre-emptive right, opsi, konlrak berjangka
dan transaksi derivatif lainnya.

ASET NON FINANSIAL


Karakteristik utama aset nonfinansial adalah kurang likuid dibandingkan dengan
aset finansial. Aset yang dapat digolongkan sebagai aset nonfinansial antara lain adalah
real eslat, permata (gemstones), logam berharga (precious metals), dan barang-barang
koleksi yang bernilai, misalnya barang-barang antik, barang seni.

LEMBAGA KEUANGAN

PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN


Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam
bentuk aset keuangan atau tagihan (claims) dibandingkan aset nonfinansial atau aset
riil. Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi
modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan.

KLASIFIKASI LEMBAGA KEUANGAN


Lembaga keuangan (atau sering juga disebut Iembaga intermediasi) dapat
dikelompokkan berdasarkan kemampuannya menghimpun dana dari masyarakat secara
langsung. Atas dasar tersebut lembaga keuangan dapat dibedakan menjadi lembaga
keuangan depositori (depository financial institution) dan lembaga keuangan nondepositori
(non depository financial institution).
Lembaga keuangan depositori atau sering juga disebut depository intermediary.
Lembaga keuangan ini menghimpun dans secara langsung dari masyarakat dalam bentuk
simpanan (deposits) misalnya giro, taungan atau deposito berjangka yang diterima dari
penabung atau unit surplus. Unit surplus memiliki kelebihan pendapatan, setelah dikurangi
kebutuhan untuk konsumsi. Lembaga keuangan yang menawarkan jasa-jasa seperti ini
adalah bank-bank.

5
Lembaga keuangan non depositori atau sering juga disebut lembaga keuangan
bukan bank. Lembaga keuangan yang kegiatan usahanya bersifat kontraktual (contractual
institutions) yaitu menarik dana dari masyarakat dengan menawarkan kontrak untuk
memproteksi penabung terhadap risiko ketidakpastian misalnya polis asuransi, program
pensiun. Kelompok lembaga keuangan kontraktual dapat disebut perusahaan asuransi dan
dana pensiun. Lembaga keuangan investasi (investment institution) misalnya perusahaan
efek, reksa dana. Lembaga keuangan bukan bank lainnya yaitu perusahaan modal ventura
dan perusahaan pembiayaan (finance company) yang menawarkan jasa pembiayaan
sewaguna usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen dan kartu kredit.

PERAN LEMBAGA KEUANGAN DALAM PROSES INTERMEDIASI


Intermediasi keuangan adalah proses / kegiatan pengalihan dana dari penabung
(ultimate lenders) kepada peminjam (ultimate borrowers).
Proses intermediasi dilakukan oleh lembaga keuangan dengan cara membeli
sekuritas primer yang diterbitkan oleh unit defisit dan dalam waktu yang sama lembaga
keuangan mengeluarkan sekuritas sekunder kepada penabung atau unit surplus. Sekuritas
primer antara lain dapat berupa saham, obligasi, commercial paper, perjanjian kredit dan
sebagainya. Sementara yang termasuk sekuritas sekunder adalah giro, tabungan, deposito
berjangka, sertifikat deposito, polis asuransi, reksa dana dan sebagainya.

6
Dalam Buku (Fred C. Yeager, Financial Institutions Management) Lembaga
keuangan sebagai Iembaga intermediasi memiliki peran yang sangat strategis dalam proses
intermediasi keuangan scbagai berikut:
Pengalihan aset atau asset transmutation. Untuk memenuhi kebutuhan dananya,
unit ekonomi menerbitkan sekuritas primer yang jangka waktunya dapat disesuaikan
dengan keinginan dan kebutuhannya. Surat-surat berharga yang diterbitkan oleh unit
defisit kemungkinan jumlah, jangka waktu dan bentuknya berbeda dengan kebutuhan unit
surplus. Lembaga keuangan memecahkan masalah tersebut dengan membeli sekuritas
primer tersebut dengan menggunakan dana yang diperoleh dari penerbitan sekuritas
sekunder. Dengan menerbitkan sekuritas sekunder untuk ditukarkan dengan dana unit
surplus dan kemudian menukarkannya dengan sekuritas primer yang dikeluarkan unit
defisit. Lembaga keuangan mengubah sekuritas unit surplus menjadi kewajiban. Proses
pengalihan dari kewajiban menjadi kekayaan disebut Transmutasi aset.
Likuiditas. Likuiditas berkaitan dengan kemampuan memperoleh uang lunai pada
saat dibutuhkan.
Realokasi pendapatan. Untuk merealokasi penghasilan pada dasarnya dapat saja
membeli dan menyimpan barang misalnya rumah, tanah dan sebagainya, namun dengan
memiliki sekuritas sekunder yang dikeluarkan lembaga keuangan misalnya simpanan di
bank, polis asuransi jiwa, reksa dana, program pensiun dan sebagainya, akan jauh lebih
baik dibandingkan dengan alternatif pertama. Karena Rumah tangga umumnya digunakan
untuk tujuan yang bersifat konsumtif dan bukan untuk peningkatan pendapatan di masa
yang akan datang. Sementara unit usaha, penerbitan sekuritas primer untuk tujuan investasi
yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan.
Transaksi. Sekuritas sekunder yang diterbitkan Iembaga intermediasi keuangan
seperti rekening giro, tabungan, deposito berjangka atau sertifikat deposito dan sebagainya,
merupakan bagian dari sistem pembayaran / transaksi.
Kebutuhan Peminjam : Kebutuhan Penabung:
• Jangka waklu • Likuiditas
• Keamanan
• Tingkat bunga
• Convenience
• Jumlah
• Aksesibilitas
• Tingkat bunga

Unit
Defisit

7
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN MENINGKATNYA PERAN
LEMBAGA KEUANGAN
Meningkatnya pendapatan masyarakat.
Denominasi instrumen keuangan. Beberapa jenis surat berharga yang
ditawarkan melalui pasar keuangan sulit dijangkau oleh penabung akibat
denominasinya dalam nilai besar. Lembaga keuangan dapat memberikan kesempatan
penabung kecil untuk mendapatkan instrumen keuangan yang dapat dijangkau.
Skala ekonomi dan produk jasa-jasa. Dengan mengombinasi sumber-sumber
untuk menciptakan berbagai jenis jasa keuangan dalam jumlah besar, maka biaya
produk atau jasa per unit yang ditawarkan lembaga keuangan dapat ditekan lebih
rendah. Kelebihan inilah yang memberikan lembaga keuangan keunggulan bersaing.
Jasa-jasa likuiditas. Ketidakpastian arus kas unit usaha dalam kegiatan
operasinya jelas akan dapat mengancam dan mengganggu kegiatan operasi perusahaan
apabila kondisi keuangannya tidak dalam keadaan baik. Untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas ini, lembaga keuangan menciptakan dan menjual produk atau jasa-jasa
likuiditas.
Keuntungan jangka panjang. Lembaga keuangan memperoleh sumber dana
simpanan dari penabung dengan tingkat bunga yang relatif rendah. Dana tersebut
selanjutnya disalurkan sebagai pinjaman dengan tingkat bunga lebih tinggi dan dengan
jangka waktu yang lebih panjang. Spread antara biaya dana lembaga keuangan dengan
tingkat bunga pinjaman tetap akan stabil, karena biaya dana dan tingkat bunga kredit
cenderung bergerak bersamaan, naik atau turun.
Risiko lebih kecil. Karena adanya Pengawasan dan peraturan yang lebih ketat
dan adanya program penjaminan atas simpanan, yang saat ini banyak diperlakukan oleh
pemerintah dan otoritas moneter menyebabkan risiko yang dihadapi penabung menjadi
sangat kecil.

METODE TRANSFER DANA DALAM SISTEM KEUANGAN


Sistem keuangan pada dasarnya menjalankan sekurang-kurangnya satu fungsi yang
sangat prinsipil yaitu memindahkan dana dari penabung atau unit surplus kepada
peminjam atau unit defisit.

Pembiayaan Langsung. Disebut metode pembiayaan langsung atau direct finance


karena pemberian kredit pembiayaan dilakukan langsung oleh pemilik dana kepada

8
peminjam tanpa melibatkan lembaga intermediasi keuangan. Atas dasar kesepakatan,
peminjam menyerahkan bukti utang (klaim finansial). Klaim yang timbul tersebut
merupakan sekuritas primer karena pengalihan surat-surat berharga tersebut langsung dari
peminjam kepada pemilik dana.
Kelemahan Pembiayaan langsung antara lain:
a. peminjam dan pemilik dana harus memiliki keinginan yang sama (coincidence of
wants) untuk mempertukarkan jumlah dana yang sama besarnya dan dengan jangka
waktu yang mereka inginkan.
b. peminjam dan pemilik dana sering harus mengeluarkan biaya informasi untuk
dapat saling bertemu satu dengan lainnya untuk kemudian melakukan negosiasi.
c. peminjam mungkin harus menghubungi banyak unit surplus sebelum menemukan
yang bersedia menerima surat utangnya sesuai dengan jumlah dan jangka waktu
yang diinginkan.
d. surat bukti utang yang dikeluarkan peminjam mungkin sangat berisiko.

Pembiayaan semi Langsung. Proses perlukaran dana dengan surat utang antara
unit surplus dengan unit defisit dilakukan dengan melalui jasa lembaga intermediasi
keuangan. Proses pemindahan dana tersebut sangat tergantung pada peran dan intervensi
pihak ketiga yaitu broker, dan dealer atau investment bank untuk menyelesaikan transaksi
keuangan tersebut. Keterlibatan broker dan dealer dapat mengurangi biaya transaksi, biaya
informasi dan memperbaiki likuiditas dan kemampuan pemasaran surat-surat berharga.
Beda peran broker dan dealer dalam perdagangan surat-surat berharga. Broker
adalah individu atau lembaga keuangan yang menyediakan informasi mengenai
kemungkinan pembelian dan penjualan surat-surat berharga / hanya mempertemukan
antara penjual dan pembeli surat-surat berharga dan tidak mengambil risiko apa pun.
Dealer juga melakukan fungsi intermediasi, akan tetapi dealer membeli surat-surat
berharga dengan harapan dapat menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi.
Dengan resiko kemungkinan harga surat-surat berharga tersebut mengalami penuruaan
sebelum jatuh tempo.

9
Masalah yang mungkin dihadapi pemilik dana atas sekuritas yang dimiliki
adalah risiko, siapa yang akan menanggung masalah likuiditas, apabila pemilik dana
akan muncairkan sekuritasnya yang balum jatuh tempo yang kebetulan pasar modal
belum aktif. Masalah lain adalah timbulnya biaya intermediasi atas penggunaan jasa
broker dan masih diperlukannya coincidence of wants.

Pembiayaan Tidak Langsung. Dikembangkannya metode pembiayaan tidak


langsung (indirect finance) yang dilakukan dengan bantuan lembaga intermediasi
keuangan yaitu bank, parusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan pembiayaan,
perusahaan efek dan reksa dana. Peran utama lembaga intermediasi adalah melayani
penabung dan peminjam dengan menawarkan berbagai alternatif produk dan jasa
keuangan. Dengan metode pembiayaan tidak langsung, unit defisit dan unit surplus
dapat memenuhi kebutuhannya masing-masing melalui bantuan lembaga intermediasi
keuangan.

Unit Surplus

Sekurilas Primer : Sekuritas Sekunder :


• Obligasi • Giro
• Saham • Tabungan
• Commercial paper • Deposiro berjangka
• Promissory notes • Sertifikat deposito
• dan sebagainya. • Polis asuransi
• Program pensiun
• Reksa dana

10
INTERMEDIASI DAN DISINTERMEDIASI KEUANGAN

PERTIMBANGAN DALAM PROSES INTERMEDIASI KEUANGAN


Keamanan dan risiko kredit. Yaitu keamanan dalam arti lembaga intermediasi
mengurangi kemungkinan tidak dibayarya kembali simpanan penabung akibat
terjadinya gagal bayar oleh debitor (default risk).
Likuiditas. Lembaga keuangan khususnya bank memberikan peningkatan
kemampuan likuiditas kepada penabung dengan menawarkan berbagai jenis produk
keuangan yang memiliki sifat likuid.
Aksesibilitas. Penabung dan peminjam dapat memanfaarkan jasa-jasa
intermediasi bank baik dalam hal menabung maupun untuk mendapatkan pinjaman
mulai dari jumlah yang relatif kecil sampai dengan jumlah yang besar.
Kemudahan. Banyaknya kemudahan dan kelebihan yang ditawarkan bank
merupakan daya tarik tersendiri bagi penabung, antara lain misalnya jasa-jasa dalam
mempermudah pelaksanaan transaksi keuangan.

JENIS JENIS INTERMEDIASI KEUANGAN


Intermediasi keuangan terjadi karena kenyataannya dalam meloda transfer dana
tidak semua dana dari unit surplus dapat langsung disalurkan kepada unit defisit akibat
adanya berbagai perbedaan kepentingan.
Intermediasi denominasi. Intermediasi ini terjadi apabila lembaga intermediasi
menerima tabungan dalam jumlah kecil kemudian memberikan kredit dalam jumlah yang
jauh lebih hesar.
Intermediasi risiko. Risiko tidak dibayarnya kembali kredit oleh debitor atau
default risk merupakan risiko lembaga keuangan sendiri bukan risiko pemilik dana
(penabung).
Intermediasi jatuh tempo. Intermediasi ini dilakukan lembaga keuangan dengan
menerima simpanan dari penabung yang umumnya berjangka pendek kemudian
memberikan pinjaman dalam waktu yang Iebih panjang.
Intermediasi informasi. Intermediasi ini berkaitan dengan proses penyediaan
informasi kepada nasabah, baik yang tidak memiliki kesempatan mengikuti perkembangan
pusar maupun yang memang tidak memiliki akses terhadap informasi yang relevan dengan
kondisi pasar dan peluang-peluang.

11
Intermediasi mata uang. lembaga keuangan yang menerima tabungan dalam
berbagai macam uang dapat memenuhi kehutuhan mata uang yang dinginkan peminjam.

DISINTERMEDIASI KEUANGAN
Disintermediasi merupakan kebalikan dari proses intermediasi. Disintermediasi
berarti penarikan dana dari lembaga keuangan oleh penabung (ultimate lender) dan
meminjamkan dana tersebut langsung kepada peminjam (ultimate borrower).

BIDANG-BIDANG PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN


LEMBAGA KEUANGAN
Untuk mencapai tujuan manajemen lembaga keuangan tersebut, beberapa
masalah pokok atau bidang yang perlu diperhatikan manajemen dalam pengambilan
keputusan antara lain sebagai berikut:
a. Manajemen aktiva (asset management)
b. Manajemen utang (liability management)
c. Manajemen modal (capital management)
d. Pengendalian biaya (cost controling)
e. Kebijakan pemasaran (marketing policy)

Spead negatif = hasil yang diperoleh dari aset < total bunga yang harus
dibayarkan kepada penabung. Spread positif = penghasilan rata-rata lembaga keuangan
atas total asetnya akan melebihi biaya bunga yang harus dibayarkan kepada penabung
Selanjutnya, manajemen akliva, ulang dan modal sangat berkaitan dengan
tingkat risiko yang mungkin dihadapi oleh lembaga keuangan. Pertama. risiko
likuiditas, lembaga keuangan dikatakan likuid apabila mampu mcmenuhi semua
penarikan dana, misalnya giro, deposito, tabungan dan pencairan kredit oleh nasahah
pada saat dibutuhkan. Risiko kedua adalah risiko insolvensi yaitu kelidak mampuan
memenuhi kewajiban untuk jangka panjang. Apabila nilai pasar aset lembaga keuangan

12
kurang dari nilai seluruh utangnya, maka secara tehnik lembaga keuangan tersebut
sesungguhnya telah mengalami insolvensi.
Pengendalian Biaya. Untuk mengurangi biaya-biaya operasional, manajemen
lembaga keuangan berusaha mencari cara-cara lain misalnya dengan mengevaluasi
kembali biaya tenaga kerja dan biaya overhead lainnya.

13
BAB II
SISTEM KEUANGAN INDONESIA

Dalam perjalanan sejarah perkembangan sistem keuangan Indonesia, sistem


lembaga keuangan mengalami perubahan yang sangat fundamental terutama setelah
memasuki era deregulasi, Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 yang kemudian berlanjut
dengan diundangkannya beberapa undang-undang di bidang keuangan dan pebankan sejak
tahun 1992 yaitu:
1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;
a. menyederhanakan sistem perbankan dengan menghilangkan perbedaan
fungsi-fungsi operasional bank secara struktural.
2 Undang-undang Nomer 2Tahun1992 tentang Asuransi;
3 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun;
4 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal;
5 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No. 7
Tahun 1992 tentang Perbankan;
a. Ketentuan permodalan minimum bagi pendirian bank baru dinaikkan
menjadi minimal Rp 3triliun.
b. Penegasan kemandirian Bank Indonesia dalam pembinaan dan pengawasan
perbankan dengan mengalihkan kewenangan seluruh perizinan di bidang
perbankan dari yang semula berada pada Menteri Keuangan kepada Bank
Indonesia.
c. Pemerintah menjamin atas semua simpanan masyarakat kepada perbankan.
Untuk keperluan tersebut akan dibentuk lembaga penjamin simpanan;
d. Perubahan cakupan rahasia bank, dengan tujuan meningkatkan transparansi
dan pengawasan perbankan tanpa mengurangi hak-hak kerahasiaan dari
nasabah penyimpan.
e. Penyesuaian ketentuan pendirian dan kepemilikan bank sebagai upaya
untuk mendukung penguatan permodalan perbankan nasional serta
meniadakan pengertian bank campuran sehingga menghapus diskriminasi
pengaturan antara bank campuran dengan bank umum nasional.
f. Pendirian bank umum dapat dilakukan oleh warga negara Indonesia dan
atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing dan atau badan
hukum asing secara kemitraan.

14
g. Kemudahan pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan usaha bank,
dengan dimungkinkannya bank umum untuk menjalankan kegiatan
usahanya secara konvensional dan sekaligus dapat juga menjalankan pola
pembiayaan dan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah.
h. Pembentukan badan khusus sebagai pelaksana program penyebaran
perbankan. Untuk merealisasi pendirian badan khusus tersebut telah
dibentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dengan Keppres
No. 27 Tahun 1998.
6 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
a. Bank Indonesia tidak diperkenankan memberikan kredit program dan
pinjaman kepada pemerintah;
b. Bank Indonesia hanya dapat membantu bank melalui fungsinya sebagai
"lender of the last resort";
c. Pengawasan perbankan tidak lagi dilaksanakan oleh Bank Indonesia
setelah lembaga pengawasan jasa keuangan didirikan;
d. Bank Indonesia merupakan lembaga independent dan bukan merupakan
bagian dari pemerintah. Oleh karena itu dalam pengambilan kebijakan di
bidang moneter Bank Indonesia bebas dari intervensi oleh pihak siapa
pun;
e. Segala perizinan di bidang perbankan merupakan kewenangan Bank
Indonesia;
f. Dewan moneter yang sebelumnya sebagai lembaga tertinggi dalam
pengambilan kebijakan di bidang moneter dengan sendirinya tidak Iagi
berfungsi.

SISTEM MONETER DAN PERBANKAN


Yang ternasuk dalam sistem moneter adalah bank-bank atau lembaga-lembaga
yang ikut menciplakan uang giral. Di Indonesia yang dapat digolongkan ke dalam sistem
moneter adalah otoritas moneter yaitu Bank Indonesia dan bank-bank pencipta uang giral.
Oleh karena itu sistem perbankan merupakan bagian integral dari suatu sistem moneter.
Di samping mengeluarkan uang karlal, otoritas moneter juga menerima simpanan
giro dari perbankan atau pemerintah. Simpanan giro tersebut bagi otoritas moneter
merupakan uang primer sedangkan bagi bank-bank uang tersebut merupakan alat likuid.
Dalam kaitan tersebut semua bank diharuskan memiliki rekening giro pada bank sentral

15
dan mewajibkan setiap bank mempertahankan sejumlah tertentu dana dalam rekening
gironya tersebut di Bank Indonesia sebagai bank sentral. Fungsi giro tersebut pada
dasarnya adalah untuk memperlancar transaksi antar bank melalui mekanisme kliring di
samping sebagai alat kebijakan moneter dalam rangka pengendalian jumlah uang beredar.
Saldo minimum yang wajib dipelihara pada bank sentral pada dasarnya merupakan
pelaksanaan dari ketentuan cadangan likuiditas wajib minimum yang dikenal sebagai
statutory reserve requirement. Ketentuan giro wajib minimum yang berlaku saat ini adalah
5% dari total dana masyarakat yang dihimpun bank.

FUNGSI OTORITAS MONETER


1. mengeluarkan uang kertas dan logam
2. menciptakan uang primer
3. memelihara cadangan devisa nasional
4. mengawasi sistem moneter

FUNGSI SISTEM MONETER


1. menyelenggarakan mekanisme lalu lintas pembayaran yang efisien sehingga
mekanisme tersebut dapat dilakukan secara cepat, akurat dan dengan biaya yang
relatif kecil.
2. melakukan fungsi intermediasi guna mempercepat pertumbuhan ekonomi.
3. menjaga kestabilan tingkat bunga melalui pelaksanaan kebijakan moneter.

JENIS-JENIS BANK
Berdasarkan fungsinya yaitu
bank sentral,
bank umum,
bank pembangunan,
bank tabungan,
bank koperasi dan
bank perkreditan rakyat,
Investment bank pada dasamya bank yang kegiatan usahanya berkaitan dengan
pasar modal, di Indonesia fungsi investment bank dilakukan oleh perusahflan efek
sedangkan mortgage bank adalah bank yang memberikan kredit perumahan / dapat
disamakan dengan fungsi Bank Tabungan Negara saat ini.

16
Setelah diundangkannya UU No. 7 Tahun 1992 maka penggolongan bank
berdasarkan fungsinya tidak Iagi dapat dipisahkan karena semua jenis bank tersebut pada
dasarnya telah melakukan kegiatan sebagaimana halnya ciri-ciri bank umum.

1. Bank BUMN
2. Bank Pemerintah Daerah
3. Bank Swasta Nasional
4. Bank asing
Bank asing yang beroperasi di Indonesia saat yaitu:
i. Citibank
ii. American Express Bank
iii. Bank of Tokyo
iv. Standard Chartered Bank
v. Hongkong and Shanghai Bank
vi. Deutsche Bank
vii. ABN-Amro Bank
viii. Bank of America
ix. Chase Manhattan Bank
x. Bangkok Bank
5. Bank Perkreditan Rakyat
Usaha BPR yang diperbolehkan menurut undang-undang meliputi hal-hal
sebagai berikut:
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
b. memberikan kredit
c. menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
d. menempatkan dananya dalam bentuk SBI, deposito dan atau tabungan pada
bank lain.
Kegiatan usaha yang tidak diperkenankan dilakukan BPR antara lain:
a. Menerima simpanan dalam bentuk giro
b. melakukan penyertaan modal
c. melakukan usaha perasuransian
d. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana disebut di atas.

17
BADAN HUKUM BANK
Pendirian bank menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 dapat memilih
badan hukum sebagai berikut:
a. Perseroan Terbatas
b. Koperasi,atau
c. Perusahaan Daerah
Dalam UU No. 10 Tehun 1998 di atas tidak lagi dikenal bentuk hukum bank berupa
perseroan sebagaimana diatur undang-undang sebelumnya. Dalam undang-undang No. 10
Tahun 1998 ini pula pendirian bank umum dapat dilakukan oleh warga negara asing
dan/atau badan hukum asing dengan cara bermitra dengan warga negara Indonesia
dan/atau badan hukum Indonesia, tanpa ada pembatasan maksimum jumlah kepemilikan
begi pihak asing. Meskipun dalam praktiknya pihak asing diharuskan bermitra dengan
pihak nasional dalam pendirian bank umum.

PENGATURAN DAN PENGAWASAN BANK


Pengaturan kegiatan usaha perbankan sebagaimana diatur dalam Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1992 dilaksanakan oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan Deparlemen
Keuangan. Sedangkan pengawasan dan pembinaan teknis operasional perbankan dilakukan
oleh Bank Indonesia. Namun dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 10 Tahun
1998, Departemen Keuangan tidak lagi memiliki wewenang secara langsung di bidang
perbankan termasuk dalam bidang pengaturan dan perizinan.
Wewenangnya sepenuhnya berada di Bank Indonesia. Selanjutnya, dengan
diundangkannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, maka
fungsi pengawasan perbankan yang sebelumnya berada dalam kewenangan Bank
Indonesia akan dialihkan kepada suatu lembaga khusus yaitu Lembaga Pengawas Jasa
Keuangan. Lembaga pengawas ini berdasarkan undang-undang melakukan pengawasan
atas kegiatan usaha semua lembaga keuangan yang beroperasi di Indonesia.

BANK INDONESIA
Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999
adalah bank sentral Republik Indonesia yang merupakan lembaga negara yang independen,
bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal
yang secara tegas diatur dalam undang-undang yang mengaturnya. Bank Indonesia adalah

18
badan hukum berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 dengan modal
sekurang-kurangnya Rp 2 triliun.
Dalam undang-undang ini, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan yaitu mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Karena Kestabilan nilai rupiah dan nilai tukar yang
wajar merupakan sebagian prasyarat bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan. Alias reorientasi sasaran Bank Indonesia. Kegagalan dalam
memelihara kestabilan nilai rupiah seperti tercermin pada kenaikan harga-harga dapat
merugikan karena berakibat menurunkan pendapatan rill masyarakat dan melemahkan
daya saing perekonomian nasional dalam kancah perekonomian dunia.
Untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah sebagai tujuan Bank
Indonesia perlu ditopang dengan tiga pilar utama yaitu:
a. Kebijakan moneter dengan prinsip kehati-hatian;
b. Sistem pembayaran yang cepat dan tepat;
c. Sistem perbankan dan keuangan yang sehat.
Dalam menerapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia
berwenang menerapkan sasaran-sasaran moneter dan melakukan pengendalian moneter
sebagai berikut:
a. Melaksanakan kebijakan nilai lukar berdasarkan sistem nilai tukar yaug ditetapkan;
b. Mengelola cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban luar negeri;
c. Memelihara keseimbangan neraca pembayaran; dan
d. Menerima pinjaman luar negeri.
Bank Indoensia juga mempunyai fungsi sebagai lender of the last resort. Alias
Bank Indonesia hanya membantu mengatasi musibah yang disebabkan oleh risiko kredit
atau risiko pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, risiko manajemen dan risiko pasar.
Menurut Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tenlang Bank Indonesia, kedudukan
Bank Indonesia sebagai lembaga negara yang independen berada di luar pemerintahan.
Independensi ini membawa konsekuensi yuridis logis bahwa Bank Indonesia juga
mempunyai kewenangan mengatur dan membuat / menerbitkan peraturan yang merupakan
pelaksanaan undang-undang.

TUJUAN BANK INDONESIA


Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 (UU-BI) secara tegas dinyatakan
dalam. Pasal 7 bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah yang merupakan single objective Bank Indonesia. Kestabilan rupiah yang

19
dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin dari
perkernbangan laju inflasi serta kestabilan terhadap mata uang negara lain yang tercermin
pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain.

TUGAS BANK INDONESIA


Untuk mencapai tujuan Bank Indonesia tersebut di atas yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah, Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang
merupakan 3 bidang utama tugas Bank Indonesia yaitu:
1. menetapkan dan melaksanakan kebijkan moneter;
2. mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;
3. mengatur dan mengawasi bank.

Tugas Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter


Untuk mencapai tujuan Bank Indonesia dalam menjaga kestabilan nilai rupiah,
Pasal 10 Undang-undang No. 23 Tahun 1999, Bank Indonesia dalam menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter berwenang:
1. menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran Iaju inflasi
yang ditetapkamya;
2. melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk
tetapi tidak terbatas pada:
a. operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing;
b. penetapan tingkat diskonto;
c. penetapan cadangan wajib minimum;
d. pengaturan kredit atau pembiayaan.
Cara-cara pengendalian moneter tersebut dapat dilakukan juge berdasarkan prinsip
syariah.
Dalam pelaksanaannya sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
dapat berbeda dengan asumsi laju inflasi yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka
penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang didasarkan pada tahun fiskal.
Dalam rangka pelaksanaan pengendalian moneter yang dilakukan Bank Indonesia
ditetapkan pokok-pokok ketentuan meliputi antara lain:
a. tata cara pelaksanaan operasi pasar terbuka di pasar uang rupiah;
b. tata cara pelaksanaan intervensi valuta asing dalam rangka stabilisasi rupiah;
c. instrumen yang digunakan dalam operasi pasar terbuka;

20
d. tata cara penetapan tingkat diskonto;
e. penetapan jenis dan besaran cadangan wajib minimum bagi bank, baik dalam mata
uang rupiah maupun dalam valuta asing;
f. penetapan sanksi administratif terhadap pelanggaran cadangan wajib minimum;
g. pembatasan kredit atau pembiayaan tertmasuk juga segala bentuk fasilitas pinjaman
dana melalui pasar rupiah dan valuta asing.

Bank Indonesia sebagai Lender of the Last Resort


Bank Indonesia mempunyai fungsi lender of the last resort (Pasal 11) yang
memungkinkan Bank Indonesia membantu kesulitan pendanaan jangka pendek yang
dihadapi bank. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia hanya membantu untuk mengatasi
kesulitan pendanaan jangka pendek bank karena adanya mismatch yang disebabkan oleh
risiko kredit atau risiko pembayaran berdasarkan prinsip syariah, risiko manajemen, atau
risiko pasar. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kredit atau pembiayaan
dimaksud, yang pada gilirannya akan dapat mengganggu efektivitas pengendalian
moneter, maka pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dibatasi
selama-lamanya 90 hari.
Di samping itu, kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah tersebut harus
dijamin dengan surat berharga yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan. Meliputi
surat berharga dan/atau tegihan yang diterbitkan oleh pemerintah atau badan hukum lain
yang mempunyai peringkat tinggi berdasarkan hasil penilaian lembaga pemeringkat yang
kompeten dan sewaktu-waktu dengan mudah dicairkan. Apabila kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah tersebut tidak dapat dilunasi pada saat jatuh tempo, Bank
Indonesia sepenuhnya berhak mencairkan agunan yang dikuasainya.

Kebijakan nilai tukar


Point 12 UU-BI menetapkan kewenangan Bank Indonesia dalam melaksanakan
kebijakan nilai tukar ini antara lain dapat berupa:
a. dalam sistem nilai tukar tetap berupa devaluasi atau revaluasi terhadap mata uang
asing;
b. dalam sistem nilai tukar mengambang berupa intervensi pasar;
c. dalam sistem nilai tukar mengambang terkendali berupa penetapan nilai tukar
harian serta pita intervensi.

21
Kewenangan dalam mengelola cadangan devisa
Bank Indonesia melakukan pengelolaan cadangan devisa negara (Pasal 13 UU-
BI). Yang dimaksud dengan cadangan devisa di sini adalah cadangan devisa negara yang
dikuasai oleh Bank Indonesia, yang tercatat pada sisi aktiva neraca Bank Indonesia.
Cadangan devisa mencakup pula hak atas devisa yang setiap waktu dapat ditarik dari
suatu badan keuangan intemasional. Pengelolaan cadangan devisa oleh Bank Indonesia
dilakukan dengan melalui berhagai jenis transaksi devisa yaitu menjual, membeli,
dan/atau menempatkan devisa, emas dan surat-surat berharga secara tunai atau berjangka
termasuk pemberian pinjaman.
Bank Indonesia dalam melakukan pengelolaan dan pemeliharaan cadangan devisa
selalu memperlimbangkan 3 (tiga) asas utama dengan skala prioritas, yaitu: likuiditas
(liquidity), keamanan (security) tanpa mengabaikan prinsip untuk memperoleh
pendapatan yang optimal (profitability). Tujuan pengelolaan dan pemeliharaan cadangan
devisa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya menjaga nilai tukar.

Penyelenggaraan survai
Untuk melaksanakan kebijakan moneter secara efektif dan efisien, diperlukan
data/informasi ekonomi dan keuangan secara tepat waktu dan akurat. Bank Indonesia
dapat menyelenggarakan survei secara berkala atau sewaktu-waktu yang dapat bersifat
makro atau mikro. Pelaksanaan survai tersebut dapat dilaksanakan oleh pihak lain
berdasarkan penugasan Bank Indonesia. Bank Indonesia atau pihak lain yang ditugaskan
untuk melakukan survai tersebut wajib merahasiakan sumber dan data individual kecuali
yang secara tegas dinyatakan lain dalam undang-undang(Pasall4).

Tugas mengatur dan menjaga kelancamn sistem pembayaran


Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank
Indonesia berwenang untuk melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
penyelenggaraan jasa sistem pembayaran, mewajibkan penyelenggara jasa sistem
pembayaran untuk menyampaikan laporan kegiatannya serta menetapkan penggunaan
alat pembayaran.
Kewajiban penyampaian laporan dimaksudkan agar Bank Indonesia dapat
memantau penyelenggaraan sistem pembayaran. Penetapan alat pernbayaran

22
dimaksudkan agar alat pembayaran yang digunakan masyarakat memenuhi persyaratan
keamanan bagi pengguna. Termasuk wewenang membatasi penggunaan alat pembayaran
tertentu dalam rangka prinsip kehati-hatian.

Pengaturan dan penyelenggaraan kliring serta penyelesaian akhir transaksi


Bank Indonesia berwenang mengatur sistem kliring antar bank dalam mata uang
rupiah dan/atau valuta asing yang meliputi sistem kliring domestik dan lintas negara
(Pasal 16).

Mengeluarkan dan mengedarkan uang


Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk
mengeluarkan dan mengatur peredaran uang rupiah (Pasal 20). Termasuk dalam
kewenangan ini adalah mencabut, menarik serta memusnahkan uang serta menetapkan
macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan yang digunakan dan penentuan
mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah (Pasal 19). Uang yang dikeluarkan
oleh Bank Indonesia dibebaskan dari bea meterai (Pasal 21). Bank Indonesia dapat
mencabut dan menarik uang rupiah dari peredaran dengan memberikan pcnggantian
dengan nilai yang sama (Pasal 23). Konsekuensi dari ketentuan ini maka Bank Indonesia
hams memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk:
a. melakukan penukaran uang dalam pecahan yang sama dan pecahan lainnya;
b. melakukan penukaran uang yang cacat atau dianggap tidak layak unluk
diedarkan;
c. menukarkan uang yang rusak sebagian karena terbakar atau sebab lain dengan
nilai yang sama atau lebih kecil daripada nilai nominalnya yang bergantung pada
tingkat kerusakannya.

Tugas mengatur dan mengawasi bank


Pengaturan dan pengawasan bank merupakan salah satu tugas Bank Indonesia
sebagaimana ditentuken dalam Pasal 8 Undang-undnag Nomor 23 Tahun 1999. Dalam
rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengewasi bank, Bank Indonesia menetepken
peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu
dari bank, melaksanakan pengawasan bank, dan mengenakan sanksi terhadap bank
(Paeal 24). Untuk maksud tersebut Bank Indonesia berweneng menerapkan ketentuan-
ketentuen perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian (Pesal 25).

23
Dalam rangka pelaksanaan tugas pengaturan, Bank Indonesia mengeluarkan pokok-
pokok ketentuan antara lain memuat:
a. perizinan bank;
b. kelembagaan bank, termasuk kepengurusan dan kepemilikan;
c. kegiatan usaha bank pada umumnya;
d. kegiatan usaha bank berdasarkan prinsip syariah;
e. merger, konsolidasi, dan akuisisi;
f. sistem informasi antar bank;
g. tata cara pengawasan bank;
h. sistem pelaporan bank kepada Bank Indonesia;
i. penyehatan perbankan;
j. pencabutan izin usaha, likuidasi, dan pembubaran bentuk hukum bank;
k. lembaga-lembaga pendukung sistem perbankan.
Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, Bank Indonesia:
a. memberikan dan mencebut izin usaha bank;
b. memberikan izin pembukaan, penutupan, dan pemindahan kantor bank;
c. memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kupengurusan bank;
d. memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan useha
tertentu.
Pengawasan yang dilakukan Bank Indonesia meliputi pengawasan-langsung dan
tidak langsung (Pasal 27). Bank Indonesia mewajibkan bank untuk menyampaikan
laporan, keterangan, dan penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank
Indonesia, di mana hal ini dapat dilakukan terhadap perusahaan induk, perusahaan anak,
pihak terkait dan pihak terafiliasi dari bank apabila diperlukan (Pasal 28). Bank Indonesia
dapat menugaskan pihak lain untuk dan atas nama Bank Indonesia melaksanakan
pemeriksaan terhadap bank. (Pasal 30).
Bank Indonesia dapat memerintahkan bank untuk menghentikan sementara
sebagian atau seluruh kegiatan transaksi tertentu apebila menurut penilaian Bank Indonesia
transaksi tersebut diduga merupakan tindak pidana di bidang perbankan (Pasal 31). Dalam
hal keadaan suatu bank menurut penilaian Bank Indonesia membahayakan kelangsungan
usaha bank yang bersangkutan dan/atau membahayakan sistem perbankan atau terjadi
kesulitan perbankan yang membahayakan perekonomien nesional, Bank Indonesia dapat
melakukan tindakan sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang perbankan yang
berlaku (Pasal 33).

24
Pengalihan tugas pengawasan bank
Dalam Pasal 34 ditetepkan bahwa tugas mengswasi bank akan dialihkan kepada
lembaga pengawasan sektor jasa keuangan independen.
Lembaga pengawasan independen ini akan melakukan pengawasan terhadap semua
lembaga jasa keuangan seperti bank, asuransi, dana pensiun, sekuritas, modal ventura, dan
perusahaan pembiayaan serta badan-badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan dana
masyarakat.

DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA

Susunan Anggota Dewan Cubernur


Dalam melaksanakan tugasnya, Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur
yang terdiri atas:
a. SeorangGubemur
b. Seorang Deputi Gubernur Senior sebagai Wakil Gubernur
c. Sekurang-kurangnya 4 orang atau sehanyak-banyaknya 7 Deputi Gubernur, dengan
Gubernur sebagai pemimpin Dewan Gubernur.
Dewan Gubernur mewakili Bank Indonesia di dalam dan di luar Pengadilan, di mana
kewenangan mewakili tersebut dilaksanakan oleh Guhernur (Pasal 39).

TugasDewan Gubernur
Dewan Gubernur melaksanakan tugas dan wewenang Bank Indonesia yang
ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999.

Pengangkatan Dewan Gubernur


Untuk dapat diangkat sebagai anggota Dewan Gubernur, calon yang bersangkutan
harus memenuhi syarat antara lain:
a. warga negera Indonesia;
b. memiliki akhlak dan moral yang tinggi;
c. memiliki keahlian dan pengalaman di bidang ekonomi, keuangan, perbankan,
atau hukum.

25
Gubernur den Deputi Gubenur Senior diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Sedangkan Deputi Gubernur diusulkan oleh
Gubemur dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Rapat Dewan Gubernur


Rapat Dewan Gubernur sebagai suatu forum pengambilan keputusan tertinggi,
diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan
umum di bidang moneter yang dapat dihadiri oleh seorang menteri atau lebih yang
mewakili pemerintah dengan hak bicara tanpa hak suara dan sekurang-kurangnya sekali
dalam seminggu untuk melakukan eveluasi atas pelaksanaan kebijakan moneter atau
kebijakan lain yang prinsipil dan stretegis seperti kebijakan di bidang pengaturan dan
pemeliharaan sistem pembayaran serta pengaturan dan pengawasan bank. Rapat Dewan
Gubernur dinyatakan sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya oleh lebih dari separuh
anggota Dewan Gubernur. Kebijakan dan/atau keputusan ini wajib dilaporkan selambat-
lambatnya dalam Rapat Dewan Gubernur berikutnya (Pasal 43).

Larangan Dewan Gubernur


Anggota Dewan Gubernur harus tunduk pada ketentuan pelarangan sebagai
berikut:
1. antara sesama anggota Dewan Gubernur dilarang mempunyai hubungan keluarga
sampai derajat ketiga dan besan;
2. anggota Dewan Gubernur baik sendiri maupun bersama-sama dilarang:
a. mempunyai kepentingan langsung atau tidak langsung pada perusahaan
manapun juga;
b. merangkap jabatan pada lembaga lain kecuali karena kedudukannya wajib
memangku jabatan tersebut.
c. menjadi pengurus dan/atau anggota partai polilik.

INDEPENDENSI BANK INDONESIA


Independensi Bank Indonesia dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dapat
dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut:
1. Yuridis

26
2. Personalia
3. Institusi
4. Tujuan
5. Tugas
6. Manajemen
7. Anggaran
8. Transparansi
9. Akuntabilitas

HUBUNGAN DENGAN PEMERINTAH


Bank Indonesia dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai bank sentral,
memiliki hubungan dengan pemerintah sebagaimana diatur dalam Pasal 52 sampai dengan
Psa156 sebagai berikut:
Bank Indonesia menatausahakan rekening pemerintah. Bank Indonesia untuk dan
atas nama Pemerintah dapat menerima pinjaman luar negeri, menatausahakan, serta
menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihak luar negeri.
Pemerintah wajib meminta pendapat Bank Indonesia dan/atau mengundang Bank In-
donesia dalam sidang kabinet yang membahas masalah ekonomi, perbankan dan keuangan
yang berkaitan dengan tugas Bank Indonesia atau masalah lain yang termasuk kewenangan
Bank Indonesia. Bank Indonesia juga dapat memberikan pendapat dan pertimbangan
kepada pemerintah mengenai RAPBN serta kebijakan lain yang berkaitan dengan tugas
dan wewenang Bank Indonesia. Pernerintah juga wajib berkonsultasi terlebih dahulu
dengan Bank Indonesia dan DPR dalam hal pemerintah akan menerbitkan surat-surat
utang negara.
Dalam Undang-undang Bank Indonesia secara tegas dinyatakan bahwa Bank
Indonesia dilarang memberikan kredit kepada Pemerintah karena dianggap dapat
mengganggu keutuhan konsep independensi Bank Indonesia. Sisa surplus Bank Indonesia
setelah dikurangi 30% untuk cadangan tujuan dan 10 % untuk cadangan umum diserahkan
kepada Pemerintah dengan ketentuan terlebih dahulu harus digunakan untuk membayar
kewajiban Pemerintah kepada Bank Indonesia (Pasal 62).
Tugas dan wewenang BUMN yang ditunjuk oleh Pernerintah antara lain adalah:
1. melakukan pembayaran kewajiban kepada Bank Indonesia;
2. melakukan penyaluran dan administrasi kredit program;
3. mencari sumber-sumber pendanaan untuk kelanjutan pelaksanaan kredit program.

27
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Bank Indonesia dalam melakukan tugasnya dapat melakukan hubungan
internasional, yang dilakukan sebagai berikut:
1. Bank Indonesia dapat melakukan kerja sama dengan bank sentral lainnya,
organisasi, dan lembaga internasional. Kerja sama tersebut misalnya di bidang:
1. intervensi bersama untuk kestabilan pasar valuta asing;
2. penyelesaian transaksi lintas negara;
3. hubungan koresponden;
4. tukar menukar informasi mengenai hal-hal yang terkait dengan tugas-tugas
bank sentral, termasuk dalam melakukan pengawasan bank;
5. pelatihan/penelitian seperti masalah moneter dan sistem pembayaran.
2. Dalam hal dipersyaratkan bahwa anggota lembaga intenasional dan/atau lembaga
multilateral adalah negara, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama
negara Republik Indonesia sebagai anggota.

AKUNTABILITAS DAN ANGGAR4N


Kewajiban Bank Indonesia dalam akuntabilitas dan anggaran meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1. Bank Indonesia wajib menyampaikan secara tertulis kepada Presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat serta informasi kepada masyarakat secara terbuka melalui
media massa pada setiap awal tahun anggaran memuat:
a. evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan moneter pada tahun scbelumnya;
b. rencana kebijakan moneter dan penetapan sasaran-sasaran moneter untuk
tahun yang akan datang dengan mempertimbangkan sasaran laju inflasi
serta perkembangan kondisi ekonomi dan keuangan.
2. Bank Indonesia wajib menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas
dan wewenangnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat secara tertulis setiap 3 bulan
atau apabila diminta;
3. Badan Pemeriksa Keuangan dapat melakukan pemeriksaan khusus terhadap Bank
Indonesia alas permintaan Dewan Perwakilan Rakyat apabila diperlukan.
Pemeriksaan khusus tersebut dimaksudkan untuk mengetahui lebih dalam
mengenai suatu permasalahan atau suatu kegiatan tertentu yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan dan pelaksanaan anggaran oleh Bank Indonesia.

28
4. Tahun anggaran Bank Indonesia adalah tahun kalender. Selambat-lambarnya 15
hari sebelum dimulai tahun anggaran, Dewan Gubemur menetapkan anggaran
tahunan Bank Indonesia yang harus disampaikan kepada DPR dan pemerintah
bersamaan dengan evaluasi pelaksanaan anggaran tahun berjalan. Penyampaian
anggaran tahunan dan evaluasi pelaksanaan anggaran tahun yang lalu kepada DPR
dimaksudkan untuk dapat memantau pengelolaan kewenangan Bank Indonesia
dalam anggaran, sedangkan untuk pemerintah dimaksudkan sebagai bahan
informasi berkaitan dengan surplus atau defisit anggaran Bank Indonesia.
5. Bank Indonesia wajib mengumumkan laporan keuangan tahunan Bank Indonesia
kepada publik melalui media massa.
6. Surplus dari hasil kegiatan Bank Indonesia akan dibagi sebagai berikut:
a. 30% untuk cadangan tujuan. Sisanya dipupuk sebagai cadangan umum
sehingga jumlah modal dan cadangan umum mencapai 10% dari seluruh
kewajiban moneter. Cadangan umum digunakan untuk menambah modal
atau menutup defisit Bank Indonesia, sedangkan cadangan tujuan
dipergunakan antara lain untuk biaya penggantian dan/atau pembaruan
harta tetap, pengadaan perlengkapan yang diperlukan, dan pengembangan
organisasi dan sumber daya manusia dalam melaksanakan tugas dan
wewenang Bank Indonesia, serta penyertaan yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas Bank Indonesia.
b. Dalam hal modal termasuk cadangan umum telah mencapai 10% dari
kewajiban moneter, sisa surplus yang merupakan bagian pemerintah
terlebih dahulu harus digunakan untuk membayar kewajiban pemerintah
kepada Bank Indonesia.
7. Apabila modal Bank Indonesia menjadi kurang dari Rp 2 triliun, pemerintah
wajib menutup kekurangan tersebut setelah mendapat persetujuan DPR.
Kewajiban penutupan kekurangan modal minimum Bank Indonesia dapat
dilakukan dengan cara penerbitan surat utang negara yang dapat diperjualbelikan.

SISTEM LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK


Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Pendirian lembaga keuangan ini
didasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 792/MK/IV/12/70 tanggal 7

29
Desember 1970 kemudian diubah dan ditambah dengan Keputusan Menteri Keuangan
No. 38/MK/IV/1/72 tanggal 18 Januari 1972. Lembaga Keuangan Bukan Bank menurut
ketentuan ini adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidnng keuangan yang
menghimpun dana dengan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkannya untuk
membiayai investasi perusahaan. LKBB tidak diperbolehkan menerima dana dari
masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Lembaga keuangan bukan bank
saat ini pada dasarnya meliputi semua lembaga keuangan yang kegiatan pokoknya
memberikan jasa-jasa keuangan dan menarik dana dari masyarakat secara tidak langsung
atau dengan kata lain lembaga keuangan bukan bank adalah lembaga keuangan non de-
pository. Pembinaan, pengaturan dam pengawasan kegiatan usaha Iembaga keuangan
bukan bank dilakukan oleh Departemen Keuangan.
Namun berdasarkan kebijakan Pakto 27, 1988, LKBB dapat menerbitkan sertifikat
deposito sebagai sumber dana dan dapat mendirikan kantor-kantor cabang di daerah-
daerah. Pendirian LKBB ini pada dasamya dimaksudkan untuk mendorong
pengembangan pasar uang dan pasar modal serta menyalurkan pembiayaan kepada
perusahaan. Sehubungan dengan fungsinya, LKBB dapat digolongkan berdasarkan jenis
usahanya sebagai berikut:
1. Lembaga pembiayaan pembangunan (development type) yaitu lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya memberikan kredit jangka menengah dan jangka
panjang.
2. Lembaga perantara penerbitan dan perdagangan surat-surat berharga (investment
type) yaitu lembaga keuangan yang usaha utamanya bertindak sebagai perantara
dan penjamin dalam penjualan surat-surat berharga yang diterbitkan oleh emiten.
Jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yang saat ini beroperasi di Indonesia
adalah sebagai berikut:
1. Lembaga Pembiayaan
2. Perusahaan Perasuransian
3. Dana Pensiun
4. Perusahaan efek
5. Reksa Dana
6. Perusahaan Penjamin
7. Perusahaan Modal Ventura
8. Pegadaian

30
Lembaga Pembiayaan
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan dana dan barang modal dengan tidak menarik dana secara
langsung dari masyarakat. Bidang usaha lembaga pembiayaan, pada awalnya, sebagaimana
diatur dalam Keppres No. 61 tahun 1988 adalah sebagai berikut.
1. sewa guna usaha (leasing)
2. modal ventura (venture capital)
3. anjak piutang (factoring)
4. pembiayaan konsumen (consumer finance)
5. kartu kredit (credit card)
6. perdagangan surat berharga (securities company)
Selanjutnya dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 1256/KMK.00/1989 tanggal
18 Nopember 1989 bidang usaha perdagangan surat berharga dikeluarkan dari lingkup
usaha lembaga pembiayaan karena kegiatan tersebut sangat terkait dengan kegiatan di
bidang pasar modal sehingga pengaturan dan pembinaan kegiatan perusahaan perdagangan
surat berharga atau perusahaan efek tersebut dialihkan kepada Bapepam sebagai otoritas
pasar modal.
Lingkup usaha lembaga pembiayaan tersebut lebih lanjut disesuaikan kembali
dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 468/KMK.017/1995 tanggal 3 Oktober 1995 di
mana bidang usaha modal ventura menjad kegiatan yang terpisah dari perusahaan
pembiayaan. Dipisahkannya modal ventura dari bidang usaha lembaga pembiayaan
didasarkan pada pertimbangan agar bisnis modal ventura dapat berkembang lebih optimal
mengingat pembiayaan modal ventura memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis
pembiayaan lainnya dalam lingkup usaha lembaga pembiayaan.
Agar lembaga pembiayaan tidak menyerupai perbankan khususnya kegiatan di sisi
pasiva, lembaga pembiayaan menurut ketentuan dilarang:
1. menerbitkan surat sanggup bayar (promissory notes), kecuali sebagai jaminan atas
utang kepada bank yang menjadi kreditornya. Surat sanggup tersebut tidak dapat
dialihkan dan dikuasakan kepada pihak manapun (non-negotiable).
2. Memberikan jaminan dalam segala bentuknya kepada pihak lain.
Peraturan pembinaannya yang ada pada dasarnya hanya mengatur mengenai
kelembagaannya misalnya masalah kepemilikan, permodalan dan penyampaian laporan
serta larangan menarik dana secara langsung dari masyarakat. Jadi dapat dikatakan sampai
akhir 1995, lembaga pembiayaan menikmali kebebasan berusaha yang sangat longgar

31
tanpa banyak pengaturan dari pemerintah. Schingga wajar dalam kurun waktu yang cukup
lama tersebut perusahaan pembiayaan banyak dimanfaatkan oleh pemiliknya untuk
kcpentingan kelompok usahanya. Karena menurut ketentuan, bank diperkenankan
memiliki perusahaan pembiayaan, sehingga memungkinkan bank mengendalikan suatu
perusahaan pembiayaan di mana bank ikut serta sebagai pemilik. Dalam posisi demikian,
maka perusahaan pembiayaan akan menjadi terafiliasi dengan bank sehingga dapat
berfungsi saling menunjang kegiatan masing-masing.
Selanjutnya, sejak lembaga pcmbiayaan diperkenalkan pada akhir 1988 sampai
sebelum terjadinya krisis moneter dan perbankan akhir 1997, perkembangan usaha
lembaga pembiayaan terdorong oleh siluasi berusaha yang sangat kondusif dan tingginya
pertumbuhan ekonomi. Faktor lain yang cukup mendorong adalah kurangnya pengaturan
mengenai kegiatan usaha perusahaan pembiayaan sehingga mereka dapat melakukan bisnis
secara lebih bebas, dapat dikatakan, hampir tidak ada pengawasan dari pihak otoritas
dalam hal ini Departemen Keuangan terutama dari sumber pendanaan dan
penyaluran pembiayaannya.
Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan dengan perbankan memiliki
hubungan yang sangat erat, karena itu banyak dimanfaalkan oleh pemilik bank
untuk membiayai pemberian kredit kepada debitor tertentu melalui lembaga
pembiayaan. Selanjutnya dalam pelaksanaan pengawasan perusahaan pembiayaan
telah ditetapkan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dengan Gubernur Bank
Indonesia No. 607/KMK.017/1995 dan No. 28/9/Kep/GBI tanggal 19 Desember 1995.
Keputusan Bersama tersebut memberi wewenang kepada Bank Indonesia untuk
melaksanakan pengawasan terhadap perusahaan pembiayaan yang hasilnya dilaporkan
kepada Menteri Keuangan, meliputi pengawasan terhadap kegiatan :
1. penarikan pinjaman luar negeri (offshore loan)
2. penyaluran pinjaman yang bersumber dari kredit perbankan,
3. penerbitan surat sanggup bayar (promissory notes),
4. kualitas aktiva produktif
5. kebenaran dan kelengkapan laporan.

Perasahaan Perasuransian
Usaha perasuransian di Indonesia diatur dengan Undang-undang Nomor 2 Tahun
1992 tentang usaha perasuransian.

32
Jenis usaha perasuransian yang diatur dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992
tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Usaha asuransi terdiri atas : asuransi kerugian (non life insurance), asuransi jiwa
(life insurance) dan reasuransi(reinsurance).
2. Usaha penunjang asuransi terdiri atas: Pialang Asuransi, Pialang Reasuransi,
Penilai Kerugian, Konsultan Akturia, Agen Asuransi.
Usaha asuransi kerugian menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 adalah
usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan
manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang
tidak pasti. Sedangkan perusahaan asuransi kerugian adalah perusahaan yang hanya dapat
menyelenggarakan usaha dalam bidang asuransi kerugian termasuk reasuransi. Oleh
karena itu, perusahaan asuransi kerugian tidak diperkenankan melakukan kegiatan di luar
usaha asuransi kerugian dan reasuransi.
Usaha asuransi dalam praktiknya di Indonesia dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Asuransi Kebakaran
2. Asuransi pengangkutan atau marine insurance
3. Asuransi aneka
4. Asuransi jiwa
5. Reasuransi atau asuransi yang diasuransikan.

Dana Persiun
Dana Persiun (pension funds) adalah badan hukum yang mengelola dan
menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Dana pensiun diatur dengan
Undang-undang Nomor 11 tehun 1992. Penyelenggaraan suatu program pensiun oleh
pemberi kerja bersifat sukarela artinya didasarkan pada asas kebebasan untuk
membentuk atau tidak membentuk. Jenis dana pensiun terdiri atas Dana Pensiun Pemberi
Kerja (dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan karyawan) dan Dana
Pensiun Lembaga Keuangan. Sedangkan Progrant pensiun yang diperkenankan
dijalankan bagisetiap dana pensiun adalah Program Persiun luran Pasti dan Program
Pensiun Manfaat Pasti. Pembentukan Dana Pensiun harus memenuhi beberapa asas
yaitu:
1. Asas keterpisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan badan hukum
pendirinya.
2. Asas penyelenggaraan dalam sistem pendanaan

33
3. Asas pembinaan dan pengawasan
4. Asas penundaan manfaat.

Reksa Dana
Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang
dimaksud dengan Reksa Dana disebut juga investment fund atau mutual funds adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portfolio efek oleh manajer investasi.
Reksa Dana menurut ketentuan dapat didirikan delam bentuk hukum perseroan
(corporate type) atau Kontrak Investasi Kolektif (Contractual type).

Dalam bentuk Reksa Dana Perseroan, perusahaan penerbit Reksa Dana


menghimpun Dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dari hasil penjualan saham
tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal
maupun pasar uang.
Bentuk Reksa Dana ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas
2. Pengelolaan kekayaan Reksa Dana didasarkan pada kontrak antara Direksi
perusahaan dengan Manajer Investasi yang ditunjuk.
3. Penyimpanan kekayaan Reksa Dana didasarkan pada kontrak antara Manajer
Investasi dengan Bank Kustodian.
Reksa Dana KIK (Contractual type) pada prinsipnya bukanlah badan hukum
tersendiri. Reksa dana melakukan-kegiatannya berdasarkan kontrak yang dibuat oleh
manajer investasi dan bank kustodian. Sebenarnya Reksa Dana KIK merupakan produk
dari manajer investasi. Sedangkan efek yang dikeluarkan Reksa Dana KIK disebut unit
penyertaan (trust unit) bukan saham sebagaimana dalam Reksa Dana Perseroan.
Berbeda dengan pembentukan Reksa Dana Perseroan, di mana pendiri harus
terlebih dahulu mendirikan PT kemudian menunjuk manajer investasi dan bank
kustodian, Reksa Dana KIK pembentukannya lebih sederhana. Perusahaan efek atau
pihak lain yang telah memperoleh izin usaha sebagai manajer investasi dari Bapepam
dapat membentuk Reksa Dana KIK. Reksa Dana berbentuk KIK memiliki ciri-ciri
antara lain sebagai berikut:
1. Bentuk hukumnya adalah Kontrak lnvestasi Kolektif

34
2. Pengelolaan Reksa Dana dilakukan oleh Manajer Investasi berdasarkan
kontrak
3. Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh Bank Kustodian
berdasarkan kontrak.
Berdasarkan sifat operasionalnya, Reksa Dana dapat dibedakan dalam dua
jenis yaitu Reksa Dana Terlutup (closed-end investment funds) -karena reksa dana
ini tertutup dalam hal jumlah saham yang dapat diterbitkan atau dalam hal
menerima masuknya pemodal baru- dan Reksa Dana Terbuka (opened-end
investment fund). Reksa Dana yang berbentuk perseroan (PT) dapat bersifat
tertutup (closed end) dan terbuka (opened end). Sedangkan Reksa Dana yang
berbentuk KIK hanya dapat bersifat terbuka (opened end).
Indikator harga saham Reksa Dana dilihat dari nilai aktiva bersihnya (NAB).
Berdasarkan konsentrasi porlofolio Reksa Dana yang dikelola oleh manajer
investasi dapat dibedakan beberapa jenis reksa dana:
1. Reksa Dana pasar uang
2. Reksa Dana pendapatan tetap
3. Reksa Dana saham
4. Reksa Dana campuran

Perusahaan Modal Ventura


Mengingat usaha modal ventura memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan
usaha lembaga pembiayaan lainnya, maka sejak tahun 1993, kegiatan usaha modal ventura
dilakukan secara terpisah dari bidang usaha perusahaan pembiayaan. Modal ventura pada
dasamya adalah usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu
perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu terlentu. Jangka
waktu pembiayaan dibatasi maksimal 10 tahun harus sudah dilakukan tindakan divestasi.
Perusahaan modal ventura sebagaimana halnya dengan lembaga keuangan bukan bank
lainnya tidak diperkenankan menghimpun dana secara langsung dari masyarakat.
Perusahaan modal ventura di samping memberikan pembiayaan dalam bentuk ekuitas juga
diperkenankan melakukan pembiayaan dengan pola bagi basil.

Perusahaan Penjamin
Perusahaan penjamin didirikan dengan Keputusan Menteri Keuangan. Perusahaan
penjaminan didirikan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 486/KMK.017/1996

35
tanggal 30 Jail 1996. Fungsi perusahaan penjaminan adalah melakukan kegiatan dalam
bentuk pemberian jasa penjaminan untuk menanggung pembayaran kewajiban keuangan
terjamin, apabila terjamin tidak dapat memenuhi kewajiban perikatannya kepada penerima
jaminan yang timbul dari transaksi kredit, sewa guna usaha, anjak piutang, pembiayaan
konsumen dan pembiayaan dengan pola bagi hasil serta pembelian barang secara angsuran.

Pihak-pihak yang terkait dalam transaksi penjaminan adalah:


1. Terjamin adalah pihak yang memperoleh penjaminan dari perusahaan penjaminan
2. Penerima Jaminan adaleh pihak yang berhak menerima pembayaran dari
perusahaan penjaminan, apabila terjemin tidak dapat memenuhi kawajiban
perikatannya
3. Parusahaan Penjamin adalah badan usaha yang bergerak di bidang keuangan yang
kegiatan usaha pokoknya melakukan usaha penjaminan.
Untuk memperoleh Sertitikat Penjaminan, calon Terjamin dapat mengajukan permohonan
kepada Perusahaan Penjamin secara langsung atau dapat melalui Penerima Jaminan.
Mekenisme penjaminan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Penjeminan Langsung yaitu penjeminan yang diberikan kepada Terjemin oleh
Perusahaan Penjamin untuk mendepatkan jaminan atau kebutuhan pembiayaannya
tanpa terlebih dahulu melalui pihak Penerima Jaminan.
2. Penjaminan Tidak Langsung yaitu penjaminan yang diberikan kapada Terjamin
oleh Perusahaan Penjamin dengan terlebih dahulu melalui atau atas permintaan
Penerima Jaminan.

(1) = Program Kerja sama Penjaminan Kredlt.


(2) = Pengusaha (Terjamin) mengajukan permohonan penjaminan kredit atau pembiayaan
ke Perusahun Penjaminan.
(3) = Perusahaan Penjaminan melakukan penelitian atas kekayaan usaha Terjamin, apabila
layak, maka Perusahaan Penjaminan menerbitkan Sertifikat Penjaminan dan surat

36
pemberitahuan kepada Penerima jaminan (Bank) tentang syarat-syarat pemberian kredit
/pembiayaan yang dijamin.
(4) = Terjamin mendatangi Bank untuk meminta kredit/pembiayaan dengan membawa
Sertifikat Penjaminan dari Perusahaan Penjaminan.
(5) = Bank (Penerima Jaminan) memproses pemaohonan kredit/pembiayaan yang
diajukan Terjamin dengan mempertimbangkan Sertifikat Penjaminan dari Perusahaan
Penjaminan. Apabila usaha Terjamin layak, maka kredit/pembiayaan dapat dicairkan dan
Terjamin langsung membayar Imbal Jasa Penjaminan.
(6) = Bank (Penerima Jaminan) memberitahukan ke Perusahaan Penjaminan bahwa
pihaknya telah memberikan kredit (atau tidak), dan meneruskan Imbal Jasa Penjaminan
yang dibayar Terjamin melalui Penerima Jaminan kepada Perusahaan Penjaminan.

(1) = Perjanjian Kerja sama Penjaminan Kredit.


(2) = Pengusaha (Terjamin) mengajukan permohonan kredit kepada Bank.
(3) = Bank meneliti kelengkapan permohonan dan kelayakan usaha pemohon.
(4) = Apabila permohonan tersebut layak, Bank meminta konfirmasi dan kesediaan
Perusahaan Penjaminan untuk memberikan jaminan kepada pengusaha.
(5) = Perusahaan Penjaminan melakukan penelitian terhadap Pengusaha (Terjamin),
dengan mempertimbangkan keadaan nasabah dan kemampuan keuangan Perusahaan
Penjaminan sendiri.
(6) = Perusahaan Penjaminan memberitahukan persetujuan/penolakan Pemberian
jaminan.
(7) = Setelah menerima konfirmasi persetujuan dari Perusahaan Penjaminan, Bank
memberikan kredit kepeda Pengusaha (Terjamin).

37
(8) = Bank mengirimkan Nota Pemberilahuan kepada penjamin alas kredit yang
diberikan kepada Terjamin dan mentransfer imbal jasa penjaminan yang dibayar
Terjamin melalui

Pegadaian
Pegadaian merupakan lembaga yang menyalurkan pinjaman dengan pengikatan
cara gadai yang telah dikenal sejak pemerintahan Hindia Belanda. Dasar hukum Peraturan
Pemerintah Nomor 10 Tahun 1990. Tugas pokok Perum Pegadaian ini edalah untuk
menjembatani kebutuhan dana masyarakat dengan memberi uang pinjaman berdasarkan
hukum gadai. Tugas tersebut untuk mambantu masyarakat agar tidak terjerat dalam prektik
lintah darat, ijon atau pelepas uang lainnya (money lender).

38

You might also like