You are on page 1of 25

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3.1.

Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Arah kebijakan ekonomi daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

memperhatikan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2013 serta kebijakan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010 2015. Kebijakan ekonomi tersebut terkait dengan pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran dan penurunan angka kemiskinan. a) Pertumbuhan Ekonomi Pada tahun 2011, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau baru mencapai 6,67%, sedangkan pada tahun 2012 laju pertumbuhan Provinsi Kepulauan Riau ditargetkan sebesar 7,6%. Pada tahun 2013 Pemerintah Pusat menargetkan laju pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,7% -7,4%. Sedangkan berdasarkan RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010 2015, pada tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau ditargetkan mencapai 7,8%.. Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah Kepulauan Riau berupaya mencapai target pertumbuhan ekonomi berdasarkan sektor-sektor potensial yang ada. Sektor Kelautan dan Perikanan : peningkatan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan melalui industri perikanan terpadu seperti; upaya mewujudkan pelabuhan perikanan, adanya pabrik-pabrik es pada sentra sentra produksi perikanan, pengembangan budidaya perikanan, pengembangan budidaya rumput laut termasuk penyediaan sarana dan prasarana tangkap bagi nelayan. Sektor industri pengolahan : industri yang berkembang di Kepulauan Riau saat ini cenderung industri yang bersifat kurang memanfaatkan input lokal dan outputnya tidak diolah oleh industri lokal, sehingga rentan terhadap gejolak ekonomi dari luar. Melihat kondisi tersebut Pemerintah Kepulauan Riau berusaha

III-1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

melakukan Pengembangan industri kreatif dan sektor-sektor ekonomi baru lainnya di wilayah Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kota Bintan dan Kabupaten Karimun yang produktif, berdaya saing, berkeadilan dan ramah lingkungan.

b)

Pengurangan Pengangguran Peningkatan jumlah angkatan kerja dan penurunan jumlah pengangguran

menyebabkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kepulauan Riau mengalami penurunan dari 7,04 persen (Februari 2011) atau 7,80 persen (Agustus 2011) menjadi 5,87 persen. Dengan kata lain, TPT Kepri turun 1,17 persen dalam kurun waktu 1 tahun, atau turun sebesar 1,93 persen selama kurun waktu 6 bulan terakhir. Hal ini menurun dibandingkan dengan kondisi tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2010 yang mencapai 6,90%. Pada tahun 2012, tingkat pengangguran di Provinsi Kepulauan Riau diharapkan dapat mencapai 6,25% serta pada tahun 2013diharapkan tingkat pengangguran di Provinsi Kepulauan Riau hanya mencapai 5,75%. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau berupaya untuk membuka lapangan pekerjaan tidak hanya di sektor industri pengolahan saja, namun juga sektor kelautan dan perikanan. Hal lain yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau untuk mengurangi tingkat pengangguran, dengan melaksanakan program melaksanakan berbagai macam pelatihan kerja serta melaksanakan program padat karya dan teknologi tepat guna untuk menyerap tenaga kerja.

c).

Penurunan Angka Kemiskinan Upaya penanggulangan/pengentasan kemiskinan merupakan amanat

konstitusi dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

III-2

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

Tujuan penanggulangan kemiskinan dalam jangka panjang adalah mewujudkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin secara bertahap dan progresif agar dapat menjalani kehidupan yang bermartabat, dan menurunkan jumlah penduduk miskin. Hal ini sejalan dengan pembukaan UUD 1945 dan komitmen dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals atau MDGs). Secara ringkas, Tujuan Pembangunan Millenium yang disepakati secara global tersebut meliputi: (1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan berat; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan; (4) menurunkan kematian anak; (5) meningkatkan kesehatan ibu; (6) melawan penyebaran HIV/AIDS dan penyakit kronis lainnya (malaria dan tuberkulosa); (7) menjamin keberlangsungan lingkungan; dan (8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Waktu pencapaian kedelapan tujuan pembangunan millenium tersebut adalah 25 tahun yang dimulai pada tahun 1990 dengan harapan kedelapan tujuan tersebut pada tahun 2015 dapat dicapai sesuai target yang ditetapkan, bahkan jika memungkinkan dapat dicapai lebih cepat. Upaya penanggulangan kemiskinan di tingkat Pemerintah Pusat sampai dengan tahun 2015 dilaksanakan berdasarkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) yang saat ini telah dilaksanakan yang terbagi menjadi 4 klaster yaitu: - Klaster I - Klaster II : Bantuan dan Jaminan Sosial : Pemberdayaan Masyarakat

III-3

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

- Klaster III - Klaster IV

: Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) : Program Pro-Rakyat

Selain Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bersama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau juga

melaksanakan program terkait dengan penurunan angka kemiskinan berupa Program Pengentasan Kemiskinan. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bersama Pemerintah Kabupaten Kota pada tanggal 20 Agustus 2010 telah menandatangani Nota Kesepahaman Bersama untuk lebih fokus dan lebih meningkatkan koordinasi, sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan

penanggulangan kemiskinan. Nota Kesepahaman Bersama tersebut kemudian dijabarkan dalam Bentuk Peraturan Gubernur Provinsi Kepulaun Riau Nomor 23 Tahun 2010 tentang Penyaluran Dana Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Untuk Pelaksanaan Program Pengentasan Kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau.Kemudian untuk memberikan arahan yang jelas kepada Kabupaten/Kota dalam melaksanakan Program pengentasan kemiskinan tersebut maka telah pula disusun Pedoman Umum Pelaksanaan Program Pengentasan Kemiskinan yang disusun secara bersama-sama antara Pemerintah Provinsi dengan Kabupaten/Kota. Programpengentasan kemiskinan yang dilaksanakan di ProvinsiKepulauan Riau terdiri dari: 1. Program Pemenuhan Hak-Hak Dasar Penduduk Miskin/DesaTertinggal Program ini terdiri dari lima kegiatan yaitu : - Pemberian makanan tambahan balita/Pelajar TK/SD, Ibu Hamil. - Perawatan kasus gizi buruk - Pelayanan kesehatan penduduk miskin melalui Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) - Pembangunan/rehabilitasi Posyandu, Pustu, Puskesdes - Pemberian Beasiswa bagi siwa SLTA dari keluarga miskin
III-4

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

2.

Program Rumah Layak Huni Program rumah layak huni merupakan satu paket kegiatan yang meliputi : - Rehabilitasi rumah tidak layak huni, termasuk fasilitas jamban keluarga. - Penyediaan sarana lingkungan dan sumber air bersih. - Penyediaan listrik (PLN, Diesel atau tenaga Matahari)

3.

Program Menumbuhkembangkan Unit Usaha Penduduk Miskin/Desa Tertinggal Program ini terdiri dari tiga kegiatan yaitu : - Kegiatan menumbuhkembangkan kelompok usaha bersama dan atau Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) diutamakan untuk Ibu-Ibu/Perempuan miskin. - Kegiatan menumbuh kembangkan usaha perikanan penduduk miskin/desa tertinggal. - Kegiatan menumbuh kembangkan usaha pertanian penduduk miskin/desa tertinggal.

3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2011 dan perkiraan Tahun 2012 Berdasarkan evaluasi perkembangan indikator makro ekonomi dan sosial seperti yang telah diuraikan pada Bab II maka prospek ekonomi Kepulauan Riau pada tahun 2012 diperkirakan akan lebih baik dari pada tahun 2011. Pada tahun 2011, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau sebesar 6,67%, sedangkan pada tahun 2012 diharapkan laju pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 7,60%. Target pertumbuhan ekonomi tahun 2012 tersebut optimis dapat tercapai. Hal ini berdasarkan pada Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor

Ekonomi/Lapangan Usaha berikut ini.

III-5

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

Tabel 3.1.1.1 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha (Persentase)
Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDRB PDRB TANPA MIGAS
Sumber : Diolah dari data BPS Provinsi Kepulauan Riau *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Triwulan I 2012 Terhadap Triwulan IV 2011* (0,38) 1,27 1,44 2,18 2,69 1,71 1,46 1,15 1,71 1,48 1,49

Triwulan I 2012 Terhadap Triwulan I 2011** 2,67 4,63 7,13 11,05 11,01 9,12 9,23 7,76 7,91 7,63 7,77

Berdasarkan tabel tersebut di atas, sampai dengan Triwulan I 2012, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau telah mencapai 1,48% dan 1,49% jika tanpa sektor migas. Namun jika dibandingkan antara Triwulan I 2012 dengan Triwulan I 2011, telah terjadi kenaikan sebesar 7,63% atau 7,77% jika tanpa migas. Pada triwulan I tahun 2012, sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar 47,91 persen, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel & restoran sebesar 19,70 persen serta sektor konstruksi 7,80 persen. Secara keseluruhan ketiga sektor tersebut mempunyai andil peranan sebesar 75,41 persen dalam PDRB. Struktur PDRB menurut sektor ekonomi/lapangan usaha tahun 2010 2011 dan Triwulan I 2011 2012 terlihat dalam tabel berikut.

III-6

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

Tabel 3.1.1.2 Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha Tahun 2010 2011 dan Triwulan I 2011 2012
Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5 Konstruksi 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8 Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 9 Jasa-jasa PDRB PDRB TANPA MIGAS
Sumber : Diolah dari data BPS Provinsi Kepulauan Riau *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

2010 4,80 8,29 46,76 0,56 7,37 19,80 4,53 5,19 2,70 100,00 92,87

2011* 4,63 7,63 47,78 0,60 7,79 19,40 4,49 4,99 2,69 100,00 93,48

Triwulan I 2011* 4,74 7,90 47,13 0,59 7,72 19,58 4,51 5,12 2,73 100,00 93,24 2012** 4,47 7,44 47,91 0,60 7,80 19,70 4,47 4,94 2,67 100,00 93,65

Laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan komponen penggunaan pada Triwulan I 2012 dibandingkan Triwulan I 2011 mengalami kenaikan sebesar 7,63%, yang dirinci dalam tabel berikut ini. Tabel 3.1.1.3 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan Triwulanan (Persentase)
Komponen 1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 5 Perubahan Stok 6 Ekspor Barang dan Jasa 7 Dikurangi Impor Barang dan Jasa PDRB
Sumber : Diolah dari data BPS Provinsi Kepulauan Riau *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Triwulan I 2012 Terhadap Triwulan IV 2011* 1,29 1,89 (3,14) 3,39 2,12 2,34 1,48

Triwulan I 2012 Terhadap Triwulan I 2011** 4,58 5,28 6,50 16,82 7,37 10,76 7,63

III-7

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa pada Triwulan I 2012 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Triwulan IV 2011) , hampir semua komponen penggunaan mengalami pertumbuhan kecuali komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang tumbuh negatif 3,14 persen. Hal ini dikarenakan pada Triwulan I pengeluaran konsumsi pemerintah masih lebih kecil dibandingkan dengan Triwulan IV 2011 yang disebabkan antara lain krena pengeluaran konsumsi pemerintah baru berupa gaji dan tunjangan, sedangkan kegiatankegiatan lain berupa kegiatan fisik belum dilaksanakan. Sedangkan komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah komponen pembentukan modal tetap bruto tumbuh 3,39 persen. Secara keseluruhan PDRB pada triwulan I 2012 tumbuh 1,48 persen. Terhadap perekonomian triwulan yang sama tahun sebelumnya (Triwulan I 2012 terhadap Triwulan I 2011), PDRB menurut penggunaan tumbuh 7,63 persen. Dimana komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,58 persen, komponen pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba tumbuh 5,28 persen, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 6,50 persen. Komponen pembentukan modal bruto tumbuh 16,82 persen, komponen ekspor tumbuh 7,37 persen dan komponen impor tumbuh sebesar 10,76 persen. Atas dasar harga berlaku, komponen ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan I tahun 2012 adalah komponen ekspor barang dan jasa sebesar Rp 23.821.192,32 juta, kemudian komponen impor barang dan jasa sebesar Rp 23.167.506,87 juta, disusul komponen pengeluaran pembentukan modal tetap bruto sebesar Rp 16.788.606,17 juta. Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, tiga komponen yang memberikan kontribusi terbesar adalah berturut-turut komponen ekspor barang dan jasa sebesar Rp 11.051.287,57 juta, komponen impor barang dan jasa Rp 7.645.920,28 juta serta komponen pengeluran konsumsi rumah tangga Rp 6.011.232,74 juta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

III-8

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

Tabel 3.1.1.4 PDRB Menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)
Komponen 1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 5 Perubahan Stok 6 Ekspor Barang dan Jasa 7 Dikurangi Impor Barang dan Jasa PDRB
Sumber : Diolah dari data BPS Provinsi Kepulauan Riau *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Harga Berlaku Tr IV 2011* 16.387.114,19 236.562,04 1.503.377,18 16.136.066,25 23.049.935,51 22.464.907,85 21.284.967,34 Tr I 2012** 16.690.849,96 243.131,89 1.464.559,59 16.788.606,17 23.821.192,32 23.167.506,87 21.721.198,48

Harga Konstan Tr IV 2011* 5.934.685,74 98.322,63 497.312,30 3.821.364,30 10.821.800,95 7.471.348,04 11.244.727,40 Tr I 2012** 6.011.232,74 100.180,92 481.696,70 3.950.908,55 11.051.287,57 7.645.920,28 11.410.635,60

3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2012 dan 2013 Berdasarkan kondisi perokonomian tahun 2011 serta memperhatikan perkembangan perekonomian Triwulan I 2012 dan serta target RPJMD Provinsi Kepulauan Riau 2010 2015, prosepek perekonomian daerah tahun 2013 dapat dijelaskan sebagai berikut. Tabel 3.1.2.1. Proyeksi Perekonomian Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Komponen 1. Pertumbuhan Ekonomi 2. Tingkat Pengangguran (% dari angkatan kerja) 3. Penurunan Angka Kemiskinan
* target RPJMD Provinsi Kepulauan Riau 2010 - 2015

2011 6,67% 5,87% 12,99%

2012* 7,6% 6,25% 16,00%

2013* 7,8% 5,75% 14,50%

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2011 telah mencapai 6,67% meskipun masih rendah dibandingkan dengan target dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau yang diharapkan dapat mencapai 7,5%. Namun

III-9

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

demikian, pada tahun 2012 target pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau sebesar 7,6% optimis dapat tercapai dengan memperhatikan petumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada Triwulan I 2012 dibandingkan Triwulan I 2011 sebesar 7,63% (tanpa migas). Sektor ekonomi yang diharapkan memiliki kontribusi/peranan terbesar pada PDRB Provnsi Kepulauan Riau adalah sektor industri pengolahan yang pada Triwulan I 2012 mencapai 47,91 persen, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel & restoran sebesar 19,70 persen serta sektor konstruksi 7,80 persen. Selain itu, sektor yang mengalami pertumbuhan paling besar pada Triwulan I 2012 dibandingkan Triwulan I 2011 adalah sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yang pertumbuhannya cukup tinggi sebesar 11,05% dan sektor konstruksi yang timbuh sebesar 11,01%. Pada tahun 2013, diharapkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau dapat tumbuh mencapai 7,8% dengan mengharapkan kontribusi terbesar dari sektor Industri Pengolahan dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Namun demikian, sektor konstruksi juga diharapakan dapat berperan dalam kontribusi PDRB Provinsi Kepulauan Riau yang pada Triwulan I 2012 memberikan kontribusi terbesar ketiga serta mengalami pertumbuhan yang paling besar pada Triwulan I 2012 dibandingkan Triwulan I 2011. Sektor Kelautan dan Perikanan yang memiliki potensi besar untuk dikelola dan dimanfaatkan, ternyata belum menunjukkan pertumbuhan yang berarti dibandingkan tahun sebelumnya (hanyatumbuh sebesar 2,67%) maupun memberikan kontribusi terhadap PDRB (hanya sebesar 4,47% dibandingkan sektor lainnya). Diharapkan pada tahun 2013 sektor Kelautan dan Perikanan akan dapat dikelola lebih baik melalui Program/Kegiatan yang efektif dan efisien dalam memanfaatkan potensi unggulan Provinsi Kepulauan Riau tersebut sehingga sektor ini dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam PDRB Provinsi Kepulauan Riau. Jumlah angkatan kerja pada bulan Februari 2012 mencapai 891.217 orang, meningkat sebanyak 43.220 orang dibandingkan dengan keadaan Agustus 2011, yaitu sebesar 847.997 orang; atau bertambah sebanyak 54.608 orang jika dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja pada bulan Februari 2011, yaitu

III-10

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

sebesar 836.609 orang. Jumlah penduduk yang bekerja pada bulan Februari 2012 sebesar 838.934 orang, meningkat sebanyak 57.110 orang jika dibandingkan dengan keadaan pada bulan Agustus 2011; atau meningkat sebanyak 61.208 orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2011. Tabel 3.1.2.2. Penduduk Usia Kerja yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, Kepulauan Riau: Februari 2012
Status Pekerjaan Utama Berusaha Sendiri Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap/ Buruh Tidak Dibayar Berusaha Dibantu Buruh Tetap Buruh/Karyawan/Pegawai Pekerja Bebas di Pertanian Pekerja Bebas di non Pertanian Pekerja Keluarga/Pekerja Tidak Dibayar Penduduk Usia Kerja yang Bekerja
Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau

Jumlah (Orang) 170.205 33.891 24.030 527.347 9.992 6.213 67.256 838.934

% 20,3 4,0 2,) 62,9 1,2 0,7 8,0 100,0

Pada

Februari

2012,

penduduk

yang

bekerja

sebagai

buruh/karyawan/pegawai masih mendominasi struktur ketenagakerjaan Kepri menurut status pekerjaan utamanya,yaitu dengan jumlah sebanyak 527.347 orang, atau sebesar 62,9 persen dari seluruh penduduk yang bekerja. Hal ini dikarenakan banyaknya penduduk yang bekerja sebagai buruh pada Sektor Industri Pengolahan yang merupakan sektor dominan di Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan penduduk yang Berusaha Sendiri merupakan status pekerjaan utama terbesar kedua setelah Buruh/Karyawan/Pegawai, dimana mencapai 20,3% atau sejumlah 170.205 orang. Diharapkan, pada tahun 2013 perlu adanya program padat karya maupun program perberdayaan masyarakat terutama dalam pembangunan sektor Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau yang dapat mengurangi pengangguran. Di samping program-program promosi untuk menarik
III-11

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

investasi di Provinsi Kepulauan Riau yang dapat menciptakan lapangan kerja baru. Diharapkan, dengan adanya Program/Kegiatan tersebut, Tingkat

Pengangguran (% dari angkatan kerja) pada tahun 2013 sebesar 5,75% dapat tercapai. Upaya penurunan angka kemiskinan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bersama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota seProvinsi Kepulauan Riau melalui Program Pengentasan Kemiskinan telah berhasil menurunkan angka kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 12,99%. Hal ini sudah lebih baik dibandingkan dengan target dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau, dimana pada tahun 2012 ditargetkan angka kemiskinan mikro di Provinsi Kepulauan Riau mencapai 16%, bahkan capaian Provinsi Kepulauan Riau di tahun 2011 lebih baik jika dibandingkan dengan target 2013 sebesar 14,50%. Namun demikian, angka kemiskinan sebesar 12,99% atau 57.633 jiwa penduduk miskin di Provinsi Kepulauan Riau merupakan angka yang masih besar. Oleh karena itu, Program Pengentasan Kemiskinan masih harus dilaksanakan bahkan ditingkatkan baik pada tahun 2012 maupun di tahun 2013. Dengan demikian, pada akhir tahun 2015 diharapkan angka kemiskinan mikro di Provinsi Kepulauan Riau akan mencapai di bawah 10% dari penduduk di Provinsi Kepulauan Riau.

III-12

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

3.2.

Arah Kebijakan Keuangan daerah

3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Kinerja Pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan Riau periode tahun 20092011, target 2012 dan proyeksi 2013 dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Pendapatan Daerah Perkembangan Pendapatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan hasil yang cukup signifikan setiap tahunnya selama tahun 2009-2011. Perkembangan realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau dalam periode 2009 s/d 2011 menunjukkan adanya tren kenaikan pendapatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 12,39 %. Tahun 2009 realisasi pendapatan daerah adalah sebesar Rp. 1.481.49 trilun, tahun 2010 sebesar Rp. 1.845.67 triliun, tahun 2011 sebesar Rp1.849.36 triliun, dan target tahun 2012 sebesar Rp. 1.876.91 triliun. Sedangkan proyeksi pendapatan daerah tahun 2013 sebesar Rp. 2.073 triliun. a). Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau terus melakukan inovasi dalam menggali potensi yang ada untuk meningkatkan PAD diantaranya dengan intensifikasi dan ekstensifikasi PAD. Penerimaan PAD dalam APBD Provinsi Kepulauan Riau dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat. PAD Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2011 sebesar Rp.593.39 miliar, dan meningkat pada tahun 2012 menjadi Rp. 572.30 miliar. PAD Provinsi Kepulauan Riau sebagian besar berasal dari sektor pajak daerah, sumbangan sektor pajak pada tahun 2011 sebesar Rp. 593.39 miliar dan pada tahun 2012 sebesar Rp. 542.74 miliar. Sektor pendapatan asli daerah yang berasal dari retribusi daerah, sejak tahun 2009 hingga tahun 2012 sedikit mengalami penurunan pendapatan. Pada tahun 2009 retribusi daerah Provinsi Kepulauan Riau sebesar Rp. 3.02 miliar, pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.47 miliar dan pada tahun

III-13

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

2011 sebesar Rp. 1.65 miliar dan pada tahun 2012 mengalami penyesuaian menjadi 1.70 miliar. b). Dana Perimbangan Sesuai amanat UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dijelaskan bahwa penerimaan pemerintah pusat dibagi hasilkan kepada daerah dalam bentuk Dana Perimbangan. Penerimaan ini merupakan kelompok sumber pendanaan pelaksanaan desentralisasi yang alokasinya merupakan transfer dari Pemerintah Pusat kepada Daerah dan merupakan satu kesatuan dalam Pendapatan Daerah. Pada tahun 2009, realisasi Dana Perimbangan adalah sebesar Rp. 1,067,45 triliun yang berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp. 643,39 miliar, Dana Alokasi Umum sebesar Rp. 403,13 miliar dan Dana Alokasi Khusus sebesar Rp. 20,931 miliar. Pada tahun 2010, realisasi Dana Perimbangan mengalami kenaikan menjadi Rp. 1,310,45 triliun. Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak menjadi Rp. 995,73 miliar, tetapi Dana Alokasi Umum turun dibandingkan dengan tahun 2009 menjadi Rp.310, 16 miliar dan Dana Alokasi Khusus sebesar Rp. 4,55 miliar. Sedangkan untuk tahun 2011, realisasi Dana Perimbangan adalah sebesar Rp. 1,246,90 triliun yang terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp. 829,25 miliar, Dana Alokasi Umum sebesar Rp. 395,74 miliar dan Dana Alokasi Khusus sebesar Rp.21,90 miliar Selanjutnya Dana Perimbangan pada tahun 2012 ditargetkan sebesar Rp. 1,302,61 triliun, dengan rincian Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar Rp. 818,58 miliar, Dana Alokasi Umum sebesar Rp. 460,85 miliar dan Dana Alokasi Khusus sebesar Rp. 23,16 miliar. Besaran penerimaan Dana Perimbangan sangat ditentukan oleh kondisi perekonomian nasional dan kebijakan Pemerintah Pusat. Ketentuan lebih lanjut

III-14

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

mengenai tata cara penghitungan, tata cara penyesuaian rencana alokasi dengan realisasi DBH, tata cara penyaluran, pedoman umum, petunjuk teknis pelaksanaan DBH, pemantauan dan evaluasi, dan tata cara pemotongan atas sanksi administrasi DBH diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. Namun demikian peningkatan Dana Perimbangan akan tetap diupayakan melalui koordinasi dengan Pemerintah Pusat, dengan tujuan agar penerimaan pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dapat dicapai secara optimal. c). Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Pada tahun 2009, realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Provinsi Kepulauan Riau adalah sebesar Rp. 0, hal ini terjadi karena Pemerintah Pusat tidak menganggarkan lagi alokasi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus kepada Provinsi Kepulauan Riau. Tahun 2010, realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah adalah sebesar Rp. 20,79 miliar yang berasal dari alokasi Pendapatan Hibah serta Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, selanjutnya tahun 2011 realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah adalah sebesar Rp. 9,07 miliar yang berasal dari sumbangan pihak ketiga Sedangkan untuk target Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah tahun 2012 adalah sebesar Rp. 2,00 miliar. Berdasarkan data series kurun waktu 2009-2012, secara keseluruhan pendapatan daerah mengalami peningkatan dengan persentase kenaikan berfluktuatif. Untuk tahun 2013, diproyeksikan pendapatan daerah mencapai Rp.2,073 trilyun dibandingkan target tahun 2012 sebesar Rp. 1.849 trilyun. Penerimaan Pendapatan Daerah provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 masih mengandalkan penerimaan dari Dana Perimbangan melalui Dana Bagi Hasil. Namun pemerintah provinsi tetap mengupayakan agar Pendapatan Asli Daerah tiap tahun akan diupayakan meningkat. Berikut gambaran realisasi pendapatan di Provinsi Kepulauan Riau dari tahun 2009 hingga tahun 2011serta Proyeksi tahun 2012 dan 2013

III-15

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

Tabel 3.2.1.1. Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2013 Provinsi Kepulauan Riau
Uraian Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil pengelolaan keuangan Daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang sah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Proyeksi Tahun 2013 636,363,670,850 609,003,670,850 1,930,000,000 25,430,000,000 1,435,315,608,000 901,152,666,000 500,491,578,000 24,671,364,000 2,000,000,000

Proyeksi Pendapatan
Sumber : Dinas Pendapatan Kepulauan Riau

2,073,679,278,851

III-16

Tabel 3.2.1.2. Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 2011 serta Proyeksi 2012 - 2014
No (1) 1 1.1 1.2 1.3 2 Jenis Pendapatan Daerah (2) Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Lain-lain PAD yang Sah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Pendapatan Daerah 2009 (3) 414.040.000.000,00 384.030.000.000,00 3.020.000.000,00 26.990.000.000,00 1.067.450.000.000,00 2010 (4) 514.430.000.000,00 493.560.000.000,00 1.470.000.000,00 19.380.000.000,00 1.310.450.000.000,00 2011 (5) 530.849.010.375,00 503.849.010.375,00 1.150.000.000,00 25.983.820.000,00 1.299.055.888.098,00 2012 (6) 572.300.000.000,00 542.740.000.000,00 1.700.000.000,00 27.860.000.000,00 1.302.310.000.000,00 2013 (7) 636.363.670.850,00 609.003.670.850,00 1.930.000.000,00 25.430.000.000,00 1.435.315.608.000,00 2014* (8) 647.587.630.288,00 612.448.546.507,00 1.476.333.060,00 33.662.750.721,00 1.612.259.631.689,00

2.1 2.2 2.3

643.390.000.000,00 403.130.000.000,00 20.931.000.000,00

995.730.000.000,00 310.160.000.000,00 4.550.000.000,00

881.407.146.098,00 395.745.542.000,00 21.903.200.000,00

818.580.000.000,00 460.850.000.000,00 23.160.000.000,00

910.152.666.000,00 500.491.578.000,00 24.671.364.000,00

1.071.392.398.985,00 512.501.953.511,00 28.365.279.193,00

0 1.481.490.000.000,00

20.790.000.000,00 1.845.670.000.000,00

9.000.000.000,00 1.838.904.898.473,00

2.000.000.000,00 1.876.910.000.000,00

2.000.000.000,00 2.073.679.278.851,00

0 2.259.847.261.977,00

* Angka Proyeksi

III-17

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

2)

Arah Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Daerah Pembiayaan merupakan transaksi keuangan daerah yang

dimaksudkan untuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah. Selisih lebih pendapatan daerah terhadap belanja daerah disebut surplus anggaran, dan selisih kurang pendapatan daerah terhadap belanja daerah disebut defisit anggaran. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Provinsi Kepulauan Riau setiap tahunnya berasal dari Sisa lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran (SILPA) yang terdiri atas : (1) Penghematan belanja SKPD; dan (2) pelampauan (over target) penerimaan Pendapatan Daerah Penerimaan pembiayaan tersebut setiap tahunnya adalah dalam rangka untuk menutup defisit anggaran belanja. Pada tahun 2010 Penerimaan Pembiayaan yang berasal dari SILPA Tahun Anggaran 2009 adalah sebesar Rp.391 milyar. Untuk tahun 2011, SILPA Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp. 242,173 milyar. Sedangkan tahun 2012 , Penerimaan Pembiayaan yang berasal dari SILPA Tahun Anggaran 2011 adalah sebesar Rp. 249, 983 miliar. Proyeksi SILPA Tahun Anggaran 2012 diperkirakan sebesar Rp. 373,080 Milyar.

3)

Belanja Daerah : Kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau terkait dengan pengelolaan Belanja Daerah (Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung) dalam APBD adalah mengedepankan prinsip efektivitas, efisiensi, transparansi, akuntabilitas serta asas kepatutan dan kewajaran dalam penggunaan pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan daerah dalam rangka optimalisasi pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan daerah. Selama 3 tahun terakhir, sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, kinerja Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan hasil

III-18

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

yang cukup signifikan. Tahun 2009 realisasi belanja daerah adalah sebesar Rp. 1.850 triliun, tahun 2010 sebesar Rp. 1.984 triliun, dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 1,995. Peningkatan belanja daerah tersebut

disumbangkan oleh kedua komponen dalam Belanja Daerah yaitu Belanja Tidak Langsungdan Belanja Langsung.

3.2.2.

Arah Kebijakan Keuangan Daerah

3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Kebijakan Keuangan Daerah tahun anggaran 2013 yang merupakan potensi daerah dan sebagai penerimaan Provinsi Kepulauan Riau sesuai urusannya diarahkan melalui upaya peningkatan pendapatan daerah dari sektor pajak daerah, retribusi daerah dan dana perimbangan. Arah kebijakan pendapatan daerah disusun untuk untuk mengupayakan optimaliasi Penerimaan Daerah melalui Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang efektif dan efisien. Untuk mengupayakan optimalisasi Pendapatan Daerah diperlukan

kebijakan-kebijakan di bidang Pendapatan Daerah dalam tahun 2013 yaitu meliputi (1) Sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) antara lain : Objek Pajak Daerah akan mengupayakan (a). Penyempurnaan dasar hukum pemungutan dan regulasi penyesuaian tarif pungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; (b). Melakukan Supervisi bersama-sama dengan Tim Pembina Samsat Provinsi Kepulauan Riau dalam merumuskan konsep penyederhanaan proses administrasi pelayanan pemungutan Pajak Daerah pada kantor Samsat; (c). Melaksanakan pelayanan secara khusus untuk memberikan kemudahan dan mendekatkan jangkauan masyarakat dalam hal membayar Pajak Kendaraan Bermotor melalui pengembangan gerai samsat di pusat perbelanjaan (mall) dan pembukaan Samsat di Bintan Centre Tanjungpinang; (d) Optimalisasi pelayanan Samsat dan penyempurnaan sistem aplikasi dan database kendaraan dalam meningkatkan PKB dan BBN-KB; (e) Melakukan upaya penegakan hukum melalui kegiatan
III-19

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

razia gabungan dengan Ditlantas Polda Kepri serta melakukan penagihan aktif PKB, BBN-KB dan ABT/AP kepada wajib pajak yang belum memenuhi kewajibannya; (f) Penyebarluasan informasi dan program sosialisasi di bidang Pendapatan Asli Daerah dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat membayar pajak daerah dan retribusi daerah; (g) Melakukan koordinasi dengan SKPD penghasil retribusi daerah dalam melakukan pemungutan objek retribusi baru yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku; (h) Mengoptimalkan peran dan fungsi SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau untuk berorientasi sebagai SKPD Penghasil khususnya menyangkut pungutan Retribusi Daerah. Dalam Bidang Dana Perimbangan dititikberatkan pada peningkatan koordinasi dengan instansi terkait di Pemerintah Pusat khususnya yang berkaitan dengan Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Di Bidang Dana Alokasi Umum (DAU) akan diperjuangkan agar dalam memperhitungkan besaran DAU juga memperhatikan beberapa karakteritik khusus Kepulauan Riau antara lain wilayah kelautan, daerah perbatasan, pengembanan ekonomi FTZ yang kiranya juga dapat diperhitungkan secara optimal sebagai salah satu variabel kebutuhan fiskal. Arah kebijkaan pendapatan daerah Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013 akan melaksanakan halhal sebagai berikut : 1. Mengoptimalkan peningkatan Penerimaan Daerah yang berasal dari sumber - sumber PAD dan Dana Perimbangan. 2. Perolehan Dana Perimbangan yang proporsional sebagaimana

kedudukan Provinsi Kepulauan Riau sebagai daerah penghasil SDA sektor Migas. 3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan sektor swasta dalam hal menunaikan kewajibannya selaku wajib pajak. 4. Meningkatkan peran dan fungsi KPPD, UPT, dan Balai Penghasil dalam peningkatan pelayanan dan pendapatan.

III-20

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

5. Meningkatkan pengelolaan penerimaan yang lebih berdaya guna dan berhasil guna dengan berorientasi pada transpransi dan akuntabilitas

3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah tahun 2013 disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan dengan memperhatikan prestasi kerja setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dalam belanja program/kegiatan Kebijakan belanja daerah tahun 2013 diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif, antara lain melalui: 1. Esensi utama penggunaan dana APBD adalah untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat oleh karena itu akan terus dilakukan peningkatan program-program yang berorientasi pada masyarakat dan berupaya melaksanakan realisasi belanja daerah tepat. 2. Mengalokasikan anggaran untuk pendidikan sebesar 20% dari total belanja daerah tahun 2013 dalam rangka meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan pendidikan. 3. Mengupayakan alokasi anggaran untuk kesehatan, menjadi 10% sesuai perintah UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan guna peningkatan kualitas dan aksesibilitas pelayanan dasar kesehatan dalam rangka peningkatan indeks kesehatan masyarakat. 4. Meningkatkan kualitas anggaran belanja daerah melalui pola penganggaran yang berbasis kinerja yang disertai sistem pelaporan yang makin akuntabel. 5. Mengalokasikan kebutuhan belanja secara terukur dan terarah, yaitu:

III-21

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

a. Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang bersifat rutin sebagai pelaksanaan tupoksi SKPD, yang meliputi kegiatan koordinasi, fasilitasi, konsultasi, sosialisasi, pengendalian & evaluasi, dan perencanaan; b. Pengalokasian kebutuhan belanja kegiatan yang mendukung programprogram pembangunan yang menjadi prioritas dan unggulan SKPD, program/kegiatan yang telah menjadi komitmen Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. 6. Mengalokasikan belanja tidak langsung yang meliputi gaji dan tunjangan PNS, belanja subsidi, belanja hibah, belanja sosial, belanja bagi hasil kab/kota, belanja bantuan dengan prinsip proporsional, pemerataan, dan penyeimbang, serta belanja tidak terduga yang digunakan untuk

penanggulangan bencana yang tidak teralokasikan sebelumnya. 7. Penggunaan anggaran berbasis pada prioritas pembangunan yang sesuai dengan visi dan misi Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, serta anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap pengguna anggaran tetap terukur dan tercapai target pelaksanaannya. Belanja Tidak Langsung tidak terkait langsung dengan kegiatan yang dilaksanakan dan sukar diukur dengan capaian prestasi kerja yang ditetapkan. Namun dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2012 akan diutamakan untuk menilai pencapaian hasil melalui Kebijakan Belanja Tidak Langsung. Kebijakan terhadap Belanja Tidak Langsung pada APBD Tahun Anggaran 2013 adalah sebagai berikut : 1) Belanja Pegawai Belanja pegawai diarahkan untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga, mutasi dan penambahan pegawai dengan memperhitungkan acress yang besarnya dibatasi maksimun 2,5% dari jumlah pegawai (gaji pokok dan tunjangan).

III-22

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

2) Belanja Hibah Kebijakan pemberian hibah dilakukan untuk mendukung fungsi

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh pemerintah, semi pemerintah, dan organisasi kemasyarakatan. 3) Belanja Sosial Kebijakan pemberian belanja bantuan sosial diarahkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Bantuan sosial dapat diberikan kepada kelompok/anggota masyarakat yang dilakukan secara selektif/tidak mengikat dan jumlahnya dibatasi. 4) Belanja Bagi Hasil Kebijakan penganggaran belanja bagi hasil yang bersumber dari pendapatan Provinsi Kepulauan Riau kepada Kabupaten/Kota akan disesuaikan dengan rencana pendapatan pada tahun anggaran 2012. 5) Belanja Bantuan Keuangan Kebijakan penganggaran belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota bersifat umum yang didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan fiskal. Selain itu Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau akan memberikan bantuan keuangan yang bersifat khusus yang dilaksanakan sesuai urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota

III-23

Tabel 3.2.2.1. Perkembangan Realisasi Belanja Daerah Tahun 2007 2010 dan Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2011 dan 2012 Provinsi Kepulauan Ria
Realisasi Jenis Belanja Tahun 2009 (2) BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja pegawai Belanja bunga Belanja subsidi Belanja hibah Belanja bantuan sosial Belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa Belanja tidak terduga Belanja bantuan keuangan BELANJA LANGSUNG Jumlah Belanja (4) 423.886.338.389,00 142.505.425.805,00 47.853.304.000,00 59.433.784.733,00 167.623.432.851,00 Tahun 2010 (5) 570.057.165.845,00 184.799.741.045,00 118.700.000.000,00 92.562.298.000,00 164.995.126.800,00 Tahun 2011 (5) 957.152.538.513,00 238.119.182.513,00 92.547.150.000,00 203.711.220.400,00 256.000.000.000,00 Tahun 2012 (6) 1.016.146.730.247,00 206.254.530.247,00 281.946.200.000,00 96.495.000.000,00 250.000.000.000,00 786.000.000.000,00 300.000.000.000,00 50.000.000.000,00 100.000.000.000,00 170.000.000.000,00 2013 Proyeksi

5.000.000.000,00 1,470.391.000,00 1.204.022.099.167,82 1.627.908.437.556,82

8.500.000.000,00 500,000,000 1.408.702.834.155,00 1.978.760.000.000,00

164.774.985.600,00 2000.000.000,00 1.234.156.635.235,00 2.191.309.173.748,00

179.501.000.000,00 1.000.000.000,00 950.000.000,00 1.371.642.849.753,00 2.387.789.580.000,00

165.000.000.000,00 1.000.000.000,00 1.591.000.000.000,00 2.377.000.000.000,00

III-24

III-25

You might also like