You are on page 1of 3

PELATIHAN PEMBANGUNAN MANUSIA BANDA ACEH Selasa 20 Rabu 21 Oktober, 2009 K.

K. Seeta Prabhu Senior Assistant Country Director, UNDP, India Laporan Pembangunan Manusia sebagai Suatu Ikhtiar
HDR Global Laporan Pembangunan Manusia yang pertama, yang disusun dan diterbitkan Program Pembangunan PBB (UNDP), dirilis pada 1990 dan disambut sebagai peristiwa penting. HDR telah menjadi perangkat penting dalam menggalakkan pendekatan pembangunan manusia di pelbagai negara. Laporan Pembangunan Manusia memberikan peringkat kepada lebih dari 170 negara dalam hal pencapaian pembangunan manusia berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia. HDR Global telah menggalakkan suatu pendekatan berwawasan rakyat ( peoplecentered) dan mengangkat serangkaian persoalan terkini. Mereka juga telah memfasilitasi dan menggalakkan diskusi terhadap dilema pembangunan yang dihadap pelbagai negara. Persoalan yang diangkat dalam ke-19 HDR yang telah diterbitkan adalah: 1990 Konsep dan Pengukuran Pembangunan Manusia 1991 Membiayai Pembangunan Manusia 1992 Dimensi Global Pembangunan Manusia 1993 Partisipasi Rakyat 1994 Dimensi-dimensi Baru Keamanan Manusia 1995 Gender dan Pembangunan Manusia 1996 Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Manusia 1997 Pembangunan Manusia untuk Menghapus Kemiskinan 1998 Konsumsi untuk Pembangunan Manusia 1999 Globalisasi dengan Wajah Manusia 2000 Hak Asasi Manusia dan Pembangunan Manusia 2001 Menjadikan Teknologi Baru Bermanfaat bagi Pembangunan Manusia 2002 Mengakarkan Demokrasi di dalam Dunia yang Terpecah-pecah 2003 Tujuan Pembangunan Milenium: Kesepakatan Antarbangsa untuk mengakhiri Kemiskinan Manusia 2004 Kebebasan Kebudayaan di dalam Dunia Beragam Zaman Sekarang 2005 Kerja Sama Internasional di Persimpangan Jalan: Bantuan, Perniagaan & Keamanan di dalam Dunia yang Tidak Setara 2006 Melangkaui Kelangkaan: Kekuasaan, Kemiskinan dan Krisis Air Global 2007/08 Memerangi Perubahan Iklim: Solidaritas Manusia di dalam Dunia yang Terpecah-pecah 2009 Mengatasi Halangan: Mobilitasi dan Pembangunan Manusia Salah satu ciri khas HDR adalah bahwa ia merupakan suatu pengkajian objektif atas persoalan-persoalan yang dipandang dari kacamata rakyat. HDR ditulis dengan gaya

yang mudah dipahami, sehingga memfasilitasi diskusi mengenai persoalan-persoalan yang diangkat oleh pembuat kebijakan, masyarakat madani, dan kalangan akademisi. HDR Regional dan Nasional Diilhami oleh HDR Global, Bangladesh dan Kamerun menyusun HDR mereka pada 1992. HDR regional juga mulai disusun sebagai suatu upaya untuk menangani persoalan-persoalan umum yang dihadapi sekelompok negara di dalam suatu kawasan. Hingga saat ini telah disusun HDR regional maupun Nasional yang mengangkat pelbagai tema seperti HIV/ AIDS, kemiskinan, konflik, gender, desentralisasi, ICT, dsb. Sejumlah negara besar, seperti India, juga menyusun HDR daerah. Provinsi Madhya Pradesh di India merilis HDR-nya yang pertama pada 1995. Sampai sekarang sekitar 20 HDR provinsi (milik pemprov masing-masing) telah disusun dan digunakan dalam proses perencanaan. Satu HDR kota madya dan beberapa HDR tingkat Kabupaten juga sedang dalam proses penyusunan agar nantinya digunakan dalam perencanaan lokal. Di Indonesia, HDR Nasional (NHDR) pertama diterbitkan pada 2001 dengan judul A New Consensus: Democracy and Human Development in Indonesia . Laporan tersebut mengangkat keterkaitan antara pembangunan manusia, demokrasi, dan progres ekonomi di Indonesia pascakrisis keuangan Asia Timur. Pada 2004, NHDR Indonesia bertajuk The Economics of Democracy: Financing Human Development in Indonesia berusaha mengetengahkan bagaimana Indonesia mampu menghasilkan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai pembangunan manusia yang lebih mumpuni serta bagaimana Indonesia dapat mengembangkan suatu pendekatan berbasis hak dalam menjawab kebutuhan-kebutuhan pembangunan manusia. Asas-asas Penyusunan HDR 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kepemilikan Nasional Penyusunan yang Partisipatif & Inklusif Analisis yang Independen Analisis Berkualitas Penyajian yang Fleksibel & Kreatif Tindak Lanjut yang berkesinambungan

Dampak Kebijakan HDR HDR pada awalnya ditujukan sebagai bahan advokasi untuk membentuk konsensus ihwal prioritas nasional. Sekarang ia telah berkembang dan semakin banyak digunakan sebagai ikhtiar perencanaan. 1. Mengusulkan rekomendasi kebijakan alternatif dan/ atau opsi kebijakan pembangunan HD 2. Membangunan kapasitas nasional untuk merumuskan dan memengaruhi strategi dan solusi yang berwawasan rakyat 3. Memperkaya data pada tataran nasional, termasuk metodologi analisis data 4. Memberi kontribusi langsung peraturan perundang-undangan ihwal tema tertentu (yaitu reformasi pemerintah lokal, kepegawaian pemerintah, strategi antikemiskinan)

5. Memberi dampak nyata terhadap perencanaan pembangunan atau pembangunan kelembagaan 6. Digunakan sebagai landasan dalam berdebat dengan mitra luar 7. Sebagai platform aksi antara masyarakat nonpemerintah dan masyarakat madani 8. Dampak langsung terhadap bidang-bidang program UNDP dan dukungan kebijakan 9. Membangun sinergi dengan UNDP dan lembaga PBB lainnya

You might also like