Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memperhatikan teknik penyajian materi yang cocok atau sesuai dengan materi yang akan
disampaikan. Dengan metode pembelajaran yang tepat maka siswa dapat menerima
materi pelajaran dan mengikutinya secara maksimal, sehingga tujuan dari pembelajaran
dapat tercapai.
subjek didik dalam proses pemahaman konsep-konsep, bukan lagi pada guru yang
seperti ceramah dan tanya jawab terbukti kurang menunjukkan hasil yang maksimal. Hal
ini disebabkan penekanan ada pada cara menyampaikan pengetahuan oleh guru kepada
siswa bukan dilihat dari sisi siswa sebagai subjek yang belajar. Materi pelajaran yang
disampaikan terbatas pada apa yang diberikan di depan kelas dan siswa akan menyerap
pada saat itu saja secara pasif dan tidak mengembangkan sendiri pengetahuan tersebut.
Pada saat ujian, siswa akan belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapat nilai yang
baik. Pendekatan semacam ini terbukti tidak terlalu efektif karena konsentrasi siswa pada
saat ceramah tidak mungkin seratus persen dan secara terus-menerus diarahkan pada
materi pelajaran. Banyak hal yang terlewatkan dalam belajar dengan metode ceramah
terutama karena guru bertindak aktif memberi, sedang siswa pasif menerima. Biasanya
Kurikulum yang sedang dilaksanakan untuk saat ini adalah KTSP (Kurikulum
pada kompetensi, dan siswa sebagai pusat pembelajar. Dengan kompetensi sebagai dasar
kompetensi. Kurikulum itu menekankan identifikasi kompetensi dasar setiap bidang studi
serta membantu guru menentukan strategi dan teknik pengajarannya (Nurhadi, 2004: 2).
beragam dan terpadu; tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
sepanjang hayat; seimbang antara kepentingan pusat dan daerah (BSNP, 2006: 5).
Dari observasi pendahuluan dan wawancara dengan guru geografi yang dilakukan
menggunakan ceramah dan diskusi, kegiatan belajar mengajar masih terfokus di dalam
kelas, siswa masih pasif dan hanya mengandalkan keterangan dan penjelasan dari guru.
Dari hasil ulangan harian didapatkan 65% siswa belum tuntas dalam belajarnya. Nilai
masih banyak di bawah standar kegiatan belajar mengajar dan rata-rata kelas hanya nilai
61,06 (ketercapaian unsur pembelajaran hanya 61,06%), padahal standar kegiatan belajar
mengajar 65. Dari permasalahan tersebut, supaya siswa lebih aktif dan tuntas dalam
belajar serta mampu menyadari manfaat dan aplikasi pelajaran geografi dalam kehidupan
sehari-hari dengan baik maka dalam pembelajaran geografi di SMA guru dituntut mampu
Penentuan strategi mengajar ini meliputi pemilihan strategi dan media pembelajaran yang
tepat.
pembelajaran saat inipun berubah dari guru mengajar menjadi siswa belajar. Strategi
dengan lebih bermakna dan bertahan lama. Menurut pandangan konstruktivisme, siswa
melalui interaksi dan transaksi. Interaksi dan transaksi yang memberikan kontribusi
paling besar dalam membangun struktur kognitif adalah antara siswa dengan siswa. Hal
ini didasari pemikiran bahwa sesama siswa memiliki kesamaan bahasa, tingkat
konsep, aturan atau pun yang lain. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran
yang memungkinkan terjadinya interaksi dan transaksi di antara para siswa dalam proses
berbagai jenis model pembelajaran kooperatif, antara lain Student Team Achievement
Division (STAD), Team Game Tournament (TGT), Team Assisted Individualization (TAI),
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Group Investigation (GI),
kooperatif model GI ini siswa dilatih melakukan analisis, sintesis, dan mengumpulkan
informasi yang diperlukan dalam proses belajarnya dengan guru hanya sebagai fasilitator
karena informasi yang diperlukan dalam proses belajarnya didapatkan sendiri. Hal ini
menyebabkan siswa harus berperan aktif untuk mencari informasi dalam memecahkan
suatu permasalahan. Dikaitkan dengan permasalahan yang terjadi di SMA Xxx 2 Xxx
kelas XI yaitu siswa masih pasif, nilai rata-rata kelas rendah, dan tingkat ketuntasan
belajar rendah maka pembelajaran dengan model GI tepat bila diterapkan sebagai
alternatif strategi pembelajaran geografi di kelas. Adanya dorongan bahwa siswa harus
berperan aktif untuk mencari informasi yang diperlukan diduga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Selain itu dengan bekerja secara bersama dalam kelompok diduga dapat
membuat siswa bebas untuk berdiskusi dan bertukar pendapat antara temannya dalam
satu kelompok sehingga proses belajar lebih menyenangkan dan informasi yang diperoleh
meningkatkan peran serta siswa dalam kelompoknya. Dalam pembelajaran ini lingkungan
belajar siswa dibuat agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap suatu masalah
termasuk pendalaman materi dari suatu topik dan melakukan tugas bermakna lainnya.
Seluruh kegiatan baik itu investigasi maupun presentasi dikerjakan siswa dalam
kelompoknya. Akhir dari pembelajaran ini dilakukan evaluasi tentang topik yang telah
pembelajaran.
pembelajaran kooperatif model GI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Pada siklus 1 persentase keberhasilan aktivitas siswa sebesar 81,5%, meningkat pada
siklus 2 menjadi 90,6%. Hasil belajar pada siklus 1 rata-rata kelas adalah 81,5 dan pada
siklus 2 meningkat menjadi 92,35. Juga hasil penelitian oleh Pamungkas (2005)
menunjukkan adanya peningkatan kinerja investigasi, hasil belajar siswa juga mengalami
peningkatan, pada siklus 1 rata-rata kelas mencapai 58,42 dan pada siklus 2 nilai rata-rata
mencapai 76,90. Dan hasil penelitian yang dilakuakan oleh Widowati (2005)
siswa selama proses belajar mengajar. Pada siklus 1 aktivitas siswa sebesar 65,4% dan
meningkat menjadi 85,1% pada siklus 2. hasil belajar juga mengalami peningkatan dari
rata-rata skor tes akhir pada siklus 1 sebesar 74,1% dan pada siklus 2 sebesar 84,7%.
pembelajaran kooperatif model GI dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
GI?
2. Bagaimana hasil belajar siswa selama mengikuti pembelajaran geografi dengan
model GI?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
GI.
model GI.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan daya tarik siswa
terhadap geografi sehingga timbul motivasi bagi siswa untuk belajar lebih giat.
2. Bagi Guru
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dan penafsiran arti beberapa istilah dalam judul,
1. Model GI merupakan satu model pembelajaran kooperatif yang berbasis proyek atau
tugas terstruktur di mana dalam pembelajaran ini lingkungan siswa dibuat agar siswa
dapat melakukan penyelidikian terhadap suatu masalah yang berkaitan dengan suatu
yang tercantum pada elemen-elemen aktivitas dan keterampilam kooperatif model GI,
3. Hasil belajar yaitu kemampuan kognitif yang diperoleh siswa setelah ia menerima
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar Bidang Studi Geografi
Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil belajar tiap siswa
di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Bahan mentah hasil belajar
terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian, dan yang berwujud
karya atau benda. Semua hasil belajar tersebut merupakan bahan yang berharga bagi guru
dan siswa. Bagi guru, hasil belajar siswa di kelasnya berguna untuk perbaikan tindak
mengajar dan evaluasi. Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki
Hakekat hasil belajar menurut Menurut Sudjana dalam Kunandar (2007: 4) adalah
suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes
yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.
Sedangkan Nasution dalam Kunandar (2007: 4) berpendapat bahwa hasil belajar adalah
suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi
juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.
Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan
untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum.
Hasil belajar mempunyai beberapa fungsi, yaitu: (1) sebagai indikator kualitas dan
kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik, (2) sebagai lambang pemuas hasrat
ingin tahu, (3) sebagai bahan informasi, (4) sebagai indikator intern dan ekstern dari
suatu institusi pendidikan, (5) sebagai indikator terhadap daya serap anak didik.
Hasil belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Tujuan ranah kognitif berhubungan
188). Menurut Bloom ada 6 tingkatan ranah kognitif yaitu: pengetahuan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Tujuan ranah afektif berhubungan dengan
perhatian, sikap, penghargaan, nilai, perasaan, dan emosi. Dan tujuan ranah psikomotorik
mempelajari berbagai aspek, yaitu aspek alam dan aspek sosial. Fungsi pelajaran geografi
adalah (a) mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan dan proses yang
menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan sumber
mata pelajaran geografi meliputi ketiga aspek, yaitu: pertama, pengetahuan; kedua, aspek
Dalam geografi, hasil belajar yang dimaksud adalah suatu hasil yang diperoleh
siswa setelah mempelajari geografi dan dinyatakan dengan nilai yang diberikan oleh
gurunya. Selain itu hasil belajar geografi juga dapat dikatakan sebagai indikator dalam