Professional Documents
Culture Documents
= OH ester k
dt
ester d
1
(1)
atau sebagai:
| || | x b x a k
dt
dx
=
1
(2)
dimana:
a = konsentrasi awal ester (M)
b = konsentrasi awal ion OH
-
(M)
x = jumlah ester atau basa yang bereaksi (M)
k
1
= tetapan laju reaksi
Persamaan (2) dapat diintergasi dengan memperhatikan konsentrasi awal yaitu:
1. Jika a = b
Bila konsentrasi kedua pereaksi sama maka persamaan (2) dapat ditulis menjadi:
tetapan t
) - (a
1
dt
) a (
dx
) a (
dt
dx
2
2
+ =
=
=
k
x
k
x
x k
Jika x = 0, t = 0, maka tetapan =
a
1
) a ( a
t
a
1
) a (
1
t
x
x
k
x
k
=
Persamaan
) (
1
x a a
x
t k
=
=
x x k
k
x x
kdt
x x k
Jika x = 0, t = 0, maka tetapan =
a
b
ln
) (b a
) (a b
ln
b) (a
1
t
x
x
k
=
atau
b
a
t b a k
x b
x a
ln ) (
) (
) (
ln + =
Menurut persamaan diatas, jika | | ) /( ) ( ln x b x a dialurkan terhadap t maka
akan diperoleh garis lurus dengan arah lereng k (a-b)
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat:
1. Botol timbang
2. Labu volumetris 250 mL
3. Pipet volume 1 mL ; 10 mL dan 20 mL
4. Labu erlenmeyer bertutup 250 mL dan 100 mL
5. Labu erlenmeyer 250 mL
6. Buret 10 mL
7. Botol semprot
8. Pipet tetes
9. Stopwatch
3.2 Bahan:
1. Etil asetat p.a
2. Larutan NaOH 0,02 M
3. Larutan HCl 0,02 M
4. Indikator fenolftalein
5. Akuades
IV. CARA KERJA
1. Sebanyak 5 mL larutan etil asetat 1 M dipipet ke dalam labu volumetris 250 mL lalu
diencerkan sampai tanda batas untuk mendapatkan larutan etil asetat dengan
konsentrasi 0,02 M sebanyak 250 mL.
2. Larutan NaOH dengan konsentrasi tepat 0,02 M disediakan sebanyak 200 mL dan
Larutan HCl dengan konsentrasi tepat 0,02 M disediakan sebanyak 150 mL.
3. Dengan menggunakan pipet, sebanyak 50 mL larutan NaOH 0,02 M dan 50 mL etil
asetat 0,02 M dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer bertutup. Sementara itu
sebanyak 20 mL larutan HCl 0,02 M dipipet ke dalam masing-masing 5 buah labu
erlenmeyer lainnya.
4. Selanjutnya larutan etil asetat ditambahkan dengan cepat ke dalam larutan NaOH dan
dikocok dengan baik. Pada saat kedua larutan tersebut bercampur, stopwatch
dijalankan.
5. Lima menit setelah reaksi dimulai, 10 mL dari campuran reaksi dipipet dan
dimasukkan ke dalam salah satu labu yang berisi 20 mL larutan HCl itu dan diaduk
dengan baik. Kelebihan HCl segera dititrasi secepat mungkin dengan larutan standar
NaOH 0,02 M.
6. Pengerjaan pada no.5 dilakukan pada waktu 5, 15, 30,45 dan 60 menit setelah waktu
reaksi.
7. Sisa campuran reaksi dalam erlenmeyer bertutup dipanaskan hingga mendidih untuk
mempercepat reaksi. Konsentrasi OH
=
( )M M s
M
01 , 0 0122 , 0 0122 , 0 300
01 , 0
=
1 1
) 0022 , 0 ( 66 , 3
01 , 0
Ls mol
=
1 1
3
10 052 , 8
01 , 0
Ls mol
x
= 1,2419 mol
-1
L s
-1
- Untuk t
2
= 15 menit = 900 s
V NaOH
titrasi
= 10,55mL
mol OH
-
titrasi
= V NaOH
titrasi
x [NaOH]
= 10,55 mL x 0,02 M
= 0,2110 mmol
mol HCl
sisa
= mol OH
-
titrasi
= 0,2110 mmol
mol HCl
bereaksi
= mol HCl
total
- mol HCl
sisa
= 0,20 mmol - 0,2110 mmol
= -0,0110 mmol
mol OH
-
sisa
= mol HCl
bereaksi
= -0,0110 mmol
mol OH
-
bereaksi
= mol NaOH
total
- mol OH
-
sisa
= 1 mmol (-0,0110) mmol
= 1,0110 mmol
x (konsentrasi OH
-
bereaksi) =
campuran
bereaksi
V
OH mol
=
mL 100
mmol 1,0110
= 0,0101 M
K
2
=
( ) x a a t
x
=
( )M M s
M
0101 , 0 0122 , 0 0122 , 0 900
0101 , 0
=
1 1
) 0021 , 0 ( 98 , 10
0101 , 0
Ls mol
=
1 1
0231 , 0
01 , 0
Ls mol
= 0,4329 mol
-1
L s
-
- Untuk t
3
= 30 menit = 1800 s
V NaOH
titrasi
= 11,00 mL
mol OH
-
titrasi
= V NaOH
titrasi
x [NaOH]
= 11,00 mL x 0,02 M
= 0,2200 mmol
mol HCl
sisa
= mol OH
-
titrasi
= 0,2200 mmol
mol HCl
bereaksi
= mol HCl
total
- mol HCl
sisa
= 0,20 mmol - 0,2200 mmol
= -0,0200 mmol
mol OH
-
sisa
= mol HCl
bereaksi
= -0,0200 mmol
mol OH
-
bereaksi
= mol NaOH
total
- mol OH
-
sisa
= 1 mmol (-0,0200) mmol
= 1,0200 mmol
x (konsentrasi OH
-
bereaksi) =
campuran
bereaksi
V
OH mol
=
mL 100
mmol 1,0200
= 0,0102 M
K
3
=
( ) x a a t
x
=
( )M M s
M
0102 , 0 0122 , 0 0122 , 0 1800
0102 , 0
=
1 1
) 0020 , 0 ( 96 , 21
0101 , 0
Ls mol
=
1 1
0439 , 0
01 , 0
Ls mol
= 0,2278 mol
-1
L s
-
- Untuk t
4
= 45 menit = 2700 s
V NaOH
titrasi
= 11,05 mL
mol OH
-
titrasi
= V NaOH
titrasi
x [NaOH]
= 11,05 mL x 0,02 M
= 0,2210 mmol
mol HCl
sisa
= mol OH
-
titrasi
= 0,2210 mmol
mol HCl
bereaksi
= mol HCl
total
- mol HCl
sisa
= 0,20 mmol - 0,2210 mmol
= -0,0210 mmol
mol OH
-
sisa
= mol HCl
bereaksi
= -0,0210 mmol
mol OH
-
bereaksi
= mol NaOH
total
- mol OH
-
sisa
= 1 mmol (-0,0210) mmol
= 1,0210 mmol
x (konsentrasi OH
-
bereaksi) =
campuran
bereaksi
V
OH mol
=
mL 100
mmol 1,0210
= 0,0102 M
K
4
=
( ) x a a t
x
=
( )M M s
M
0102 , 0 0122 , 0 0122 , 0 2700
0102 , 0
=
1 1
) 0020 , 0 ( 94 , 32
0101 , 0
Ls mol
=
1 1
0659 , 0
0101 , 0
Ls mol
= 0,1533 mol
-1
L s
-
- Untuk t
5
= 60 menit = 3600 s
V NaOH
titrasi
= 11,10 mL
mol OH
-
titrasi
= V NaOH
titrasi
x [NaOH]
= 11,10 mL x 0,02 M
= 0,2220 mmol
mol HCl
sisa
= mol OH
-
titrasi
= 0,2220 mmol
mol HCl
bereaksi
= mol HCl
total
- mol HCl
sisa
= 0,20 mmol - 0,2220 mmol
= -0,0220 mmol
mol OH
-
sisa
= mol HCl
bereaksi
= -0,0220 mmol
mol OH
-
bereaksi
= mol NaOH
total
- mol OH
-
sisa
= 1 mmol (-0,0220) mmol
= 1,0220 mmol
x (konsentrasi OH
-
bereaksi) =
campuran
bereaksi
V
OH mol
=
mL 100
mmol 0220 , 1
= 0,0102 M
K
5
=
( ) x a a t
x
=
( )M M s
M
0102 , 0 0122 , 0 0122 , 0 3600
0102 , 0
=
1 1
) 0020 , 0 ( 92 , 43
0102 , 0
Ls mol
=
1 1
0878 , 0
0102 , 0
Ls mol
= 0,1162 mol
-1
L s
-
Tabel yang berisi harga
) ( x a a
x
dengan waktu
Dimana : a = b = 0,01220
T
(menit)
x
) ( x a a
x
5 0,0100 M 372,5782
15 0,0101 M 394,2233
30 0,0102 M 98,0392
45 0,0102 M 98,0392
60 0,0102 M 98,0392
5. Menghitung harga k rata-rata (untuk HCL = 10mL)
k
rata-rata
=
5
5 4 3 2 1
k k k k k + + + +
=
1 1
. .
5
1162 , 0 1533 , 0 2278 , 0 4329 , 0 2419 , 1
|
.
|
\
| + + + +
s L mol
=
1 1
. .
5
1721 , 2
|
.
|
\
|
s L mol
=
1 1
. . 4344 , 0
s L mol
VII. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini yaitu penentuan orde reaksi dan laju reaksi. Laju reaksi adalah
cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung atau dapat juga dinyatakan sebagai perubahan
konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi per satuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakan
dalam mol per liter. Orde reaksi adalah bilangan pangkat yang menyatakan naiknya laju
reaksi akibat naiknya reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi kimia pada
prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi
terhadap laju reaksinya.tumbukan efektif merupakan tumbukan yang menghasilkan
reaksi, dan energi minimum yang diperlukan supaya reaksi dapat berlangsung disebut
energi aktifasi(Ea). Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui orde reaksi dan tetapan
laju reaksi yang terjadi pada reaksi penyabuan antara etil asetat (C
2
H
5
COOH) dengan ion
hidroksida (OH
-
). Adapun reaksi yang terjadi adalah:
CH
3
COOC
2
H
5
+ OH
-
CH
3
COO
-
+ C
2
H
5
OH
Berdasarkan reksi diatas dapat dilihat bahwa reaksi yang terlibat adalah reaksi orde
2. Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika laju reaksi
merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi itu. Untuk mengetahui tetapan laju
reaksi pada reaksi penyabunan tersebut, dilakukan percobaan dengan menggunakan
metode titrasi yaitu titrasi asam basa. Reaksi yang akan diamati dalam percobaan kali ini
adalah reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida.
Percobaan ini dimulai dengan melakukan penimbangan, dimana massa piknometr
yang telah berisi etil asetat dikurangi dengan massa piknometer awal sehingga
memperoleh berat dari etil asetat sebesar 8,82 gram. Etil asetat kemudian diencerkan
sampai volumenya 250 mL. Dalam percobaan ini, konsentrasi awal etil asetat dengan
konsentrasi awal NaOH sama (a = b). Volume NaOH dan Etil Asetat yang dipergunakan
dalam praktikum ini juga sama yaitu 50 mL berbanding 50 mL. Larutan etil asetat 0,02
M direaksikan dengan larutan NaOH 0,02 M masing-masing sebanyak 50 mL. Larutan
etil asetat dibiarkan bereaksi dengan larutan NaOH, setelah 3 menit campuran larutan
direaksikan dengan 20 mL HCL hal itu dilakukan juga selama selang waktu 5 menit, 15
menit, 30 menit, 45menit dan 60 menit. Selama selang waktu tersebut, etil asetat akan
bereaksi dengan NaOH, dan selanjutnya setelah selang waktu yang ditentukan, NaOH
yang tersisa dalam campuran direaksikan dengan larutan HCl 0,02 M. Setelah sisa NaOH
dalam campuran dinetralkan oleh larutan HCl, maka kelebihan HCl dititrasi dengan
menngunakan basa kuat yaitu larutan NaOH 0,02. Pada titrasi Larutan NaOH bertindak
sebagai titran, sedangkan campuran yang mengandung sisa HCl sebagai titrat. Dalam
proses titrasi ditambahkan indikator fenolftalein yang berguna untuk mendeteksi titik
akhir titrasi, dimana akan terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda.
Proses titrasi dilakukan pada selang waktu reaksi 5, 15, 30, 45, dan 60 menit serta setelah
pemanasan (waktu tak terhingga), tujuannya untuk megetahui jumlah HCl yang telah
bereaksi dalam campuran etil asetat-NaOH pada selang waktu tersebut. Apabila terlalu
lama, maka etil asetat dalam campuran dapat menguap, sehingga volume NaOH yang
didapat dalam titrasi tidak tepat.
Pemanasan pada campuran etil asetat-NaOH setelah selang waktu 60 menit untuk
waktu tak terhingga bertujuan untuk mempercepat reaksi sehingga reaksi penyabunan
cepat selesai dan mengetahui konsentrasi awal etil asetat dalam campuran. Etil asetat
memiliki sifat yang mudah menguap, sehingga proses titrasi harus dilakukan secepat
mungkin. Demikian pula saat proses memipet maupun saat mereaksikan larutan tersebut
harus dilakukan secepat mungkin agar tidak terjadi penguapan yang dapat menurunkan
volume etil asetat. Pada proses pemanasan sebaiknya indikator PP ditambahkan setelah
dilakukan proses pemanasan, hal ini bertujuan agar dapat menunjukkan titik akhir titrasi
karena apabila PP ditambahkan sebelum pemanasan maka PP akan menguap.
Adapun volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan sisa HCl selama selang
waktu reaksi 5, 15, 30, 45 dan 60 menit serta setelah pemanasan (waktu tak terhingga)
secara berturut-turut adalah 10,00 mL, 10,55 mL , 11,00 mL , 11,05 mL, 11,10 mL dan
20,80 mL. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin banyak sisa asam (HCl) dalam
campuran maka volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam tersebut juga
semakin banyak, demikian juga apabila semakin sedikit sisa asam (HCl) dalam campuran
makan volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam tersebut semakin sedikit.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan data yang telah diperoleh, maka diketahui
bahwa konsentrasi etil asetat mula-mula yang akan bereaksi dengan NaOH adalah sebesar
0,0122 M. Nilai ini merupakan nilai a yang akan digunakan dalam perhitungan selanjutnya,
dimana nilai a = b. Dari perhitungan selanjutnya, diperoleh nilai x (konsentrasi OH
-
bereaksi)
selama selang waktu yang ditentukan yaitu berturut-turut sebesar 0,0100 M; 0,0101 M;
0,0102 M; 0,0102 M dan 0;0102 M. Dari nilai x ini dapat dihitung tetapan laju reaksi (k)
yang merupakan jumlah molar (M) konsentrasi ion OH
. Dari persamaan
ini diperoleh nilai tetapan k untuk waktu 5, 15, 30, 45 dan 60 menit secara berturut-turut
adalah sebesar 1,2419; 0,4329; 0,2278; 0,1533 dan 0,1162 mol
-1
L s
-1.
Sehingga diperoleh
nilai tetapan k rata-rata sebesar 0,4344 mol
-1
L s
-1
.
Dari perhitungan, juga diperoleh harga
) ( x a a
x
Satuan yang digunakan:
Tahanan : (ohm)
Tahanan jenis : .m
Hantaran : S (siemens)
Hantaran jenis : S.m
-1
3. Agar tidak menguap, jika ditunda maka tutup labu ukur dengan aluminium foil atau
penutupnya.
4. Cara penentuan orde dari suatu reaksi kimia antara lain:
- Metode Integral
Dengan metode ini, harga k dihitung dengan persamaan laju bentuk integral dari
data konsentrasi dan waktu.
- Metode Grafik
Orde suatu reaksi dapat ditentukan dengan cara membuat grafik dari data
eksperimen.
- Metode Laju-Awal
Dalam metode ini dilakukan sederet eksperimen dengan konsentrasi awal yang
berbeda-beda. Kemudian dengan membandingkan laju awal, maka dapat ditarik
kesimpulan tentang orde reaksi.
5. Energi pengaktifan merupakan energi minimum yang harus dimiliki molekul-molekul
pereaksi agar menghasilkan reaksi jika saling bertabrakan. Penentuan energi
pengaktifkan secara eksperimen umumnya hampir sama dengan penentuan tetapan
laju reaksi pada suhu tertentu. Dari data tetapan laju yang diperoleh akan didapatkan
nilai energi pengaktifannya dengan persamaan berikut.
A
RT
E
k
A
RT
E
k
A
A
log
303 , 2
log
ln ln
+ =
+ =