You are on page 1of 5

ULTRASONOGRAPHY (USG)

• Ultrasonography atau sonography adalah sebuah teknik yang memvisualisasikan


struktur superficial atau deep pada tubuh dengan mereakam pulse dari gelombang
ultrasonic yang direfleksikan dari jaringan.
• Pembuatan gambar dari suara biasa dilakukan dalam 3 tahap – produksi gelombang
suara, menerima echo dan menginterpretasikan echo tersebut.
• Transducer yang melakukan kontak dengan kulit menghasilkan gelombang suara, lalu
gelombang suara tersebut direfleksikan kembali oleh jaringan pada tubuh sebagai
echo. Echo diterima oleh transducer dan dirubah menjadi energi elektrik. Signal
elektrik direkam dan ditunjukkan di monitor sebagai gambar real time dan direkam
sebagai gambrl tunggal atau direkam dalam videotape.
• Dalam fisika, istilah “ultrasound” merupakan energi akustik dengan frekuensi di atas
pendengaran manusia (20.000 Hz atau 20 kiloHertz). Biasanya sonography beroperasi
dengan rentang frekuensi antara 2-18 megaHertz, ratusan kali lebih besar dari batas
pendengaran manusia. Pilihan frekuensi bergantung pada kemauan resolusi spasial
dari gambar dan kedalaman gambar: frekuensi yang lebih rendah memproduksi
resolusi lebih kecil tapi gambar yang lebih dalam ke dalam tubuh.

• Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedence acustic tertentu. dalam


jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo, disebut anechoic
atau echofree atau bebas echo. Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya
kista, asites, pembuluh darah besar, perikardial, atau pleural effusion. Cairan akan
berwarna hitam pada layar, jaringan padat seperti tulang, memproduksi perefleksian
gelombang dengan kecepatan tinggi, akan berwarna putih pada layar. Semakin padat
organ, semakin putih warnanya pada layar.
• Gambar dihasilkan sangat cepat (>40frames/sec), sehingga gambar pada layar
tampak bergerak real time.

Aplikasi Terapis
Aplikasi terapis menggunakan ultrasound untuk memberi panas atau agitasi pada tubuh.
Oleh karena itu, energi yang digunakan lebih banyak daripada saat diagnostic
ultrasound. Pada banyak kasus, frekuensi yang digunakan juga sangat berbeda.
• Ultrasound dapat digunakan untuk membersihkan gigi pada dental hygiene.
• Ultrasound dapat digunakan untuk menghasilkan pemanasan regional dan perubahan
mekanik pada jaringan biologis, cth: pada occupational therapy, physical therapy dan
pengobatan kanker. Tapi, penggunaan ultrasound pada penanganan kondisi
musculoskeletal tidak dapat digunakan.
• Ultrasound yang terfokus dapat digunakan untuk menghasilkan pemanasan lokal
untuk menangani cyst atau tumor (benign atau malignant), ini diketahui sebagai
Focused Ultrasound Surgery (FUS) atau High Intensity Focused Ultrasound (HIFU).
Prosedur ini biasanya menggunakan frekuensi yang lebih rendah daripada medical
diagnostic ultrasound (250 kHz – 2000 kHz), tapi energi yang lebih besar secara
signifikan. Treatment menggunakan HIFU seringkali dipandu oleh MRI.
• Focused ultrasound dapat digunakan untuk menghancurkan batu ginjal dengan
lithotripsy.
• Ultrasound juga dapat digunakan pada penanganan katarak dengan
phacoemulsification
• Efek fisiologis tambahan dari ultrasound berintensitas rendah baru-baru saja
ditemukan, cth: kemampuannya untuk menstimulasi pertumbuhan tulang dan
potensinya untuk mengganggu blood-brain barrier untuk administrasi obat.
• Procoagulant pada frekuensi 5-12 MHz

Atribut pada ultrasonography


Keuntungan
• Memberikan gambar otot, jaringan yang halus dan permukaan tulang dengan sangat
baik dan berguna untuk mendeskripsikan batasan antara solid dan ruang fluid-fluid.
• Memberikan gambar “hidup”, dimana operator dapt secara dinamis memilih section
yang paling baik untuk diagnosis dan dokumentasi perubahan, seringkali
memungkinkan diagnosis yang cepat. Gambar hidup juga memungkinkan untuk
biopsi atau injeksi dengan tuntunan ultrasound, yang dapat menjadi sulit bila
dilakukan dengan cara lain.
• Memperlihatkan struktur organ.
• Tidak diketahui mempunyai efek samping jangka panjang dan sangat jarang
mengakibatkan ketidaknyamanan pada pasien.
• Peralatan secara luas tersedia dan fleksibel.
• Kecil, scanner yang mudah dibawa tersedia; pemeriksaan dapat dilakukan di bedside.
• Relatif tidak mahal dibandingkan dengan investigasi menggunakna metode lain,
seperti computed X-ray tomography, DEXA atau magnetic resonance imaging.
• Resolusi spasial lebih baik dalam transducer ultrasound frekuensi tinggi dibanding
metode pencitraan yang lain

Kelemahan
• Mempunyai masalah dalam penetrasi tulang. Sperti misalnya, sonography pada otak
orang dewasa sangat terbatas meski sedang dilakukan pengembangan dalam
transcranial ultrasonography
• Sonography bekerja dengan sangat buruk saat ada gas antara transducer dan organ
yang akan diperiksa, disebabkan karena perbedaan impedansi akustik yang ekstrim.
Contohnya, gas yang terdapat dalam GI tract seringkali membuat scanning
ultrasound pada pancreas menjadi sulit, dan tidak memungkinkan pencitraan paru-
paru.
• Meski dalam keadaan tidak ada tulang atau gas, kedalaman penetrasi dari ultrasound
mungkin terbatas, bergantung pada frekuensi pencitraan. Oleh karena itu, mungkin
terdapat kesulitan dalam pemcitraan struktur yang dalam pada tubuh, terutama pada
pasien obese.
• Metodenya nergantung pada operator. Skill dan pengalaman yang tinggi diperlukan
untuk mencapai citra yang berkualitas dan dan untuk membuat diagnosis yang
akurat.
• Tidak ada gambar penunjuk seperti pada CT dan MR. Sekali gambar telah diperoleh
,tidak ada cara tepat untuk menentukan bagian mana dari tubuh yang dicitrakan.

Resiko dan Efek Samping


Ultrasonography dianggap sebagai metode pencitraan yang “aman”. Tapi, sedikit efek
berbahahaya terkadang terlihat. Studi diagnostic ultrasound pada fetus secara umum
sianggap aman selama kehamilan. Prosedur diagnostik ini harus dilakukan hanya saat
terdapat indikasi medis yang valid, dan sedikit mungkin menggunakan seting paparan
ultrasonik unutk mendapatkan informasi diagnosis yang perlu (“as low as reasonably
achievable” – ARALA principle).
Pada USG bisa terdapat resiko penularan:
1. Resiko penularan tinggi, terjadi pada USG intervensi (misalnya punksi menembus
kulit, memebran mukosa, atau jaringa lainnya); peralatan yang dipakai memerlukan
sterilisasi (mislanya dengan autoklaf atau etilen oksida) dan dipergunakan sekalia
pakai dibuang.
2. Reisko penularan sedang, terjadi pada USG yang mengadakan kontak dengan mukosa
yang intak, misalnya USG transvaginal; peralatan yang diapaki minimal memerlukan
disinfeksi tingkat tinggi (lebih baik dilakukan sterilisasi).
3. Resiko penularan ringan, terjadi pada pemeriksaan kontak langsung dengan kulit
intak, misalnya USG transabdominal; peralatan yang diapaki cukup dibersihkan
dengna lakohol 70% (sudah dapat membunuh bakteri vegetatif, virus mengandung
lemak, fungisidal, dan tuberkulosidal) atau dicuci dengan sabun dan air.

Gynecologic ultrasonography
• Gynecologic ultrasonography atau Gynecologic sonography menyinggung kepada
aplikasi medical ultrasonography pada organ pelvis wanita, terutama uterus, ovarium,
tuba Fallopi, begitu juga dengan bladder, adnexa, Pouch of Douglas, dan berbagai
penemuan yang bersangkutan dengan pelvis diluar kehamilan.
• Eksaminasi dapat dilakukan secara:
1. Transabdominal, biasanya dengan bladder yang penuh sebagai jendela akustik
untuk mendapatlan visualisasi yang lebih baik terhadap organ pelvis. Keadaan
bladder penuh unutk transabdominal portion dari tes sangat menolong karena
suara berjalan melalui cairan dengan penurunan yang lebih sedikit unutk
visualisasai yang lebih baik dari uterus dan ovarium yang berada secara posterior
dari bladder. Lesi yanglebih besar yang mencapai abdomen lebih mudah dilihat
secara transabdominal. Prosedur dipandang tidak menyakitkan, non invasiv, dan
relatif aman karena tidak menggunakan radiasi.
2. Transvaginal, dengan vaginal transducer yang didesain secara khusus. Pencitraan
transvaginal menggunakan pencitraan dengan frekuensi yang lebih tinggi, yang
memberikan resolusi lebih baik dari ovarium, uterus, dan endometrium (tuba
Fallopi biasanya tidak terlihat, kecuali membengkak), tapi terbatas pada hal
kedalaman pencitraan. Pada ujung probenya dipasang sebuah kondom dan diberi
gel
3. Transperineal atau translabial, pemeriksaan ini hanay dilakukanpada keadaan
tertentu, misalnya seorang nona ata seorang wanita yang tidak mungkin dilakukan
pemeriksaan transvaginal atau transrektal. Dianjurkan kandung kemih pasien
cukup terisi, hal ini untuk memudahkan pemeriksaan dan sebagai petunjuk
anatomis. Probe dilapiasi kondom dan diberi jeli, kemudian diletakkan di daerah
perineum, lalu digerakkan ke atas dan bawah untuk mencari gambarna organ
genitalia. Cara ini memang tidak dapat memberikan gambaran organ genitalia
sebaik pemeriksaan USG transvaginal atau transrektal.
4. Transrectal, hampir sama dengan transvaginal. Perbedaannya terletak pada bentuk
dan ukuran diameter probe. Transducer yang telah sibungkus 2 lapis kondom dan
dibubuhi jelly dimasukkan secara perlahan-lahan ke dalam rektum.
5. Pemeriksaan USG invasif. USG dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa atau
efek terapeutik, misalnya biopsi vili khoriales, amniosentesis, kordosentesis, ovum
pick-up (OPU), atau transfusi intra uterine. Pada umumnya hanya diperlukan
anestesi lokal untuk memasukkan jarum punksi, tapi dapat juga anestesi umum
pada tindakan OPU. Teknik yang diapaki bisa secara free-hand atau dipandu SG
melalui marker punksi yang ada pada transducer.

• Gynecologic sonography digunakan secara luas:


− untuk mengevaluasi organ pelvis
− untuk mendiagnosa dan menangani masalah ginekologi, termasuk endometriosis,
leimyoma, adenomyosis, kista ovar dan luka
− untuk mengindentidikasi massa adnexal, termasuk kehamilan ektopik
− untuk mendiagnosis kanker ginekologis
− Pada treatment infertilitas, untuk melacak respon folikel ovarium terhadap
medikasi fertilitas (cth: Pergonal).
− Lewat transvaginal sonography, kista ovari dapat diaspirasi. Teknik ini digunakan
untuk memperoleh oosit melalui transvaginal puncture of ovarian follicles yang
dipandu sonography pada IVF.
− Sonohysterography adalah prosedur khusus dimana fluid, biasanya sterile saline,
dipasangkan ke dalam rongga uterine, dan ginecologic sonography dilakukan pada
saat yang bersamaan. Prosedur ini menguraikan patologi intrauterine seperti polip,
Asherman’s syndrome, atau submucous leiomyoma.
Sumber:
1. Keith L. Moore, Arthur F. Dalley, Clinically Oriented Anatomy, 5th ed. Hal. 69, 468-
469
2. http://www.scribd.com/doc/9642965/Persiapan-dan-Teknik-Pemeriksaan-USG-
OBGIN-Dasar-JJE-20080409
3. http://en.wikipedia.org/wiki/Medical_ultrasonography
4. http://en.wikipedia.org/wiki/Gynecologic_ultrasonography

You might also like