You are on page 1of 14

Nama : Rieke Yulian Sari NIM : 105040204111014

Kelas : K Tugas Terstruktur Mata Kuliah Matode Ilmiah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil 4.1.1. Erosi, Run Off dan Tutupan Kanopi pada berbagai umur kopi

Run Off (mm)


25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 4 tahun 6 tahun 10 tahun 13 tahun ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3 ulangan 4

Menurut Farida (2001), Peningkatan umur kebun tanaman kopi akan mempengaruhi besarnya limpasan permukaan. Penurunan limpasan permukaan akan terjadi dengan bertambahnya umur kebun tanaman kopi akan berakibat pada kejadian erosi lahan. Dari data yang didapat, diketahui bahwa hamper setiap ulangan pada tiap umur kebun kopi mengalami kenaikan besar limpasan permukaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tua umur kebun kopi tidak selalu menurunkan laju limpasan permukaan.

Penutupan Kanopi (%)


60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 5 tahun7 tahun 11 14 tahun tahun Penutupan Lahan

Besarnya tutupan kanopi pada berbagai umur kebun kopi juga dipengaruhi oleh perawatan yang dilakukan. Adanya pemangkasan atau perompesan dahan akan menurunkan nilai penutupan kanopi. Namun, semakin bertambah umur tanaman kopi, kanopi akan bertambah dan meningkatkan kembali nilai penutupan kanopi. Dari data yang didapat, diketahui bahwa pada umur 7 tahun, penutupan kanopi menurun, namun meningkat kembali pada usia 11 dan 14 tahun.

Erosi (Mg/Ha)
0.60 0.50 0.40 0.30 0.20 0.10 0.00 4 tahun 6 tahun 10 tahun 13 tahun

ulangan 1 ulangan 2 ulangan 3 ulangan 4

Pada penelitian Pujianto et al.(2001) umur kopi berpengaruh terhadap jumlah erosi. Hal tersebut terpengaruhi beberapa faktor seperti jumlah curah hujan dan kondisi lahannya. Pada tahun pertama setelah tanam, erosi pada lahan kopi

mencapai 26 Mg ha-1 th-1 dan erosi menurun sampai 0,6 Mg ha-1 th-1pada tahun ketiga. Selain itu limpasan permukaan akan meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas hujan. Seiring dengan waktu dan terjadinya proses penjenuhan tanah, intensitas hujan yang konstan juga dapat meningkatkan limpasan permukaan (Kinoshitadan Nakane, 2002). Pada hasil penelitian Hartobudoyo (1979)

menunjukkan bahwa 90 % perakaran tanaman kopi terkonsentrasi di lapisan tanah dengan kedalaman antara 0-30 cm. Sehingga semakin tua umur kopi maka akar tanaman akan semakin berperan untuk menghambat limpasan permukaan dan hal tersebut dapat menyebabkan terbentuknya akar halus dilapisan permukaan yang mengikat agregat tanah. 4.1.2. Contact Cover pada berbagai umur kopi Dari data yang didapat, diketahui bahwa besarnya contact cover kebun kopi tidak selalu bertambah pada tiap tahunnya. Besarnya contact cover tergantung dari pengelolaan yang dilakukan pada kebun kopi.

Contact Cover (%)


70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 4 tahun 6 tahun 10 tahun13 tahun Contact Cover

Peranan dari tanaman adalah untuk melindungi tanah dari pukulan hujan secara langsung yaitu dengan jalan mematahkan energi kinetiknya melalui tajuk, ranting, dan batangnya. Dengan serasah yang dijatuhkannya akan terbentuk humus yang berguna untuk menaikkan kapasitas infiltrasi tanah (Farid, 2001).

4.1.3. Kekasaran Permukaan pada berbagai umur kopi Dari data yang didapat, diketahui bahwa tingkat kekasaran agregat tanah semakin meningkat padaumur kebun kopi 13 tahun, namun pada umur kebun kopi 6 dan 10 tahun, kekasaran agregat menurun. Hal ini dipengaruhi oleh adanya pengolahan tanah yang dilakukan pada kebun kopi. Sehingga hal tersebut mempengaruh besar agregat tanah pada kebun kopi.

Kekasaran Agregat Tanah (cm)


0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 0.00 4 tahun6 tahun 10 13 tahun tahun Kekasaran Agregat Tanah

4.2 Pembahasan 4.2.1 Hubungan Erosi dengan Run off

Hubungan Erosi dengan Run Off


180.00 160.00 140.00 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Erosi

Run Off

y = 22.06x + 63.513 R = 0.4359 Series1 Linear (Series1)

Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa hubungan antara erosi dan run off tidak terlalu erat. Hasil regresi sebesar 0.4359, yang diartikan bahwa sebesar 43.59% dari keseluruhan data mengikuti persamaan y=22.06x+63.513. Dari persamaan tersebut, besar perubahan Y (run off) apabila x=0 adalah sebesar 63.513.

4.2.2 Hubugan Erosi dengan Contact Cover

Hubungan Erosi dengan Contact Cover


80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Erosi Contact Cover y = -3.4986x + 63.882 R = 0.1197 Series1 Linear (Series1)

Dari grafik diatas, diketahui bahwa erosi dan contact cover memiliki hubungan yang negative. Di mana semakin besar erosi berarti contact cover semakin semakin rendah. Hasil regresi dari grafik di atas sebesar 0.1197 yang berarti 11.97% dari keseluruhan data mengikuti persamaan Y=-3.4986x + 63.882. Besar perubahan nilai Y apabila x=0 adalah sebesar 63.882.

4.2.3 Hubungan Erosi dengan Kekasaran Permukaan

Hubungan Erosi dengan Kekasaran Permukaan


0.25 Kekasaran Permukaan 0.20 0.15 0.10 0.05 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Erosi y = 0.0028x + 0.1584 R = 0.0077 Series1 Linear (Series1)

Dari grafik di atas, diketahui bahwa hubungan antara erosi dan kekasaran permukaan tidak erat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai regresi sebesar 0.0077 yang berarti bahwa hanya sebesar 0.77% dari keseluruhan data mengikuti persamaan Y=0.0028x+0.1584, di mana besar perubahan Y apabila x=0 adalah 0.1584.

4.2.2 Hubungan Erosi dengan Penutup Kanopi

Hubungan Erosi dengan Penutup Kanopi


70.00 Penutup Kanopi 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 Erosi y = -4.6257x + 49.536 R = 0.1797 Series1 Linear (Series1)

Dari grafik di atas, diketahui bahwa erosi dan penutup kanopi memiliki hubungan negative. Hal ini berarti semakin besar nilai erosi berarti tingkat penutupan kanopi semakin kecil ,

serta ditunjukkan oleh persamaan grafik Y=-4.625x+49.536. Hasil regresi grafik di atas adalah sebesar 0.1797 yang berarti bahwa sebesar 17,97% dari keseluruhan data mengikuti persamaan Y=-4.625x+49.536, besar perubahan Y apabila x=0 adalah sebesar 49.536.

4.2.1 Hubungan Run off dengan Contact Cover

Hubungan Run Off dengan Contact Cover


80.0 70.0 60.0 50.0 40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 50.00 100.00 Run Off 150.00 200.00 Contact Cover y = 0.0523x + 52.003 R = 0.0299 Series1 Linear (Series1)

Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa hubungan antara run off dengan contact cover tidak erat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai regrasi sebesar 0.0299 yang berarti bahwa sebesar 2.99% dari keseluruhan data mengikuti persamaan Y=0.0523x+52.003. Besar perubahan nilai Y apabla x=0 adalah sebesar 52.003.

4.2.1 Hubungan Run off dengan Kekasaran Permukaan

Hubungan Run Off dengan Kekasaran Permukaan


0.25 Kekasaran Permukaan 0.2 0.15 0.1 0.05 0 50.00 100.00 Run Off 150.00 200.00 y = 0.0004x + 0.1074 R = 0.0624 Series1 Linear (Series1)

Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa hubungan antara run off dengan kekasaran permukaan tidak erat. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya nilai regresi sebesar 0.0624 yang berarti bahwa sebesar 6.24% dari keseluruhan data mengikuti persamaan Y=0.0004x+0.1074. Besar perubahan Y apabila x=0 adalah sebesar 0.1074.

4.2.1 Hubungan Run off dengan Penutup Kanopi

Hubungan Run Off dengan Penutup Kanopi


70.00 Penutup Kanopi 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 50.00 100.00 Run Off 150.00 200.00 y = -0.0654x + 47.838 R = 0.0402 Series1 Linear (Series1)

Dari grafik di atas, dapat diketahu bahwa antara run off dengan penutup kanopi memiliki hubungan yang negative. Di mana semakin tinggi run off berarti semakin kecil penutup

kanopi.

Hal ini juga ditunjukan oleh persamaan grafik Y=-0.0654x + 47.838, dimana

perubahan nilai Y apabila x=0 adalah sebesar 47.838.

4.2.1 Hubungan Contact Cover dengan Kekasaran Permukaan

Hubungan Contact Cover dengan Kekasaran Permukaan


0.25 Kekasaran Permukaan 0.20 0.15 0.10 0.05 0.00 0.0 20.0 40.0 Contact Cover 60.0 80.0 y = -0.000006x + 0.163785 R = 0.000004 Series1 Linear (Series1)

Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa antara contact cover dengan kekasaran permukaan memiliki hubungan yang negative. Hal ini ditunjukkan dengan persamaan grafik Y=-0.000006x + 0.163785 dengan regresi sebesar 0.000004 yang berarti bahwa hanya 0.0004% dari keseluruhan data yang mengikuti persamaan Y=-0.000006x + 0.163785,di mana besar perubahan Y apabila x=0 adalah sebesar 0.163785.

4.2.1 Hubungan Contact Cover dengan Penutup Kanopi

Hubungan Contact Cover dengan Penutup Kanopi


70.00 Penutup Kanopi 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 0.0 20.0 40.0 Contact Cover 60.0 80.0 y = 0.2042x + 29.299 R = 0.0358 Series1 Linear (Series1)

Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa hubungan contact cover dengan penutup kanopi tidak erat. Hal ini ditunjukkan denga nilai regresi sebesar 0.0358 yang berarti sebersar 3.58% dari keseluruha data mengukuti persamaan grafik Y= 0.2042x + 29.299,dimana perubahan nilai Y apabila x=0 adalah sebesar 29.299.

4.2.1 Hubungan Kekasaran Permukaan dengan Penutup Kanopi

Hubungan Kekasaran Permukaan dengan Penutup Kanopi


70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 Kekasaran Permukaan Penutup Kanopi y = 122.74x + 20.966 R = 0.1263 Series1 Linear (Series1)

Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa hubungan antara kekasaran permukaan dengan penutup kanopi tidak erat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai regresi sebesar 0.1263 yang

berarti sebesar 12.63% dari keseluruhan data mengikuti persamaan y = 122.74x + 20.966, di mana besar perubahan nilai Y apabila nilai x=0 adalah 20.966.

4.3 Hubungan Umur Kebun Kopi terhadap Tingkat Tutupan Kanopi, Contact Cover, Kekasaran Permukaan, Erosi dan Run Off 4.3.1 Hubungan Umur Kebun Kopi terhadap Tingkat Tutupan Kanopi, Contact Cover dan Kekasaran Permukaan Dari hasil yang telah didapat diketahui bahwa rata-rata penutupan lahan (%) terendah pada kopi umur 6-7 tahun (33.72) , sedangkan nilai tertinggi pada umur kopi umur 4-5 th (47.89). Terdapat penelitian mengenai penutupan lahan pada lahan kopi, yakni : Pada umur 4 tahun 8 bulan rata-rata persen penutupan lahan telah mencapai 85 %, sedangkan 19 bulan sebelumnya sekitar 21 %. Penyebaran dan pertumbuhan akar juga sangat berperan dalam meningkatkan peran vegetasi dalam menghambat erosi dan aliran permukaan, hasil penelitian Hartobudoyo (1979) menunjukkan bahwa 90 % perakaran tanaman kopi terkonsentrasi di lapisan tanah antara 0-30 cm. Hal tersebut dapat menyebabkan terbentuknya tenunan akar halus di lapisan permukaan yang mengikat agregat tanah. Peranan tanaman kopi dalam menghambat erosi dan limpasan permukaan juga menjadi lebih besar karena persen penutupan lahan sudah relatif lebih tinggi dibanding periode sebelumnya. Adanya tanaman kopi yang berumur tiga tahun telah memberikan penutupan tajuk hampir 100 % ternyata tidak memperbaiki kondisi permukaan tanah. Laju infiltrasi mencapai 1,4 cm jam-1, yang berarti menjadi semakin lambat. Akibatnya limpasan permukaan yang terjadi semakin besar (134 mm) dan erosi juga bertambah besar (37,2 Mg ha-1). Tanaman kopi bertumbuh cepat sehingga pada umur tiga tahun tajuknya sudah hampir menutupi seluruh permukaan tanah. Namun, pada fase pertumbuhan cepat ini tidak banyak daun-daun tua yang mati dan gugur menjadi seresah yang bisa menambah bahan organik di lapisan tanah atas. Tahun pertama sebesar 1,1 % (Suprayogo et al., 2004). Jumlah seresah yang dihasilkan tanaman kopi muda masih sangat sedikit, sehingga seresah yang ada hanya menutup 47 % dari luas permukaan tanah (Tabel 1). Tahun ke tujuh setelah penanaman kopi baru terlihat adanya peningkatan kualitas sifat fisik tanah yakni laju infiltrasi, jumlah pori makro dan kadar bahan organic yang nilainya

bertambah besar dibanding tahun ketiga. Nilai variabel sifat tanah ini semakin meningkat pada tahun kesepuluh, namun belum bisa menyamai kondisi hutan (Suprayogo et al., 2004). Peningkatan kualitas tanah tersebut bersama dengan penutupan tajuk yang semakin rapat mengakibatkan penurunan limpasan permukaan dan erosi pada tahun ketujuh sampai ke sepuluh dibanding tahun ketiga.

4.3.2 Hubungan Umur Kebun Kopi terhadap Tingkat Erosi dan Run Off Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa rata-rata run off bervariasi antar umur tanaman kopi. Namun rata-rata run off dan erosi yang terjadi, tidak berbanding lurus dengan umur tanaman kopi. Nilai run off yang paling tinggi pada tanaman kopi berumur 13 tahun, sedangkan terendah pada umur kopi 10 tahun. Sedangkan pada nilai erosi, dari hasil perhitungan didapat nilai paling tinggi adalah kopi umur 6 th, terendah pada kopi umur 4 th. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Widianto et al. (2002) menunjukkan bahwa perbedaan umur kopi berpengaruh terhadap penutupan oleh tajuk, penutupan permukaan tanah oleh seresah daun kopi dan laju infiltrasi. Dengan curah hujan selama musim hujan sebanyak 458 mm, limpasan/aliran permukaan kumulatif selama percobaan terbesar terjadi pada lahan dengan tanaman kopi berumur 3 tahun yaitu 134 mm, diikuti berturut-turut kopi 10 tahun (84 mm), kopi 1 tahun (75 mm), dan kopi 7 tahun (67 mm), serta yang paling rendah dari hutan (27 mm). Erosi terbesar juga berasal dari lahan yang ditanami kopi 3 tahun yaitu 37 ton/ha), kemudian kopi 1 tahun (34 ton/ha), kopi 7 dan 10 tahun (7 ton/ha), dan paling rendah dari hutan (0,3 ton/ha). Kecenderungan ini kelihatannya disebabkan karena lapisan serasah dari hutan menurun

sesudah pembukaan hutan dan mencapai tingkat terendah kurang lebih 3 tahun sesudah hutan dibuka. Sesudah 3 tahun kebun kopi mulai membentuk serasah kembali. Besarnya peranan tanaman kopi dalam memperkecil erosi seiring dengan berkembangnya umur kopi ditunjukkan pula oleh hasil penelitian Pujianto et al. (2001) di Jember, Jawa Timur. Pada tahun pertama setelah tanam, erosi pada lahan kopi mencapai 26 Mg ha-1 th-1 dan erosi menurun sampai 0,6 Mg ha-1 th-1 pada tahun ketiga. Perbedaan hasil yang sangat tinggi ini menunjukkan bahwa terdapat factor lain yang mempengaruhi, seperti tingkat ketebalan tanah pada umur kopi 10 tahun yang ketebalannya akan semakin tipis karena sudah tererosi lama sehingga hasil erosi pada umur 10 tahun ini nilai erosinya yang paling rendah.

DAFTAR PUSTAKA Dariah, Ai. Fhmudin, A. Arsyad, S. Sudarsono dan Maswar. 2003. Erosi dan Aliran

Permukaan pada Lahan Pertanian Berbasis Tanaman Kopi di Sumberjaya, Lampung Barat. Balai Penelitian Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Institut Pertanian Bogor Farida. 2001. Analisis Limpasan Permukaan pada berbagai Umur Kebun Kopi di Sumberjaya, Lampung Barat. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. Skripsi S1, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Pujianto; Wibawa, A. dan Winaryo. 2001. Pengaruh teras dan tanaman penguat teras terhadap erosi dan produktivitas kopi arabika. Pelita Perkebunan Vol 17(1):18-29. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Indonesia. Asosiasi Peneliti Perkebunan

You might also like