You are on page 1of 24

ARTI LAMBANG LAMSEL

ARTI LAMBANG LAMPUNG SELATAN

Warna Lambang Daerah terdiri dari biru muda, kuning emas, biru tua, merah, putih, hijau, coklat dan hitam, yang masing-masing warna melambangkan : 1. biru muda melambangkan perubahan, kejujuran, kemakmuran, ketaatan dan takwa 2. kuning emas melambangkan keagungan dan kejayaan serta kebesaran cita dan masyarakat untuk membangun daerah dan negaranya 3. biru tua melambangkan laut, kesetiaan, ketekunan dan ketabahan juga melambangkan kekayaan sungai dan lautan yang merupakan sumber perikanan dan kehidupan para nelayan 4. merah melambangkan keberanian dan kedinamisan 5. putih melambangkan kesucian 6. hijau melambangkan kesejahteraan dan kecerdasaan dan 7. coklat melambangkan tanah yang subur untuk ladang dan sawah. Isi Lambang Daerah mempunyai makna terdiri atas : 1. 2. 3. 4. 5. kata Lampung Selatan berarti Daerah Kabupaten Lampung Selatan pita bewarna merah melambangkan keberanian bintang emas bersegi 5 (lima) melambangkan nilai-nilai keagamaan siger melambangkan mahkota keagungan adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat bergerigi 7 (tujuh) melambangkan 7 (tujuh) marga antara lain (marga Pesisir/Rajabasa, Marga Legun, Marga Katibung, Marga Dantaran, Marga Ratu, Marga Sekampung Ilir, dan Marga Sekampung Udik) setangkai Padi berjumlah 14 (empat belas) bulir, Kapas berjumlah 11 (sebelas) tangkai, Mutiara pada Siger berjumlah 56 (lima puluh enam) butir, merujuk pada hari jadi Kabupaten Lampung Selatan 14 November 1956 gunung, laut, daratan, dan pohon kelapa melambangkan kekayaan alam aksara Lampung yang berarti suka bermusyawarah untuk menuju mufakat sebuah badik melambangkan keperwiraan

6.

7. 8. 9.

ARTI LAMBANG LAMPUNG TIMUR

Perisai Bersegi Lima :Keberanian dan ketangguhan / kokoh mempertahankan nilai prinsip / filosofi, citra, identitas, dan kehormatan; Warna Putih : Warna putih diantara garis hitam membentuk batas pinggir perisai mempunyai makna dua sisi kehidupan, dunia dan akhirat yang sejajar; Tulisan Lampung Timur : Warna putih dengan warna dasar merah, bermakna bahwa masyarakat Lampung Timur selalu berani membela kebenaran guna tercapainya kehidupan yang suci; Warna hijau terang bermakna kemakmuran; Warna kuning, bermakna keagungan;Warna hitam, bermakna tanah yang subur dan kokoh. Apabila warna-warna itu disatukan akan menggambarkan bahwa daerah Lampung Timur memiliki tanah yang subur untuk ditanami berbagai tanaman yang dapat menciptakan kemakmuran demi tercapainya perekonomian yang agung; Payung Agung : Payung agung warna putih menancap hingga ke atas permukaan laut bermakna bahwa seluruh kehidupan selalu dipayungi, diayomi dan dilindungi dari segala macam bentuk kezaliman dan kebatilan; Berisi 5 (lima), sila dari Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia dan lima nilai /filosofi adat masyarakat Lampung Timur yakni Piil Pasenggiri, Bejuluk beadek, Nemui Nyimah, Nengah nyapur, dan Sakai Sambayan. 17 (Tujuh belas) merupakan tanggal Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia; Kopiah Emas : Merupakan pakaian kebesaran anak-anak raja di Lampung Timur; 2 (Dua) Senjata Punduk : 2(dua) senjata Punduk bersarung warna coklat yang berada di belakang kopiah emas dengan posisi bersilang dan gagang punduk berada di atas merupakan senjata pusaka masyarakat Lampung Timur yang cinta perdamaian; Pepadum 2 (dua) Tatah : Pepadum warna coklat 2 (dua) tatah dengan kaki berbentuk seni kaki harimau merupakan tempat duduk Raja untuk musyawarah;

Air Berwarna Biru Laut : Air biru laut dengan 5 gelombang ; air biru laut melambangkan wilayah laut yang luas dan kaya sebagai sumber kesejahteraan bersama. 5 (lima) gelombang melambangkan lima aliaran sungai besar yang mengaliri Wilayah Lampung Timur yakni Way Sekampung, Way Batang Hari, Way Pegaduangan, Way curup, dan Way Jepara; Roda Besi 5 (lima) Gerigi: Bermakna bahwa masyarakat Lampung Timur selalu siap membangun daerah dengan ilmu, Teknologi dan Industri yang tetap dalam koridor - koridor Pancasila; Aksara Lampung Timur : Berbunyi BUMEI TUAH BEPADAN ditonjolkan sebagai pelambang kekayaan budaya Lampung sekaligus tekad terus dilestarikan dan dikembangkan; Setangkai Padi : Setangkai padi kuning emas, berjumlah 45 butir, lambang tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia; Setangkai Lada : Setangkai Lada dengan 9 Tangkai lada merah matang, masingmasing tangkai dengan 9 butir lada, serta 27 daun yang terbagi dalam 4 kelompok daun, melambangkan kelahiran Kabupaten Lampung Timur Tanggal 27 April 1999; Tali Delapan Ikat : Jumlah 8 merupakan lambang bukan Agustus sebagai bulan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia; Pita Putih Teks Huruf Latin : Slogan BUMEI TUAH BEPADAN berarti : Daerah Lampung Timur merupakan daerah yang selalu memberikan kemakmuran bagi masyarakat apabila segala keputusan diambil melalui cara musyawarah untuk mufakat. Apabila no 11, 12, dan 13 digabungkan akan mendapatkan makna bahwa Kabupaten Lampung Timur merupakan daerah Lumbung Pangan sekaligus daerah penghasil Lada hitam yang dikenal dengan istilah "Black Pepper", sedangkan ikatannya menunjukan bahwa kehidupan masyarakat pribumi maupun pendatang hidup dalam suatu ikatan untuk mencapai kemakmuran dan perdamaian.

ARTI LAMBANG LAMPUNG UTARA

Segi Lima Luar :

Seluruh lapisan masyarakat dan Pemerintah di Kabupaten Lampung Utara selalu mengamalkan nilai-nilai falsafah Pancasila dalam kehidupan sehari -hari (Pengamalan Subjektif) dan dalam segala bentuk Peraturan Perundang-undangan (Pengamalan Objektif).

Nama

Kabupaten:

Berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Drt. Lampung Utara Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupatenkabupaten dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan Penjelasan bersama dalam Lembaran Negara Nomor 1091) pada Bab I, Penentuan Umum Pasal 1 angka 7, bahwa dibentuk nama Kabupaten Lampung Utara dengan batas-batas sebagaimana dimaksud dalam ketetapan Residen Lampung Negara Republik Indonesia tanggal 15 Juni 1946, Nomor 304. Payan :

1. Senjata Pusaka Tradisional Lampung; 2. Sebagai Lambang Budaya Ksatria, berani membela Kebenaran dan Kehormatan Keluarga, Masyarakat, Daerah, Negara dari segala ancaman dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam. 3. Keberanian untuk memperjuangkan harkat dan martabat diri sebagai manusia yang utuh dan berdaulat.

Payung :

Payung jurai dimana para Tokoh Adat, Tokoh Agama (Alim Ulama), Tokoh masyarakat, para Pemimpin Penyelenggara Pemerintahan dalam berfikir dan bertindak selalu bertujuan

untuk

mellindungi

dan

memakmurkan masyarakat Lampung Utara.

Siger Rigi 9 (Sembilan) :

1. Masyarakat Adat Lampung Utara berasal dari 9 (sembilan) marga Abung siwomego yaitu Marga (Nunyai, Unyi, Nuban, Subing, Kunang, Beliuk, Selagai, Anek Tuho, Nyerupa / Nowat); 2. Mahkota perlambang keagungan adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat;

Daun Kopi-Lada dan Simpul ranting:

1. Daun Kopi 15 helai menunjukkan tanggal 15; 2. Ikatan antara Ranting Daun Kopi dan Daun Lada sebanyak 6 simpul menunjukkan Bulan Juni; 3. Daun Lada 19 helai, Butir Lada 46 butir, menunjukkan Tahun 1946; 4. Berarti Kabupaten Lampung Utara lahir pada tanggal 15 Juni 1946;

Segi Lima Dalam :

Masyarakat dan Penyelenggara Pemerintahan di Daerah mengamalkan 5 prinsip Adat Budaya Lampung yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Piil Pesengiri; Nemui Nyimah; Nengah Nyappur ; Sakai Sambayan; Bejuluk Beadek;

Baju Rantai:

1. Masyarakat berperang untuk membela Bangsa dan Negara dari segala bentuk penjajahan; 2. Memiliki kekebalan terhadap serangan dari luar; 3. Ketahanan Masyarakat Lampung Utara dalam menghadapi segala bentuk ancaman dan tantangan yang dapat merugikan persatuan dan kesatuan dalam proses pembangunan;

Pepadun:

1. Singgasana tempat duduk Raja atau Pemimpin; 2. Kepatuhan dan disiplin terhadap pimpinan / atasan dan Tetua; 3. Kepemimpinan yang berwibawa,terhormat dan demokratis;

Aksara Lampung

: Ragem Tunas Lampung

Pita Putih yang bertuliskan Ragem Tunas Lampung:

1. Masyarakat Adat Lampung Utara menerima keanekaragaman / perbedaan sebagai modal untuk kemajuan bersama; 2. Keramah tamahan yang dilandasi oleh niat baik untuk menjalin hubungan persaudaraan;

Ujung Pita Putih berbentuk selendang tapis

yang mewujudkan keluwesan, keramahan, dan penghormatan masyarakat lampung terhadap tamu.

Arti Logo LAMPUNG TENGAH

Lambang daerah merupakan simbol rasa persatuan dan kesatuan masyarakat di Kabupaten Lampung Tengah sebagai tempat bermukim, bernaung dan berkarya bagi penghuninya yang heterogen baik segi agama, asal usul, seni, budaya dan adat istiadat untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dengan menjunjung tinggi nilai adat dan budaya masyarakat berdasarkan Pancasila. Lambang daerah kabupaten Lampung Tengah berbentuk segi lima dengan warna dasar hijau yang didalamnya terdapat gambar Bendera Merah Putih yang terdapat tulisan Lampung Tengah, Empat Payung Agung (berwarna putih, kuning, merah dan hitam), Kursi Pepadun bermotif hewan dan tumbuhan, Pita Putih bertuliskan jurai siwo, Padi 17 butir dan Kapas 8 buah. Makna Lambang Daerah berdasarkan elemennya:

1. Perisai Segi Lima

Melambangkan alat pertahanan dalam mempertahankan cita-cita dan perjuangan serta Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Selain melambangkan pancasila, segilima juga memaknakan lima prinsip masyarakat Lampung yaitu Piil Pesengiri, Sakai Sambayan, Nemui Nyimah, Nengah Nyapur dan Bejuluk Beadek.

2. Bendera Merah Putih

Memaknakan Kabupaten Lampung Tengah adalah bagian tak terpisahkan dari Wilayah Kesatuan Republik Indonesia

3. Empat Payung Agung

Memaknakan lambang kehormatan, pengayoman, dan budaya masyarakat Lampung Tengah 4. Kursi Pepadun

Memaknakan kehormatan dalam adat dan lambang kedaulatan rakyat yang menjadi hak

setiap warga.

5. Pita Putih bertuliskan Jurai Siwo

Memaknakan identitas kebudayaan masyarakat Lampung Tengah yang terdiri dari sembilan marga. 6. Padi 7 butir dan Kapas 8 buah

Memaknakan kemakmuran dan semangat mengisi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Makna lambang daerah berdasarkan warna yang terdapat didalamnya:

Merah Keberanian, Keperwiraan dan Patriotisme

Kuning Keagungan, Kekuasaan dan Kejayaan

Putih Kesucian dan Kebersihan Jiwa

Hijau Kesuburan dan Kedamaian

Hitam Kekuatan dan Keabadian

Nilai Budaya

Lambang

Lambang Daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 mempunyai arti sebagai berikut :
1. Perisai memiliki arti yang mendasar yaitu falsafah pertahanan dan wewenang, maka Kabupaten Mesuji harus ditegakkan dari nilai-nilai suci agama dan moralitas yang tinggi, juga sebagai kesamaan perisai yang terdapat dalam Dada Burung Garuda, maka Kabupaten Mesuji juga harus memilki tonggak dasar dalam pelaksanaan pemerintahan yang berazaskan dasar negara kita 2. Perisai Bertepikan Warna Hitam, bermakna Pemerintah Kabupaten Mesuji memilki keteguhan iman dan kemauan yang kuat untuk menjadi pelindung dan pengayom. 3. Tulisan Mesuji Berwarna Hitam, melambangkan bahwa dibawah Bumi Mesuji terkandung Banyak Mineral Batubara. 4. Warna Kuning pada Kapas melambangkan kehalusan, keluhuran, keagungan, kemuliaan Masyarakat Mesuji. 5. Gambar Pohon Sawit dan Pohon Karet berarti melambangkan Potensi Sumber Daya Alam yang berpotensi di Kabupaten Mesuji yang patut ditumbuh kembangkan dimasa kini dan masa datang. 6. Warna Putih berarti Kabupaten Mesuji mewujudkan pola pikir yang bersih dan tekad yang suci dan mulia. 7. Merah berarti berani mengahadapi tantangan dalam membangun Kabupaten Mesuji. 8. Payung Putih Ubur-Ubur dengan 9 bidang, melambangkan kehormatan Warga Mesuji, mampu melindungi masyarakatnya dan bermartabat berdiri di Tahun 2008. 9. Siger Lampung, melambangkan bahwa Kabupaten Mesuji bagian dari Wilayah Provinsi Lampung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 10. Rumah Adat, melambangkan bahwa Mesuji merupakan tempat tinggal yang nyaman bagi seluruh suku dan golongan dan mampu melindunginya

11. Perahu, disamping sebagai alat transportasi penting di Mesuji, Perahu melambangkan semangat/kemampuan menjelajah/merantau kesetiap sudut dunia. 12. Sembilan Gelombang, Sungai Mesuji sebagai ikon Kabupaten Mesuji bermanfaat untuk kehidupan masyarakat yang memiliki 9 (sembilan) cabang sungai dan angka 9 (Sembilan) melambangkan tingkatan kesempurnaan yang ingin di capai. 13. Padi Kapas, melambangkan kesejahteraan sosial yang ingin di capai. 14. SAI BUMI SERASAN SEGAWE, mengandung daerah yang dihuni oleh masyarakat yang damai dalam kebersamaan dan gotong royong. 15. Warna Hijau pada Biji Kapas bermakna doa, harapan agar Kabupaten Mesuji memiliki kesuburan, kesejukan, keindahan, ketenangan dan kedamaian.

ARTI LAMBANG LAMPUNG BARAT

INDONESIAN: Perisai bersudut 5 (lima)

Menggambarkan bahwa masyrakat Lampung Barat sanggup mempertahankan cita-cita bangsa Indonesia dan melanjutkan pembangunan serta memajukan daerah berdasarkan Pancasila. Siger (Topi Adat Khas Lampung Barat)

Menggambarkan masyarakat yang mempunyai 4 (empat ) PAKSI atau BUAY ( Kelompok Adat), yaitu Buay Perenong, Buay Belunguh, Buay Jalang Diway dan Buay Nyerupa. Pita berbentuk pintu gerbang bertuliskan Lampung Barat dalam aksara Lampung Berwarna putih, menggambarkan masyarakat asli adalah masyarakat Lampung yang siap menerima kedatangan masyarakat pendatang dan bekerjasama dalam membangun daerah. Jumlah biji kopi 24 buah, dengan daun 9 lember serta biji padi 91 butir, menggambarkan peresmian kabupaten lampung barat pada tanggal 24 september 1991 Bambu buntu beruas 5 ( lima), menggambarkan kabupaten lampung barat merupakan daerah tingkat II yang ke-Lima keberadaannya di Provinsi Lampung. Perisai kecil yang didalamnya terdapat pegunungan, daun dan air, menggambarkan bahwa wilayah lampung barat merupakan dataran tinggi yang terdiri dari hutan lindung dan pertanian. Air dengan 6 (enam) Alur, melambangkan bagian barat merupakan daerah pantai samudra Hindia dan disahkan sebagai kabupaten berdasarkan UU no 6/1991, juga melambangkan enam tatanan adat masyarakat asli. Keris dan tombak, melambangkan senjata asli masyarakat yang dipergunakan untuk membela diri dari berbagai ancaman

Arti Lambang Tulang Bawang

(Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Nomor 01 Tahun 1997)


1. Perisai Bersegi Lima, menggambarkan bahwa masyarakat Tulang Bawang sanggup mempertahankan cita-cita Bangsa Indonesia, melanjutkan pembangunan, memajukan daerah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 2. Lambang pada bagian atas terdapat TULANG BAWANG, huruf Merah dan dasar Putih, mempunyai makna bahwa keberadaan dan terbentuknya Daerah Tingkat II Tulang Bawang adalah dalam nuansa persatuan, kesatuan dan semangat kebersamaan, serta kehormatan terhadap Sang Saka Merah Putih sebagai Lambang Kedaulatan RI. 3. Payung berwarna Putih, memberikan perlindungan, pengayoman bagi masyarakat Kabupaten Tulang Bawang, serta mempunyai makna kehormatan dan Penghormatan tertinggi masyarakat Tulang Bawang. 4. Pada Payung terdapat 20 (dua puluh) rumbai renda, bergaris 3 (tiga), berjari-jari 9 (sembilan), bergelombang 7 (tujuh), menggambarkan bahwa Kabupaten Tulang Bawang diresmikan pada tanggal 20-3-1997. 5. Mahkota/Kopiah Emas, adat budaya Lampung dikenal dengan Kopiah Emas mempunyai makna Kepemimpinan/Keperkasaan/Kepahlawan masyarakat Tulang Bawang. 6. Sebuah lingkaran, yang mempunyai makna bahwa masyarakat Tulang Bawang bersifat Heterogen, baik dari ragam budaya, pendidikan, sosial, berpadu teguh dalam kesatuan tindak secara profesional, menggapai cita, melangkah ke masa depan, membangun kejayaan Tulang Bawang. 7. Pada lingkaran: Bagian atas di dalam lingkaran terdapat warna Hijau Lumut, menggambarkankan lingkungan yang sejuk, merupakan daerah pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan. Bagian atas lingkaran terdapat 4 (empat) garis bergelombang, memperlihatkan dominasi sungai dan perairan terhadap Daerah Tulang Bawang sekurang-kurangnya 4 (empat) sungai besar secara historis mengantarkan kejayaan masa lalu Tulang Bawang. Bagian bawah dalam lingkaran terdapat warna Cokelat yang menggambarkan melambangkan kesuburan tanah, cocok untuk segala jenis tanaman. Pada lingkaran terdapat Tombak/Payan, Keris berbentuk silang, adalah merupakan senjata tradisional masyarakat Tulang Bawang yang siap mempertahankan kehormatan daerah dan masyarakat. 8. Rangkaian Padi dan Kapas, mempunyai makna kebersamaan yang utuh untuk mewujudkan

9.

10. 11. 12.

13. 14. 15.

masyarakat yang sejahtera, berkemakmuran baik lahir batin, serta makmur berkeadilan dalam wadah Negara RI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pepadun/mahligai merupakan mahligai tempat kedudukan seorang Penyimbang Marga, mempunyai makna masyarakat Tulang Bawang telah lama mengenal sistem kepemimpinan yang kuat dan mengakar Tulisan aksara Lampung berbunyi Tulang Bawang. Seuntai pita bertuliskan Sai Bumi Nengah Nyappur, dasar putih dengan tulisan berwarna merah. Sai Bumi Nengah Nyappur, bermakna bahwa masyarakat daerah Tulang Bawang sangat terbuka, mudah beradaptasi terhadap lingkungan, serta ramah dalam pergaulan, merupakan perwujudan sikap kemampuan, keluhuran dan keyakinan, serta percaya diri yang penuh. Keterbukaan masyarakat Tulang Bawang ini merupakan dalam bentuk kesediaan menerima pengaruh dan memberi pengaruh terhadap masyarakat pendatang. Warna Putih melambangkan Marga/Megou. Warna Kuning melambangkan Tiuh/Kampung. Warna Merah melambangkan Suku.

LAMBANG DAERAH PESAWARAN (PERDA KAB. PESAWARAN NOMOR 03 TAHUN 2009) Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Pesawaran di Provinsi Lampung dan dalam rangka menyelenggarakan otonomi daerah, pemerintah daerah mempunyai kewajiban antara lain melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan, kerukunan dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pelestarian nilai-nilai sosial budaya masyarakat daerah antara lain direfleksikan dalam lambang daerah sebagai tanda identitas, lambang daerah menggambarkan potensi daerah, harapan masyarakat daerah dan semboyan untuk mewujudkan harapan dimaksud Lambang Daerah merupakan kristalisasi dari nilai-nilai etika dan hukum yang ada pada masyarakat Kabupaten Pesawaran yang diyakini dan dapat memberikan motivasi serta menjaga martabat. Arti dan Kiasan Dasar Lambang Daerah Pesawaran : 1. PERISAI, memiliki arti yang mendasar memiliki falsafah pertahanan dan naungan, maka Kabupaten Pesawaran harus ditegakan dari nilai-nilai suci agama dan moralitas yang tinggi, juga sebagai kesamaan dengan perisai yang terdapat di dada burung Garuda, maka Kabupaten Pesawaran juga harus memiliki tonggak dasar dalam pelaksanaan pemerintahan yang berazaskan dasar Negara kita; 2. NAMA PESAWARAN diambil dari nama sebuah gunung di Kabupaten Pesawaran, tingginya 1662 M di atas permukaan laut, kaki gunung Pesawaran adalah : Gunung Nebak atau Pematang Nebak, Pematang Tanggang dan Pematang Sukma Hilang. Di bawah Gunung dan bukit inilah terhampar 7 Kecamatan yang menjadi cikal bakal terbentuknya Kabupaten Pesawaran; 3. PAYUNG menurut arti secara harfiah sarana untuk berlindung dari terik matahari dan hujan sedangkan pengertian payung dalam kontek sarana adat istiadat (Payung Balak) adalah sebagai lambang yang indentik dengan seorang Raja/Pemimpin rakyat yang harus dapat mengayomi atau melindungi rakyatnya. Payung lima ruas yang dimaksud dalam lambang ini adalah : seorang Pemimpin harus dapat mengayomi atau melindungi rakyatnya dengan senantiasa bersandarkan lima perinsip nilai dalam masyarakat adat Lampung (PiilPesengiri, Sakai Sambayan, Nemui-Nyimah, Nengah-Nyampur dan Bejuluk-Buadok); 4. SIGER (Siger Pepadun dan Siger Sai batin) berwarna kuning emas yang merupakan Lambang mahkota keagungan adat dan budaya masyarakat Lampung Pepadun dan Sai Batin yang menggambarkan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan;

5. AKSARA LAMPUNG, tulisan PESAWARAN menggunakan aksara Lampung merupakan bentuk kecintaan kita masyarakat Pesawaran untuk tetap menjaga, mempelajari, menggunakan dan melestarikan aksara Lampung. Sehingga kelak bahasa dan aksara Lampung tidak akan punah, sehingga dapat diwariskan kepada anak cucu yang akan datang; 6. GUNUNG PESAWARAN yang melambangkan kesuburan pegunungan daerah Pesawaran, dengan tiga puncak Gunung Betung, Gunung Pesawaran dan Gunung Ratai. Gunung Pesawaran berada di tengah dilihat dari arah Kabupaten Pesawaran; 7. PERAHU atau JUNG melambangkan Pemerintahan yang kuat menuju suatu tata Pemerintahan yang baik di masa mendatang dan menggambarkan semangat masyarakat Kabupaten Pesawaran untuk terus maju; 8. MOTO ANDAN JEJAMA, Andan Jejama berasal dari kata ANDAN yang artinya memelihara atau menjaga dengan baik sedangkan JEJAMA artinya bersama-sama, jadi Andan Jejama memiliki arti memelihara atau menjaga dengan baik secara bersama-sama. Dalam kontek pembangunan, pemerintahan atau pemanfaatan potensi-potensi daerah mempunyai arti : melaksanakan secara baik melalui sikap kebersamaan antara Pemerintah dan Masyarakat dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta bersama-sama memelihara hasil pembangunan yang telah dicapai; 9. GARIS AIR LAUT terdiri dari tiga garis air laut biru melambangkan wilayah laut Kabupaten yang luas, kaya dan alami sebagi sumber kesejahteraan masyarakat daerah pantai, dengan kekayaan laut yang dimiliki Kabupaten Pesawaran; 10. WARNA MERAH, merupakan manifestasi keberanian, kebulatan tekad atas semua keinginan dan keteguhan hati seluruh masyarakat untuk berjuang sungguh-sungguh mewujudkan Kabupaten Pesawaran dan mengisinya dengan karya nyata di dalam menggapai semua harapan menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera; 11. WARNA HIJAU, sebagai lambang kehidupan, kesuburan tanah dan pepohonan yang Allah SWT berikan kepada masyarakat Pesawaran untuk dijaga dan dikelola demi kesejahteraan dan kemajuan bersama, juga sebagai makna kedamaian hati, ketentraman jiwa dan harmonisnya masyarakat yang hidup di Kabupaten Pesawaran; 12. WARNA PUTIH, sebagai lambang kesucian hati, ketulusan niat, kecintaan murni untuk memulai semua langkah dalam membangun di dalam menjalankan roda Pemerintahan. Logo Kota Bandar Lampung bermakna membina persatuan dan kesatuan dengan penuh kesetiaan untuk mempertahankan dasar Negara Pancasila guna bersama-sama mewujudkan kota perdagangan dan jasa yang aman, nyaman, sejahtera, makmur, berbudaya, religius dan maju untuk kesejahteraan, kemakmuran dan kejayaan Kota Bandar Lampung. Logo Kota Bandar Lampung berbentuk sebuah pita yang melingkar bersudut lima yang telah dimodifikasi sehingga terdapat lekuk garis pada sisi dan sudutnya, dibagian atas terdapat tulisan KOTA dan bagian bawah BANDAR LAMPUNG. Pada bagian dalam Logo Daerah, terdapat perisai bersudut lima yang telah dimodifikasi dengan membuat garis lengkung untuk menghubungkan antara sudut dengan sudut lainnya yang didalamnya terdapat gambar : 1. Payung Raja yang terdiri dari 3 susun secara bertingkat; 2. Siger; 3. Gung/Talo Balak;

4. Jukung/Jung, Perahu khas Lampung dengan orang diatasnya dan terdapat tulisan RAGOM GAWI yang dilengkapi Aksara Lampung sebagai Moto Daerah; 5. Setangkai Padi dan Kapas. Logo Daerah tersusun atas bagian-bagian yang mempunyai makna sebagai berikut : A. Pita yang melingkar bergaris tepi hitam dan berwarna kuning emas Memiliki makna persatuan, kebesaran dan kejayaan. B. Perisai bersudut lima Perisai bersudut lima dengan bagian atas berwarna putih, bagian bawah berwarna biru dan berlandaskan warna hitam memiliki makna Kota Bandar Lampung yang meliputi daratan dan lautan tegak berdiri diatas landasan yang teguh dan kokoh dengan masyarakat berwawasan luas dan berpedoman pada senggiri lampung yang telah mengakar yaitu, Piil Senggiri, Sakkai Sambayan, Nengah Nyappur, Nemui Nyimah dan Bejuluk Beadek. C. Payung Raja Tiga Tingkat Secara keseluruhan Payung Raja Tiga Tingkat bermakna Kota Bandar Lampung memegang teguh tiga tatanan sebagai pedoman hidup bermasyarakat yaitu hukum Agama, hukum Negara dan hukum Adat, tempat semua masyarakat Kota Bandar Lampung berlindung, secara detail simbol ini memiliki makna :

Payung warna putih : sebagai simbol kepemimpinan/kepenyimbangan, kesucian jiwa, ketulusan dan keagungan, ketiganya telah terpateri dalam nilai-nilai keadatan suku Lampung Payung warna kuning : sebagai simbol berjiwa besar, berjiwa sosial berjiwa kemasyarakatan Payung warna merah : sebagai simbol sikap hidup dengan ketegasan berperilaku, berpikir dan bertindak dalam mengawal piil pesenggiri berpegang teguh pada tradisi dan hukum adat sebagai identitas orang Lampung Jumlah ruas payung : warna putih 8 buah, warna kuning 17 buah, warna merah 19 buah dan ruas payung agung seluruhnya 45 buah melambangkan tanggal Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (17-8-1945) Satu bulatan pada puncak payung : bermakna satu cita membangun Daerah, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Ridho Tuhan Yang Maha Esa.

D. Siger berwarna kuning emas Merupakan simbol mahkota yang melambangkan kebesaran, kemewahan, keagungan, berbudi pekerti dan berbudaya meskipun ditengah kota yang beragam etnis suku dan agama. Siger ditandai pada bagian muka dan belakang yang berlekuk beruji 9 buah. Ruji yang paling tengah merupakan paling tinggi, sedangkan yang paling pinggir melengkeng seperti ujung tanduk atau perahu. Lambang Siger ini menjadi simbolisasi sifat feminism, yang bermakna Kota Bandar Lampung menjadi IBU bagi masyarakatnya, yang mengayomi dan memakmurkan dengan kesuburan dan berbagai potensi yang berada dalam kendungannya, serta ramah terhadap setiap tamu serta para pendatang. E. Gung/Talo Balak Merupakan alat musik tradisional masyarakat Lampung berwarna emas melambangkan kebesaran dan kejayaan, bermakna sebagai masyarakat yang komunikatif dan informatif dimana senantiasa mengikuti perkembangan zaman namun tetap terkendali oleh norma norma agama, adat dan budaya bangsa. Gung/Talo Balak terbuat dari logam campuran (kuningan, tembaga dan besi) yang merupakan salah satu bagian dari unti

musik kulintang/kelintang F. Jukung/Jung Perahu khas Lampung dengan orang diatasnya dimaksudkan sebagai simbol sarana transportasi untuk melambangkan Kota Bandar Lampung sebagai kota perdagangan dan orang yang melambangkan jasa sehingga secara keseluruhan bermakna Kota Bandar Lampung sebagai sebuah kota yang menyediakan perdagangan dan jasa. Jukung/Jung merupakan alat angkut di perairan (laut dan sungai) untuk mengangkut orang atau barang. Dibuat dari kayu lumas yang disambung dengan papan memakai atap dan bercadik dari bambu, untuk menggerakkannya selain dengan pengayuh juga dengan tiangtiang layar G. Tulisan RAGOM GAWI merupakan motto daerah yang merupakan semboyan kerja yang bermakna bergotong royong, bekerjasama, bersatu padu dalam menggerakkan roda pembangunan dengan hati yang tulus ikhlas dan pantang menyerah dalam bekerja dan pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan Negara. Ragom Gawi merupakan motto daerah sebagai semboyan kerja. Secara linguistik cultural terdiri dari dua suku kata yaitu Ragom yang berarti kompak, bersatu, bersama-sama dan Gawi berarti kerja, melaksanakan tugas pengabdian. H. Setangkai Padi dan Kapas Bermakna sebagai simbol kesejahteraan yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur material dan spiritual berdasarkan Pancasila yang mengailhami setiap gairah pembangunan. Padi dan Kapas yang masing-masing berjumlah 17 (tujuh belas) dan 6 (enam) butir melambangkan hari dan tanggal kelahiran Kota Bandar Lampung (17-6-1682).

Lambang Daerah Kota Metro Bumi Sai Wawai" disahkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 1 Tahun 1999 tanggal 8 November 1999 tentang Lambang Daerah. Lambang Daerah berbentuk Perisai dengan warna dasar biru menggambarkan tekad dan kesanggupan masyarakat yang majemuk yang mempertahankan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Tanggal 17 Agustus 1945 berdasarkan Pancasila dalam melaksanakan pembangunan daerah dalam upaya untuk mewujudkan tujuan Negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang dasar 1945 Makna lambang : 1. Pada Lambang Daerah, bagian bertuliskan "METRO" berwarna merah diatas dasar berwarna putih, menggambarkan Kota Metro bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Garis Tepi yang yang melingkari Lambang Daerah bewarna kuning, menggambarkan tekad tulus untuk menegakkan serta membina persatuan dan kesatuan bangsa. 3. Dalam Lambang Daerah bagian atas terdapat Siger, mencirikan bahwa masyarakat menjunjung tinggi kebudayaan daerah sebagai bagian dari kebudayaan bangsa. 4. Siger bewarna kuning keemasan dengan 9(sembilan) buah mahkota, mencirikan bahwa Kota Metro terletak di Lampung. 5. Diatas siger terdapat Payung Agung, melambangkan pengayoman bagi warga daerah. 6. Payung Agung terbagi dalam 4 (empat) bidang besar, 27 (dua puluh tujuh) bidang kecil dan berumbai dibagian bawah kiri dan kanan masing-masing 9 (sembilan) untai sebagai tanggal terbentuknya Kota Metro ( 27 - 9 - 1999). 7. Setangkai padi dan setangkai kapas, melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. 8. 9 (sembilan) buah biji kapas, dan 6 (enam) buah cincin pengikat serta 37 (tiga puluh tujuh) butir padi merupakan Hari Jadi Kota Metro ( 9 - 6 - 1937). 9. Nyala api, pena, dan buku di tengah-tengah antara padi dan kapas menggambarkan semangat warga daerah untuk mengarahkan Metro menjadi Kota Pendidikan. 10. Sehelai pita berwarna putih bertuliskan "Bumi Sai Wawai" dalam aksara Lampung mengandung makna upaya yang terus menrus untuk menjadikan daerah sebagai bumi yang bagus atau indah dan asri.

Arti Lambang Tulang Bawang Barat

Arti Lambang :

Logo Lambang Daerah Berbentuk Perisai Bersegi Lima menggambarkan bahwa masyarakat Tulang Bawang Barat sanggup mempertahankan cita-cita Bangsa Indonesia dan melanjutkan pembangunan serta memajukan daerah berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945; Tulisan Tulang Bawang Barat dengan Huruf Merah dan Dasar Putih mempunyai makna bahwa keberadaan dan terbentuknya Kabupaten Tulang Bawang Barat adalah dalam nuansa persatuan dan kesatuan, semangat kebersamaaan serta kehormatan terhadap Sang Saka Merah Putih sebagai Lambang Kedaulatan Republik Indonesia; Mata Payan di atas payung beserta tangkainya adalah senjata tradisional masyarakat Tulang Bawang Barat yang senantiasa siap mempertahankan daerah dan masyarakatnya; Payung Berwarna Putih melambangkan masyarakat Tulang Bawang Barat yang memiliki hati yang suci dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam payung di atas rumbai terdapat 3 (tiga) warna bergaris putih, kuning dan merah dengan pembatas 4 (empat) garis, terdapat 20 (dua puluh) buah rumbai dan berjari-jari 9 (sembilan) buah, menggambarkan bahwa Kabupaten Tulang Bawang Barat di resmikan pada tanggal 3 April 2009; Siger Lampung Berwarna Emas merupakan pakaian kebesaran masyarakat adat Lampung melambangkan bahwa masyarakat Tulang Bawang Barat sangat menghormati wanita yang didasari ajaran agama dan adat Lampung; Rantai Bersambung 4 (empat) berwarna putih melambangkan Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan bagian dari 4 (Empat) Marga yang tidak dapat dipisahkan oleh situasi apapun dan masyarakat Tulang Bawang Barat mempunyai kewajiban untuk menjamin keutuhannya sepanjang masa; Talow adalah instrumen induk dari semua tetabuhan adat, yang dibunyikan pada saat masyarakat adat Tulang Bawang Barat Begawi, mengartikan masyarakat Tulang Bawang Barat berada dalam satu kesatuan walau banyak instrumen yang mengeluarkan bunyibunyian, tetapi akan terangkum dalam musyawarah dan mufakat untuk tujuan bersama; Rangkaian 45 (Empat Puluh Lima) Butir Padi, 17 (Tujuh Belas) Polong Kapas dan Tali Simpul 8 (Delapan) mempunyai makna kebersamaan yang utuh untuk mewujudkan masyarakat

yang sejahtera berkemakmuran baik lahir maupun batin, serta makmur berkeadilan dalam wadah Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945; Pepadun berwarna emas adalah singgasana kerajaan dalam adat Lampung, menunjukan bahwa masyarakat Tulang Bawang Barat khususnya masyarakat Lampung Pepadun mempunyai cita-cita yang luhur untuk mencapai keberhasilan dalam strata sosial, politik dan ekonomi, khususnya dalam kancah Adat yang selalu digambarkan dalam PIIL PASENGGIRI, BEJULUK BEADEK, NENGAH NYAPPUR, NEMUI NYIMAH dan SAKAI SAMBAYAN; Tulisan Aksara Lampung yang berbunyi RAGEM SAI MANGI WAWAI; Seuntai Pita bertuliskan RAGEM SAI MANGI WAWAI dasar Putih dengan tulisan berwarna Merah. Ragem Sai Mangi Wawai bermakna KEBERSAMAAN MENUJU KEBERHASILAN juga merupakan Motto Kabupaten Tulang Bawang Barat; Air dengan 11 (Sebelas) Garis menunjukan Kabupaten Tulang Bawang Barat mempunyai cikal bakal dari 11 (Sebelas) kampung. Pada masa lalu transportasi yang digunakan oleh masyarakat adalah melalui sungai yaitu Way Rarem, Way Tulang Bawang, Way Kiri. Sungai Tulang Bawang mengalir sepanjang tahun dan memberikan sumber kehidupan bagi masyarakat Tulang Bawang Barat, yang nantinya akan berkembang menjadi agrobisnis baik untuk pertanian maupun perikanan.

ARTI LAMBANG KAB. TANGGAMUS

Perisai Bersegi Lima, Kesanggupan mempertahankan cita dan membina pembangunan rumah-tangga Yang didiami oleh dua unsur golongan masyarakat untuk mencapai masyarakat makmur, adil berdasarkan pancasila . Pita SAI BUMI RUWAI JURAI, Sai Bumi Rumah tangga agung yang berbilik-bilik. Rua jurai dua unsur golongan masyarakat yang berdiam di wilayah Propinsi Lampung. Aksara Lampung berbunyi, LAMPUNG Daun dan Buah lada, Daun yang terdiri dari 17 Buah Lada 8 Lada merupakan produk utama penduduk asli sejak masa lampau sehingga Lampung dikenal bangsa-bangsa Asia dan bangsa-bangsa Barat. Biji lada 64, Menunjukan bahwa terbentuknya Dati I Lampung tahun 1964. Setangkai Padi, Buah padi 45. Padi merupakan produk utama penduduk migrasi sehingga terjadilah kehidupan bersama saling mengisi antara dua unsur golongan masyarakat sehingga terwujudnya Negara RI yang Diproklamirkan 17-08-1945. Laduk, Golok masyarakat serba guna. Payam, Tumbak pusaka tradisional. Gong, Sebagai alat inti seni budaya, sebagai pemberitahuan karya besar dimulai, dan sebagai alat menghimpun masyarakat untuk bermusyawarah. Siger, Mahkota perlambang keaggungan adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat. Payung, Jari payung 17, bagian ruas tepi 8, garis batas ruas 19, dan rumbai payung 45. Artinya payung agung yang melambangkan Negara RI Proklamasi 17-08-1945; dan sebagai payung jurai yang melambangkan Propinsi Lampung tempat semua jurai berlindung. Tiang dan bulatan puncak payung : satu cita membangun Bangsa dan Negara RI dengan Ridho Tuhan Yang Maha Esa. Hijau, Dataran tinggi yang subur untuk tanamam keras dan tanaman musim. Coklat, Dataran rendah yang subur untuk sawah dan ladang. Biru, Kekayan sungai dan lautan yang merupakan sumber perikanan dan

kehidupan para Nelayan. Putih, Kesucian dan keikhlasan hati masyarakat. Kuning (tua, emas dan muda), Keagungan dan kejayaan serta kebesaran cita masyarakat untuk membangun daerah dan Negaranya.

You might also like