Professional Documents
Culture Documents
,
_
D
untuk 0 < <
m
G() = Min (G1, 29 25 log ) untuk m 19.95
G() = Max (Min (3.5, 32 25 log ), 10) untuk > 19.95
where:
D: diameter antena
: panjang gelombang
;
m
=
: efisiensi antena
AP 30B-38
TABEL 2 (WRC-03)
G
max
10 log ((D/)
2
)
G() = G
max
2.5 10
3
2
,
_
D
untuk 0 < <
m
G() = G
1
untuk
m
<
r
G() = 29 25 log
G() = 10
untuk
r
< 36.3
untuk 36.3 < 180
Dimana:
D: diameter antena
: panjang gelombang
;
m
=
r
= 15.85
: efisiensi antena
1.7 Karakteristik stasiun ruang angkasa
1.7.1 Rencana Jatah berdasarkan penggunaan dari antena stasiun ruang angkasa dengan
sorotan bidang potong sirkuler atau berbentuk bulat lonjong.
AP 30B-39
1.7.2 Karakteristik radiasi antena seperti terlihat dalam Fig. 1. Karakteristik roll-off cepat
terlihat dalam Fig. 2 dapat digunakan bilamama ditentukan oleh para administrasi.
AP30BA1-01
0
10
20
30
40
50
A
B
2 5 2 5 2 5
1 10 10
2
10
1
R
e
l
a
t
i
v
e
a
n
t
e
n
n
a
g
a
i
n
(
d
B
)
Relative angle (/
0
)
FIGURE 1
Reference patterns for satellite antennas
G
max
44.45 10 log (
01
02
) dBi
Curve A: dB relatif pada peningkatan sorotan penuh
12 (/
0
)
2
untuk 0 (/
0
) 1.45
(22 + 20 log (/
0
)) untuk (/
0
) > 1.45
setelah perpotongan dengan Kurva B: Kurva B
Curve B: Minus the on-axis gain (Curves B in this Figure illustrates the Bagianicular case of an antenna with an
on-axis gain of 46 dBi)
01
,
02
: Lebar sorotan daya-setengah sumbu utama dan kecil, berturut-turut, dari sorotan berbentuk bulat
panjang (derajat)
0
: Lebar sorotan daya-setengah bidang potong dalam arah kepentingan (derajat)
AP 30B-40
RP/A1-02
A
B
0
10
20
30
40
50
10 10
1
1
2 5 2 5 2 5
R
e
l
a
t
i
v
e
a
n
t
e
n
n
a
g
a
i
n
(
d
B
)
Relative angle (/
0
)
FIGURE 2*
Reference patterns for satellite antennas
with fast roll-off in the main beam
B
min
= 0.8,
0
= 1.6
B
min
= 0.8,
0
= 0.8
B
min
= 1.6,
0
= 6.4
0
= 6.4
0
= 3.2
0
= 1.6
0
= 0.8
Curve A: dB relatif pada peningkatan sorotan penuh
12 (/
0
)
2
untuk 0 (/
0
) 0.5
2
0
0
/
) / (
12
1
1
]
1
min
B
x
untuk 0.5 < (/
0
)
,
_
x
B .
min
0
45 1
25.23 untuk
45 . 1 ) / (
45 . 1
0
0
<
,
_
x
B
min
(22 + 20 log (/
0
)) untuk (/
0
) > 1.45
setelah perpotongan dengan Kurva B: Kurva B.
Kurva B: Minus peningkatan pada-sumbu (Kurva B mewakili contoh-contoh dari empat antena yang
mempunyai nilai berbeda dari
0
seperti diberi label dalam Fig. 2. Peningkatan pada-sumbu dari
antena-antena ini kira-kira 28,3, 34,3, 40,4 dan 46,4 dBi, berturut-turut)
dimana:
: sudut di luar-usmbu (derajat)
0
: lebar sorotan daya-setengah bidang potong dalam arah kepentingan (derajat)
,
_
0
1 5 . 0
min
B
x
dimana:
'
GHz 4 / 6 for 6 . 1
GHz 11 - 10 / 13 for 8 . 0
min
B
(WRC-03)
AP 30B-41
1.7.3 Tempratur kebisingan sistem penerima stasiun ruang angkasa mengacu pada hasil
dari antena penerima adalah:
1 000 K untuk pita 6 GHz;
1 500 K untuk pita 13 GHz.
1.7.4 Ukuran lebar sorotan minimum, dipandang dari segi lebar sorotan daya setengah,
adalah 1,6 untuk pita 6/4 GHz dan 0,8 untuk pita 13/10-11 GHz.
1.7.5 Efisiensi antena stasiun ruang angkasa adalah 55%.
1.7.6 Deviasi dari sorotan antena stasiun ruang angkasa dari arah penunjukan nominalnya
dibatasi hingga 0,1 dalam setiap arah. Keakuratan rotasi tersebut dari sorotan berbentuk bulat
panjang adalah t 1,0.
1.8 Lebar pita
Rencana Jatah tersebut didasari atas daya pemabawa rata-rata di atas lebar pita yang diperlukan
dari pembawa yang dimodulasikan dan mengacu pada suatu lebar pita 1 MHz.
Seksi B Parameter yang disamaratakan digunakan untuk menentukan bilamana
penetapan dari suatu jaringan satelit yang diusulkan sesuai dengan Rencana
1 Kata Pengantar
1.1 Parameter A, B, C, D yang disamaratakan menentukan kemampuan menghasilkan-
interferensi (variabel A dan C) dan sensitifitas interferensi (variabel B dan D) dari suatu jaringan
satelit.
1.2 Karena banyak perbedaan kombinasi dari implementasi parameter (rti karakteristik
antena dan daya pemancar) dapat berakibat dalam suatu seperangkat nilai-nilai parametris
serupa, ia dapat diterapkan dengan mengabaikan karakteristik modulasi dam frekuensi spesifik
yang digunakan.
2 Penghitunan dari parameter A, B, C, D yang disamaratakan
2.1 Persamaan berikut (lihat 2.3 di bawah) mengambarkan parameter A, B, C, D yang
disamaratakan dimana:
A hubungan-ke atas rapat e.i.r.p. di luar-sumbu rata-rata di atas lebar pita yang diperlukan
dari pembawa yang dimodulasikan tersebut;
B hubungan-ke atas sensitifitas penerima di luar-sumbu untuk rapat e.i.r.p. penggangu rata-
rata di atas lebar pita yang diperlukan dari pembawa yang dimodulasikan tersebut;
C hubungan ke- bawah rapat e.i.r.p. di luar sumbu rata-rata di atas lebar pita yang diperlukan
dari pembawa yang dimodulasikan tersebut;
AP 30B-42
D hubungan-ke bawah sensitifitas penerima di luar sumbu untuk rapat e.i.r.p. penggangu
rata-rata di atas lebar pita yang diperlukan dari pembawa yang dimodulasikan tersebut.
2.2 Dalam persamaan berikut, jika data terukur untuk peningkatan antena tidak
didapatkan, referensi pola radiasi antena yang dipilih menurut 1.6.4 dan 1.7.2 dari Annex 1,
Seksi A seyogyanyan digunakan.
2.3 Parameter A, B, C dan D yang disamaratakan dihitung sebagai berikut:
A p
1
g
1
()
B
C
D
dimana:
(Berikut, semua rasio adalah rasio daya menurut angka dan peningkatan antena mengacu pada
suatu antena isotropis.)
p
1
: rapat daya, rata-rata di atas lebar pita yang diperlukan dari pembawa yang
dimodulasikan tersebut, mencatu kedalam antena pemancar stasiun bumi
(W/Hz)
g
1
: peningkatan maksimum dari antena pemancar stasiun bumi
g
1
() : pola radiasi antena pemancar stasiun bumi
g
2
: peningkatan maksimum dari antena penerima stasiun ruang angkasa
g
2
() : peningkatan dalam antena penerima stasiun ruang angkasa dalam arah dari
stasiun bumi
g
2
() :
Perbedaan antena penerima stasiun ruang angkasa dalam arah dari stasiun
bumi
p
3
: rapat daya, rata-rata di atas lebar pita yang diperlukan dari pembawa yang
dimodulasikan tersebut, mencatu kedalam antena pemancar stasiun ruang
angkasa (W/Hz)
g
3
: peningkatan maksimum antena pemancar stasiun ruang angkasa
g
3
() : peningkatan antena pemancar stasiun ruang angkasa dalam arah dari stasiun
bumi
g
3
() :
Perbedaan antena penerima stasiun ruang angkasa dalam arah dari stasiun
bumi yang diinginkan
g
4
: peningkatan maksimum dari antena penerima stasiun bumi
g
4
() : pola radiasi antena penerima stasiun bumi.
CATATAN Parameter p
1
, p
1
g
1
, p
3
g
3
dan p
3
g
3
g
4
akan dihitung oleh Biro dan akan dipublikasi dan suatu
surat-edaran BR. Penghitungan ini akan dibuat menggunakan Fig. 1, Fig. 2 dan Tabel 1, jika sesuai.
AP 30B-43
ANNEX 2
Data dasari untuk dilengkapi dalam berkas-berkas berkaitan dengan stasiun-
stasiun dalam dinas tetap-satelit yang memasukkan tahap desain tersebut
menggunakan pita frekuensi dari Rencana (WRC-03)
Data ini didaftar dalam Appendiks 4. (WRC-03)
ANNEX 3A
Kriteria untuk menentukan bilamana penetapan yang diusulkan dianggap
telah sesuai dengan Rencana
Dalam metode ini, parameter yang disama-ratakan dihitung (lihat Annex 1, Seksi B), dan hasil-
hasil tersebut dibandingkan dengan kumpulan referensi yang berhubungan:
Jika nilai A, B, C dan D dihitung kurang dari atau sama dengan kumpulan referensi relevan
tersebut, selanjutnya penggunaan penetapan tersebut dianggap sesuai dengan Rencana.
Jika nilai A atau C dihitung lebih besar dari kumpulan referensi relevan tersebut,
penggunaan penetapan tersebut dianggap sesuai dengan Rencana.
Jika nilai B atau D dihitung lebih besar dari kumpulan referensi relevan tersebut, penetapan
tersebut dilindungi hanya pada tingkat kumpulan referensi relevan tersebut.
ANNEX 3B
Konsep segmentasi makro
Dalam metode ini, suatu administrasi tidak harus diwajibkan untuk koordinasi jika, disamping
memenuhi persyaratan Annex 3A, penetapan frekuensi yang diusulkan tersebut diperintahkan
dalam cara serupa itu agar tertinggi 60% dari tiap pita jatah digunakan untuk pembawa rapat-
tinggi dan terendah 40% untuk pembwa rapat-rendah.
Untuk tujuan dari annex ini, istilah pembawa rapat-tinggi harus digunakan untuk pembawa
yang rasio dari puncak rapat daya spektralnya (rata-rata di atas terburuk 4 kHz) rata-rata
(ditetapkan di atas lebar pita yang diperlukan dari pembawa yang dimodulasikan) lebih besar
dari 5 dB; dan istilah pembawa rapat-rendah harus digunakan untuk rasio ini yang mana
kurang dari 5 dB.
AP 30B-44
ANNEX 4 (WRC-03)
Batas untuk menentukan apakah suatu jatah atau suatu penetapan dibuat
sesuai dengan ketentuan Appendiks 30B dianggap menjadi terpengaruh
Suatu jatah harus dianggap sedang terpengaruh oleh adminitrasi lain jika, pada posisi orbit
nominalnya dalam busar yang telah ditentukan sebelumnya, rasio entry-tunggal pembawa-ke-
interferensi dihitung kurang dari atau sama dengan 30 dB (WRC-03 memutuskan bahwa untuk
pemeriksaan tentang kepatuhan yang diterima sejak 5 Juli 2003 nilainya 27 dB (sebagai
pengganti 30 dB) harus diterapkan), atau nilai yang dihitung tersebut, berdasarkan Rencana,
mengingat bahwa administrasi lain (yang mana yang lebih rendah), pada tiap titik uji dalam area
dinas yang terpengaruh dengan jaringan satelit. Rasio entry-tunggal pembawa-ke-interferensi
dihitung menggunakan metode dalam Appendiks 1 pada Annex ini.
Suatu penetapan harus dianggap terpengaruh oleh suatu sinyal yang rasionya (k) puncak-ke-rata-
rata melebihi 5 dB dalam porsi dari spektrum tersebut yang telah ditetapkan untuk penggunaan
pembawa rapat-rendah, seperti diidentifikasi dalam Annex 3B, jika rasio entry-tunggal
pembawa-ke-interferensi, dihitung berdasarkan rapat daya rata-rata di atas lebar pita yang
diperlukan dari pembawa yang diinginkan, jatuh di bawah:
25 + k dB
(WRC-03 memutuskan bahwa untuk pemeriksaan kepatuhan yang diterima sejak 5 Juli 2003
nilainya 22 + k dB (sebagai pengganti 25 + k dB) harus diterapkan)
Sungguhpun rasio entry-tunggal pembawa-ke-interferensi di atas 30 dB (WRC-03 memutuskan
bahwa untuk pemeriksaan kepatuhan yang diterima sejak 5 Juli 2003 nilainya 27 dB (sebagi
pengganti 30 dB) harus diterapkan) (atau nilai dihitung berdasarkan Rencana mengingat bahwa
administrasilain, yang mana nilai yang lebih rendah), suatu jatah atau suatu penetapan harus
dianggap terpengaruh jika keseluruhan agregat C / I, jika dihitung menggunakan Appendiks 1
pada Annex ini, jatuh di bawah 26 dB (WRC-03 memutuskan bahwa untuk pemeriksaan
kepatuhan yang diterima sejak 5 Juli 2003 nilainya 23 dB (sebagai pengganti 26 dB) harus
diterpkan) atau nilai dihitung untuk penetapan tersebut, berdasarkan Rencana, yang mana yang
lebih rendah.
APPENDIKS 1 PADA ANNEX 4
Metode terhadap penentuan entry-tunggal dan agregat rasio pembawa-ke-
interferensi di atas rata-rata lebar pita yang diperlukan dari pembawa yang
dimodulasikan
1 Entry-tunggal
Seksi ini menguraikan metode terhadap penghitungan kekuatan interferensi entry-tunggal.
Metode tersebut didasari atas rasio entry-tunggal pembawa-ke-interferensi (C / I ) yang mana
suatu jatah atau penetapan yang diberikan dibuat sesuai dengan ketentuan Appendiks 30B
AP 30B-45
kekuatan pengalaman karena emisi dari modifikasi yang diusulkan. Entry-tunggal C / I karena
suatu jaringan satelit pengganggu tunggal terlihat dengan:
(C / I )
t
or (C / I )
t
AP 30B-46
AP30BA4-01