You are on page 1of 1

Pengolahan limbah arang tempurung kelapa untuk briket dengan menggunakan perekat tepung sagu - Petrus Patandung dan

Sjamsiwarni Reny Sjarif

PENGOLAHAN LIMBAH ARANG TEMPURUNG KELAPA UNTUK BRIKETDENGAN MENGGUNAKANPEREKAT TEPUNG SAGU
(Processing Coconut Shell Waste for Briquettes with Sago Flour Adhesive) Petrus Patandung dan Sjamsiwarni Reny Sjarif Peneliti pada Baristand Industri Manado
Diterima : 10 Agustus 2012 Direvisi : 16 Agustus 2012 29November 2012 Disetujui : 13 Desember 2012

ABSTRAK Pengolahan limbah arang tempurung kelapa untuk briket dengan menggunakan perekat tepung sagu telah dilakukan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengolah limbah arang tempurung kelapa menjadi briket dengan menggunakan variasi konsentrasi tepung sagu sehingga dapat dihasilkan briket yang memenuhi syarat sebagai bahan bakar. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan penambahan tepung sagu 4, 5 dan 6 % dan jumlah limbah arang tempurung kelapa yaitu sebanyak 1.000 g. Penelitian diulang 3 (tiga) kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan 4 % yaitu sebesar 4,46 % dan terendah diperoleh pada perlakuan penambahan perekat tepung sagu 6 % yaitu rata-rata sebesar 4,20 %. Kadar abu tertinggi diperoleh pada perlakuan dengan penambahan perekat tepung sagu 6 % yaitu ratarata sebesar 6,57 % dan yang terendah diperoleh pada perlakuan dengan penambahan tepung sagu 4 % yaitu rata-rata sebesar 6, 45 %. Persentase bagian yang hilang pada pemanasan suhu 950 C diperoleh pada perlakuan dengan penambahan perekat 6 % tepung sagu yaitu rata-rata sebesar 13, 90 % dan yang terendah diperoleh pada perlakuan dengan penambahan perekat tepung sagu 4 % yaitu rata-rata sebesar 13,82 %. Nilai kalori tertinggi diperoleh pada perlakuan dengan penambahan perekat tepung sagu 6 % yaitu rata-rata sebesar 6750, 98 kal/g dan yang terendah di peroleh pada perlakuan dengan penambahan perekat tepung sagu 4 % yaitu rata-rata sebesar 6728,90 kal/g. Hasil pemasakan ternyata bahwa dengan menggunakan briket sebanyak 700 g dan 5 liter air memerlukan waktu rata-rata 40-50 menit serta perekat tepung sagu 4, 5 dan 6 %. Kata Kunci : Arang , Perekat, Nilai Kalori ABSTRACT The objective of this research was to process coconut shell charcoals waste into briquette product using various concentrations of sago flour, thus could be produced qualified briquette product used as fuel. This research used descriptive method with the addition of sago flour 4, 5 and 6% and the amount of charcoal coconut shells waste were 1,000 gr and repeated 3 (three) times. The results showed that the highest water contain obtained at level of 4%, which was 4,46% and the lowest water contain obtained at level of 6%, which was 4,20%. The highest ash content obtained at treatment with the addition of 6% sago starch adhesive which was 6.57% in average and the lowest was obtained at the treatment with the addition of 4% of sago flour which was 6, 45% in average. The percentage of volatiles at 950 C heating temperature obtained at the treatment with addition of 6% sago flour adhesive, which was 13,90% in average and the lowest was obtained at the treatment with the addition of 4% sago starch adhesive which was 13.82% in average. The highest calorie level was obtained at the treatment with the addition of 6% sago starch adhesive which was 6,750.98 Cal/gr in average and the lowest was obtained at the treatment with the addition of 4% sago starch adhesive which was 6,728.90 Cal/gr in average.In practical the result of using 700 gr of briquettes and 5 liters of water took 40-50 minutes in average and sago starch adhesive 4, 5 and 6%. Keywords : Charcoal, Adhesive, calorie level.

You might also like