You are on page 1of 1

Melayu Palembang adalah masyarakat Melayu yang tinggal di kota Palembang dalam provinsi Sumatera Selatan.

[1] Mereka menggunakan Bahasa Palembang yang disebut juga sebagai Basa Pelembang Sari-sari Selain berdomisili di Kota Palembang, Melayu Palembang sebagai berikut : 1. Kaum kerabat Ogan; 2. Kaum kerabat Lubai; 3. Kaum kerabat Rambang; 4. Kaum kerabat Cambai; 5. Kaum kerabat Pegagan; 6. Kaum kerabat Lembak; 7. Kaum kerabat Lintang; 8. Kaum kerabat Kikim; 9. Kaum kerabat Gumay; 10. Kaum kerabat Pasemah; 11. Kaum kerabat Enim; 12. Kaum kerabat Semende; 13. Kaum kerabat Kisam; 14. Kaum kerabat Lematang.

[sunting] Catatan kaki


1. ^ (Inggris) A. J. Gooszen, Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (Netherlands), A demographic history of the Indonesian archipelago, 1880-1942, KITLV Press, 1999, ISBN 90-6718-128-5, 9789067181280
Komunitas Suku Ulu
Sejarah

Sejarah Wilayah
-

Sejarah Komunitas

"Masyarakat Desa yang mendiami Sibinail ini sebenarnya adalah keturunan dari nenek moyang mereka yang disebut Suku Ulu yang pada dulunya bermukim disekitar Muara Sipongi. Dikabarkan bahwa sebagian dari Penduduk Suku Ulu mencoba untuk menguasai hutan yang daratan rendahnya dapat diolah menjadi persawahan. Lama kelamaan lahan baru yang dibuka itu mereka jadikan perkampungan. pada awal perpindahan mereka dikabarkan karena didorong oleh keinginan memperluas tanah garapan disekitar Desa yang dinamai Desa Sibinail. sekarang ini mengingat lahan disekitar Muara Sipongi sudah terbatas seiring dengan pertambahaan penduduk pada masa itu. Artinya, wilayah sekitar Muara Sipongi dianggap tidak mencukupin lagi sumberdaya alamnya, baik persawahan maupun tanah perladangan. Dipekirakan Desa Sibianil ini telah dihuni oleh oleh Suku Ulu kurang lebih 300 tahun yang lalu. Penduduk yang mendiami Desa ini terdiri dari tiga Suku asal, yaitu Suku Mondoilig, Pungkut dan Suku Kamakkepuh. Ketiga turunan inilah hingga sekarang yang mendiami Desa Sibinail ini. Desa Sibinail ini dalam perjalannya sejarahnya, terdiri dari tiga Dusun yaitu Dusun Sibinail, Ranto Lolo dan Tamiang Mudo. Namun beberapa tahun belakang ini, tiga Dusun ini dimekarkan menjadi dua Desa, yakni Desa Sibinail dan Desa Tamiang Mudo. Pada waktu perang bonjol yang meletus pada ahkir abad 19 sebagian penduduk Desa Sibinail sekitarnya ini berpindah kesuatu Dusun yang disebut sekarang ini Dusun Siladang. Perpindahan mereka dikabarkan karena takut kepada Serdadu Bonjol. Karena tingginya rasa takut mereka, maka mencoba menghilangkan identitas mereka terutama bahasa. Mereka membentuk bahasa dan Adat tersendiri yaitu bahasa dan Adat Siladang yang cirinya jauh berbeda dengan bahas dan Adat Sibinail.

http://adat.fwi.or.id/id/database.html?idkom=77

You might also like