You are on page 1of 26

KELOMPOK 1

- Hartianhu - Zusica Wigunna - Jimmy Arias - Kartini - Riana Sri Wardani - Elya Gerryco Imanuel -Jonathan Chiston Silaen - Riscan Edi Putra Sitopu - Ayuni Putri Dewi (DBD (DBD (DBD (DBD (DBD (DBD (DBD (DBD (DBD 110 110 110 110 110 110 110 110 110 008) 010) 011) 019) 023) 025) 034) 042) 078)

1.1. DEFINISI FLUIDA


Fluida merupakan ilmu yang mempelajari tentang zat, terutama zat yang mengalir. Fluida sendiri diartikan sebagai zat yang bergerak dan dapat berubah bentuk secara berkesinambungan apabila dibebani dengan tegangan geser betapapun kecilnya. Secara sederhana fluida ditandai dengan adanya keseimbangan dan berubah bentuk atau mengalir bila diberikan gaya geser

Klasifikasi Fluida
1.
Cair (mempertahankan volume)

Apabila fluida diletakkan pada bejana terbuka dengan mengalami medan gravitasi, maka fluida akan membentuk permukaan bebas pada bagian atas (free surface). 2. Gas (bebas ber-ekspansi sampai batas yang membendung) Pada permukaan benda gas tidak akan terbentuk permukaan bebas, tetapi akan membentuk suatu atmosfir yang pada dasarnya hidrostatik (tegangan geser nol). Jadi volume gas tidak tertentu dalam keadaan tidak terkekang oleh batas yang melingkupinya.

1.2. STRUKTUR MOLEKUL MATERIAL


Molekul-molekul dari substansi memiliki gaya gaya yang bekerja dan aktif pada masing-masing satu terhadap yang lain yang bervariasi mengenai besar dan jarak antar molekulnya. Contoh ini secara makro memiliki karakter sebagai berikut : 1.Apabila 2 bagian material yang sama dipisahkan pada jarak tertentu yang relatif jauh, maka gayagaya yang bekerja pada masing-masing material tersebut tidak akan terdeteksi saling memberikan aksi dan reaksi antar bagian. Maka gaya antar molekul yang mempunyai jarak relatif besar bisa di abaikan, tidak saling memberikan interaksi.

2. Apabila 2 bagian material yang sama dipisahkan pada jarak tertentu yang relatif dekat sampai dengan nempel lagi, maka gaya-gaya yang bekerja pada masing-masing bagian material tersebut akan terdeteksi saling memberikan aksi dan reaksi antar bagian bahkan mendekati sama seperti ketika belum dipisahkan. Maka kondisi seperti ini, gaya antar molekul akan berinteraksi aktif berbanding terbalik terhadap jarak pemisahnya. Semakin dekat jarak antar bagian semakin besar pula gaya yang bekerja. Ketika menempel sempurna antar 2 bagian tersebut, maka gaya-gaya yang bekerja akan kembali semula seperti sebelum dipisahkan.

3. Sangat besarnya gaya yang diperlukan untuk mengkompres

material padat maupun fluida adalah mengindikasikan bahwa gaya reaksi antar molekul sangat besar untuk mengurangi jarak antar molekul
Untuk membangun stabilitas pasangan partikel maka bergantung pada nilai rata-rata mu/2 yang hubungannya dengan keperluan besaran energi E. Hal ini terdapat 3 macam kondisi : 1. apabila nilai rata-rata mu/2 >> E maka stabilitas tidak akan terbentuk. Sehingga lebih mudahnya sistem ini akan berbentuk jenis gas 2. apabila nilai rata-rata mu/2 << E maka tidak akan terjadi pemisahan antar satuan partikel dalam pasangannya. Partikel akan eksis selalu dalam keadaan berpasangan. Sistem ini mempunyai karakter solid. Stabilitas akan selalu terbentuk. 3. apabila nilai rata-rata mu/2 = E maka kita punya sistem intermediate antar kasus 1 dan 2, hal ini dikorelasikan dengan bentuk phasa fluida. Apabila nilai rata-rata mu/2 > E maka akan menyebabkan adanya disosiasi atau pemisahan partikel. Sedangkan apabila nilai rata-rata mu/2 < E maka akan terbentuk agregat, atau bentuk padatan.

1. Massa Jenis ()

Fluida yang seimbang (kontinum), merupakan keadaan disuatu titik dengan kondisi rata-rata yang berlaku bagi sejumlah besar partikel kecil yang terkandung dalam unsur (elemen) volume yang berpusat pada titik tersebut. Parameter yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan zat yaitu : massa jenis atau densitas merupakan salah satu sifat makroskopis dari fluida dan didapat dari rata-rata kondisi mikroskopis, yakni

1.3. FLUIDA KONTINUM & MASSA JENIS

Dengan M massa fluida dan V Volume fluida

2. Berat Spesifik persamaan matematik berat spesifik adalah : = g berat spesifik adalah gaya gravitasi per satuan volume fluida, atau berat persatuan volume. Berat spesifik diberikan simbol . Air pada temperatur 20 C mempunyai berat spesifik 9,79 kN/m. sedangkan untuk udara dengan temperatur yang sama mempunyai nilai 11,8 N/m untuk tekanan atmosfir standar. Untuk air laut dengan temperatur 10C pada salinitas 3,3%, densitas 1,026 Kg/m, gravitasi spesifik 1,03 pada referensi air temperatur 4C, mempunyai berat spesifik 10,07 kN/m. air laut ini mempunyai viskusitas dinamis sebesar 0,0014 Ns/m, dan viskusitas kinematik sebesar 1,4 x 10 .

3. Volume Spesifik persamaan matematik volume spesifik adalah : v = 1/ perubahan berbagai sifat fluidan terjadi dengan meluas/kontinue sehingga kalkulus diferensial dapat digunakan untuk menganalisa. Untuk mengukur densitas fluida atau rapat massa atau massa jenis fluida maka terkadang volume spesifik ini digunakan. Besaran ini di definisikan sebagai volume per satuan massa.

4. Massa Jenis Relatif

Massa jenis relatif atau gravitasi spesifik (specific gravity) adalah didefinisikan sebagai ratio dari massa jenis suatu substansi terhadap massa jenis standar . Untuk substansi padat dan fluida, massa jenis standar adalah menggunakan densitas maksimum dari air dalam tekanan atmosfir dengan temperatur 4C bentuk matematikanya adalah : = substance/ air (std)

oleh karena ratio dari dua besaran yang mempunyai satuan sama maka massa jenis relatif tidak memiliki satuan. Nilai tipical massa jenis relatif air adalah 1,0 sedangkan minyak adalah 0,9.

1.4. GAYA YANG BEKERJA


Pada suatu elemen fulida terdapat dua gaya :

1. Gaya massa (body force)

contoh : gravitasi, listrik, magnetik. Gaya massa yang disebabkan oleh gravitasi akan mempengaruhi seluruh massa fluida besarnya bergantung pada jumlah massa itu sendiri. Semakin besar massa, semakin besar gaya massanya. Apabila massa fluida me,iliki potensi medan listrik yang konkritnya pada massa itu terdapat dua muatan listrik yang berbeda, maka massa yang seperti ini mempunyai muatan listrik yang dalam hal ini mempresentasikan gaya body berupa medan listrik. Demikian seterusnya apabila massa mempunyai potensi gaya yang disebabkan oleh keberadaan masaa tersebut, maka gaya-gaya tersebut akan dikategorikan gaya yang dikelompokkan pada gaya body

2. Gaya permukaan (surface force)

Gaya ini hanya diekspresikan oleh massa yang mempunyai permukaan, dan beroperasi atau bekerja pada permukaan tersebut. Besarnya gaya permukaan sebanding dengan luas permukaan, yang melingkupi sekali lagi gaya ini hanya bekerja pada permukaan tersebut. Ada tiga gaya yaitu : Fr= Gaya resultan Fn= komponen normal Ft = komponen tangensial
Tegangan rata-rata adalah : atau Untuk permukaan yang mempunyai pembatas tertentu maka elemen gaya permukaan benda yang bekerja adalah berarah tegak lurus dan membentuk sudut (tangensial) terhadap elemen permukaan tersebut. Sehingga gaya resultan adalah resultan dari kedua unsur normal (tegak lurus) dan tangensial. Hal ini berlaku untuk satuan bagian luasan yang diambil. Untuk seluruh luasan yang ada pada permukaan fluida, maka sudah barang tentu harus mencari resultan dari masing-masing gaya permukaan oleh masing-masingluasan tersebut.

1.5. VISKOSITAS FLUIDA


Adanya perbedaan material fluida dengan material batas mengakibatkan terjadinya lapisan aliran antara fluida sendiri dengan material fluida yang menempel pada batas padat tersebut. Analogi dengan pemahaman ini, Sesungguhnya di dalam fluida itu juga terdapat gradasi lapisan antara yang terdekat dengan batas padat yang semakin menjauh. Adanya perbedaan lapisan ini bisa dipahami karena adanya tahanan gesek pada masing-masing lapisan oleh material fluida itu sendiri.Kondisi tak selip berarti tidak ada kecepatan relatif diantara fluida dan benda padat pada batas, dan ini berlaku untuk semua fluida riil. Sifat friksi dalam fluida disebut viskositas atau kegiatan viscous.

Dalam fluida terdapat distribusi kecepatan liniear dengan kecepatan u=0 pada y=0 dan u=v pada y=h, tegangan geser bekerja dalam arah yang berlawanan arah sehingga bisa ditulis :

dengan koefisien viskositas atau viskositas dinamik Laju perubahan kecepatan terhadap jarak pada arah y atau disebut gradien kecepatan adalah konstan pada bagian ini, yaitu :

tegangan geser regangan dalam fluida besarnya :

Persamaan tersebut diatas dikenal dengan hukum Viskositas Newton dan merupakan definisi dari viskositas absolut dan fluidanya disebut Fluida Newtonian. Viskositas Kinematik () adalah : = / Dengan densitas perubahan viskositas dinamik menuju kinematik bergantung pada perubahan temperatur dan diabaikan terhadap perubahan tekanan.

Formulasi hubungan antara kenaikan temperatur dan berkurangnya viskositas ini bisa ditelaah melalui ::

T = o / (1 + A1T + B1T)
dengan T adalah viskusitas pada temperatur T Celsius. o adalah viskositas pada temperatur 0C, dan A1 & B1 adalah konstanta yang bergantung pada karakter fluida. Untuk air, o = 0,0179 ; A1 = 0,03368 dan B1 = 0,000221.

Dengan kata lain, apabila tekanan fluida dinaikkan maka viskusitas fluida tersebut juga akan naik. kolerasi kedua besaran ini, tekanan dan viskusitas fluida, adalah diberikan dalam bentuk eksponensial. dan kolerasi ini juga bergntung pada kondisi natural dari fluida tersebut. untuk kondisi alam tertentu adalah : P = o exp (C(P P0) dengan C merupakan konstanta fluida dan P adalah viskusitas pada tekanan P.

Fluida yang ditemui sehari-hari kebanyakan masuk fluida newtonian. pada keadaan tertentu akan lain disebut fluida non newtonian. kajian fluida ini adalah salah satu cabang dari reologi yaitu ilmu mengenai regangan dan aliran. untuk kondisi aliran stasioner berbagai Fluida Non Newtonian dapat dikenal melalui hubungan :

merupakan faktor pembanding sebagaimana tetapi dapat () atau = (du/dy), k merupakan konstanta.

1.6. ELASTISITAS FLUIDA


Elastisitas fluida adalah dikaitkan dengan adanya deformasi (ekspansi/kontraksi) dalam fluida apabila terjadi perubahan tekanan elastisitas ini sering disebut dengan kompressibilitas fluida. secara kuantitatif, derajat elastisitas Ev diberikan melalui definisi berikut :

atau

dengan derajat elastisitas Ev sama dengan elastisitas modulus bulk fluida, dP adalah delta (increment) perubahan tekanan, dV delta perubahan volum dan V adalah volum fluida. karena dV/V adalah negatif untuk nilai dP positif, maka menggunakan tanda negatif untuk perubahan nilai elastisitas positif.

Sedangkan elastisitas gas ideal adalah proporsional terhadap tekanan .Untuk proses isotermal (temperatur konstan ),maka :

sehingga
Untuk proses adiabatik, Ev = kP dengan k adalah ratio panas spesifik fluida yang ditinjau, yakni :

1.7. TEGANGAN PERMUKAAN & PIPA KAPILER


Molekul fluida bawah permukaan saling memberikan aksi dan reaksi oleh gaya yang sama besarnya untuk semua arah akan tetapi untuk molekul di bawah dan dekat permukaan adalah menunjukkan atraksi yang lebih besar gayanya antara satu molekul dengan molekul lainnya apabila dibandingkan dengan aktifitas molekul-molekul di bawah dan jauh dari permukaan. Hal ini mengakibatkan seakan terbentuknya lapisan membran di permukaan. Karena efek dari lapisan membran tersebut, maka setiap elemen fluida pada permukaan akan menyebabkan eksisnya sebuah tension. Tension ini bersifat menolak terhadap setiap aksi atau gaya yang bekerja dan kontak terhadap permukaan fluida tersebut tersebut. Tension tersebut bekerja hanya di permukaan fluida. Besaran tension ini per satuan panjang didefinisikan sebagai surface tention atau tegangan permukaan, dan dikenal sebagai sigma ().

Efek dari tegangan permukaan adalah bisa mengurangi permukaan free body fluida sehingga bisa memperluas permukaan molekul fluida. Dengan alasan ini tetes fluida cenderung berbentuk bola. Hal tersebut mengakibatkan membesarnya tekanan internal P untuk mengimbangi tekanan permukaan tersebut. Sehingga terjadi sistem keseimbangan gaya yang ada dilapisan permukaan. Sehubungan dengan bentuk bola poada tetes fluida yang beradius r, gaya akibat tekanan internal adalah = P x r Sementara gaya akibat tegangan permukaan adalah: = 2 r x Maka untuk keadaan keseimbangan, berlaku : P x r = 2 r x atau P = 2 /r

Tegangan permukaan juga berlaku pada kucuran fluida yang berbentuk silinder, dengan persamaan matematik sebagai berikut :
P = /r Untuk r sangat kecil maka nilai P akan sangat besar.

Apabila adalah besar sudut dari kontak antar fluida terhadap benda padat, dalam hal ini kaca tabung atau pipa, d adalah diameter tabung atau pipa, dan H sebagai jarak pengangkatan akibat tegangan permukaan, maka akan berlaku : = cos x r d Tekanan atmosfir didalam dan diluar tabung adalah sama, maka gaya yang mengimbangi tegangan permukaan dalam tabung adalah hanya tekanan yang diakibatkan oleh adanya berat fluida dalam kolom vertikal yang naik H tersebut. Hal ini apabila kita mengasumsikan tidak adanya tegangan geser dalam sisi kolom vertikal fluida tersebut. Maka berat fluida dalam kolom vertikal yang mengalami kenaikkan H adalah : M = g (/4) d h Dengan adalah rapat masa atau densitas fluida. Dengan menyamakan tekanan keatas akibat tegangan permukaan terhadap berat fluida dalam kolom vertikal yang naik H adalah : cos x r d = g (/4) d h Maka kenaikan fluida dalam pipa kapiler adalah : h = 4 cos / gd

atau fluida encer. Penyederhanaan pemahaman bahwa fluida riil ideal adalah fluida dengan = 0. Fluida ini tidak direalisasikan karena semua fluida mempunyai harga yang berhingga. Tetapi dengan model fluida ideal dapat dikembangkan formulasi matematikanya untuk mengungkapkan proses yang sebenarnya dialami oleh fluida riil.

Fluida ideal : disebut juga fluida non-viskos atau fluida inviscid

1.8. REGIM DALAM FLUIDA

Apabila fluida riil mengalir melewati diatas batas (diam), maka fluida akan mengalami kontak dengan batas tersebut dan partikel alirannya akan mempunyai kecepatan sama dengan batas. Sperti halnya telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya bahwa profile kecepatan akan menunjukkan bahwa kecepatan akan membesar dengan semakin jauhnya dari batas. Bagian aliran yang parallel dengan batas yang mempunyai perubahan kecepatan terhadap jarak tegak lurus pada batas. Aliran ini membentuk lapisan dengan kecepatan konstan pada jarak yang sama terhadap jarak tegak lurus pada batas. Maka disini dikenal lapisan batas.

Dalam zona lapisan batas ini akan terbentuk tegangan geser. Ketebalan dari lapisan batas didefinisikan sebagai jarak dari batas terhadap posisi tegak lurusnya yang alirannya berkepatan 99% dari aliran normal tanpa batas. Dalam term ini, kondisi diluar lapisan batas (dalam fluida riil) tidak terpengaruhi atau diabaikan oleh adanya pengaruh tegangan geser karena adanya batas. Yang kemudian bisa diasumsikan sebagai fluida ideal yaitu fluida yang tidak mempunyai viskusitas dalam hal ini tidak memiliki tegangan geser. Viscous incompresible Fluids adalah cairan fluida yang mempertahankan volume. Fluida non ideal terbagi menjadi dua macam : 1. Incompresible (larutan) a. Kental (very viscous fluid) b. Encer (slighty viscous fluid) 2. Compresible Secara sederhana kita bisa membuat pendekatan untuk memudahkan pemahaman bahwa fluida compresible adalah fluida yang mempunyai nilai variasi densitas signifikan dan yang diperhitungkan. Sedangkan fluida Incompresible meruapakan variasi densitas yang diabaikan. Bilangan Reynold Re, (Reynold Number) merupakan efek viscous yang diekspresikan dalam bentuk non dimensional parameter. Yakni :

Dengan massa jenis, V kecepatan, d dimensi linear (panjang skala aliran).

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

You might also like