You are on page 1of 9

Share

More

Next Blog

Create Blog Sign In

gunnyanggara
MINAL AIDZIN WALFAIDZIN MOHON MAAF LAHIT DAN BATIN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1431 H
WELCOME TO MY BLOG Cari Blog Ini
Cari

Rabu, 16 Februari 2011

spekrtrofotometer
SPEKTROFOTOMETER
Spektrofotometer merupakan alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu. Fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Jadi spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. A. Macam-macam Spektrofotometer : a. Berdasarkan sistem optik radiasi, ada 2 macam yaitu : a. Spektrofotometer berkas tunggal (single beam)

Mengenai Saya

Ada kesalahan di dalam gadget ini Pengikut

Ada kesalahan di dalam gadget ini

gunnyanggara seorang mahasiswa angkatan 2010 di Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta Lihat profil lengkapku Arsip Blog
2011 (2) Februari (2)

spekrtrofotomet er hormon endokrin


2010 (2)

Skala alat diukur pada pembacaan Absorbance 0 atau 100% Transmitance

Larutan contoh ditempatkan sinar dan A atau T dibaca


b. Spektrofotometer berkas rangkap/ganda (double beam) Terdapat 2 sinar dari sumber sama lalu satu sinar dilewatkan sampel dan yang lain dilewatkan larutan pembanding. Sinar-sinar tersebut bergabung kembali hingga kedua jaruh pada satu detector tunggal. c. Spektrofotometer berkas terpisah (splitter beam)

Sama dengan system optik berkas tunggal, hanya peralatan optik lebih rumit. Kemungkinan terjadi penurunan intensitas radiasi setelah melewati rangkaian system optik yang rumit dan panjang.
b. Berdasarkan panjang gelombang yang dihasilkan sumber sinar, ada 3 macam yaitu :

Spektrofotometer visible (sinar tampak) Spektrofotometer ultra violet (UV) Spektrofotometer infra red (IR)
converted by Web2PDFConvert.com

B. Radiasi Elektromagnetik Pengukuran serapan dapat dilakukan pada daerah ultra violet (190-380 nm) atau pada daerah cahaya tampak (380-780 nm). Spektrofotometer juga digunakan untuk pengukuran sampel pada suatu panjang gelombang tunggal maupun sinar rangkap. C. Sistem Optik Sistem optik spektrofotometer sesuai diagram alir sebagai berikut :
Sumber Pembaca

Komponon Spektrofotometer UV-VISIBLE a. Sumber energi radiasi (cahaya) kontinyu dan meliputi daerah spectrum. b. Monokromator : alat untuk mengisolasi suatu berkas sempit pada panjang gelombang dari spectrum luas yang dipancarkan oleh sumber. c. Kuvet : wadah zat yang akan diperiksa. d. Detkctor : transducer yang mengubah energi radiasi menjadi energi listrik. e. Penguat dan rangkaian yang memuat energi listrik untuk diamati. f. Sistem pembacaan 1. Sumber Cahaya Persyaratan untuk sumber cahaya yang dipakai yaitu : a. Cukup kuat sehingga dapat dideteksi dan diukur. b. Kontinyu, meliputi daerah panjang gelombang tertentu.

c. Stabil, untuk jangka waktu tertentu. Sumber cahaya yang dapat digunakan pada spektrofotometer yaitu : a. Lampu Wolfram (Tungstein)

Daerah panjang gelombang 325-900 nm. Dipakai pada spektrofotometer sinar tampak.
Tungstein merupakan campuran filamen tungstein dan gas iodine (halogen) disebut sumber radiasi
converted by Web2PDFConvert.com

tungsten-iodine b. Lampu Hidrogen, Lampu Deuterium, Lampu Air Raksa

Daerah panjang gelombang 180-375 nm. Dipakai pada spektrofotometer sinar ultra violet
ATTENUATOR Adalah suatu alat untuk mengatur jumlah radiasi sinar datang dan menjaga agar panjang gelombang dan tegangan listrik yang digunakan selalu tetap. 2. Monokromator

Merupakan peralatan optik


Berfungsi untuk menguraikan sumber cahaya polikromatis menjadi radiasi sinar monokromatis

Terdiri dari unsur sistim celah dan unsur dispersif


Prinsip kerja monokromator : Radiasi dari sumber sinar difokuskan ke celah masuk lalu ke unsur dispersif (filter/prisma/kisi) lalu ke celah keluar. CELAH (SLIT)

Peran : menentukan perfomance karakteristik dan kualitas monokromator.

Ada celah masuk dan ada celah keluar pada setiap monokromator, fungsinya menentukan sifat monokromatis sinar hasil dan resolusi panjang gelombang. Lebar celah dapat diubah-ubah. Untuk analisa kualitatif butuh resolusi panjang gelombang sempit. Makin sempit lebar celah, makin kecil intensitas sinar maka butuh detector yang lebih peka. Pada analisa kuanitatif butuh celah yang lebih lebar.
UNSUR DISPERSIF

Merupakan filter optik


Fungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya tampak yang diteruskan merupakan cahaya yang berwarna sesuai dengan filter optik yang dipakai. Pemutaran secara mekanis pada prisma atau grating akan menghasilkan berbagai spectrum yang difokuskan ke celah keluar lalu mengenai sampel.
converted by Web2PDFConvert.com

Jenis-jenis monokromator: a. Gelas atau larutan berwarna

Gelas, menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang kirakira 150 nm. Gelatin diberi warna, menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang lebih lebar.

b. Filter interferensi

Terdiri dari 2 potong kaca dengan bagian cermin pada bagian dalam. Menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang 30-50 nm.
c. Prisma

Terbuat dari kwarsa, menghasilkan panjang gelombang 10-20 nm.

Ada 2 macam/tipe yaitu :


a. Tipe Cornu : sudut optik 60 b. Tipe Littrow : sudut optik 30 dan salah satu sisi tegak dilapisi logam Al atau Ag. d. Kisi difraksi atau diffraction grating

Terdiri dari permukaan gelas dilapisi film sangat tipis dari logam. Film tipis tersebut berlubanglubang kecil, bentuk garis-garis memanjang (1200 tiap cm) sehingga sinar yang jatuh kepermukaan film akan dipantulkan dan sebagai sinar dengan panjang gelombang tertentu.
Pada spektrofotometer UV-Visible modern dipakai system monokromator ganda (double monochromator system) yaitu dua monokromator dipasang paralel, yang terdiri dari prisma dan kisi. 3. Pelarut

Macamnya pada :
a. Spektrofotometer Visible : air, alkohol, chloroform, metil isobutyl katon. b. Spektrofotometer ultra violet : senyawa aromatik seperti sikloheksana/pelarut agak polar misalnya etanol 95%.

Kriteria pelarut ideal yaitu :

converted by Web2PDFConvert.com

a.

Dapat melarutkan sampel secara sempurna.

b. Dapat meneruskan sinar dari daerah panjang gelombang yang dipakai atau tidak boleh menyerap. 4. Sel / Tempat Cuplikan / Cuvet

Bentuk berupa :
a. Persegi atau segi empat b. Silindris atau tabung c. Pipih memanjang, untuk volume sampai besar d. Pipih memanjang bagian tengah sempit, untuk volume kecil.

Ada 2 macam yaitu :


a. Kuvet permanen, terbuat dari gelas atau kwarsa (leburan silica) b. Kuvet disposible, terbuat dari teflon atau plastik

Untuk sampel bentuk uap gas, butuh kuvet yang tertutup matching of cells : pasangan kuvet yang sama dan identik betul, penting untuk spektrofotometer double beam.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan kuvet : a. Kecil atau tidak ada perbedaan index bias antara pelarut dengan kuvet. b. Penempatan kuvet pada arah yang sama agar diameter dan ketebalan sel selalu sama. c. Pengisian sel sampai batas tanda untuk menghindari terjadinya pemantulan sinar dari permukaan cairan. d. Sel harus dijaga agar tidak tergores. e. Tidak terdapat percikan cairan pada bagian luar dan dalam dinding kuvet

f. Bila menggnakan pelarut organik maka dipakai sel yang tertutup. 5. Detektor

Peranan memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang sehingga dapat mengukur intensitas cahaya yang diteruskan setelah sebagian diserap oleh molekul sampel.

Fungsi : mengubah sinyal radiasi yang diterima menjadi sinyal elektronik. Prinsip : menyebabkan energi foton sinar yang jatuh, mengenai dan mengubah energi tersebut menjadi besaran yang dapat
converted by Web2PDFConvert.com

diukur.

Umumnya dipakai detector fotolistrik yang mengubah energi sinar menjadi energi listrik.
Sifat-sifat detektor yang ideal yaitu: a. Kepekaan tinggi terhadap radiasi yang diterima b. Perbandingan sinyal dan noise tinggi c. Punya respon tetap pada daerah panjang gelombang pengamatan d. Sinyal listrik yang dihasilkan oleh pengubah harus berbanding lurus dengan energi radiasi elektromagnetik e. Sinyal elektronik yang diteruskan oleh detektor harus dapat diamplifikasikan oleh penguat (amplifer) ke rekorder (pencatat)

Ada 3 jenis detektor : a. Foto sel (Photovoltaice atau BarrierLayer-Cells) Untuk deteksi dan pengukuran radiasi pada daerah tampak . b. Tabung foton hampa (Photo Tube) Umum dipakai pada spektrofotometer visible dan ultra violet c. Tabung penggandaan (Photomultiplier Tube) Untuk pengukuran intensitas rendah. foton radiasi

d. Photo diode-array, merupakan detektor dengan teknologi modern 6. Sistem Pembacaan Pembacaan pada analisis dengan spektrofotometer UV-Visible ada 2 macam, yaitu : a. Absorbance (A) radiasi elektromagnetik, tanpa satuan. b. Transmitance (T) radiasi elektromagnetik yang diteruskan, satuan % (persen). Tahap-tahap Dalam Analisa Spektrofotometer : 1. Larutan baku pembanding dan sampel dilarutkan dalam pelarut yang sama. 2. Penentuan panjang gelombang maksimum. 3. Penentuan operating time (O.T) 4. Penentuan kurva baku 5. Penentuan kadar atau konsentrasi sampel berdasarkan kurva bak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analisa Spektrofotometri adalah : a. Larutan sampel dan baku pembanding harus bebas dari partikel.
converted by Web2PDFConvert.com

b. Kuvet harus bersih, tidak retak/tergores. c. Bila menggunakan pelarut volatile, gunakan kuvet tertutup. d. Pengisian kuvet dengan larutan sampel sampai batas pengisian. Agar tidak terjadi kesalahan dalam analisa Spektrofotometri, perlu diperhatikan: a. Sinar monokromatis b. Konsentrasi bahan terlarut tidak mempengaruhi index bias larutan c. Intensitas cahaya kontan Kesalahan dalam analisa spektrofotometri terutama adanya penyimpangan hukum Lambert Beer. Ada 3 kelompok, yaitu : 1. Faktor kimia, disebabkan zat yang dilarutkan mengalami perubahan seperti : a. Dissosiasi b. Hidrolisis c. Pembentukan senyawa kompleks d. Assosiasi 2. Faktor instrumental, antara lain : a. Sinar tidak monokromatis b. Ada pemantulan cahaya pada alat yang mengenai detektor, misal :

Pengisian sel kurang penuh Bagian luar sel tidak kering Terjadi goresan pada sel
c. Tegangan listrik tidak stabil d. Sensivitas detektor tidak berubah 3. Photometric error, disebabkan respon detektor pada absorbansi rendah dan tinggi berbeda. Kalibrasi Alat :

Kalibrasi skala panjang gelombang, menggunakan filter Didinium atau filter kaca Holmium. Kalibrasi skala fotometer, menggunakan larutan Kalium Bikromat 0,1 %

Kalibrasi sebaiknya dilakukan secara berkala.


Gambar :

converted by Web2PDFConvert.com

Gambar :

Gambar :

converted by Web2PDFConvert.com

Daftar Pustaka
Harti, Dra. Agnes Sri. Instrumentasi. Surakarta: Akademi Analis Kesehatan Nasional.
Diposkan oleh gunnyanggara di 06:42 Tidak ada komentar:
Rekomendasikan ini di Google

Link ke posting ini Reaksi:

Beranda
Langganan: Entri (Atom) INDAHNYA BERBAGI DI DUNIA MAYA

Posting Lama

Template Travel. Gambar template oleh lisegagne. Diberdayakan oleh Blogger.

converted by Web2PDFConvert.com

You might also like