You are on page 1of 28

EPIDEMIOLOGI MALARIA

Disampaikan Oleh : Tim Staf Subdit Malaria Ditjen PP & PL Depkes RI

Umum :

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Epidemiologi Malaria.

Khusus :
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan:
Pengertian epidemiologi malaria. Hubungan host, agent dan environment. Penyebab penyakit malaria. Cara penularan penyakit malaria. Gejala klinis malaria. Penyebaran malaria.

Cara pengendalian penyakit malaria.


Endimisitas malaria.

PENGERTIAN
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari penyebaran dan determinan dari peristiwa yang berkaitan dengan keadaan kesehatan masyarakat, dan merupakan ilmu yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah kesehatan. Epidemiologi malaria adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran malaria dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

PENGERTIAN
Malaria Klinis adalah penderita dengan gejala dingin menggigil*, demam* secara berkala, berkeringat* dan sakit kepala dan juga sering disertai dengan gejala khas daerah (diare pada balita sakit atau sakit otot pada orang dewasa).
*) gejala klasik malaria

PENGERTIAN
Malaria positif adalah penderita yang dalam darahnya ditemukan parasit plasmodium melalui pemeriksaan mikroskopis (atau dengan rapid diagnostic test).

SKEMA PENDERITA MALARIA


Positif Malaria

Diambil SD

Pasien

Malaria Klinis

Negatif Malaria

Tidak diambil SD

HUBUNGAN HOST-AGENT-ENVIRONMET
HOST

AGENT

Penyebaran malaria terjadi apabila ketiga komponen saling mendukung.

Agent (Penyebab Penyakit)


Ada 4 macam Plasmodium :
Plasmodium Plasmodium Plasmodium Plasmodium Afrika) falciparum (malaria tropika) vivax (malaria tertiana) malariae (malaria kuartana) ovale (jarang, umumnya di

Ookinet

Parasit Malaria Siklus Hidup

MANUSIA
Hati Sporozoit Schizont Merozoit Dalam eritrosit Tropozoit

NYAMUK ANOPHELES Kelenjar Ludah Sporozoit

Hipnozoit
Schizont

Lambung Nyamuk oocyst

Schizont
Gametocyt

Merozoit

ookinet
zygot
10

Siklus Hidup Parasit Malaria


Siklus aseksual dalam tubuh manusia : Siklus diluar sel darah merah, dalam hati (hipnosoit) dapat menyebabkan kambuh dari P. vivax & P. ovale Siklus dalam sel darah merah : - Siklus sisogoni, menimbulkan demam - Siklus gametogoni, menjadi sumber penularan Siklus seksual dalam tubuh nyamuk (siklus sporogoni), menghasilkan sporozoit yang ditularkan dari nyamuk ke manusia

HOST (PEJAMU)
Manusia
(host intermediate) Nyamuk Anopheles (host definitive)

Masa inkubasi intrinsik ( waktu mulai masuknya sporosoit ke dalam darah sampai timbulnya gejala klinis/demam yaitu sampai pecahnya sison sel darah merah yang matang dan masuknya merosoit darah ke aliran darah, waktu ini meliputi waktu yang dibutuhkan oleh fase eksoeritrositer ditambah dengan siklus sisogoni ) : P. falciparum = 9 14 hari (12), P.vivax P.Ovale P.malariae = 12 17 hari (15) = 18 40 hari (28) = 16 18 hari (17)

Masa inkubasi ekstrinsik ( waktu mulai saat masuknya gametosit ke dalam tubuh nyamuk sampai terjadinya stadium sporogoni dalam tubuh nyamuk, yaitu dengan terbentuknya sporosoit yang kemudian masuk ke dalam kelenjar liur nyamuk ) Suhu optimal 26,7 c : - P. falciparum = 10 12 hari

- P. vivax
- P. malariae - P. ovale

= 8 11 hari
= = 14 hari 15 hari

Pada suhu 16 c P. vivax 55 hari dan 7 hari pada suhu 28 c, pada 32 c parasit dalam tubuh nyamuk mati

DAMPAK MALARIA PADA MANUSIA

Malaria menyebabkan anemia : Untuk para pekerja produktivitas tidak


optimal Untuk anak balita dan anak usia sekolah akan mempengaruhi kecerdasan anak

Malaria dalam kehamilan di daerah


endemik menyebabkan: anemia berat pada ibu bayi berat lahir rendah lahir mati bayi tertular malaria

Malaria andil besar pada kesakitan


dan kematian ibu dan bayinya

NYAMUK ANOPHELES (sebagai host definitive)

Perilaku nyamuk Anopheles


Tempat hinggap atau istirahat : - Eksofilik : > suka di luar rumah - Endofilik : > suka di dalam rumah Tempat menggigit : - Eksofagik : > suka di luar rumah - Endofagik : > suka di dalam rumah Obyek yang digigit : - Antrofofilik : > suka manusia - Zoofilik : > suka hewan

PREDIKSI TEMPAT PERINDUKAN VEKTOR MALARIA


An.nigerrimus An.sinensis An.maculatus An.balabacensis An.letifer An.umbrosus

An.sundaicus An.subpictus

HUTAN

SAWAH/ Kolam
RAWA / Laggon ( Mangrove )

PERKEBUNAN

MATA AIR / ALIRAN SUNGAI

Subdit Malaria Dit PPBB Ditjen PPM & PL Deparetemen Kesehatan RI

ENVIRONMENT (Lingkungan)

Lingkungan Fisik
Lingkungan Kimiawi Lingkungan Biologik Lingkungan Sosial Budaya

LINGKUNGAN FISIK
Suhu Udara, makin tinggi suhu makin pendek siklus hidup parasit didalam tubuh nyamuk, makin rendah suhu makin panjang siklusnya Kelembaban Udara, kelembaban rendah memperpendek umur nyamuk, kelembaban tinggi umur nyamuk lebih panjang Hujan Angin, kecepatan angin waktu senja dan pagi Sinar Matahari, An.maculatus suka tempat terbuka

LINGKUNGAN KIMIAWI
Salinitas (kadar garam), An.sundaicus tumbuh optimal pada 12 18 & tidak dapat berkembang biak pada kadar garam > 40

LINGKUNGAN BIOLOGIK
Adanya tumbuhan bakau, lumut, ganggang & beberapa tumbuhan air mempengaruhi kehidupan larva nyamuk Ikan pemakan larva, mempengaruhi populasi nyamuk (Biological Control) Ternak besar, dapat mengurangi gigitan nyamuk pada manusia (Cattle Barrier)

LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA


Kebiasaan di luar rumah pada malam hari, memperbesar jumlah gigitan nyamuk Penggunaan kelambu, kawat kasa, repellent, mempengaruhi angka kesakitan malaria Pandangan/persepsi masyarakat terhadap penyakit malaria

CARA PENULARAN MALARIA


Penularan secara alamiah :
Orang Sakit Nyamuk Nyamuk infektif Orang sehat Orang sakit

Penularan yang tidak alamiah :


Malaria bawaan, terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria. Secara mekanik, penularan melalui transfusi darah atau jarum suntik. Secara oral, pernah dibuktikan pada burung, ayam, burung dara, dan monyet.

CARA PENGENDALIAN MALARIA


1. Pengendalian : a. Pemberantasan vektor. b. Penemuan dan pengobatan penderita. 2. Pencegahan : a. Pencegahan terhadap parasit. b. Pencegahan terhadap vektor/gigitan nyamuk.

ENDEMISITAS MALARIA
AMI :
High Incidence Area (HIA) Low Incidence Area (LIA) : AMI > 50 : AMI < 10 Medium Incidence Area (MIA) : AMI 10 50

API :
High Case Incidence (HCI) Low Case Incidence (LCI) : API > 5 : API < 1 Moderate Case Incidence (MCI) : API 1 - < 5

Peta Stratifikasi Malaria Kecamatan Kalipucang Tahun 2002


Keterangan :
Strata HCI

Ciparakan 0 %o Tunggilis 0 %o
Strata MCI

Banjarharja 0,83 %o Cibuluh 0 %o Kalipucang 0,77 %o Putrapinggan 0,90 %o

Strata LCI

Tidak ada kasus malaruia

Emplak 4,25 %o

Pamotan 6,65 %o
Bagolo 4,63 %o

Terima Kasih...

You might also like