Professional Documents
Culture Documents
1.1. Lingkup
1.1.1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang
secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini
bisa diterapkan untuk pelaksanaan kegiatan Pembangunan TERMINAL
TLOGOWARU Kota Malang, yang meliputi :
a. Pekerjaan Struktur / upper Struktur.
b. Pekerjaan Arsitektur / Finishing.
c. Pekerjaan Mekanikal dan elektrikal.
d. Pekerjaan Site Development.
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan / dilihat
dan tercantum pada Bill Of Quantity (BQ).
1.1.3. Persyaratan Teknis Umum menjadi satu kesatuan dangan persyaratan teknis
pelaksanaan pekerjaan dan secara bersama – sama merupakan persyaratan
dari segi teknis bagi seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam
satu atau lebih dari dokumen-dokumen berikut ini:
a. Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan.
b. Persyaratan Teknis Umum / pelaksanaan pekerjaan / bahan.
c. Rincian Volume Pekerjaan / Rincian Penawaran.
d. Dokumen-dokumen pelelangan / pelaksanaan yang lain.
1.1.4. Dalam hal mana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini, yang tidak
dapat diterapkan pada bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan di atas,
maka bagian dari persyaratan teknis umum tersebut dengan sendirinya
dianggap tidak berlaku.
1.2. Referensi
1.2.2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak
diatur dalam persyaratan teknis umum / khususnya maupun salah satu dari
ketentuan yang disebutkan di atas, maka atas bagian pekerjaan tersebut
pemborong harus mengajukan salah satu dari persyaratan-persyaratan
berikut guna disepakati oleh direksi untuk dipakai sebagai patokan
persyaratan teknis :
a. Standart / norma / kode / pedoman yang bisa diterapkan pada bagian
pekerjan bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi / Institusi /
Asosiasi Profesi / Asosiasi Produsen / Lembaga Pengujian atau Badan-
badan lain yang berwewenang / berkepentingan atau Badan-badan
yang bersifat Internasional ataupun Nasional dari Negara lain, sejauh
bahwa atau hal tersebut diperoleh persetujuan dari Direksi / Pengawas.
b. Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari Lembaga
pengujian yang diakui secara Nasional / Internasional.
1.3. Bahan
1.3.2.Tanda Pengenal
a. Dalam hal dimana pabrik / produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal
untuk produk bahan yang dihasilkan, baik berupa cap / merk dagang
pengenal pabrik / produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam
pekerjaan ini harus mengandung tanda pengenal tersebut.
b. Khusus untuk bahan bagi pekerjaan instalasi (penerangan, plumbing, dll)
kecuali ditetapkan oleh Direksi / Pengawas, bahan sejenis dengan fungsi
yang sama harus diberi tanda pengenal untuk membedakan satu bahan
dari bahan lainnya. Tanda pengenal ini bisa berupa warna atau tanda-
tanda lain yang mana harus sesuai dengan referensi pada I.2. tersebut di
atas atau dalam hal dimana tidak / belum ada pengaturan yang jelas
mengenai itu, hal ini harus dilaksanakan sesuai petunjuk direksi /
Pengawas.
1.3.4.Penggantian (Substitusi)
a. Pemborong / supplier bisa mengajukan usulan untuk menggantikan sesuatu
bahan / produk lain dengan penampilan yang setaraf dengan yang
dipersyaratkan.
b. Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian (substitusi), perbedaan harga
yang ada dengan bahan / produk yang dipersyaratkan akan diperhitungkan
sebagai perubahan pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Dalam hal dimana penggantian disebabkan karena kegagalan
pemborong / suplier seperti dipersyaratkan, maka perubahan pekerjaan
yang bersifat biaya tambah dianggap tidak ada.
2. Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Direksi /
Pengawas dan pemberi Tugas sebagai masukan (Input) baru yang
menyangkut nilai tambah, maka perubahan pekerjaan mengakibatkan
biaya tambah dapat diperkenankan.
1.3.5.Persetujuan Bahan
a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan dengan
sangat agar sebelum sesuatu bahan / produk akan dibeli / dipesan /
diproduksi, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari Direksi / Pengawas
atau kesesuaian dari bahan / Produk tersebut pada Persyaratan Teknis,
yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada
contoh / brosur dari bahan / produk yang bersangkutan untuk diserahkan
kepada Direksi / Pengawas Lapangan.
b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas
sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemborong / suplier, yang mana
tidak dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh / brosur seperti
tersebut di atas tidak melepaskan tanggung jawab Pemborong / Supplier
dari kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini mengadakan bahan / Produk
yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak merupakan jaminan akan
diterima / disetujuinya seluruh bahan / produk yang digunakan sesuai
dengan contoh brosur yang telah disetujui.
1.3.6.Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atas bahan / produk kepada Direksi /
Pengawas harus disertakan contoh dari bahan / produk tesebut dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah Contoh
1. Untuk bahan / produk bila tidak dapat diberikan sesuai sertifikat
pengujian yang dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Pengawas
sehingga oleh karenanya perlu diadakan pengujian kepada Direksi /
Pengawas harus diserahkan sejumlah bahan produk sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam standart prosedur pengujian, untuk
dijadikan benda uji guna diserahkan pada Badan / Lembaga Penguji
yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas.
2. Untuk Bahan / produk atau mana dapat ditunjukan sertifikat pengujian
yang dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Pengawas, kepada Direksi /
Pengawas harus diserahkan 3 (tiga) buah contoh yang masing masing
disertai dengan salinan sertifikat pengujian yang bersangkutan.
b. Contoh yang Disetujui
1. Dari contoh yang diserahkan kepada Direksi / Pengawas atau contoh
yang telah memperoleh persetujuan dari Direksi / Pengawas harus
dibuat suatu keterangan tertulis mengenai persetujuannya dan
disamping itu, oleh Direksi / pengawas harus dipasangkan tanda
pengenal persetujuannya pada 3 (tiga) buah contoh yang semuanya
akan dipegang oleh Direksi / Pengawas. Bila dikehendaki, Pemborong /
Supplier dapat meminta sejumlah set tambahan dari contoh berikut
tanda pengenal persetujuan dan surat keterangan persetujuan untuk
1.3.7.Penyimpanan Bahan
a. Persetujuan atas suatu bahan / produk harus diartikan sebagai perijinan
untuk memasukan bahan produk tersebut dengan tetap berada dalam
kondisi layak untuk dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa
bahan / produk tidak layak untuk dipakai dalam pekerjaan, Direksi /
Pengawas berhak memerintahkan agar :
1. Bahan atau Produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali
menjadi layak untuk dipakai.
2. Dalam hal mana perbaikan tidak lagi mungkin, supaya bahan / produk
tersebut segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selama 2 x 24 jam
untuk diganti dengan yang memenuhi persyaratan.
b. Untuk bahan / produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu
penyimpanannya harus dikelompokan menurut umur pemakaian tersebut
yang mana harus dinyatakan dengan tanda pengenal dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak akan rusak selama
penggunaan ini.
1.4. Pelaksanaan
1.4.1.Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja
(SPK) oleh kedua belah pihak, pemborong harus menyerahkan kepada
Direksi / Pengawas sebuah “Network Planning” mengenai seluruh kegiatan
yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dalam diagram
mana dinyatakan pula urutan serta kaitan / hubungan antara seluruh
kegiatan-kegiaan tersebut.
b. Kegiatan kegiatan Pemborong untuk / selama masa pengadaan / pembelian
serta waktu pengiriman / pengangkutan dari :
1. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan
/ pembantu.
2. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan
c. Kegiatan kegiatan Pemborong untuk / selama waktu fabrikasi, pemasangan
dan pembangunan.
d. Pembuatan gambar-gambar kerja.
e. Permintaaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana
kerja.
f. Harga borongan dari masing masing kegiatan tersebut.
g. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
h. Direksi / Pengawas akan memeriksa rencana kerja Pemborong dan
memberikan tanggapan dalam waktu 2 (dua) minggu.
i. Pemborong harus memasukkan kembali perbaikan / penyempurnaan atau
rencana kerja kepada Direksi / Pengawas dan meminta diadakannya
perbaikan / penyempurnaan atau rencana kerja tadi paling lambat 4
(empat) hari sebelum dimulainya pelaksanaan.
j. Pemborong tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan
sebelum adanya persetujuan dari Direksi / Pengawas atau rencana kerja ini.
Kecuali dapat dibuktikan bahwa Direksi / Pengawas telah melalaikan
kewajibannya untuk memeriksa rencana kerja Pemborong pada waktunya,
maka kegagalan Pemborong untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan
belum adanya rencana kerja yang memulai pekerjaan yang disetujui
Direksi, sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari pemborong
bersangkutan.
1.4.3.Ijin Pelaksanaan
Ijin pelaksanaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan
tersebut, Pemborong diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara
tertulis kepada Direksi / Pengawas dengan dilampiri gambar kerja yang sudah
disetujui. Ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai pegangan Pemborong untuk
melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.
1.4.6.Kwalitas Pekerjaan
Pekerjaan harus dikerjakan dengan kwalitas pengerjaan yang terbaik untuk
jenis pekerjaan bersangkutan.
1.5.2.Penyerahan
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Pemborong wajib menyerahkan kepada
Pemberi Tugas :
a. 2 (dua) dokumen terlaksana
b. Untuk peralatan / perlengkapan:
2 (dua) set pedoman operasi (operational manual)
suku cadang sesuai yang dipersyaratkan
c. Untuk berbagai macam :
Semua kunci orisinil disertai “Construction Key” bila ada
Minimum 1 (satu) set kunci duplikat
d. Dokumen dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran cukai, surat
fiskal pajak, dan lain-lain)
e. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee / Warranty sesuai uang
yang dipersyaratkan.
f. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Direksi / Pengawas
g. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) galon (masing-masing warna)
h. Bahan finishing lantai / dinding & atau masing masing minimal 2 m2
2.1.1.Direksi Keet
a. Bangunan sementara
Sebelum pemborong memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan
menyediakan dan mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara
yang berukuran minimal 3.00 x 9.00 m2.
Bangunan sementara ini harus dilengkapi dengan toilet / WC dan kamar
mandi yang khusus dimanfaatkan oleh Direksi / pengawas. Selain
dilengkapi dengan bak air, closet, maka harus pila dilengkapi dengan
septictank & sumur resapan.
b. Kelengkapan direksi keet
Sebagai kelengkapan direksi keet guna penyelesaian administrasi di
lapangan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai pemborong
harus terlebih dahulu melengkapi peralatan antara lain :
- Soft board menempel di dinding 2x1,2x2,4
- (Satu) buah meja rapat (sederhana) ukuran 1,2 x 4,8 m2
- (Dua belas) buah kursi duduk ruang rapat
- (Satu) White Board (1,2 x 2,4) dan peralatannya
- (Satu) rak / almari buku sederhana
- (satu) set kelengkapan PPPK ( P3K)
- AC dalam ruangan
- (Lima) buah Helm
Selesai pelaksanaan proyek ini (Serah terima ke II) semua peralatan /
kelengkapan tersebut dalam ayat ini menjadi milik kontraktor, dengan
demikian pembiayaannya dianggap sewa.
c. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di Proyek untuk setiap saat
dapat digunakan oleh direksi Lapangan adalah :
- (satu) buah kamera
- (satu) buah alat ukur Schuitmaat.
- (satu) buah alat ukur optik (theodolit / waterpass)
- (satu) buah personal komputer dan printer
- (satu) buah mesin tik standart 18”
2.1.3.Sarana Pekerja
a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi semua
pekerjaan yang dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan
peralatan yang dimiliki serta jadwal kerja.
b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan
memenuhi persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan
kerja di lapangan
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material di lapangan harus
aman dari segala kerusakan hilang dan hal hal dasar yang mengganggu
pekerjaan lain yang sedang berjalan.
2.2.1.Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, Bahan dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat- alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan
ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini.
2. Galian Tanah Pondasi
Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk Pile Cap, balok pondasi dan
struktur lainnya yan terletak dadalam atau di atas tanah, seperti tercantum
di dalam gambar rencana atau sesuai dengan kebutuhan Kontraktor agar
pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.
3. Pembersihan Akar Tanaman dan Bekas Akar Pohon
Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat di dalam tanah dapat
membusuk dan menjadi material organik yang dapat mempengaruhi
kekuatan tanah. Pada seluruh lokasi proyek dimana tanah berfungsi
sebagai pendukung bangunan khususnya pendukung lantai terbawah,
maka akar tanaman dan sisa akar pohon harus digali dan dibuang hingga
bersih. Lubang bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan
yang memenuhi syarat.
4. Pohon-pohon pada lahan proyek
Sebagian pohon pada proyek ini harus dipertahankan. Kontraktor wajib
mempelajari hal ini dengan teliti sehingga tidak melakukan penebangan
pohon tanpa koordinasi dengan Direksi / Konsultan Pengawas. Pohon yang
terletak pada bangunan yang akan dibangun dapat ditebang.
2.2.2.Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Level Galian
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di
dalam gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti
hubungan antara level bangunan terhadap level muka tanah asli dan jika
hal tersebut belum jelas harus segera didiskusikan hal ini dengan Konsultan
Pengawas sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat
hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Jaringan Utilitas
2.3.1.Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, bahan, dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan
ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.
2. Lokasi pekerjaan
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di
bawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang
berhubungan dengan tanah seperti Pile Cap, balok pondasi dan pekerjaan
beton yang lain yang berhubungan langsung dengan tanah.
3. Pembersihan Akar Tanaman padat dan sisa Galian
2.3.2.Persyaratan Bahan
1. Bahan urugan Pasir Padat
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
keras, bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
2. Air Kerja
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali dan bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan
air harus diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil
uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka kontraktor wajib mencari air
kerja yang memenuhi syarat.
2.3.3.Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Tebal Pasir urug
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus
diberi lapisan pasir urug tebal 10 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan
sehingga dapat menerima beban yang bekerja.
2. Cara Pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadat dengan
alat pemadat yang disetujui konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan
hingga mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum
Laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang
memadai agar dapat hasil kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut
harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai dilakukan.
Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak
memenuhi.
3. Air Pada Lokasi Pemadatan
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor
wajib menyediakan Pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir
urug diletakkan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air
tanah dapat dialirkan kelokasi yang lebih rendah dari dasar galian,
misalnya dengan membuat sumpit pada tempat tertentu.
4. Tanah di sekitar pasir urug
Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tedak tercampur
dengan Pasir Urug. Jika pasir urug tersebut tercampur dengan tanah
lainnya, maka Kontraktor wajib mengganti pasir urug tesebut dengan
bahan lainnya yang bersih.
5. Persetujuan
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan
tersebut sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
2.4.1.Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, Bahan, dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga Kerja, bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan Pekerjaan
ini dengan baik dan Sesuai dengan Spesifikasi.
2. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini pada Lokasi seperti yang tercantum pada gambar rencana,
dengan elevasi seperti tertera pada di dalam peta kontur.
3. Pembersihan akar tanaman dan Sisa Galian
Jika Dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka lokasi tersebut harus
dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut harus diisi
dengan material urugan yang memenuhi syarat.
2.4.2.Persyaratan Bahan
1. Bahan Bekas Galian di Dalam Lokasi Proyek
Tanah bekas Galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika
memenuhi syarat untuk digunakan. Tanah Tersebut harus bebas dari
lumpur dan bahan organis lainnya.
2.4.3.Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Cara Pengurugan dan Pemadatan
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal lapisan 20 cm
dan pemadatan dilakukan sampai mencapai kepadatan Maximum pada
kadar air optimum yang ditentukan di dalam gambar rencana. Pemadatan
urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Jika tidak tercantum dalam gambar rencana, maka
pemadatan harus dilakukan sampai mencapai derajat kepadatan 98%.
2. Pemasangan Patok
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu,
dibuat patok dengan warna tertentu pula.
3. System Drainase
Pada daerah yang basah, kontraktor harus membuat saluran sementara
sedemikian rupa sehingga lokasi tersebut dapat dikeringkan. Pengeringan
dilakukan dengan bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dan sistem drainase tersebut
harus selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi
secara efektif untuk menaggulangi air yang ada.
4. Kotoran dan Lumpur dan Bahan Organik
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah
dan material sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran
tersebut belum dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
5. Uji kepadatan optimum di Laboratorium
Uji kepadatan optimum harus mengikuti ketentuan ASTM. D-1557 atau
AASHTO. Hasil uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan
lapangan. Uji yang dilakukan antara lain :
a. “Density of Soil inplace by Sand Cone method ASSHTO T.191”
b. “Density of Soil inplace by Driven Cylinder Method“ ASSTO T-.204.
c. “Density of Soil inplace by Rubber Ballon” ASSHTO T-205.
6. Kepadatan Lapisan dan Uji Lapangan
Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus
diuji di lapangan, yaitu 1 (satu) buah test untuk setiap 500 m 2, yaitu
dengan system Field Density Test. Jika urugan cukup tebal maka dengan
hasil kepadatannya harus memenuhi ketentuan ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam 50 cm dari permukaan
rencana, maka berat jenis kering tanah padat lapangan harus mencapai
minimal 95% dari berat jenis kering laboratorium yang dihitung dengan
Standart Proctor Test.
b. Untuk Lapisan 50 cm dari permukaan rencana kepadatannya harus
minimal 98% dari Standart Proctor test
7. Toleransi Kerataan
Toleransi Pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan
pengurugan ± 50 mm terhadap Kerataan yang ditentukan.
8. Level akhir
Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan
Pengawas. Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap
3.1.1.Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan pondasi ini meliputi, penyediaan tenaga, bahan-bahan
material dan peralatan-peralatan yang diperlukan sehingga secara
keseluruhannya pekerjaan pondasi ini dapat terselesaikan.
Sebagai pondasi utama bagunan gedung ini adalah pondasi tiang pancang
persegi, sedangkan sebagai pondasi penunjang / ringan dipakai pondasi batu
kali (tinjau bab 4.1.2), atau pondasi type lain sebagaimana ditunjuk dalam
gambar rencana.
3.1.2.Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakan pekerjaan pondasi maka pemborong harus
mengadakan pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan jarak /
notasi yang tercantum dalam gambar rencana pondasi dan harus
dimintakan persetujuaan lebih lanjut kepada Direksi / Pengawas.
b. Pemborong diwajibkan memberi laporan kepada Direksi / Pengawas, bila
ada perbedaan antara gambar detail / konstruksi dengan gambar
arsitektur atau adanya notasi yang kurang jelas untuk mendapatkan
keputusan / penjelasan.
3.1.4.Toleransi-Toleransi.
- Toleransi Lokasi
Tidak lebih dari 8.00 cm dari lokasi yang ditentukan dan jarak antara tiang
pancang tidak bertambah / berkurang lebih dari 15,00 cm (tambahan dan
pengurangannya).
- Toleransi Vertikal
Tidak lebih dari 1 : 80
3.1.5.Standart
Seluruh pekerjaan sehubungan dengan pondasi tiang pancang ini harus
dilaksanakan sepenuhnya mengikuti persyaratan serta standart-standart
yang disebutkan dalam :
- P.U.B.B . …………… 1982
- P.B.I. …………… 1971
- A.C.I. …………… 318-83
3.3.5.Pemancangan Tiang
1. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran lokasi untuk
menentukan letak tiang pancang dengan menggunakan alat ukur
Theodolith.
2. Pemancangan harus dilakukan betul-betul vertikal tegak lurus seperti
yang disyaratkan dan pada waktu pemancangan harus dicegah terjadinya
gerakan-gerakan lateral horizontal.
3. Tiang-tiang yang dipancang secara tidak baik menurut garis vertikal dan
dianggap bisa membahayakan atau mengurangi kegunaan tiang
pancang, maka tiang pancang tersebut harus diperbaiki atau harus
ditambahkan tiang pancang lain.
4. Tiang pancang yang rusak / dianggap rusak sehingga mengurangi
kegunaannya, maka tiang-tiang tersebut harus diganti dengan yang baik
/ baru atau diperbaiki pada bagian-bagian yang rusak dimana biaya
keseluruhan ditanggung pemborong.
3.3.7.Persiapan Tulangan
Selama masa perataan sisi atau dari tiang, kontraktor harus merapikan serta
meluruskan tulangan-tulangan tiang pondasi yang dipersiapkan keperluan
penyambungan dengan pile cap / poer.
3.3.8.Penolakan Tiang
Tiang yang dilaksanakan tidak benar serta tidak memenuhi spesifikasi ini akan
ditolak oleh Direksi / Pengawas. Kontraktor wajib membuat tiang pengganti
tanpa biaya tambahan, meskipun bila diperlukan tiang dengan ukuran yang
berbeda sebagai akibat kesalahan tersebut di atas.
3.4.4.Pelaksanaan :
Test PDA (Pile Driving Analysis) dilaksanakan setelah keseluruhan tiang selesai
dipancang. Penentuan titik test dilaksanakan pada titik pancang yang
mempunyai nilai kalendering / penetrasi tinggi / penurunan terbesar.
4.1.1.Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan serta
pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan
yang tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan
beton, seperti acuan, besi, beton dan admixtures. Juga termasuk di dalam
lingkup pekerjaan ini adalah pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain di
sekitar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan aman.
4.1.2.Peraturan Peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
a. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK-SNI T-
15 – 1991-03)
b. Pedomen Beton 1989 (SKBI – 1.4.53.1988)
c. Peraturan Perencanaan tahan Gempa Indonesia untuk gedung 1983
d. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
tembok Bertulang untuk Gedung 1983
Untuk Beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka
harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya. Khusus untuk beton
kedap air, maka jumlah semen minimum harus sesuai dengan yang
diisyaratkan oleh pemasok waterproofing.
4.1.5.Pengujian Bahan
a. Umum
1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala
pengujian termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah
sesuai dengan yang diisyaratkan. Kontraktor harus menyerahkan hasil
pengujiannya setelah hasil uji diperoleh untuk persetujuan oleh
konsultan pengawas.
2. Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka
Kontraktor harus melaksanakan pengujian ulang dengan campuran
yang lain dan selanjutnya mengevaluasi kembali hasil uji tersebut
hingga diperoleh hasil yang diinginkan.
3. Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan
sesuai dengan pengarahan Konsultan Pengawas.
4. Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan,
Kontraktor harus mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari Pabrik,
dimana pengujian dilakukan secara berkala, dengan cara sesuai
dengan spesifikasi ini.
b. Laboratorium Penguji
1. Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan
suatu laboratorium penguji material yang akan digunakan pada
proyek ini. Laboratorium bertanggung jawab untuk melakukan semua
pengujian dengan spesifikasi ini.
2. Kecuali ditentukan lain, Kontraktor harus menyediakan peralatan
penguji di lapangan seperti tersebut berikut ini, berikut tenaga ahli
yang menguasai bidangnya.
3. Alat Penguji agregat kasar dan agregat halus.
- Alat Pengukur kadar air (moisture content) dari agregat
- Alat Pengukur kelecakan beton (slump)
- Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpanan untuk
merawat benda uji pada temperatur yang normal dan terhindar
dari sengatan matahari.
4. Jika menggunakan beton Ready Mix, maka peralatan yang disebut (a)
dan (b) di atas harus dipersiapkan pada pabrik beton ready mix.
c. Pengujian Agregat
1. Pengujian Pendahuluan Agregat
Kontraktor harus melakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai
berikut:
- Sieve analysis
- Pengujian Kadar lumpur dan Kotoran lain.
- Pengujian Unsur Organis
- Pengujian kadar clorida dan Sulfat.
Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan (a) dan (b) dengan
∑ ( fc − fcr ) 2
S=
N −1
4.1.7.Pemadatan Beton
a. Alat Pemadat Beton
Beton yang akan dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat
(vibrator) dengan tipe yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi udara pada beton yang
akan mengurangi kwalitas pada beton. Pemadatan tersebut berkaitan
dengan kelecakan (workability) beton. Pada cuaca panas kelecakan beton
menjadi sangat singkat, sehingga slump yang rendah-rendah biasanya
merupakan masalah. Untuk itu harus disediakan vibrator dalam jumlah
yang memadai, sesuai dengan besarnya pengecoran yang akan
dilakukan. Minimum harus dipersiapkan satu vebriator cadangan yang
akan dipakai, jika ada vebriator cadangan yang akan dipakai, jika ada
vebriator yang rusak pada saat pemadatan sedang berlangsung. Alat
pemadat harus di tempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh
besi beton.
b. Lokasi Pemadatan yang Sulit
Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada
pertemuan balok kolom, dinding beton yang tipis dan pada lokasi
pembersihan yang rapat dan rumit, maka kontraktor harus
mempersiapkan metode khusus untuk pemadatan beton yang
disampaikan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 3 hari sebelum
pengecoran dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos pada beton,
sehingga secara kualitas tidak akan disetujui.
c. Pemadatan Kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis,
maka beton tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan
rekomondasi Konsultan Pengawas agar retak tersebut dapat dihilangkan.
d. Metode Pemadatan Lain
Jika dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain
yang dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar
antara permukaan dan inti beton. Hal ini dapat menyebabkan keretakan
struktur dan terjadinya tegangan menetap pada beton, tanpa adanya
beban yang bekerja.
4.1.9.Perawatan Beton
4.1.12.Besi Beton
a. Merk besi beton
Sebelum pemesanan dilakukan, maka Kontraktor harus mengusulkan
merk besi beton dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik
yang akan digunakan untuk disetujui Konsultan Pengawas
b. Penyimpanan
Besi beton disimpan pada tempat yang bersih dan tumpu secara baik
tidak merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung
sehingga kemungkinan karat dapat dihindarkan
k. Toleransi Besi
Dimana B adalah dimensi elemen stuktur baik untuk lebar maupun tinggi.
Pelaksanaan yang tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh
konsultan pengawas, untuk selanjutnya diputuskan. Semua akibat kesalahan
tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor
4.1.16.Acuan / Begisting
a. Umum
1. Kontraktor harus membuat acuan yang dapat dipertanggungjawabkan
secara struktur baik kekuatan, stabilitas maupun kekakuannya serta
layak untuk digunakan. Acuan merupakan suatu bagian pekerjaan
struktur yang berguna untuk membentuk struktur beton agar sesuai
gambar kerja rencana.
2. Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi
ini. Kontraktor dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan
bahwa harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Di dalam
penawarannya Kontraktor wajib menawarkan sesuai dengan yang
ditentukan di dalam spesifikasi.
3. Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar
dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya
bagian acuan yang tertanam di dalam struktur beton.
4. Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan
pada acuan dan bukan pada acuan harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna,
sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna,
sehingga bebas dari kebocoran. Semua pengikat acuan (ties) harus
dilengkapi dengan material tertentu seperti water haffles, sehingga
pada saat dicor akan menyatu dengan struktur beton.
b. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan
seperti release agent, pengangkutan dan pelaksanaan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan acuan sebagai cetakan beton sesuai
dengan gambar-gambar konstuksi dan gambar-gambar disiplin lain
yang berhubungan seperti diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat
pelaksanaan, secara aman dan benar.
2. Detail-detail Khusus
Pembuatan acuan khusus sesuai yang direncanakan harus termasuk
yang ditawarkan di dalam penawaran Kontraktor. Termasuk juga jika
menggunakan material acuan yang khusus untuk menghasilkan detail
khusus.
c. Persyaratan Bahan.
1. Acuan dan Penyanggah
Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja,
pasangan bata yang diplester, kayu atau material lain yang dapat
dipertanggung jawabkan kualitasnya. Penggunaan acuan siap pakai
produksi pabrik tertentu diijinkan untuk dipergunakan, selama dapat
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Acuan yang terbuat dari multiplek
yang dilapisi dengan sejenis kertas film yang khusus yang digunakan
untuk acuan sangat dianjurkan dengan tebal multiplek minimal 12
mm. Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak terjadi perubahan
bentuk / ukuran dari elemen beton yang dibuat. Penyanggah yang
terbuat dari baja lebih disukai, walau penggunaan material
penyanggah dari kayu dapat diterima. Bahan dan ukuran kayu yang
digunakan harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
Untuk pekerjaan beton yang langsung berhubungan dengan tanah,
maka sebagai lantai kerja harus dibuat dari beton K-175. Sebagai
acuan samping dari beton tersebut dapat menggunakan pasangan
batu kali, batu bata atau material lain yang disetujui Konsultan
Pengawas. Untuk elemen beton tertentu seperti kolom bulat
disarankan menggunakan acuan baja.
d. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Struktur Acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian
rupa, sehingga mampu memikul beban kesemua arah yang mungkin
terjadi (kuat), tanpa mengalami deformasi yang berlebihan (kaku) dan
e. Pembongkaran Acuan
1. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian
konstruksi yng dibongkar acuannya harus dapat memikul berat sendiri
dan beban-beban pelaksanaannya.
2. Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu sbb :
4.2.1.Syarat-Syarat Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan konstruksi baja adalah semua pekerjaan
konstruksi baja dan pekerjaan baja lainnya yang tercantum dalam
gambar rencana.
Termasuk di dalam pekerjaan Konstruksi Baja ini antara lain adalah :
- Konstruksi rangka atap, dan konstruksi baja lainnya untuk Bangunan
gedung.
4.2.2.Bahan
a. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan baja harus sudah
disetujui oleh Pengawas, tidak berkarat, bagian-bagiannya dan lembaran-
lembarannya tidak bengkok dan cacat. Potongan-potongan (profil)
5.1. Umum
5.1.1.Ketentuan Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
2. Pada spesifikasi teknis ini diatur seluruh pekerjaan berdasarkan
peraturan dan ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat daerah,
nasional, maupun internasional, serta berdasarkan jenis bahan /
material, cara pelaksanaan (metode) dan sistem yang dibutuhkan.
3. Seluruh pekerjaan akan dikelola (manage) oleh konsultan pengawas,
yaitu dalam hal Koordinasi dan Pengawasan, mencakup mutu hasil
kerja (kualitas), Waktu pelaksanaan (Schedule) dan Pembiayaan.
4. Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan
warnanya harus terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Konsultan
Perencana serta mendapat persetujuan dari (Owner).
b. Peraturan-peraturan yang dipakai
c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan
kepada Konsultan pengawas untuk diperiksa yang selanjutnya
dimintakan persetujuan kepada Konsultan Perencana.
2. Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan,
Kontraktor harus mengajukan 2 atau 3 buah contoh produk yang
setara kepada Konsultan pengawas untuk diserahkan kepada
Perencana, selanjutnya Perencana mengajukan bahan material
tersebut kepada pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuannya.
3. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : warna
cat,keramik, batu temple, politur dan sebagainya harus mendapat
persetujuan dari Perencana (Arsitek) terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan
5.1.2.Pekerjaan Pendahuluan
a. Pengukuran
1. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa
pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman. Setiap kali
dianggap perlu, harus siap untuk mengadakan.
2. Untuk menetukan koordinat bangunan, Kontraktor diwajibkan
mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai
peil ketinggian tanah untuk menentukan elevasi ± 0,00, letak pohon
yang perlu dipertahankan (apabila ada), letak batas-batas site dengan
alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
3. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada Konsultan
pengawas untuk diminta keputusannya, setelah berkonsultasi dengan
Perencana.
2. Pembesian
a. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang
tercantum pada PBI-1971.
b. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar
konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi
tersebut tidak berubah tempat decking sesuai dengan ketentuan
dalam PBI-1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Konsultan pengawas.
3. Cara Pengadukan
a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
b. Takaran untuk semen Portland, pasir dan koral harus disetujui
terlebih dahulu oleh Konsultan pengawas dan tercapai mutu
pekerjaan seperti yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat.
Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi
c. Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan di pabrik dimukai, Kontraktor harus menyiapkan
gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua
komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran dan posisi
baut-baut serta detail-detail lain yang lazim diperlukan untuk
fabrikasi.
d. Ukuran-ukuran
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
2. Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat
dihindarkan berlaku ketentuan sebagai berikut :
a. Hanya diperkenankan satu sambungan.
b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las
tumpul (full penetration butt weld).
c. Pemasangan percobaan (Trial Erection)
Bila dipandang perlu Konsultan pengawas, Kontraktor wajib
melaksanakan pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh
pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang tidak
sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh Konsultan
pengawas. Pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa
persetujuan Konsultan pengawas.
d. Pengecatan
1. Semua bahan konstruksi baja harus dicat. Semua permukaan
baja harus bersih dari kotoran-kotoran atau minyak-minyak.
Pembersihan harus dilakukan dengan sikat besi mekanis
(mechanical wire brush).
2. Cat dasar adalah cat zinc chromate. Pengecatan dilakukan satu
kali di tempat pabrikasi dan satu kali di lapangan. Baja yang
akan ditanam di dalam beton tidak boleh dicat.
3. Cat akhir adalah cat zinc chromate. Pengecatan dilakukan satu
kali atau lebih di lapangan sampai menutup sempurna.
e. Pemasangan akhir (Final Erection)
1. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan
harus dalam keadaan baik. Bagian-bagian dimana tidak dapat
dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya, sebagai akibat
dari kesalahan fabrikasi atau perubahan bentuk karena kesalah
penanganan atau pengangkutan, maka keadaan itu harus segera
dilaporkan kepada Konsultan pengawas, Untuk mendapatkan
persetujuan cara perbaikan dan pemecahannya yang dapat dilakukan
di lapangan atau di work shop. Meluruskan plat dan besi siku atau
bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara disetujui. Segala biaya
sebagai akibat dari hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
5.2.4.Pekerjaan Kayu
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay out /
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos,
baut, angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga
terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang
atau cacat bekas penyetelan.
4. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus, dan siku-siku
antar sisi-sisinya dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan / pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.
5. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di
Work Shop di luar tempat pekerjaan / pemasangan.
6. Bahan kayu tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni
atau finishing lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Konsultan
pengawas.
7. Setelah semua pekerjaan kayu terpasang perlu diberi perlindungan
terhadap benturan dan pengotoran sebagai akibat pelaksanaan
pekerjaan lain.
5.4.2.Penutup Atap
a. Lingkup pekerjaan disini meliputi:
Pemasangan penutup atas lengkap dengan segala accesoriesnya, paku,
skrup, atau pengait lainnya dan pekerjaan-pekerjaan lain yang
berhubungan, sesuai gambar.
b. Bahan / Material
− Bahan utama : Genteng eks Karangpilang, sedang jenis penutup
lainnya disesuaikan dengan jenis / dalam gambar rencana.
− Mutu : Kualitas 1 (satu) mempunyai warna yang sama antara satu
dengan lainnya.
− Chemical Resistence : Konsisten terhadap NI-11 (Normalisasi Genteng
Keramik Indonesia) PUBI-1982 pasal 28, SII 0022-80.
− Bubungan : Dari eks Karangpilang (sesuai dengan genteng badan),
dipasang dengan adukan 1 pc : 3 ps ditambah bahan chemicrin bentuk
cair dengan perbandingan 1 bagian chemicrin untuk 100 bagian pc.
− Genteng dipasang lengkap dengan segala accesoriesnya yang sesuai,
nok, tepi kiri, kanan, ujung-ujung nok (bawah, kanan dan kiri), nok 3
arah, hiasan sudut bawah, atau ornemen lainnya sesuai gambar
rencana / detail.
− Seluruh bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
dalam NI-19, tidak berlumut, memenuhi ASTM B 370-74 dan PUBI
1982.
c. Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas Dieksi untuk
mendapatkan persetujuannya, baik type maupun warna finishingnya.
2. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada
Pengawas / Direksi mendapatkan persetujuan. Material yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
3. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian maka bahan-
bahan pengganti harus disetujui Pengawas / Direksi yang didasarkan
contoh yang diajukan kontraktor.
4. Kecuali peralatan / bahan yang tampak pada gambar, Kontraktor tidak
diperkenankan untuk memasang bahan lain tanpa persetujuan
Pengawas / Direksi.
5. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Pengawas /
Direksi.
6. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila
ada kelainan / perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan / perbedaan
tersebut terselesaikan.
5.4.3.Talang
a. Bahan
1. Sebagai talang miring dipakai bahan dari galvanis dengan dimensi
sesuai gambar rencana.
b. Pelaksanaan
1. Semua pekerjaan dari galvanis harus dibuat dan dipasang menurut
standart yang paling baik, dalam hal terjadi sambungan dikehendaki
sambungan lipat 3 (tiga) dan diselesaikan dengan menie besi pada
seluruh permukaan atasnya. Satuan-satuan yang dibuat dari galvanis
harus dipasang memakai paku-paku sekrup galvanis atau dengan
memakai lembaran penutup (holder bats).
c. Pematrian
Solder / pateri harus yang mutunya paling baik dan terdiri dari ½ timah
hitam dan ½ timah, Muriatia Acia harus dipergunakan untuk zat
peleburnya.
b. Persyaratan bahan
1. Rangka dari bahan aluminium Framing System, yang mutu dan
persyaratan bahannya sama dengan bahan yang digunakan untuk
kusen aluminium, yaitu produk dalam negeri ex. YKK type YCIN warna
silver natural atau produk lain yang setara.
2. Ukuran daun pintu dan jendela aluminium sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar. Lebar profil minimal 100 mm, sehingga seluruh
persyaratan bahan dalam bab 6 dapat terpenuhi.
3. Untuk panel jendela digunakan bahan kaca sebagaimana dimaksud
dalam bab 7, dengan tebal sesuai dengan perhitungan, mutu AA, yang
memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 63 dan SII 0189-78. Warna kaca
akan ditentukan kemudian.
4. Gunakan sealant yang elastis dengan kualitas tinggi dari dow corning
type 793 atau setara. Jangan memakai karet / gaskets, karena akan
menyulitkan pengaturan kerataan antar permukaan dan untuk
menghindari distorsi.
5. Pergunakan foam yang lembut untuk back-up material seperti
polyurethane foam
6. Pergunakan neoprene rubber dengan kekerasan 90 atau lebih untuk
bahan setting blocks dengan ukuran :
a. Panjang : (25 x luas kaca dalam m2) mm
b. Lebar : (tebal kaca + 5) mm
c. Tebal : 6 sampai dengan 12 mm
c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out /
penempatan, cara pemasangan / mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
2. Sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari
semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada Konsultan
pengawas minimal 3 (tiga) produk yang setara dari berbagai merk /
pabrik lengkap dengan brosur / spesifikasi dari masing-masing pabrik
yang bersangkutan.
3. Kontraktor wajib membuat shop drawing yang mencantumkan semua
data produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan tersebut.
Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu
oleh Konsultan pengawas.
4. Penimbunan bahan-bahan pintu di lokasi pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindungi dari kerusakan dan kelembaban.
5. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu /
jendela dan penguat lain serta pemasangan kaca, agar tetap terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan, tidak boleh
terjadi noda-noda atau cacat bekas penyetelan.
6. Bentuk / pola dan ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran
jadi.
7. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas
persetujuan Konsultan pengawas, tanpa meninggalkan bekas / cacat
pada permukaan rangka pintu / jendela kaca yang tampak.
8. Untuk daun pintu / jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak
bergelombang, tidak melincang dan semua peralatan dapat berfungsi
dengan baik.
5.8.1.Pekerjaan Kaca
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
5.8.2.Pekerjaan Cermin
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan, biaya peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan keperjaan ini,
hingga dapat tercapai hasl pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna
2. Pekerjaan cermin ini meliputi pemasangan cermin pada toilet-toilet
dan daerah lain yang ditentukan dalam gambar yang ditentukan atau
sesuai dengan petunjuk Konsultan pengawas
b. Persyaratan Bahan
1. Harus memenuhi persyaratan bahan pekerjaan kaca
2. Bahan cermin harus sesuai dengan NI-3 dan syarat tertulis lainnya
dalam buku ini. Disyaratkan dari jenis float clear glass produk dalam
negeri dengan kwalitas yang dapat disetujui Direksi / Pengawas,
dengan mengajukan contoh terlebih dahulu.
3. Sisi-sisi cermin yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotongan, harus digurinda / dihaluskan
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini
2. Kalau bidang yang tertutup cermin lebih besar dari modul cermin,
maka pebagiannya harus diakhiri dengan pinggulan sesuai dengan
standart dari pabrik tersebut
3. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
4. Semua bahan yang dipasang harus sudah disetujui oleh Konsultan
pengawas setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana dan
Pemilik proyek
5. Bahan yang telah dipasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui
6. Cermin harus dipasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, diharuskan
menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus, tidak diperkenankan
retak dan pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan
bekas goresan
7. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan
alat pemotong kaca khusus
8. Rangka kayu memakai bahan kamper, ukuran dan cara pemasangan
ke dinding sesuai petunjuk gambar yang diskrupkan dengan fisher
plastik ke dalam dinding. Permukaan rangka kayu yang akan
menerima cermin harus di serut halus dan waterpas
9. Sebagai pinggiran cermin digunakan profiled list Stainless Steel yang
dipasang rapih dan kuat
10. Cermin yang terpasang untuk bentuk dan ukurannya harus
disesuaikan dengan gambar
6.1.1.Umum
a. Perkerasan jalan dan tempat parkir ini dilaksanakan sesuai dengan luasan
dan ketinggian yang terlukis pada gambar rencana, termasuk dalam
pekerjaan ini adalah kerb-kerb pembatas / kanstin
b. Bila kedudukan tanah permukaan tanah yang tidak ada tidak sesuai
dengan kedudukan yang ditentukan maka pemborong berkewajiban untuk
menggali atau mengurug sesuai dengan ketinggian yang ditentukan
c. Struktur perkerasan disesuaikan dengan jenis bahan permukaan atasnya
(lihat gambar rencana), sedang bahan masing-masing lapisan struktur
dapat ditinjau pada ayat berikut
6.1.2.Bahan-Bahan
a. Bahan untuk SUB BASE : Pasir dan Batu (sirtu)
6.1.3.Persiapan Pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakan lapisan dasar (sirtu), maka permukaan tanah di
bawahnya (top soil) harus dipadatkan secara mekanik hingga mempunyai
kepadatan minimum cbr 5%
b. Sebagai struktur pertama (sub base) diurug dengan ketebalan sesuai
dengan gambar rencana, dipadatkan sehingga mempunyai kepadatan cbr
minimum 25%
c. Sebagai urugan kedua (base) diurug agregate A dilaksanakan sesuai
dengan ketebalan yang tercantum pada gambar rencana, dan mempunyai
cbr minimum 30%. Profil teratas dari base harus mempunyai kemiringan
sama dengan kemiringan crose fall, yaitu 1.5%
d. Pemasangan concrete block paving dilaksanakan sesuai dengan pola yang
terlukis dalam gambar rencana. Permukaan perkerasan jika sudah selesai
pemasangan concrete block paving block harus rapi, rata dan sama
susunannya, seluruh permukaan harus dapat mengalirkan air dengan
sempurna
e. Pemotongan harus menggunakan mesin pemotong paving yang khusus,
seperti yang disarankan pabrik yang bersangkutan
6.1.5.Perlengkapan Peralatan
7.1.3.Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
a. Pekerjaan air bersih.
Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatan yang
diperlukan dalam sistim penyediaan air bersih berupa bak air,
Pemasangan pipa distribusi kesetiap peralatan sanitary seperti halnya
closet, wasthafel urinal, faucet-faucet dll.
14. Desinfektan
a. Kontraktor harus melaksanakan pembilasan desinfektan dari
seluruh instalasi air sebelum diserahkan kepada pemberi tugas.
b. Desinfektan dilakukan dengan memasukan larutan chlorine
sekurang-kurangnya 50 mg/ltr kedalam system pipa, dengan cara /
metode yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Setelah 24 jam, sisa chlorine diperiksa kembali untuk
kemudian dilakukan pembilasan system pipa dengan air bersih.
d. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami
proses desinfektan tersebut harus dibuka dan ditutup beberapa kali
selama jangka waktu 24 jam tersebut diatas.
e. Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, kontraktor harus
memberi tanda-tanda dengan pensil / tinta merah pada dua set
gambar plumbing, atas segala perubahan, penghapusan, atau
penambahan pada rencana instalasi tersebut. Gambar tersebut
akan diserahkan kepada pengelola proyek/ konsultan pengawas.
f. Kontraktor harus menyerahkan kepada pengelola proyek /
konsultan pengawas, gambar instalasi sesugguhnya, sebagaimana
yang terpasang pada bangunan (as build drawing) yang memuat
lengkap semua perubahan yang telah dilakukan. Gambar-gambar
tersebut dibuat dengan tinta diatas kalkir.
g. Kontraktor harus memberikan garansi tertulis kepada
pemberi tugas, bahwa seluruh instalasi distribusi air bersih akan
bekerja dengan memuaskan, dan bahwa kontraktor akan
menanggung semua biaya atas kerusakan /penggantian yang
diperlukan selama jangka waktu masa pemeliharaan.
3. Bahan-bahan
Beton cor ditempat. Dinding, tutup, dan lantai reservoir dari konstruksi
beton bertulang cor setempat dilaksanakan dengan campuran beton
mutu k 225 (refferensi : pasal 04 konstruksi beton)
a. Dinding dalam reservoir bawah difinish dengan keramik 30x30 cm.
b. Dilengkapi pelampung atau Water Lever Control (WLC) sesuai
rencana
8.1.2.Gambar-Gambar Rencana
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan-peralatan seperti : panel, jalur kabel, lampu dan lain-lain.
Penyesuaian harus dilakukan di lapangan karena keadaan sebenarnya dari
lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.
a. Gambar-gambar kerja (shop drawing)
Pemborong harus membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) yang
menunjukkan tata letak pemasangan yang lengkap, dimensi-dimensi dari
peralatan, detail-detail dan sebagainya.
b. Gambar-gambar kerja dan juga catalog, brosur dan tipe peralataan yang
akan dipasang harus diserahkan kepada konsultan pengawas untuk
diperiksa.
Shop drawing harus sudah diserahkan kepada pengawas 14 hari sebelum
pemasangan.
8.1.7.Proteksi
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus
dilindungi terhadap cuaca dan harus dijaga selalu dalam keadaan bersih,
semua ujung-ujung conduit dan bagian-bagian peralatan yang tetap tidak
dihubungkan harus disumbat atau ditutup untuk mencegah masuknya
kotoran.
8.1.8.Pembersihan Site
Pemborong harus mengusahakan daerah kerja mereka selalu dalam keadaan
bersih dan rapi selama pemasangan instalasi elektrikal ini. Pada saat
pelaksanaan pekerjaan instalasi ini selesai pemborong harus memeriksa
kembali keseluruhan pekerjaan dalam keadaan rapi, bersih dan siap pakai.
8.1.9.Pengecatan
Semua bahan dan peralatan yang dicat yang menjadi lecet karena
pengangkutan atau pemasangan harus segera ditutup dengan cat warna yang
sesuai sehingga nampak seperti baru kembali.
a. Material
1. Kabel daya tegangan rendah
d. Tanda Pengenal
b. Standart
Panel switchgear harus dibuat sesuai dengan standart iec atau
standart-standart lainya (NFC, VDE/DIN, NEMA , BS, JIS)
c. Konstruksi
- Panel switchgear TR akan dioperasikan pada tegangan 380/220
V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded.
- Switchgear harus dapat dioperasikan dengan aman oleh
petugas, misalnya pengoperasian sakeler-sakelar daya,
pemutus tenaga, pemasangan kembali indicator-indicator
gangguan, pengecekan tegangan, dan sebagainya.
- Switchgear terdiri dari lemari-lemari yang akan digunakan
untuk pemasangan peralatan-peralatan dan penyambungan.
Lemari-lemari panel hanya mempunyai bukaan dari sisi sebelah
depan.
- Lemari untuk “panel board” harus mempunyai ukuran yang
proporsional seperti dipersyaratkan untuk “panel board” dan
sesuai kebutuhan, sehingga untuk sejumlah komponen panel
maupun untuk sejumlah kabel yang dipakai tidak menjadi
terlalu sesak.
- Kabinet panel terbuat dari bahan pelat baja dengan ketebalan
minimum 1,5 mm. Panel-panel floor mounting / free standing
harus diberi pengukat rangka dari baja siku atau kanan dengan
ketebalan 2.00mm, mempunyai ukuran standart sehingga
dapat dipertukarkan dan diperluas dengan mudah.
- Pintu panel dilengkapi dengan engsel type terbenam, handle
(catch) dan kunci (lock).
- Finishing panel harus dilaksanakan sebagai berikut semua mur
dan baut harus tahan karat. Semua bagian dari baja harus
bersih dan sandblasted setelah pengelasan, kemudian
secepatnya dilindungi terhadap karat dengan cara galvanisasi
atau chromium plating atau dengan zinc chromate primer.
Pengecatan finishing dilakukan dengan dua lapis cat oven
warna abu-abu atau warna lain yang disetujui oleh pengawas.
d. Komponen-komponen panel
- Busbar
Main bus harus dipasang horizontal disebelah atas.
Main dan tap busbar harus dari bahan tembaga dengan
konduktifitas tinggi (98% atau lebih besar), dan harus mempunyai
kuat hantar arus kontinu yang standart dan sesuai dengan yang
dimaksud pada gambar.
- Magnetic Contactor
Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau
dengung. Kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220
volts, 50 Hz dan tahan bekerja continue pada 10% tegangan lebih
tinggi dan harus dapat pula menutup dengan sempurna pada
85% tegangan nominal.
Contraktor harus type heavy-duty, kemampuan minimal making
current sebesar 15% arus nominal, dan kemampuan electrical
operation sebanyak 2.000.000 kali.
- Selektor Switch
Selector switcher harus mempunyai rating 10 A pada 300 V, type
heavy duty dan kedap minyak.
- Terminal Block
Terminal block untuk kabel-kabel control harus diberikan batas
penghalang diantaranya, dengan rating 600 volts minimum.
Terminal block harus disediakan sesuai kebutuhan ditambah 20%
terminals untuk cadangan.
- Name Plate
Name plate harus terbuat dari plastic gravis berlaminasi, putih
bagian dalam dan bagian hitam pada bagian permukaan.
Huruf-huruf harus huruf block dengan ukuran minimum 4 mm.
- Kabel Kontrol
Control circuit conductor harus jenis kabel fleksibel dengan
penampang konduktor tidak kurang dari 2.5 mm2, rating
tegangan 600 V .
Kabel kontrol harus buatan pabrik kabel dalam negeri seperti
supreme, kabel metal, kabelindo dan tranka.
5. Sakelar dinding
Sakelar biasa harus dari type untuk pemasangan rata dinding,
mempunyai rating 250 Volts 10 Amp dari jenis single gang atau
double gang atau multiple gangs (grid switches) merk yang
dipakai Legran, Clipsal, Broco atau setara. Semua sakelar
dinding dipasang 150 cm dari lantai.
7. Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak
kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti
atau lebih (NYA atau NYM)
Kabel harus mempunyai penampang minimum 2.5 mm2.
Kode warna kabel harus mengikuti ketentuan dalam PUIL.
Sebagai berikut :
- fasa : 1 : merah
- fasa : 2 : kuning
- fasa : 3 : hitam
- netral : biru
- tanah (ground) : hijau dan kuning
Kabel merupakan produk, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal,
Tranka.
b. Konstruksi
1. Sakelar dan stop kontak
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan
kotak sekelar dinding, harus 150 cm.
Dimana ada lebih dari lima sekelar dinding atau stop kontak
ditunjuk pada tempat yang sama, maka dua deret kotak
tunggal, ganda atau “multigang” sesuai dengan kebutuhan
harus dipasang satu diatas yang lain, dan titik tengah deretan-
deretan tersebut harus berada 1.50 m diatas permukaan lantai.
Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang ±
20 cm dari pinggir kusen pada sisi kunci seperti ditunjukkan
dalam gambar-gambar arsitektur, kecuali ditunjukkan lain oleh
pengawas.
c. Pemasangan
Pemasangan lampu-lampu
Semua fikture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan
harus dipasang oleh tukang-tukang yang berpengalaman
dengan cara yang benar dan disetujui pengawas seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan lampu
menempel pada kanal yang dipasang lengkap dengan
penggantungnya.
Pada waktu pemeriksaan akhir semua “fixture” dan
perlengkapan harus sudah siap menyala. Bebas dari cacat.
Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih bebas dari debu,
plastes dan lain lain. Semua reflector, kaca, panel pinggir atau
bagian-bagian lain yang rusak sebelum pemeriksaan akhir
harus diganti oleh pemborong tanpa biaya tambahan.
8.2.1.Penjelasan umum
a. Pelaksanaan pekarjaan ini meliputi mendatangkan, mengangkut dan
mengerjakan semua bahan-bahan yang diperlukan, alat-alat pertolongan,
alat-alat sementara, mengadakan tenaga kerja, pengawasan, membuat
segala persiapan-persiapan dengan segala alat yang diperlukan untuk
pekerjaan secara cepat, baik dan lengkap meskipun alat-alat, atau
bahan-bahan dan pekerjaan tersebut tidak dijelaskan dalam peraturan
dan syarat-syarat, gambar-gambar yang dianggap perlu oleh direksi
harus dibuat oleh pemborong dan disetujui oleh Direksi.
2. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan instalasi system ini meliputi seluruh pengangkutan dan
pengadaan peralatan utama serta peralatan untuk instalasi, instalasi
pemipaan dan peralatannya, peralatan bantu, tenaga kerja
pembuatan alat-alat, pemasangan, pengujian, penyetelan seluruh
system yang dipasang agar lengkap dan dapat bekerja sesuai dengan
persyaratan dan dokumen yang ada.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi:
- Pengadaan baru dan belum terpakai, pemasangan pengaturan
unit, thermostat, instalasi pemipaan air drainage, pipa refrigeran,
instalasi pengontrolan dan instalasi listrik.
- Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang
diakibatkan oleh adanya pelaksanaan pekerjaan ini.
- Mengadakan perbaikan kembali dan finishing seperti semula
semua gangguan kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh
adanya pelaksanaan pekerjaan instalasi ini.
- Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang, buku petunjuk
cara menjalankan, pemeliharaan dan memperbaiki sistem tata
udara ini kepada pemberi tugas dan konsultan.
d. Pekerjaan sipil
1. Umum
Pemborong harus membangun dudukan (support) ataupun
penggantung (hanger) untuk mesin pendingin (outdoor), fcu, sesuai
gambar dan spesifikasi yang ditentukan.
Semua support dan hangar dapat terbuat dari pipa, profile batang
(rod) ataupun plt strip sesuai dengan gambar kerja yang disetujui
pengawas. Semua dudukan harus mempunyai plat alas yang cukup
dan dibuat pada lantai atau bisa juga menempel di dinding.
2. Gantungan ahu/ fan coil.
Penggantung ahu / fan coil harus diikat mur baut sesuai aturan pabrik
pembuatnya dan diberi lapisan peredam getaran
Pemborong harus menempatkan unit in door sedemikian rupa
sehingga tidak menghalangi alur instalasi peralatan utilitas lainnya,
serta tidak menyalurkan getaran dan suara di ruang dibawahnya
b. Gambar-gambar Rancana
Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak peralatan dan
instalasinya penyesuaian harus dilakukan dilapangan, karena keadaan
sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
lapangan
1. Teminal Udara
Air Termination meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut :
1.1. Lighting Control Terminal
Kepala Penangkal petir menggunakan type konvensional.
9.2. Pemasangan
1. Cara-cara pemasangan sistem penagkalan petir harus sesuai dengan gambar
dan harus mengikuti Petunjuk Pengawas Lapangan
2. Down Conductor disepanjang konstruksi penyanggah harus dipasang memakai
klem dengan jarak setiap 75 cm
3. Down Conductor diatas permukaan tanah sampai pada ketinggian 2 meter dari
permukaan tanah harus dipasang didalam pipa PVC Kelas AW.
4. Pada Elektroda pentanahan harus dibuat terminal pentanahan dengan baut dan
ring. Sambungan pada elektroda pentanahan harus memakai junction box
5. Elektroda pentanahan dari batang tembaga diameter ¾” dan panjang tembaga
harus dilindungi terhadap korosi dengan serbuk arang disekitar batang
tembaga
9.3. Pengerjaan
Di tentukan lokasi sesuai dengan di tunjukkan pada gambar. Tanam secara vertikal
pipa baja diameter 5” sampai sedalam 12 meter atau sampai mencapai permukaan
air tanah. Kemudian pipa dicabut kembali sehingga akan meninggalkan lubang
dengan diameter kurang dari 5” sedalam 12 meter Isi lubang tersebut dengan
serbuk arang padat. Terakhir elektroda pentanahan ditengah-tengah bumbung
arang tersebut. Terminal pentanahan harus terletak dalam bak kontrol khusus
untuk keperluan tersebut dan untuk pengecekan tahanan tanah secara berkala,
tahanan pentanahan maksimum 2 Ohm
b). Kabel
Kabel Feeder ke Junction Box dipakai adalah jenis NYMHY dengan jumlah kawat
seperti pada gambar rencana. Kabel-kabel distribusi ke masing-masing loud
speaker yang dipakai adalah jenis NYMHY 2 x 1,5 mm2 dan terletak di dalam
konduit.
c). Konduit
Jenis konduit yang bisa dipakai adalah PVC conduit dengan diameter dengan
minimal 1 ½ kali diameter kabel.
1. PERALATAN
a). Rak peralatan sistem ini ditempatkan diruang sesuai dengan gambar
rencana.
b). Rak peralatan sistem suara ini harus ditanahkan dengan hambatan max 2
ohm dan kebal terhadap gangguan (interferensi) dari gelombang radio (RFI)
maupun terhadap gelombang elektromagnetik (EMI) yang ada disekitarnya.
d). Kebutuhan power amplifier dibagi-bagi menurut kebutuhan.
e). Semua kabel harus dipasang menggunakan pipa conduit.
g). Pemakaian pipa konduit untuk instalasi ini menggunakan pipa konduit PVC
high Impact.
2. PENGUJIAN / JAMINAN
Semua peralatan dalam Sistem Suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan
surat jaminan atas kerjanya sistem setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.
Pengukuran sound pressure level dilakukan dengan memakai Sound Level Meter.
10.4.PRODUK
1. Apabila dalam rencana kerja dan syarat–syarat pekerjaan (rks) ini untuk menguraikan
bahan – bahan dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat “diadakan oleh
pemborong atau diselenggarakan pemborong”, maka hal ini dianggap seperti betul –
betul disebutkan, jika ternyata uraian tersebut masuk dalam pekerjaan.
2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian–bagian yang betul–
betul termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam rencana
kerja dan syarat–syarat pekerjaan (rks) ini harus diselenggarakan oleh pemborong dan
dianggap seperti benar – benar disebutkan.
3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya
maka tetap diadakan / dikerjakan pemborong.
4. Hal – hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak pemberi tugas, unsur teknis, konsultan pengawas dan konsultan perencana.
Malang, 2005
Disusun oleh :
Kepala Bidang
KIMPRASWIL
Kota FDSFDF