You are on page 1of 2

URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER (SNPK)-1 Seminar Nasional Pendidikan Karakter (SNPK) yang diselenggarakan oleh JRMN (Jaringan Rohis

MIPA Nasional) dan Himpunan Aktivitas Kajian Agama, Jamaah Musholla AlFurqon (HASKA JMF) tahun ini mengangkat tema tentang Urgensi Pendidikan Karakter Intelektual Religius dalam Membangun Peradaban Bangsa Madani dengan pembicara Dr. Rukiyati, M.Hum (Pakar Pendidikan Karakter UNY) dan Drs. Agus Purwanto, M.Sc., D.Sc (alumni Universitas Hiroshima Jepang, fisikawan, dosen ITS, dan penulis buku Ayat-ayat Semesta). Awal mula mengikuti seminar ini sebenarnya karena adanya sebuah ajakan dari dosen senior (*ngaku :-D ). Namun setelah mengikuti seminar, memang banyak ilmu yang didapatkan, selain menambah wawasan terutama tentang pendidikan karakter di Jepang yang disampaikan oleh Gur Pur/Cak Laurin/ Bpk. Drs. Agus Purwanto, M.Sc., D.Sc. Materi pertama disajikan oleh Ibu Dr. Rukiyati, M.Hum yaitu tentang Urgensi Pendidikan Karakter Holistik Komprehensif di Indonesia. Pembahasan diawali tentang permasalahan pendidikan karakter di Indonesia, bahwa degradasi moral di Indonesia disebabkan belum dilaksanakannya pendidikan karakter yang holistik dan komprehensif. Holistik ditinjau dari makna pendidikan karakter, komprehensif ditinjau dari implementasinya. Pendidikan karakter holistik menurut Ibu Dr. Rukiyati, M.Hum adalah upaya memperkenalkan dan menginternalisasikan nilai-nilai kehidupan yang dapat menjadikan peserta didik menjadi manusia yang utuh (a whole human being). Nilai-nilai kehidupan yang dimaksudkan adalah kesatuan sistem nilai yang bertolak pada filsafat manusia yang memandang bahwa manusia adalah makhluk individual-sosial, jasmani-rohani, dan makhluk otonom-sosial. Nilai-nilai kehidupan tersebut seharusnya diimplementasikan secara komprehensif. Komprehensif yang dimaksud adalah yang mencakup beberapa aspek, yaitu isi, metode, proses, subjek, dan evaluasi pendidikan karakter. Aspek isi menekankan bahwa isi pendidikan karakter meliputi semua permasalahan yang berkaitan dengan nilai-nilai yang bersifat pribadi sampai umum, dan secara terperinci nilai tersebut dikelompokkan menjadi 3, yaitu nilai terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nilai terhadap sesama manusia, dan nilai terhadap lingkungan. Metode pendidikan nilai disampaikan melalui metode tradisional (pengajaran langsung melalui penanaman dan pemodelan), dan melalui metode kontemporer dengan pendekatan tidak langsung (memperkenalkan nilai-nilai dan moral dengan memberikan kesempatan dan kecakapan kepada anak muda untuk menjadi orang yang berkarakter baik. Proses pendidikan karakter dilakukan dalam keseluruhan proses pendidikan, subjek pendidikan karakter terjadi melalui kehidupan bermasyarakat dan didukung oleh segenap komponen masyarakat. Evaluasi pendidikan karakter melalui 3 ranah (moral knowing, moral feeling, dan moral action).

Inti dari seminar yang disampikan ibu Dr. Rukiyati, M.Hum adalah pendidikan intelektualitas seharusnya seiring sejalan dengan pendidikan karakter yang holistik-komprehensif).

You might also like