You are on page 1of 11

KImia Inti

A. Pengertian Kimia inti adalah kajian mengenai perubahan-perubahan dalam inti atom. Perubahan ini disebut reaksi inti. Peluruhan radioaktif dan transmutasi inti merupakan reaksi inti. B. Reaksi ( fisi dan fusi ) 1. Reaksi Fisi Reaksi fisi adalah reaksi pembelahan nuklida radioaktif menjadi nuklida-nuklida dengan nomor atom mendekati stabil. Pembelahan nuklida ini disertai pelepasan sejumlah energi dan sejumlah neutron. Reaksi fisi inti uranium235 dioperasikan dalam reaktor tenaga nuklir untuk pembangkit tenaga listrik. Jika inti 235U dibombardir dengan neutron, akan dihasilkan inti-inti atom yang lebih ringan, disertai pelepasan energi, juga pelepasan neutron sebanyak 2 hingga 3 buah. Jika neutron dari setiap reaksi fisi bereaksi lagi dengan inti 235U yang lain, inti-inti ini akan terurai dan melepaskan lebih banyak neutron. Oleh karena itu, terjadi reaksi yang disebut reaksi berantai (chain reaction).

Gambar : Reaksi fisi 235U dengan neutron membentuk kripton dan barium disertai pelepasan energi sebesar 3,5 10-11 J dan sejumlah neutron yang siap bereaksi fisi dengan inti yang lain. 2. Reaksi Fusi Reaksi fusi adalah reaksi nuklida-nuklida ringan digabungkan menjadi nuklida dengan nomor atom lebih besar. Misalnya, inti deuterium (2H) dipercepat menuju target yang mengandung deuteron (2H) atau tritium (3H) membentuk nuklida helium. Persamaannya:

1H2 + 1H2 ? 2He3 + 0n1 1H2 + 1H3 ? 2He4 + 0n1 Untuk mendapatkan reaksi fusi inti, partikel pembom (proyektil) harus memiliki energi kinetik yang memadai untuk melawan tolakan muatan listrik dari inti sasaran (lihat Gambar).

Gambar : Grafik energi antaraksi dua inti terhadap tolakan elektrostatis Disamping pemercepat partikel, cara lain untuk memberikan energi kinetik memadai kepada inti proyektil agar dapat bereaksi dengan inti sasaran dilakukan melalui pemanasan inti sasaran hingga suhu sangat tinggi. Suhu pemanasan inti sasaran sekitar 108 C. Pada suhu ini semua elektron dalam atom mengelupas membentuk plasma C. Partikel partikel yang terlibat dalam reaksi inti. 1. PROTON Dalam fisika, proton adalah partikel subatomik dengan muatan positif sebesar 1.610-19 coulomb dan massa 938 MeV (1.6726231 10-27kg, atau sekitar 1836 kali massa sebuah elektron). Suatu atom biasanya terdiri dari sejumlah proton dan netron yang berada di bagian inti (tengah) atom, dan sejumlah elektron yang mengelilingi inti tersebut. Dalam atom bermuatan netral, banyaknya proton akan sama dengan jumlah elektronnya. Banyaknya proton di bagian inti biasanya akan menentukan sifat kimia suatu atom. Inti atom sering dikenal juga dengan istilah nuklei, nukleus, atau nukleon (bhs Inggris: nucleon), dan reaksi yang terjadi atau berkaitan dengan inti atom ini disebut reaksi nuklir.

2. NEUTRON Neutron atau netron adalah partikel subatomik yang tidak bermuatan (netral) dan memiliki massa 940 MeV/c (1.6749 10-27 kg, sedikit lebih berat dari proton. Putarannya adalah . Inti atom dari kebanyakan atom (semua kecuali isotop Hidrogen yang paling umum, yang terdiri dari sebuah proton) terdiri dari proton dan neutron. Di luar inti atom, neutron tidak stabil dan memiliki waktu paruh sekitar 10 menit, meluluh dengan memancarkan elektron dan antineutrinountuk menjadi proton. Metode peluruhan yang sama (peluruhan beta) terjadi di beberapa inti atom. Partikel-partikel dalam inti atom biasanya adalah neutron dan proton, yang berubah menjadi satu dan lainnya dengan pemancaran dan penyerapan pion. Sebuah neutron diklasifikasikan sebagai baryon dan terdiri dari dua quark bawah dan satu quark atas. Persamaan Neutron antibendanya adalahantineutron. Perbedaan utama dari neutron dengan partikel subatomik lainnya adalah mereka tidak bermuatan. Sifat netron ini membuat penemuannya lebih terbelakang, dan sangat menembus, membuatnya sulit diamati secara langsung dan membuatnya sangat pentin sebagai agen dalam perubahan nuklir. 3. ELEKTRON Elektron adalah partikel subatomik yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis sebaga e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer. Elektron memiliki massa sekitar 1/1836 massaproton. Momentum sudut (spin) instrinsik elektron adalah setengah nilai integer dalam satuan h, yang berarti bahwa ia termasuk fermion. Antipartikel elektron disebut sebagaipositron, yang identik dengan elektron, tapi bermuatan positif. Ketika sebuah elektron bertumbukan dengan positron, keduanya kemungkinan dapat saling berhamburataupun musnah total, menghasilan sepasang (atau lebih)foton sinar gama. Elektron, yang termasuk ke dalam generasi keluarga partikel lepton pertama, berpartisipasi dalam interaksi gravitasi, interaksi elektromagnetik daninteraksi lemah. Sama seperti semua materi, elektron memiliki sifat bak partikel maupun bak gelombang (dualitas gelombangpartikel), sehingga ia dapat bertumbukan dengan partikel lain dan berdifraksi seperti cahaya. Oleh karena elektron termasuk fermion, dua elektron berbeda tidak dapat menduduki keadaan kuantum yang sama sesuai denganasas pengecualian Pauli. Dalam banyak fenomena fisika, seperti listrik, magnetismedan konduktivitas termal, elektron memainkan peran yang sangat penting. Suatu elektron yang bergerak relatif terhadap pengamat akan menghasilkan medan magnetikdan lintasan elektron tersebut juga akan dilengkungkan oleh medan magnetik eksternal. Ketika sebuah elektron dipercepat, ia dapat menyerap ataupun memancarkan energi dalam bentuk foton. Elektron bersama-sama dengan inti atom yang terdiri dari proton dan

neutron, membentuk atom. Namun, elektron hanya mengambil 0,06% massa total atom. Positron adalah antipartikel atau antimateri dari elektron. Positron memiliki muatan listrik sebesar +1.6 x 10^19, spin , dan massa yang sama dengan elektron. Ketika sebuah positron berenergi rendah bertumbukan dengan elektron berenergi rendah, akan terjadi pemusnahan dan menghasilkan dua foton sinar gamma. Positron adalah antipartikel atau antimateri dari elektron. Positron memiliki muatan listrik sebesar +1, spin , dan massa yang sama dengan elektron. Ketika sebuah positron berenergi rendah bertumbukan dengan elektron berenergi rendah, akan terjadi pemusnahan dan menghasilkan dua foton sinar gamma. Dalam fisika, proton adalah partikel subatomik dengan muatan positif sebesar 1.610-19 coulomb dan massa 938 MeV (1.6726231 10-27 kg, atau sekitar 1800 kali massa sebuah elektron). Suatu atom biasanya terdiri dari sejumlah proton dan netron yang berada di bagian inti (tengah) atom, dan sejumlah elektron yang mengelilingi inti tersebut. Dalam atom bermuatan netral, banyaknya proton akan sama dengan jumlah elektronnya. Banyaknya proton di bagian inti biasanya akan menentukan sifat kimia suatu atom. Inti atom sering dikenal juga dengan istilah nuklei, nukleus, atau nukleon (bhs Inggris: nucleon), dan reaksi yang terjadi atau berkaitan dengan inti atom ini disebut reaksi nuklir.

Nama Proton Neutron Elektron Negatron Positron Partikel Alpha

Lambang P atau H N e He atau

Nomor Atom 1 0 -1 -1 1 2

Nomor Massa 1 1 0 0 0 4

Massa 1,00728 1,00867 0,000549 0,000549 0,000549 4,0015

D.

Manfaat Reaksi Kimia Inti. 1. Pengawetan makanan. Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk mengawetkan makanan. Radiasi ini membunuh organisme yang menyebabkan pembusukan pada sayuran dan buah-buahan. 2. Pengontrolan ketebalan bahan. Radiasi sinar gamma memberikan data dan mengontrol alat pengatur ketebalan bahan. Cara kerjanya didasarkan atas prinsip bahwa intensitas sinar akan berkurang bila sinar melalui benda,sesuai dengan ketebalannya.

3. Penyelidikan tentang kebocoran. Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk penelitian tentang ada tidaknya kebocoran. Misalnya, pada pipa minyak dalam tanah. Minyak dicampur dengan senyawa kimia yang menganduk isotop radioaktif Na-24 dalam bentuk senyawa bikarbonat yang memancarkan sinar gamma dengan waktu paruh pendek, yaitu 15 jam. Minyak tersebut kemudian dialirkan melalui pipa yang diseidiki. Denga menggunakan alat pencacah sinar radioaktif (Geiger Muller Counter) keadaan tanah yang dilalui pipa dideteksi. Apa bila pada tempat tertentu terdeteksi radiasi, artinya ditempat itu pipa mengalami kebocoran.Teknik semacam ini disebut teknik perunut. 4. Penyelidikan tentang sambungan dua logam. Penggunaan zat radioaktif dapat membantu kita apakah sambungan las antara dua logam misalnya, untuk kapal laut atau suatu mesin sudah baik atau masih ada yang kurang. Konsep yang digunakan adalah bahwa intensitas sinar akan berkurang bila sinar melalui benda. Jadi, bila ada kebocoran, maka intensitas sinar radioaktif yang keluar sama dengan sinar radioaktif yang masuk.

5. Pensterilan alat-alat kedokteran. Dengan cara yang sama seperti pada pengawetan makanan, radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan alat-alat kedokteran. Misalnya, alat suntik disterilkan dengan cara radasi gamma setelah dimasukan dalam tempat yang tidak dapat dimasuki udara dari luar. Sebagai sumber radiasi adalah radioisotop Co-60 atau Cs-137. Setiap hari BTAN (Badan Tenaga Atom Nasional) mensterilkan sekitar 1 ton alat-alat kedokteran. 6. Pengobatan penyakit. Orang yang menderita penyakit kanker tertentu dapat diobati dengan radiasi sinar gama dari isotop Co-60. Radiasi dapat diarahkan dengan tepat pada sel kanker. Dengan demikian sel kanker akan mati. Sel yang mati itu diharapkan akan diganti dengan sel yag sehat. Pengobatan dengan menggunakan dampak radiasi disebut radioterapi. Radioisotop P-32 yang memancarkan sinar beta dengan waktu paruh 14,3 hari, digunakan untuk penyembuhan penyakit pada system darah, yaitu polycythemia ruba vera dimana terdapat pembentukan sel darah merah berlebih. P-32 disuntikan kedalam tubuh sebagai larutan NaH2PO4 yang steeril dan isotonis. P-32 diserap oleh tulang dan inti sel yang sedang membelah. Radio isotop P-32 ini menghambat pembentukan sel-sel darah merah yang berada dalam sum-sum tulang. 7. Penyelidikan efisiensi kerja organ tubuh. Isotop radioaktif dapat digunakan untuk menentukan letak tumor pada otak manusia. Otak manusia sangat rumit sehingga sukar untuk mengetahui letak tumor otak. Oleh karena itu digunakan radio isotop I-131 yangt disuntikan kedalam tubuh pasien. I-131 akan diserap

oleh jaringan tumor. Mengingat radio isotop memancarkan sinar gamma, maka letak tumor dapat ditentukan dengan menggunakan alat pencacah. I-131 juga digunakan untuk mendiagnosis fungsi kalenjar gondok. Zat ini diserap oleh kalenjar gondok. Bagi pasien yang kalenjar gondoknya berfungsi normal maka sesudah 24 jam pasien diberi minuman dan suntikan yang mengandung I-131, 15% sampai 40% I-131 akan terserap. Pada penderita penyakit basedow, kalenjar gondok bekerja lebih aktif sehinggap dapat menyerap lebih dari 50%. 8. Kecepatan gerak lumpur Untuk mengetahui kecepatan gerak lumpur dalam sungai, isotop radioaktif Na-24 dicampur dengan lumpur sungai. Isotop Na-2 memancarkan sinar gamma. Kemudia dimasukan ke dalam sungai pada tempat tertentu. Denga mengukur radiasi yang dipancarkan oleh isotop radioaktif para ahli dapat mengikuti perjalanan dan kecepatan gerak lumpur. 9. Debit air sungai I-131 dan Na-24 adalah isotop radioaktif yang tepat untuk mengetahui berapa jumlah air sungai mengalir per detik atau debit air sungai. Selain itu isotop-isotop tersebut dapat digunakan untuk mengatahui pola aliran air permukaan, misalnya air danau dan air laut daerah pantai. 10. Pemupukan Untuk mengetahui tempat pemupukan yang tepat sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Unsur karbon dalam pupuk urea diberi label 14. Isotop C-14 ini memancarkan sinar beta dan berfungsi sebagai perunut. Pupuk kemudian ditempatkan pada tempat yang berbeda-beda dalam tanah. Setelah beberapa hari dapat diteliti keadaan tanaman dan berapa banyak pupuk yang diserap oleh tanaman. Hasil penyelidikan menunjukan bahwa: Biji yang sedang tumbuh tidak dapat menyerap pupuk dengan baik, apabila pupuk dicampurkan secara merata dalam tanah. Penyerapan pupuk oleh biji yang sedang tumbuh sangat baik bila pupuk ditempatkan langsung dibawah biji.Tetapi akarnya tidak dapat tumbuh dengan sehat sehingga pertumbuhan biji selanjutnya terganggu. Penyerapan pupuk baik dan akar dapat tumbuh dengan sehat bila pupuk ditempatkan di sekitar akar biji yang sedang tumbuh. Dengan menggunakan isotop radioaktif P-32 terbukti bahwa pupuk lebih cepat sampai kebagian tanaman yang membutuhkan bila pemberian pupuk dilakukan melalui daun . Bagian-bagian batang yang ada diatas tanah disemprot dengan larutan pupuk posfat yang mengandung isotop radioaktif P-32. 11. Pemberantasan Hama

Selain cara pemupukan, daam bidang biologi atau pertanian radiasi isotop radioaktif dapat digunakankan untuk pemberantasan hama. Salah satu sifat radiasi adalah dapat merusak sel tubuh. Bila sel tubuh itu adalah sel kelamin, maka radiasi yang efektif dapat menyebabkan kemandulan. Prinsip ini digunakan untuk memandulkan hama jantan. Hama jantan yang telah dimandulkan dilepaskan didaerah yang terserang hama. Perkawinan antara hama jantan mandul dengan hama betina tidak akan menghasilkan keturunan. Dengan demikian perkembangan populasi hama akan terganggu. Cara lain adalah membuat tanaman menjadi radioaktif, misalnya tanaman coklat yang banyak dihinggapi serangga/hama diberi isotop radioaktif P-32. Serangga yang memakan daunnya menjadi radioaktif . Dari percobaan diperoleh bahwa beberapa serangga kadangkadang tidak makan selama 24 jam. Berdasarkan keradioaktifannya dapat diketahui jarak yang ditempuh oleh serangga-serangga itu. Ternyata jaraknya tidak begitu jauh hingga dapat mencegah penjalaran hama. 12. Mutasi pada tanaman. Penyinaran untuk memperoleh mutasi-mutasi pada tanaman dilakukan terhadap biji atau kecambah dari tumbuhan yang mempunyai arti ekonomi penting seperti padi. Bagi kecambah, dosis yang diperlukan lebih rendah karena kecambah mempunyai sel-sel muda yang aktif membelah. Sel-sel muda ini peka sekali terhadap radiasi. Banyaknya mutasi yang terjadi tergantung pada jumlah dosis radiasi yang diberikan. Bila dosis terlalu rendah, sedikit kemungkinan terjadi mutasi, bila dosis terlalu tinggi akan mengakibatkan hasil yang lebih buruk dari tanaman semula. Percobaan mengenai radiasi pada biji antara lain: Tanaman padi memiliki bulu-bulu yang dapat melindungi tanaman terhadap serangan burung. Tanaman memiliki cabang yang lebih banyak Biji padi lebih bagus dan lebih putih. 13. Meneliti gerakan air dalam tanaman. Radioisotop disiramkan pada tanah. Setelah beberapa jam diikuti distribusinya dalam tubuh tanaman. 14. Mengubah sifat gen Misalnya mengubah gen pembawa warna. Radiasi pada gen pembawa warna dapat menghasilkan aneka ragam warna bunga. Radiasi dengan dosis tertentu pada sel juga dapat mematikan. Prinsip ini digunakan untuk pengawetan. 15. Menetapkan lintasan karbon pada fotosintesis Pada bukunya, Raymond Chang menjelaskan bahwa Isotop 14C radioaktif telah membantu menetapkan lintasan karbon dalam fotosintesis. Dimulai dengan 14CO2, dapat mengisolasi produk antar selama fotosintesis dan mengukur banyak radiaktivitas dari setiap senyawa yang mengandung karbon. Dengan cara ini lintasan mulai dari CO2 melalui berbagai senyawa sampai karbohidrat dapat dipetakan dengan jelas. Isotop, terutama isotop radioaktif yang digunakan untuk merunut lintasan atom suatu unsur dalam proses kimia atau biologi disebut perunut atau tracer.

16. Penetapan struktur senyawa kimia seperti ion tiosulfat. 17. Esterifikasi, misalnya dalam esterifikasi antara alcohol dan asam karboksilat. 18. PLTN Banyak reaksi kimia yang membebaskan banyak kalor, tetapi reaksi inti atau reaksi nuklir memberikan lebih banyak kalor. Energi yang sangat besat itu dapat digunakan dengan baik untuk menghasilkan sesuatu. Pusat tenaga nuklir mengendalikan reaksi nuklir sehingga energy yang dilepaskan dapat digunakan untuk pembangkit listrik. Suatu penerapan damai tetapi kontroversial dari fisi inti adalah pembangkitan listrik menggunakan kalor yang dihasilkan dari reaksi rantai terbatas yang dilakukan dalam suatu reaktor nuklir. Ada 3 jenis reaktor nuklir yang dikenal, yaitu: Reaktor air ringan. Menggunakan air ringan (H2O) sebagai moderator (zat yang dapat mengurangi energi kinetik neutron). Reaktor air berat. Menggunakan D2O sebagai moderator. Reaktor Pembiak (Breeder Reactor). Menggunakan bahan bakar uranium, tetapi tidak seperti reaktor nuklir konvensional, reaktor ini menghasilkan bahan terfisikan lebih banyak daripada yang digunakan. Indonesia telah memiliki tiga reactor nuklir untuk penelitian, yaitu Triga Mark II (Training Research and Isotope Production by General Atomic) di Bandung, Reaktor Kartini di Yogjakarta, dan reactor G.A Siwabessy di Serpong, Jawa Barat. Triga Mark II dengan daya reactor sebesar 1 MW telah berhasil memproduksi isotop radioaktif I-131 dan Tc-99m. Kedua isotop ini sangat banyak digunakan dalam bidang kedokteran. Reaktor ini juga telah memproduksi P-32 sebagai asam posfat, K-42 sebagai kalium klorida, Na-24 sebagai natrium clorida, natrium bikarbonat, dan natrium karbonat, Br-82 sebagai ammonium bromide dan S-32 sebagai sulfat. Reaktor kartini mempunyai daya reactor maksimal sebesar 1 KW dan sepenuhnya dibangun oleh tenaga Indonesia. Reaktor G.A Siwabessy

E.

Dampak Negatif dari Pengaplikasian Kimia Inti 1. Bom Atom Penerapan pertamakali fisi inti ialah dalam pengembangan bom atom. Faktor krusial dalam rancangan bom ini adalah penentuan massa kritis untuk bom itu. Satu bom atom yang kecil setara dengan 20.000 ton TNT. Massa kritis suatu bom atom biasanya dibentuk dengan menggunakan bahan peledak konvensional seperti TNT tersebut, untuk memaksa bagianbagian terfisikan menjadi bersatu. Bahan yang pertama diledakkan adalah TNT, sehingga ledakan akan mendorong bagian-bagian yang terfisikan untuk bersama-sama membentuk jumlah yang lebih besar dibandingkan massa kritis. Uranium-235 adalah bahan terfisikan dalam bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan plutonium-239 digunakan dalam bom yang meledak di Nagasaki. Bom atom ini berhasil meluluh lantakan sebagian besar kawasan jepang dan memakan banyak korban.

2. Radiasi Nuklir Nuklir berarti reaksi yang terjadi di dalam inti (nukleus) atom. Reaksi nuklir berarti reaksi yang terjadi di dalam inti atom. Akibat dari reaksi itu dihasilkan pancaran atau radiasi nuklir. Seperti halnya yang sudah dialami korban bencana atomik (bom atom, Chernobyl, dan lain-lain). Terdapat efek yang membahayakan jika tubuh atau jaringan sel hidup terkena paparan nuklir. Menurut Buku Fisika Kesehatan (2009:190) akibat dari radiasi tersebut ada kerusakan biologis yang bersifat somatis dan genetik. Di dalam sel terdapat dua kategori kerusakan yakni efek ionisasi dan efek biokimia. Pada efek ionisasi sel-sel yang terionisasi akan memancarkan elektron pada struktur ikatan kimia dengan akibatnya terpecahnya molekul-molekul sel sehingga sel menjadi rusak karena pecah. Pada efek biokimia, sebagian besar jaringan sel hidup yang terdiri dari air akan menyebabkan molekul-molekul air terpecah menjadi ion H dan OH serta atom-atom netral yang sangat mudah terikat dengan unsur kimia lain. Mokelul yang pecah akan menjadikan sel jaringan rusak. Akibat jaringan yang rusak maka sensitivitas atau respon jaringan menurun, efek ini disebut efek somatis. Berupa menurunnya respon jaringan sumsum tulang dan sistem hemopoetik, jaringan alat kelamin, jaringan pencernaan, jaringan kulit dan jaringan ikat, jaringan kelenjar, jaringan otot dan urat syaraf. Efek somatik lain yang ditimbulkan terlihat pada kelainan fisik tubuh, seperti : Dermatitis (kerusakan kulit) yang akut dan khronika. Konjungtivitas dan keratitis pada mata. Lensa mata mengalami radiasi sensitif yang berlebihan sehingga terjadi katarak. (radiasi 400 500 rad penyebabnya). Dosis 600 rad mempengaruhi sterilisasi pada alat-alat generatif (genitalia) dan pada dosis rendah menimbulkan mutasi gen maupun kelainan pada keturunan. Menurunkan fertilitas sperma dan ovum dan dapat menimbulkan anomali (kelainan-kelainan genetis lainnya). Menimbulkan batuk, sesak nafas, dan nyeri dada serta fibrosis paru-paru. Menimbulkan gangguan pertumbuhan tulang dan osteoporosis. Menimbulkan myelitis (gangguan syaraf) serta menurunkan degenerasi otak dan jaringannya. Menimbulkan demam, lemah badan, kurang nafsu badan, nausea (mual), nyeri kepala dan mudah mencret. Menimbulkan efek genetik pada dosis 25 150 rem.

Catatan : 1 rad = 100 erg/gram = 0,01 joule/kg terhadap jaringan sel rem = radiation equivalent man (satuan radiasi pada efek biologis terhadap jaringan tubuh manusia) 3. Unsur radioaktif yang mematikan Kecemasan para pecinta lingkungan terhadap bahaya dari pemanfaatan fisi inti sebagai sumber energy kerap terbukti. Produk fisi seperti:

strontium-90 adalah isotop radioaktif yang berbahaya dengan waktu paruh yang panjang. Plutonium-239 digunakan sebagai bahan bakar nuklir dan diproduksi pada reactor pembiak adalah salah satu zat paling beracun yang diketahui, zat ini memancarkan sinar alfa dengan waktu paruh 24.400 tahun. Polonium mempunyai keradioaktifan sangat tinggi kurang lebih 1 juta kali lebih kuat dari pada uranium, uranium adalah unsure yang digunakan untuk membuat bom atom yakni bom yang meledak di Hiroshima dan Nagasaki. 4. Kecelakaan reactor nuklir Sekarang semakin banyak penggunaan radioaktif dan secara komersil digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Diklaim bahwa PLTN merupakan cara aman dan bebas polusi, tetapi juga diperhitungkan tingkat keselamatannya, mengingat radioaktif adalah zat yang berbahaya sekali. Prinsip kerjanya adalah daya nuklir digunakan untuk menimbulkan panas, sehingga dapat menghasilkan uap air bertekanan tinggi yang dapat memutar turbin generator listrik. Radioaktif dalam PLTN juga berbahaya jika terjadi kebocoran. Radiasi yang dipancarkan oleh zat radioaktif dalam intensitas yang tinggi, dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh. Seperti contoh yang dialami oleh Negara Jepang dewasa ini, bencana Tsunami telah mengakibatkan pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang hancur. Laporan Tokyo Electric Power Co menyebutkan, zat radioaktif merembes keluar dari reaktor nuklir Daiichi Fukushima yang berjarak sekitar 260 kilometer dari utara Tokyo. Seperti dikutip CNN.com, dilaporkan sistem pendingin di tiga dari empat unit itu sudah tidak bisa beroperasi. Akibatnya suhu pendingin inti nuklir lebih panas dari 100 derajat Celsius atau sekitar 212 derajat Fahrenheit. Perlu uasaha mendinginkan reaktor nuklir yang mengeluarkan partikel berbahaya tersebut. Dengan rusaknya pendingin di reaktor nuklir itu, maka air bisa mendidih dan bisa menyebabkan ledakan. materi nuklir cesium telah dideteksi dekat reaktor nomor satu di Pembangkit Listrik Nuklir Fukushima, hal ini mengindikasikan bahwa sejumlah bahan bakar nuklir di reaktor itu kemungkinan telah mulai meleleh. Cesium adalah materi yang dihasilkan semasa terjadinya reaksi nuklir berantai. Paparan zat radiaktif tingkat tinggi itu dapat memicu sejumlah gangguan kesehatan seperti rambut rontok, matinya sel syaraf, kejang dan kematian mendadak, gangguan peredaran darah, penyakit jantung, serta kerusakan sistem reproduksi. Efek sesaat radiasi bahkan dapat memicu kanker tiroid, juga perkembangan sel-sel kanker lainnya pada tahun-tahun berikutnya. Demi mencegah efek buruk radiasi, pemerintah setempat mulai mendistribusikan pil potassium iodide dan masker penutup hidung kepada warga di sekitar zona bahaya. 5. Makanan beradiasi. Sebelumnya telah diulas bagaimana sinar gamma dapat digunakan untuk mengawetkan makanan. Perlu diingat juga bahwa radiasi ini bersifat merusak sel sehingga dapat membunuh organisme yang menyebabkan pembusukan pada sayuran dan buah-buahan. Lalu bagaimana jika radiasi ini masuk ke tubuh kita? Dapat dibayangkan bagaimana dampaknya. Apalagi jika ada kesalahan dalam pemberian dosis radiasi, hal ini akan berakibat fatal. Bukan hanya mikroba yang terbunuh, ini juga dapat meingkatkan resiko kanker dan lahir cacat. Sejak pertama kali United State mengomersialkan buah stoberi yang diberi radiasi guna mengawetkan dengan menggunakan cobalt-60 dan cesium-137 di Mulberry, Florida pada tahun 1992, para aktivis antinuklir tidak gentar menyuarakan kecemasan ini bahkan

ketika banyak orang tetap menikmati buah beradiasi yang dapat menyala dalam gelap ini. Buah atau sayur yang telah terkena radiasi kemungkinan mengalami kerusakan nutrisi, vitamin,asam amino, enzim dan DNAnya. Pada jangka panjang, ionisasi radiasi menghasilkan zat yang reaktif seperti hidroksi radikal yang mana saat bereaksi dengan molekul organic dapat menimbulkan zat yang berbahaya, dampaknya akan lebih berbahaya lagi jika bahan makanan tersebut dimasak dengan temperatur tinggi. 6. Limbah radiasi terhadap lingkungan. Masalah pembuangan limbah radioaktif juga perlu diperhitungkan dalam menentukan nuklir sebagai sumber energy yang memadai, banyak saran telah dikemukakan mengenai penyimpanan atau pembuangan limbah nuklirm termasuk penguburn didalam tanah, penguburan dibawah dasar laut, dan penyimpanan didalam lapisan geologi terdalam. Misalnya, kebocoran limbah radioaktif ke air tanah dapat membahayakan komunitas disekitarnya. Tempat pembuangan yang ideal tampaknya adalah matahari, tetapi jenis operasi seperti ini memerlukan teknologi luar biasa yang sulit direalisasikan.

You might also like