You are on page 1of 16

I.

Nama Umur Agama

IDENTITAS : : : : : : : : : : : : : Ny. Suramiyati 22 Tahun Islam SMP Wiraswasta Tn. Supeno 20 Tahun Islam SMP Wiraswasta Tembelang Candimulyo Magelang 4-9-2003 Jam : 10.45 WIB

Pendidikan Pekerjaan Nama Suami Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat Tanggal Masuk Cara Masuk

a.

ANAMNESA Keluhan Utama : Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat Penyakit Dahulu Os belum pernah menderita penyakit serupa. Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus disangkal. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada penderita yang menderita penyakit serupa. Riwayat Haid Menarche Lama Haid : : 16 Tahun 6 hari

Siklus haid Disertai rasa sakit Riwayat gangguan pola menstruasi Hari Pertama Haid Terakhir Riwayat Perkawinan

: : : :

28 hari tidak tidak ada 17-06-2003

Menikah satu kali dengan suami sekarang 4 bulan Riwayat Obstetrik No. Keadaan kehamilan, persalinan, keguguran, dan nifas Hamil ini Umur sekarang/Tgl. lahir Keadaan anak Tempat Perawatan

1.

Kehamilan sekarang : Taksiran tanggal persalinan : 24-03- 2004 Pengawasan kehamilan : Bidan, ANC 2 x, suntikan TT belum pernah, tablet SF diminum teratur Penyakit dan Operasi Yang Pernah Dialami Tidak terdapat riwayat menderita penyakit berat atau mendapat tindakan operasi. Riwayat Keluarga Berencana Belum pernah menggunakan alat kontrasepsi 1. PEMERIKSAAN FISIK : Sedang : Komposmentis : T : 110/70 mmHg N : 68 x/menit Berat Badan Tinggi Badan Gizi Kulit : : Kg cm S : 36,8 0 C R : 20 x/menit

Keadaan Umum Kesadaran Vital Sign

: cukup : turgor dan elastisitas cukup, ujud kelainan kulit tidak ada

Kepala

: Mesochepal Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Hidung : deformitas tidak ada Mulut : bibir tidak sianosis, gigi geligi tidak ada karies dentis

Leher Thorak

: JVP tidak meningkat, deformitas tidak ada : Inspeksi : simetris, deformitas tidak ada, tidak ada ketinggalan gerak Palpasi : vokal fremitus kanan = kiri, iktus kordis tak teraba Perkusi : sonor Auskultasi : paru : suara dasar vesikuler, ronkhi dan wheezing tidak ada

Abdomen

: Inspeksi : datar, striae gravidarum tidak ada, venektasi tidak ada Auskultasi : peristaltik normal Palpasi : teraba massa setinggi 3 jari dibawah pusat dengan ukuran satu kepal tangan, konsistensi agak keras, permukaan rata, sulit digerakkan dan tidak nyeri tekan. Hepar dan lien tak teraba Perkusi : tympani

Genetalia Ekstremitas

: Perempuan, pengeluaran pervaginam tidak ada : Reflek fisiologik positif, reflek patologis negatif, oedema dan varises tidak ada

PEMERIKSAAN OBSTETRIK Pemeriksaan Luar: Inspeksi Palpasi : Keadaan umum baik, perut datar, tidak terdapat perdarahan pervaginam. : Nyeri tekan tidak ada

Tinggi Fundus Uteri : tak teraba Pemeriksaan Dalam : Vaginal Toucher / VT : Fluxus (-),Fluor (-), pembukaan (-) Vulva / Urethrae / Vagina tenang Portio teraba keras, sebesar jempol tangan OUE tertutup, tidak teraba adanya jaringan Corpus uteri sebesar telur ayam Adnexa Parametrium /Cavum Douglas tenang PEMERIKSAAN PENUNJANG USG Hasil pemeriksaan darah : Hb Sahli 10,4 gr % V. DIAGNOSA SEMENTARA

G1 P0 A0, 22 Tahun, Hamil 6 Minggu Anak I, Hidup, Intrauterine Hiperemesis Gravidarum a. SIKAP Infus RL 20 tts/mnt Inj. Magnesium sulfat 40 % 8 gram (20 ml) masing-masing 10 ml di pantat kiri dan kanan, dengan dosis pemeliharaan : 4 gr IM setiap 6 jam, dengan syarat : reflek fisiologis (+), respirasi min 16 X/mnt, tersedia antidotum kalsium glukonat 10 % (untuk menenangkan, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan diuresis). Metildopa 3 X 250 mg (simpatolitk yang bekerja secara sentral). Bio Sanbe 1 X 1 Konsul Spesialis Penyakit Dalam

VII. PROGNOSIS

dubia ad bonam FOLLOW UP BANGSAL Tanggal 2 September 2003 Jam 07.00 WIB Subyektif : timbul benjolan di perut tengah bawah, tidak nyeri. Obyektif : Keadaan Umum Kesadaran Vital Sign Kepala : Baik : Komposmentis : T : 110/70 mmHg N : 88 x/menit : Mesochepal Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Hidung : deformitas tidak ada Mulut : bibir tidak sianosis, gigi geligi tidak ada karies dentis Leher Thorak : JVP tidak meningkat, deformitas tidak ada : Inspeksi : simetris, deformitas tidak ada, tidak ada ketinggalan gerak Palpasi : vokal fremitus kanan = kiri, iktus kordis tak teraba Perkusi : sonor Auskultasi : paru : suara dasar vesikuler, ronkhi dan wheezing tidak ada Abdomen : Inspeksi : datar, striae gravidarum tidak ada, venektasi tidak ada Auskultasi : peristaltik normal Palpasi : teraba massa setinggi 3 jari dibawah pusat dengan ukuran satu kepal tangan, konsistensi agak keras, permukaan rata, sulit digerakkan dan tidak nyeri tekan. Hepar dan S : 36,3 0 C R : 20 x/menit

lien tak teraba Perkusi : tympani Genetalia Ekstremitas : Perempuan, pengeluaran pervaginam tidak ada : Reflek fisiologik positif, reflek patologis

negatif, oedema dan varises tidak ada Assesment : P3 A0 dengan mioma subserosa Planing : Persiapan histerektomi Konsul spesialis penyakit dalam dan anestesi : 10,5 g/dL : 7,1 x 103/L : 4,2 x 106 : 32,0 % : 188 x 103/L :3 :8 : 72,4 mg/dL : 143,5 mg/dL : 33,2 mg/dL : 0,92 mg/dL : 11,53 U/L SGPT Natrium Kalium Sedimen lekosit Eritosit Epitel Silinder hialin, granuler, epitel, darah, lekosit pH BJ : 18,05 U/L : 137 mmol/L : 4,4 mmol/L : 0-2 : 0-1 : 15-20 : negatif : 6,0 : 1,020 Lampiran hasil lab dan rotgen thorak Hb AL AE HCT AT KED I KED II GDN GD 2 jam PP Ureum Kreatinin SGOT

Gambaran rotgen thorak dengan kesan thorak tenang A Tanggal 4 September 2003 Subyektif : timbul benjolan di perut tengah bawah, tidak nyeri. Obyektif : Keadaan Umum Kesadaran Vital Sign Kepala : Baik : Komposmentis : T : 120/70 mmHg N : 88 x/menit : Mesochepal Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Hidung : deformitas tidak ada S : 37 0 C R : 20 x/menit

Mulut : bibir tidak sianosis, gigi geligi tidak ada karies dentis Leher Thorak : JVP tidak meningkat, deformitas tidak ada : Inspeksi : simetris, deformitas tidak ada, tidak ada ketinggalan gerak Palpasi : vokal fremitus kanan = kiri, iktus kordis tak teraba Perkusi : sonor Auskultasi : paru : suara dasar vesikuler, ronkhi dan wheezing tidak ada Abdomen : Inspeksi : datar, striae gravidarum tidak ada, venektasi tidak ada Auskultasi : peristaltik normal Palpasi : teraba massa setinggi 3 jari dibawah pusat dengan ukuran satu kepal tangan, konsistensi agak keras, permukaan rata, sulit digerakkan dan tidak nyeri tekan. Hepar dan lien tak teraba Perkusi : tympani Genetalia Ekstremitas : Perempuan, pengeluaran pervaginam tidak ada : Reflek fisiologik positif, reflek patologis negatif, oedema dan varises tidak ada Pemeriksaan Hb ulang : 9,4 gr% Assesment : P3 A0 dengan mioma subserosa Planing : Premedikasi jam sebelum operasi dengan miloz 5 mg dan sulfas atropin 0,5 mg histerektomi supravaginal Infus RL 20 tetes per menit Injeksi amoxicilin 3 x 1 gram Injeksi gentamisin 2 x 80 mg

Vit C, B Compleks, Alinamin F perdrip Transfusi WB 1 kolf B Tanggal 5 September 2003

Subyektif : lemas, badan terasa panas dingin, nyeri sekitar jahitan. Obyektif : Keadaan Umum Kesadaran Vital Sign Kepala : Sedang : Komposmentis : T : 120/80 mmHg N : 76 x/menit : Mesochepal Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Hidung : deformitas tidak ada Mulut : bibir tidak sianosis, gigi geligi tidak ada karies dentis Leher Thorak : JVP tidak meningkat, deformitas tidak ada : Inspeksi : simetris, deformitas tidak ada, tidak ada ketinggalan gerak Palpasi : vokal fremitus kanan = kiri, iktus kordis tak teraba Perkusi : sonor Auskultasi : paru : suara dasar vesikuler, ronkhi dan wheezing tidak ada Abdomen : Inspeksi : datar, striae gravidarum tidak ada, venektasi tidak ada, jahitan bekas operasi Auskultasi : peristaltik meningkat Palpasi : nyeri tekan sekitar jahitan dan nyeri tekan epigastrik. Hepar dan lien tak teraba Perkusi : tympani Genetalia : Perempuan, pengeluaran pervaginam tidak ada, flatus positif, terpasang DC S : 36,2 0 C R : 20 x/menit

Ekstremitas

: Reflek fisiologik positif, reflek patologis

negatif, oedema dan varises tidak ada Assesment : P3 A0 hari pertama pasca histerektomi supravaginal atas indikasi mioma subserosa Planing : Infus D 5 20 tetes per menit Injeksi amoxicilin 3 x 1 gram Injeksi gentamisin 2 x 80 mg Vit C, B Compleks, Alinamin F perdrip

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Mual ( nausea ) dan muntah ( vomitus ) adalah gejala yang wajar dan sering terjadi pada wanita hamil pada kehamilan trisemester I. Mual biasanya paling sering terjadi pada pagi hari ( morning sickness ), terkadang pada malam hari dan bahkan dapat terjadi setiap saat. Gejala gejala ini terjadi kurang lebih 6 minggu setelah haid pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu. Insidensi mual dan muntah terjadi pada primigravida berkisar antara 60% - 80 %, dan pada multigravida sekitar 40% 60%. Perasaan mual yang terjadi pada wanita hamil pada kehamilan trisemestre I disebabkan karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pada umumnya wanita hamil pada kehamilan trisemester I dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung lama hingga 4 bulan.

2. 3. Etiologi Penyebab Hiperemesis Gravidarum yang telah diketahui melalui beberapa penelitian adalah sebagai berikut : 1. Primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda, dimana menimbulkan peranan villi khorialis dugaan untuk dalam bahwa faktor hormon memegang gravidarum 2. Masuknya sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari ibu, merupakan faktor organik yang dapat menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum. 3. Alergi Alergi ini terjadi karena adanya respon dari tubuh ibu terhadap adanya janin didalam kandungan, dan hal ini termasuk ke dalam salah satu faktor organik hiperemesis gravidarum. 4. Faktor psikologik Hubungan yang pasti antara faktor psikologis dengan hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, tetapi faktor psikologik yang paling mendekati dan merupakan hal yang paling sering sebagai pencetus terjadinya hiperemesis gravidarum adalah perasaan takut yang berlebihan terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai seorang ibu, dimana hal ini menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat rasa mual dan keinginan untuk muntah, yang kemudian diekspresikan secara tidak disadari, sehingga timbullah rasa mual dan ingin muntah. terjadinya terjadinya hiperemesis

4.

Patofisiologi

Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual akibat dari meningkatnya kadar estrogen, tetapi yang jelas selain karena faktor hormonal, hiperemesis gravidarum dapat juga disebabkan karena faktor psikologis. Jika seorang wanita disaat sebelum hamil sudah memiliki gangguan lambung dan disertai dengan kebiasaan menunda makan atau telat makan atau bahkan tidak suka makan, maka dapat diperkirakan bahwa wanita tersebut dapat mengalami hiperemesis gravidarum yang cenderung lebih berat. Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada wanita hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dan terjadi alkalosis hipokloremik. Dehidrasi terjadi karena kekurangan cairan, karena adanya kehilangan cairan baik karena kurang minum atau karena cairan yang dimuntahkan, hal ini menyebabkan cairan ekstra seluler dan plasma berkurang. Selain itu, dehidrasi dapat menyebabakan hemokonsentrasi Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkn cadangan karbohidrat dan lemak cepat habis karena terpakai untuk keperluan energi, sedangkan asupan berupa makanan tidak ada karena dimuntahkan. 5. Gejala klinis

Batasan yang jelas antara mual muntah yang masih fisiologis dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya hal ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Menurut berat dan ringannya gejala dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan, antara lain :

1.

Tingkat I Muntah terjadi terus menerus yang menyebabkan kondisi dan keadaan umum ibu menjadi lemah, nafsu makan tidak ada, Berat Badan menurun dan adanya nyeri epigastrium. Nadi menjadi cepat, tensi sistolik menurun, turgor kulit menurun, lidah kering dan mata cekung.

2.

Tingkat II Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit menurun, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang kadang naik dan mata sedikit ikterik, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi

3.

Tingkat III Keadaan umum lebih parah, kesadaran dapat menurun dari somnolen hingga koma, muntah terhenti, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi turun. Komplikasi total terjadi pada susunan saraf yang dikenal ensefalopati wernicke yang ditandai dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan mental

6. 7. Diagnosis Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar, harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus sehingga mempengaruhi keadaan umum. Hiperemesis gravidarum yang berlangsung terus menerus dapat menyebabkan terjadinya kekurangan makanan, bsehingga dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.

8. 9. Pengelolaan Yang menjadi pegangan untuk memasukkan penderita dengan hiperemesis gravidarum adalah 1. Segala yang dimakan atau diminum dimuntahkan, apalagi jika hal ini berlangsung lama 2. Berat Badan yang turun lebih dari 1/10 dari Berat Badan normal 3. Terjadinya dehidrasi 4. Turgor turun, dan lidah kering Pada penderita Hiperemesis Gravidarum perlu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi diupayakan untuk lebih sering. Selain itu juga, diupayakan untuk menghindari makan yang terlalu banyak, makanan yang berminyak, makanan yang berbau yang dapat merangsang timbulnya mual dan muntah, serta dianjurkan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gula. Jika tindakan pencegahan tetap tidak mengurangi gejala, maka diperlukan 1. pengobatan, tetapi perlu diingat untuk tidak memberikan pengobatan dengan obat obatan yang teratogen. Obat obatan Diberikan sedativa, vitamin B1 dan B6, anti histamin, anti emetik pada keadaan yang lebih berat. 2. Isolasi Penderita ditempatkan di tempat yang tenang, tetapi cerah dan dengan sirkulasi udara ruangan yang bai, kadang kadang dengan suasana yang memberikan kenyamanan gejala gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

3. 4.

Terapi psikologis.

psikologis,

jika

penyebabnya

adalah

faktor

Cairan parenteral Memberikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein, dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis 2 3 liter / hari, bila perlu tambahkan kalium, vitamin C dan vitamin B kompleks, dan bila terdapat kekurangan protein, dapat diberikan asam amino secara intra vena.

5.

Penghentian kehamilan Pada sebagian kecil kasus, dimana keadaan menjadi tidak baik, bahkan mundur, maka diusahakan untuk melakukan pemeriksaan medik dan melakukan pemeriksaan psikiatrik bila keadaan semakin memburuk. Keputusan mengakhiri kehamilan dapat dipertimbangkan bila terjadi delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria, dan perdarahan yang merupakan manifestasi komplikasi organik. Terapi yang dilakukan di Rumah Sakit ditujukan untuk :

1. cairan ( infus ) 2. tinggi. 3.

Mengatasi Mengatasi

dehidrasi kelaparan

dengan dengan

pemberian pemberian

Glucose 5% dengan infus, atau makanan dengan nilai kalori Mengobati sedativa dan isolasi 10. Dengan penangan Prognosis yang baik, prognosis Hiperemesis neurosa dengan psikoterapi

Gravidarum memberikan hasil yang sangat memuaskan, namun perlu diperhatikan karena pada kasus yang lebih berat, keadaan ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

You might also like