You are on page 1of 5

Model Pengembangan dan Organisasi Kurikulum oleh: Mega Rahayu (1102406) Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari

berbagai aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai, proses pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan. Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternative prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Yang dimaksud dengan model pengembangan kurikulum dalam tulisan ini yaitu langkah atau prosedur sistematis dalam proses penyusunan suatu kurikulum. Model-model pengembangan kurikulum yang akan dibahas, yaitu: Model Ralph Tyler, Administratif, Grass Root, Demonstrasi, Miller-Seller, dan model Bauchamp. a.Model Ralph Tyler Model pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh Tyler (1949) diajukan berdasarkan padabeberapa pertanyaan yang mengarah pada langkah-langkah dalam pengembangan kurikulum. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah: 1) Tujuan pendidikan apa yang harus dicapai oleh sekolah? 2) Pengalaman-pengalaman pendidikan apakah yang semestinya diberikan untuk mencapai tujuan pendidikan? 3) Bagaimanakah pengalaman-pengalaman pendidikan sebaiknya diorganisasikan? 4) Bagaimanakah menentukan bahwa tujuan telah tercapai? Oleh karena itu, menurut Tyler ada empat tahap yang harrus dilakukan dalam pengembangan kurikulum, yamg meliputi: 1) Menentukan tujuan pendidikan Ada tiga aspek yang harus dipertimbangkan sebagai sumber dalam penentuan tujuan pendidikan menurut Tyler, yaitu: a) hakikat pesrta didik, b) kehidupan masyarakat masa kini, dan c)pandangan para ahli bidang studi. Ada lima factor yang menjadi arah penentuan tujuan pendidikan, yaitu pengembangan kemampuan berpikir, mrmbantu memperoleh informasi, pengembangan sikap kemasyarakatan, pengembangan minat pesrta didik, dan pengembangan sikap social. 2) Menentukan Proses Pembelajaran Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam penentuan proses pembelajaran adalah persepsi dan latar belakang kemampuan pesrta didik. Artinya, pengalaman yang sudah dimiliki siswa harus menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan proses pembelajaran selanjutnya. 3) Menentukan Organisasi Pengalaman Belajar Pengalaman belajar di dalamnya mencakup tahapan-tahapan belajar da nisi atau materi belajar. Bahan yang harus dipelajari peserta didik dan pengalaman belajar apayang

harus dilakukan, diorganisasikan sedimikian rupa sehingga dapat memudahkan dalam pencapaian tujuan. 4) Menentukan Evaluasi Pembelajaran Menentukan jenis evalusi apa yang cocok digunakan merupakan kegiatan akhir dalam model Tyler. Jenis penilaian yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis dan sifat dari tujuan pendidikan atau pembelajaran, materi pembelajaran dan proses belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. b.Model Administratif Pengembangan model ini diseebut juga dengan istilah dari atas ke bawah (top down) atau staf lini (line-staff procdure), artinya pengembangan kurikulum ini ide awal dan pelaksanaannya dimulai dari pejabat tingkat atas pembuat keputusan dan kebijakan pengembangan kurikulum. Langkah kedua adalah membentuk suatu tim panitia pelaksana atau komisi untuk mengembangkan kurikulum yang didukung oleh beberapa anggota yang terdiri dari para ajli, yaitu: ahli pendidikan, kurikulum, disiplin ilmu, tokoh masyarakat, tim pelaksana pendidikan, dan pihak dunia kerja. Selanjutnya, kurikulum diajukan untuk diperiksa diperiksa dan diperbaiki oleh tim pengarah. Setelah perbaikan atau penyempurnaan, kurikulum diujicobakan secara nyata di beberapa sekolah yang dianggap representative. Pelaksana uji coba ini adalah tenaga professional sebagai pelaksana lapangan, yaitu kepala sekolah dan guru-guru yang ttidak dilibatkan dalam penyusunan kurikulum. c.Model Grass Roots Pengembangan kurikulum model ini kebalikan dari model administratif. Model Grass Roots merupakan model pengembangan kurikulum yang dimulai dari arus bawah. Dalam prosesnya pengembangan kurikulum ini diawali atau dimulai dari gagasan guru-guru sebagai pelaksana pendidikan di sekolah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan kurikulum model Grass Roots, di antaranya: 1) guru harus memiliki kemampuan yang professional, 2) guru harus terlibat penuh dalam perbaian, 3) guru harus terlibat langsung dalam perumusan tujuan, pemilihan bahan, dan penentuan evaluasi; 4) seringnya pertemuan kelompok dalam pembahasan kurikulum yang akan berdampak terhadap pemahaman guru dan akan menghasilkan konsekuen tujuan, prinsip, maupun rencana-rencana. d.Model Demonstrasi Model pengembangan kurikulu m idenya dating dari bawah (grass roots). Semula merupakan sutu inovasi kurikulum dalam skala kecil yang selanjutnya digunakan dalam skala lebih luas, tetapi dalam prosesnya sering mendapat tantangan atau ketidaksetujuan dari pihakpihak tertentu. Menurut Smith, Stanley, dan Shores, ada dua bentuk model pengembangan ini. Pertama, sekelompok guru dari satu sekolah atau beberapa sekolah yang diorganisasi dan ditunjuk untuk melaksanakan suatu uji coba atau eksperimen suatu kurikulum.

Kedua, dari beberapa orang guru yang merasa kurang puas tentang kurikulum yang sudah ada, kemudian mereka mengadakan eksperimen, uji coba, dan mengandalkan pengembangan secara mandiri. e.Model Miller-Seller Pengembangan kurikulum ini ada perbedaan dengan model-model sebelumnya. Model pengembangan kurikulum Miller-Seller merupakan pengembangan kurikulum kombinasi dari model transmisi (Gagne) dan model transaksi (Tabas & Robinson), dengan tahapan pengembangan sebagai berikut, 1) Klasifikasi Orientasi Kurikulum 2) Pengembangan Tujuan 3) Identifikasi Model Mengajar 4) Implementasi. f. Model Taba ( Inverted Model) Model Taba merupakan modifikasi dari model Tyler. Modifikasi tersebut penekanannya terutama pada pemusatan perhatian guru. Taba mempercayai bahwa guru merupakan factor utama dalam usaha pengembangan kurikulum. Menurut Taba, guru harus penuh aktif dalam pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum yang dilakukan guru dan memosisikan guru sebagai innovator dalam pengembangan kurikulum merupaka karakteristik dalm model pengembangan Taba. Dalam pengembangannya, model ini lebih bersifat induktif, berbeda dengan model tradisional yang deduktif. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. 1) Mengadakan unit-unit eksperimen bersama dengan guru-guru 2) Menguji unit eksperimen 3) Mengadakan revisi dan konsolidasi 4) Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum (developing a framework) 5) Implementasi dan desiminasi g.Model Beaucamp Model ini dikembangkan oleh George . Beauchamp, seorang ahli kurikulum menurut Beauchamp (1931), proses pengembangan kurikulum meliputi lima tahap, yaitu: 1) Menentukan area atau wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum 2) Menetapkan personalia 3) Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum 4) Implementasi kurikulum 5) Evaluasi kurikulum 2. Organisasi Kurikulum Salah satu aspek yang perlu dipahami dalam pengembangan kurikulum adalah aspek yang berkaitan dengan organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum berkaitan dengan

penagaturan bahan pelajaran, yang selanjutnya memiliki dampak terhadap masalah administratif pelaksanaan proses belajar, team teaching misalnya (Olivia, 1992:285). Dalam tulisan ini akan dibahas organisasi kurikulum berdasarkan dua kategori yaitu organisasi kurikulum berdasarkan mata pelajaran dan organisasi kurikulum terintegrasi. Organisasi kurikulum pola terintegrasi merujuk pada pertimbangan nondisiplin ilkmu. Pda praktiknya isi dari suatu disiplin ilmu menjadi bagian yang dipelajari. a. Organisasi Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran (Subject Curiculum) Organisasi kurikulum berdasarkan mata pelajarn dibedakan atas empat pola, yaitu Separated Subject Curuculum, Correlated Curiculum, Broadfields Curiculum, dan Integrated Curiculum. 1) Mata Pelajaran Terpisah (Separated Subject Curuculum) Mata pelajaran yang terpisah-pisah bertujuan agar generasi muda mengenal hasil-hasil kebudayaan dan pengetahuan umat manusia yang telah dikumpulkan secara berabad-abad, agar mereka tak perlu mencari dan menemukan kembali dengan apa yang telah diperoleh dari generasi terdahulu (Nasution, 1986). Dalam proses pembelajarannya bentuk kurikulum ini cenderung kurang memperhatikan aktivitas siswa, karena yang dianggap penting adalh penyampaian sejumlah informasi sebagai bahan pelajaran dapat diterimadan dihafal oleh siswa. Selain dari itu bahan pelajaran yang dipelajari siswa umumnya tidak actual karena tidak sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan masyarakat. Secara fungsional bentuk kurikulum ini mempunyai kekurangan dan kelebihan. 2) Mata Pelajaran Terhubung (Correlated Curriculum ) Pola kurikulum korelasi, yaitu pola organisasi isi kurikulum yang menghubungkan pembahasan suatu mata pelajaran dengan piokok bahasan lainnya. Kekurangan dalam pola mata pelajaran terhubung adalah: a) Bahan pelajaran yang diberikan kurang sistematis dan kurang mendalamb) b) Kurang menggunakan bahan pelajaran yang actual c) Kurang memperhatiakn bakat, minat, dan kebutuhan siswa. d) Apabila prinsip pengembangan kurikulum belum dipahami kemungkinan ibahan pelajaran yang disampaikan terlampau abstrak. Kelebihan pola mata pelajaran terhubung adalah: a) Ada keterhubungan antar materi pelajaran b) Memberikan wawasan yang lebih luas dalakup satu bidang studi c) Menambah minat siswa un tuk mempelajari mata pelajaran yang terkolerasi. 3) Fungsi Mata Pelajaran (Broodfield Curriculum)

Fungsi mata pelajaran adalah jenis organisasi kurikulum yang menghapuskan batas-batas mata pelajaran dan menyatukan mata pelajaran yang memiliki hubungan erat dalam satu kesatuan. Model organisasi ini memiliki keunggulan di antaranya adalah mata pelajaran akan semakin dirasakan kegunaannya, sehingga memungkinkan pengadaan mata pelajaran yang kaya akan pengertian dan mementingkan prinsip dasar generalisasi. Adapun kelemahannya adalah hanya memberikan pengetahuan secara sketsa, anstrak, kurang logis dari suatu mata pelajaran. (Soetopo dan Soemato dalam Idi 1999:29-30). 4) Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum) Kurikulum ini memandang bahwa dalam suatu pokok bahasan harus terpadu (integrated) secara menyeluruh.keterpaduan ini dapat dicapai melalui pemusatan pelajaran pada salah satu masalah tertentu dengan alternative pemecahan melalui berbagai dsiplin ilmu atau mata pelajaran yang diperlukan sehingga batas-batas antar mata pelajaran dapat ditiadakan. Ada beberapa kekurangan dan kelebihan dalam kurikulum bentuk ini. Kekurangan organisasi kurikulum bentuk ini, antara lain: a) Kurikulum dibuat oleh guru dan siswa sihingga memerlukan kesiapan dan kemampuan guru secara khusus dalam pengembangan kurikulum seperti ini. b) Bahan pelajaran tidak disusun secara logis dan sistematis c) Bahan pelajaran tidak bersifat sederhana d) Dapat memungkinkan kemampuan yang dicapai siswa akan berbeda secara mencolok e) Kemungkinan akam memerlukan biaya, waktu, dan tenaga yang banyak. Adapun kelebihan dari kurikulum ini adalah: a) Mempelajari bahan oelajaran melalui pemecahan masalah dengan cara memadukan beberapa mata pelajaran secara menyeluruh. b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. c) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan secara komprehensif dan dapat mengembangkan belajar secara bekerja sama. d) Mempraktikan nilai-nilai demokrasi dalam pembelajaran e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara maksimal f) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar berdasarkan pengalaman langsung g) Dapat membantu meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat h) Dapat menghilangkan batas-batas yang terdapat dalam pola kurikulum yang lain. Beberapa bentuk organisasi kurikulum dalam kategori ini diantaranya: a) Kurikulum Inti (Core Cirriculum) b) Social Functions dan Presistent Situations c) Experience atau Activity Curriculum.

You might also like