You are on page 1of 7

Gangguan Memori pada Usia Lanjut

Patrick L.S Tumewu 102012314 A5 patrick.tumewu@civitas.ukrida.ac.id

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat

I.

Pendahuluan A. Latar Belakang Gangguan memori adalah salah satu keluhan yang paling banyak terjadi pada usia lanjut. Banyak penelitian yang menghubungkan antara perubahan usia dengan fungsi memori dengan berbagai macam teori pendekatan. Seiring dengan jumlah penduduk yang meningkat, penderita demensia pun ikut meningkat. Penuaan secara normal mengakibatkan seseorang acap lupa akan perihal yang detail. Namun, yang perlu diwaspadai adalah ketika lupa, seseorang akan melupakan seluruh peristiwa yang baru saja dilakukan atau disebut demensia. Daya ingat secara umum akan melemah seiring pertambahan usia. Risiko kepikunan biasanya menyerang seseorang di atas umur 60 tahun. Hal ini disebabkan perubahan di dalam otak sehingga menimbulkan hilangnya ingatan, terutama jangka pendek. Demensia merupakan kumpulan gejala klinik lantaran pelbagai latar belakang

penyakit. Tanda-tanda demensia diantaranya emosi labil, hilangnya memori jangka pendek, gangguan global fungsi mental, dan menurunnya kemampuan berpikir abstrak. Beberapa hal tersebut menyebabkan gangguan dalam pekerjaan, aktivitas harian, dan sosial. Demensia terjadi karena otak mengalami gangguan serebrovaskuler, infeksi susunan saraf pusat, defisiensi vitamin, gangguan metabolic, maupun proses penuaan yang abnormal. Sebagian besar penyebab ini ditemukan pada usia lanjut.

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan 1. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi gangguan pada memori, baik interna maupun externa 2. Mengatahui organ-organ yang terkait dengan gangguan memori tersebut 3. Mengetahui klasifikasi memori 4. Mengetahui mekanisme pembentukan memori, baik jangka panjang maupun jangka pendek

D. Manfaat Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami factor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya gangguan pada memori seperti demensia dan organorgan manakah yang terkait dengan gangguan memori tersebut.

II.

Pembahasan Scenario 1: Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke klinik Ukrida diantar anaknya. Ia mengeluh sering lupa. Anaknya menambahkan bahwa ayahnya sering mengadu belum diberikan makanan, padahal makanan tidak pernah terlambat diberikan. Sebaliknya, ayahnya sangat hafal berbagai peristiwa yang dialaminya semasa muda.

Setelah melakukan pemeriksaan fisik dokter mengatakan bahwa kondisi fisik ayahnya sehat, hanya mengalami demensia senilis.

A. Istilah yang tidak diketahui : 1. Demensia senilis gejala kerusakan otak yang mengganggu kemampuan seseorang untuk berpikir, daya ingat, dan fungsi berbahasa. Hal tersebut membuat pasien demensia kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Paling sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 tahun ke atas.1

B. Analisis Masalah Secara bahasa memori merupakan rangkaian informasi yang kita peroleh atau kita serap dari lingkungan sekitar kita yang kemudian nantinya akan diolah kembali atau dipanggil kembali saat diperlukan. Secara biologis memori merupakan kumpulan reaksi elektrokimia yang rumit, yang diaktifkan melalui beragam saluran indrawi dan disimpan dalam jaringan saraf yang khusus dan unik di seluruh bagian otak. Tentunya memori yang sifatnya dinamis ini terus berubah dan berkembang sejalan dengan bertambahnya informasi yang kita peroleh.2 Factor-faktor yang mempengaruhi :3 1. Kurang asam lambung Vitamin B12 ditemukan di dalam daging, ikan, produk susu dianggap berkaitan dengan memori yang sehat. Kekurangan vitamin B12 terjadi ketika tubuh gagal untuk menyerap cukup vitamin meskipun di usus kecil.

2. Tekanan darah tinggi Saat usia masih di bawah 45 tahun dan sering lupa, sebaiknya periksa tekanan darah. Studi Universitas Alabama menemukan para penderita tekanan darah tinggi lebih mungkin mengalami gangguan memori dan berpikir dibanding dengan yang bertekanan darah normal.

3. Hormone tiroid yang kurang aktif

Jika sering merasa lelah, menjadi gemuk, merasa depresi, dan sering lupa, itu bisa menandakan hipotiroidisme, suatu kondisi yang mempengaruhi 15 dari 1000 wanita. Kondisi ini terjadi saat kelenjar tiroid gagal memproduksi hormone yang dikenal sebagai tiroksin. Hormone ini memainkan peran penting untuk metabolism energy. Jika jumlahnya tidak cukup, metabolism akan melambat termasuk fungsi otak yang mengingat lebih lama dan cepat lupa.

4. Menopause Saat memasuki usia tertentu , wanita kerap merasa lebih pelupa. Berkurangnya kadar estrogen saat menopause memiliki pengaruh pada daya ingat. Namun, gangguan memori ini tidak bersifat permanen.

5. Migraine Lebih mungkin mengalami amnesia global saat berusia di atas 50 tahun. Hal ini terjadi saat Anda dapat mengingat kejadian terakhir hingga 24 jam namun perlahan-lahan mulai melupakan hal itu. Amnesia ini diperkirakan terjadi sebagai hasil dari cacat pada gen yang menyebabkan penyebaran impuls saraf di otak. Seiring dengan terjadinya migraine, Anda akan mengalami kelumpuhan memori sementara.

6. Penerbangan jarak jauh Melalui perjalanan jarak jauh, membuat memori terganggu. Ini akibat kurang tidur yang terjadi konsisten. Namun, masalah memori dapat terus berlanjut setelah kembali ke jadwal semula. Gangguan ini semuanya berasal dari kurang tidur yang konsisten.

7. Kemoterapi Salah satu daftar efek samping yang tidak menyenangkan dari kemoterapi adalah kehilangan ingatan. Setengah dari pasien kanker payudara yang meningikuti sesi kemoterapi mengaku sulit mengingat selama menjalani

pengobatan. Diperkirakan, kemoterapi mempengaruhi sel-sel otak sehat, dan mengurangi fungsinya. Pasien kanker payudara yang telah menjalani pengobatan, memiliki aktivitas lebih sedikit pada area otak yang bertanggung jawab untuk memori.

8. Kehamilan Gaya hidup dan gangguan dan hilangnya rutinitas saat kehamilan menjadi penyebab wanita memiliki memori yang buruk. Wanita yang sedang hamil, memiliki ingatan yang lebih buruk terutama mengingat nomor telepon dan nama orang yang baru mereka kenal.

9. Anestesi Anda tidak akan mengingat apapun saat bangun setelah dianastesi sebelum menjalani operasi. Namun, hal yang sama juga mempengaruhi memori lebih lama dari yang diinginkan, mulai dari beberapa hari hingga 1 tahun setelah operasi.

Klasifikasi Memori Pada dasarnya proses memori seseorang harus melewati 3 tahap utama yaitu Encoding (proses pengkodean), Storage (proses penyimpanan), dan Retrieval (proses pemanggilan ulang informasi). Kemudian barulah informasi yang diperoleh tersebut menjadi satu kesatuan memori yang terbai lagi menjadi 3 klasifikasi yaitu sensori memori, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. Maka, ketika seseorang mengalami fenomena lupa hal tersebut bisa disebabkan banyak hal diantaranya tidak benar-benar memberi atenal terpusat pada satu informasi saja dengan kata lain banyak informasi atau stimulus yang muncul secara bersamaan kala itu.4

Memori Sensoris Adalah ingatan sementara dari informasi sensoris setelah suatu stimulus dihilangkan. Tidak semua informasi yang tercatat di memori sensoris akan disimpan lebih lanjut ke memori jangka pendek atau jangka panjang, karena manusia akan melakukan proses selective attention, yaitu memilih informasi yang akan diproses lebih lanjut. Jenis sensori memoris ada 2, yaitu auditory sensory memory dan visual sensory memory. Visual sensory memory tidak bertahan lama dan terjadi sangat cepat yaitu sekitar seperempat sampai setengah detik. Pada saat seseorang memberi atensi pada informasi visual, maka informasi tersebut akan ditransfer ke dalam memori jangka pendek (short term memory). Apabila gagal dalam memberi atensi, maka konsep yang didapat dari informasi tersebut akan hilang atau terlupakan dan akan tergantikan dengan informasi baru yang dikodekan. Walaupun informasi yang didapat tanpa pemberian atensi tersebut akan cepat hilang, namun informasi tersebut setidaknya dapat dipertahankan lebih lama dengan cara mempersepsikan informasi yang baru tersebut dengan cara menggabungkannya dengan informasi lain sebelumnya.

Memori Jangka Pendek Adalah kemampuan paling mendasar dari individu untuk merecall suatu item atau untuk mengingat asosiasi tidak lama atau secara singkat setelah menerima informasi tersebut. Memori ini berisi hal-hal yang kita sadari dalam diri kita saat ini. Otak kita dapat melakukan beberpa proses untuk menyimpan apa yang ada di memori jangka pendek ke dalam memori jangka panjang. Short term memory ditentukan oleh kecepatan penampilan informasi dan jumlah item yang bisa diingat STM akan lebih mudah diaktifkan ketika kita dalam keadaan sadar dan memberi atensi pada informasi yang ditampilkan. Memori pada STM lebih tahan lama dibandingkan dengan sensory memory. Kapasitas STM ini biasanya dari 7 plus minus 2 item.

Memori Jangka Panjang Memori ini adalah tidak terbatas dan berdurasi selamanya. Seseorang tentu dapat membayangkan betapa hebab dirinya bila mampu menggunakan jenis memori ini secara maksimal. Ada yang membagi memori jangka panjang menjadi memori non deklaratif (implicit) dan memori deklaratif (explicit). Pendapat lainnya membagi memori jangka panjang menjadi 2 macam, yaitu memori episodic dan memori semantic.

You might also like