You are on page 1of 15

DOKUMEN PENGADAAN

PENGADAAN ...................................
...................................................................

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


UNIT PELAKSANA TEKNIS LOGISTIK
2006
DOKUMEN PENUNJUKAN LANGSUNG

A. UMUM

1. Pendahuluan

1.1. Unit Pelaksana Teknis Logistik Institut Teknologi Bandung sebagai unit khusus di
lingkungan Institut Teknologi Bandung yang diberikan wewenang untuk
melaksanakan proses pengadaan barang bermaksud melaksanakan pengadaan
barang triwulan …… (……..) tahun …… yang dibiayai dari ………………….. pos
……… Tahun Anggaran 2008.
1.2. Atas dasar sebagaimana dimaksud pada angka 1.1. di atas, dalam hal ini .Institut
Teknologi Bandung diwakili oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Logistik Institut
Teknologi Bandung berdasarkan Keputusan Rektor Institut Teknologi Bandung
Nomor ..................... Tanggal ……………. Tentang …………………………………
1.3. Dalam proses pengadaan ini, Kepala Unit Pelaksana Teknis Logistik Institut
Teknologi Bandung bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen yang
berkedudukan dan beralamat di Kantor Unit Pelaksana Teknis Logistik Institut
Teknologi Bandung, Jalan Ganesa No. 10 Bandung.
1.4. Untuk melaksanakan proses pengadaan barang …… (……..) tahun …… Institut
Teknologi Bandung, Rektor Institut Teknologi telah mengangkat Panitia Pengadaan
dengan Keputusan Rektor Institut Teknologi Bandung Nomor ......................
Tanggal ………….. Tentang …………………………………………..

2. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan dalam pengadaan barang triwulan ......... (…...............) Institut


Teknologi Bandung adalah : …………………………. Selanjutnya spesifikasi barang akan
dijabarkan dalam BoQ (Bill of Quantity).

3. Metoda Pengadaan

Dalam proses pengadaan ini, Panitia Pengadaan mempergunakan metoda Penunjukan


Langsung dengan Prakualifikasi.

4. Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran

Penyampaian dokumen penawaran mempergunakan Metoda Satu Sampul.

5. Jenis Kontrak

Panitia Pengadaan menetapkan jenis kontrak Lumpsum Fixed Price dalam pengadaan
ini.

6. Penyedia Barang

3.1. Persyaratan calon penyedia barang adalah sebagai berikut :


a. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan usaha
/ kegiatan sebagai penyedia barang.
Harus memiliki SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan) yang masih berlaku dan
dikeluarkan oleh Instansi berwenang dengan lingkup usaha sesuai dengan
lingkup pekerjaan sebagaimana dimaksud pada Dokumen Pengadaan ini.
b. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk
menyediakan barang.
c. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan, dan / atau Direksi yang bertindak untuk dan atas nama
perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana.
d. Pimpinan perusahaan penyedia barang secara hukum mempunyai kapasitas
menandatangani kontrak. Dimana nama pimpinan perusahaan penyedia barang
harus tercantum dalam Akta Pendirian atau Akta Perubahan Perusahaan dan /
atau pimpinan perusahaan penyedia barang melimpahkan kewenangan
perwakilan perusahaan kepada pihak lain yang namanya ditunjuk dalam Akta
Pendirian / Perubahan Perusahaan atau ditunjuk dengan suatu Surat
Keputusan / Surat Kuasa / dokumen lain yang menyatakan itu.
e. Sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajibannya pada tahun terakhir,
dibuktikan dengan melampirkan fotocopi bukti tanda terima penyampaian Surat
Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir, dan fotocopi
Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29.
f. Dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir pernah memperoleh pekerjaan
menyediakan barang baik dilingkungan pemerintah maupun swasta termasuk
pengalaman subkontrak, kecuali penyedia barang yang baru berdiri kurang dari
3 (tiga) tahun.
g. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan, dan fasilitas lain yang
diperlukan dalam pengadaan barang.
h. Tidak masuk dalam daftar hitam.
i. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan pos.
j. Penyedia barang yang diundang untuk mengikuti proses penunjukan langsung
telah dinyatakan memenuhi syarat kualifikasi yang telah ditetapkan oleh Panitia.
3.2. Pegawai negeri, pegawai BI, pegawai BHMN/BUMN/BUMD dilarang menjadi
penyedia barang, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan
negara.
3.3. Penyedia barang yang keikutsertaannya menimbulkan pertentangan kepentingan
dilarang menjadi penyedia barang.
3.4. Terpenuhinya persyaratan penyedia barang dinilai melalui proses prakualifikasi
oleh Panitia Pengadaan.

B. DOKUMEN PENGADAAN

1. Substansi Dokumen Pengadaan

Dalam proses pengadaan barang ini, Panitia Pengadaan menetapkan dokumen-


dokumen sebagai berikut :
a. Jadwal Pengadaan.
b. Dokumen Penunjukan Langsung
c. BoQ (Bill of Quantity) dan Spesifikasi Teknis Barang.
d. Contoh Surat Penawaran.

2. Perubahan Dokumen Pengadaan (Addendum Dokumen Pengadaan)

2.1. Sebelum batas waktu Pemasukan Penawaran berakhir, maka Panitia Pengadaan
dapat mengubah Dokumen Pengadaan melalui Addendum Dokumen Pengadaan.
2.2. Setiap Addendum Dokumen Pengadaan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Dokumen Pengadaan dan harus disampaikan secara tertulis atau facsimile oleh
Panitia Pengadaan kepada setiap pembeli Dokumen Pengadaan.
2.3. Terhadap penyampaian Addendum Dokumen Pengadaan, maka peserta
penunjukan langsung wajib menyampaikan pemberitahuan kepada Panitia
Pengadaan dalam hal telah menerima Addendum dimaksud, melalui pemberitahuan
tertulis atau facsimile.
2.4. Panitia Pengadaan dapat mengundurkan batas waktu pemasukan penawaran dari
peserta penunjukan langsung, untuk memberikan kesempatan kepada peserta
penunjukan langsung untuk mempelajari Addendum dimaksud, sebagai bahan
pemasukan penawaran.

C. JADWAL PENGADAAN

Dalam proses pengadaan ini, ditetapkan jadwal pengadaan sebagai berikut :

a. Surat Undangan Penunjukan langsung (Dilampirkan dengan Dokumen Pengadaan /


Dokumen Pemilihan Penyedia Barang :
Hari / Tanggal : ........................................

b. Pemasukan Dokumen Penawaran :


Hari / Tanggal : ........................................
Waktu : ........................................
Tempat : ........................................

c. Penawaran Ditujukan Kepada :


Kepala UPT Logistik ITB, Jalan Ganesa Nomor 10 Bandung

D. PROSES PENUNJUKAN LANGSUNG

1. Penyampaian Dokumen Penawaran

3.1. Metoda penyampaian Dokumen Penawaran menggunakan metoda satu sampul,


dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Dokumen Penawaran dibuat dalam rangkap 3 (tiga), yang terdiri dari 1 (satu) asli
dan 2 (dua) salinan, tertutup rapat, dilem dan dilak di lima tempat.
b. Seluruh Dokumen Penawaran dimasukkan ke dalam satu sampul, yang
mencakup semua persyaratan penawaran dan dokumen kualifikasi sebagaimana
dimaksud dalam Dokumen Pengadaan ini.
c. Dokumen Penawaran harus mencakup surat penawaran yang dilengkapi dengan
persyaratan administratif, teknis dan perhitungan harga yang ditandatangani oleh
penyedia barang.
d. Pada sampul luar hanya dicantumkan “Dokumen Penawaran” dan uraian
pekerjaan, yang ditujukan ke alamat sebagaimana dimaksud dalam Dokumen
Pengadaan.
e. Apabila Dokumen Penawaran disampaikan melalui pos, maka sampul
sebagaimana dimaksud pada huruf b angka ini, dimasukkan kedalam sampul luar
yang hanya mencantumkan alamat pejabat pembuat komitmen, serta hari,
tanggal, bulan, tahun dan jam pemasukan.
f. Dokumen penawaran bersifat rahasia, sehingga dilarang dikirim kepada anggota
Panitia Pengadaan dan / atau perorangan, dan hanya ditujukan ke alamat
sebagaimana dimaksud pada Dokumen Pengadaan ini.
g. Apabila Dokumen Penawaran disampaikan secara langsung, maka harus
dimasukkan sendiri oleh calon peserta penunjukan langsung kedalam tempat /
kotak yang telah disediakan oleh Panitia Pengadaan.

3.2. Format surat penawaran harus menggunakan kop surat perusahaan dari peserta
penunjukan langsung. Dalam surat penawaran memuat nomor dan tanggal surat,
stempel perusahaan, nama jelas Direktur / Direktris / Pimpinan Perusahaan,
bermaterai Rp. 6.000,00 diberi tanggal dan ditandatangani oleh Direktur / Direktris /
Pemilik perusahaan atau penerima kuasa dari Pimpinan Perusahaan yang nama
penerima kuasanya tercantum dalam Akte pendirian atau perubahannya atau kepala
cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan
dokumen otentik.

3.3. Persyaratan lain yang harus disertakan dalam dokumen penawaran sebagai berikut :
a. Dokumen Administrasi :
- Jaminan Penawaran (asli)
b. Dokumen Penawaran Harga dan Spesifikasi Teknis :
- Surat penawaran yang mencantumkan harga penawaran.
- Rincian Penawaran Harga.
- Spesifikasi teknis barang yang ditawarkan harus dicantumkan dengan jelas.
- Surat Pernyataan mengenai besarnya komponen dalam negeri atau luar
negeri terhadap barang-barang yang ditawarkan (self assesment).
- Surat dukungan dari keagenan/suplier barang yang ditawarkan (bila ada).
- Brosur-brosur spesifikasi barang yang ditawarkan (bila ada).

3.4 Harga Penawaran


a. Pengadaan barang ini mempergunakan sistem lumpsum Fixed Price, dimana
penyelesaian seluruh pekerjaan ditentukan dalam batas waktu tertentu dengan
jumlah harga yang pasti dan tetap dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam
proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang.
b. Peserta penunjukan langsung harus menyertakan harga penawaran untuk
seluruh pekerjaan dalam Bill of Quantity (BoQ) dan ditulis dengan jelas dalam
angka dan huruf.
c. Biaya-biaya untuk penyediaan bahan-bahan / material, peralatan, jasa,
keuntungan, pajak-pajak, ijin-ijin, iuran-iuran, pungutan-pungutan, resiko dan
biaya-biaya lainnya harus termasuk dalam total harga penawaran yang
diserahkan oleh peserta penunjukan langsung kepada Panitia Pengadaan.

3.5. Satuan Mata Uang dalam Penawaran


Dalam penawaran peserta penunjukan langsung harus menggunakan satuan mata
uang Rupiah.

3.6. Masa Berlaku Penawaran


a. Penawaran yang disampaikan oleh peserta penunjukan langsung harus memuat
masa berlaku selama 30 (tiga puluh) hari kalender hingga terpilihnya pemenang
penunjukan langsung.
b. Panitia Pengadaan melalui pemberitahuan tertulis atau facsimile dapat meminta
peserta penunjukan langsung untuk memperpanjang masa berlaku
penawarannya sesuai yang ditentukan oleh Panitia Pengadaan. Pemberitahuan
perpanjangan harus dilakukan sebelum masa berlaku Penawaran berakhir.
c. Peserta penunjukan langsung harus menanggapi pemberitahuan perpanjangan
sebagaimana dimaksud huruf c di atas, dan melaksanakan proses perpanjangan
tanpa berhak mengubah nilai penawarannya.

3.7. Jaminan Penawaran


a. Peserta penunjukan langsung harus menyerahkan Jaminan Penawaran yang
dikeluarkan oleh Bank Umum (bukan Bank Perkreditan Rakyat) atau oleh
perusahaan Asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (surety bond)
yang mempunyai dukungan reasuransi sebagaimana persyaratan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan RI, dengan nilai jaminan sebesar 1% (satu
persen) sampai dengan 3% (tiga persen) dari nilai HPS (Harga Perkiraan
Sendiri).
b. Jaminan Penawaran harus memiliki masa berlaku selama 45 (empat puluh
lima) hari kalender terhitung sejak tanggal pemasukan penawaran.
c. Jaminan Penawaran harus diperpanjang oleh peserta penunjukan langsung
apabila diperlukan oleh Panitia Pengadaan dalam hal-hal tertentu.
d. Apabila Penawaran tidak disertai Jaminan Penawaran akan ditolak oleh Panitia
Pengadaan.
e. Panitia Pengadaan akan mengembalikan Jaminan Penawaran kepada peserta
penunjukan langsung saat peserta penunjukan langsung telah menandatangani
SPK.
f. Jaminan Penawaran akan disita dan dicairkan oleh Panitia Pengadaan dalam hal
sebagai berikut :
• Peserta penunjukan langsung menarik Penawarannya selama masa berlaku
Penawaran.
• Peserta penunjukan langsung menolak koreksi atas Harga Penawarannya.

3.8. Hal-hal Lainnya dari Penawaran


a. Peserta penunjukan langsung harus menyerahkan 1 (satu) dokumen penawaran
asli, dan diberi tanda "ASLI". Disamping itu, peserta penunjukan langsung juga
harus memasukkan 2 (dua) buah salinan dan diberi tanda "SALINAN". Apabila
terdapat perbedaan diantara kedua Dokumen tersebut, maka yang berlaku
adalah dokumen asli.
b. Dokumen penawaran yang asli dan semua salinan harus ditulis atau diketik
dengan tinta yang tidak dapat dihapus dan ditandatangani oleh Direktur /
Pimpinan atau seseorang yang diberi kuasa untuk itu, dan seluruh halaman yang
terdapat dalam dokumen penawaran yang memuat isian ataupun perubahannya
harus diparaf oleh pihak yang menandatangani dokumen penawaran tersebut.
c. Dokumen penawaran tidak boleh berisi perubahan, pengapusan atau
penambahan, kecuali atas perintah Panitia Pengadaan, dan/atau adanya
perbaikan atas kesalahan yang dibuat oleh peserta penunjukan langsung.
Dimana perbaikan tersebut harus diparaf oleh pihak yang menandatangani
Dokumen Penawaran.

4. Pemasukan Penawaran

Batas Waktu Pemasukan Penawaran


a. Penawaran harus diserahkan oleh peserta penunjukan langsung selambat-lambatnya
dalam waktu yang telah ditentukan dalam dokumen pengadaan ini.
b. Panitia Pengadaan dapat memperpanjang batas waktu pemasukan penawaran
apabila diperlukan, dengan catatan akan dibuatkan Addendum Dokumen Pengadaan
atas perpanjangan waktu tersebut. Addendum Dokumen Pengadaan akan
disampaikan kepada seluruh peserta penunjukan langsung melalui surat / facsimile.
c. Apabila terjadi perpanjangan batas waktu pemasukan penawaran sebagaimana
dimaksud pada huruf b di atas, maka segala ketentuan waktu yang berkaitan proses
pengadaan ini akan mengikuti perpanjangan waktu tersebut.

5. Evaluasi Penawaran

Panitia akan melakukan evaluasi penawaran sebagai berikut :


a. Pada tahap awal evaluasi, Panitia Pengadaan dapat melakukan koreksi aritmatika
terhadap penawaran yang masuk.
b. Selanjutnya panitia akan memeriksa seluruh persyaratan yang dilampirkan dalam
dokumen penawaran untuk selanjutnya disesuaikan dengan persyaratan administrasi
yang telah ditetapkan dalam dokumen ini. Selanjutnya apabila syarat-syarat tersebut
telah dipenuhi, maka diperiksa kembali keabsahan dari masing-masing syarat
administrasi yang dilampirkan.
c. Selanjutnya panitia akan mengevaluasi persyaratan teknis yang harus dipenuhi
sebagaimana dimaksud dalam dokumen pengadaan ini.
d. Tahap evaluasi akhir yakni panitia akan melakukan evaluasi harga penawaran yang
disampaikan.
6. Klarifikasi dan Negosiasi

6.1. Panitia Pengadaan akan melakukan proses klarifikasi dan negosiasi atas dokumen
penawaran dari peserta penunjukan langsung.
6.2. Panitia pengadaan melakukan negosiasi pada total harga penawaran yang
disampaikan oleh peserta penunjukan langsung.
6.3. Hasil klarifikasi dan negosiasi dituangkan dalam Berita Acara Hasil Klarifikasi dan
Negosiasi yang ditandatangani oleh Panitia dan peserta penunjukan langsung.

7. Kerahasiaan

Hal-hal yang berhubungan dengan pemeriksaan, klarifikasi dan evaluasi dokumen


penawaran bersifat rahasia dan tidak diperbolehkan untuk diberitahukan kepada peserta
penunjukan langsung atau orang lain yang tidak berkepentingan dengan proses tersebut
sampai keputusan pemenang diumumkan. Setiap usaha peserta penunjukan langsung
yang mempengaruhi keputusan pemenang penunjukan langsung akan mengakibatkan
ditolaknya penawaran yang bersangkutan.

E. PENETAPAN PENYEDIA BARANG DAN BIAYA PENGADAAN

1. Surat Keputusan Penunjukan Langsung dan Biaya Pengadaan


Kepala UPT Logistik Institut Teknologi Bandung akan mengeluarkan Keputusan
Penunjukan Langsung dan biaya pengadaan sebagai pelaksana pekerjaan berdasarkan
atas usulan dari Panitia Pengadaan dengan melampirkan seluruh proses penunjukan
langsung yang telah dilaksanakan oleh Panitia.

2. Penandatanganan Surat Perintah Kerja (SPK)


7.1. Setelah Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Logistik Institut Teknologi
Bandung tentang penunjukan langsung dan biaya pengadaan terbit, maka
dilanjutkan dengan proses pembuatan dan penandatanganan Surat Perintah Kerja
(SPK).
7.2. Penandatanganan SPK dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah
diterbitkannya Keputusan Kepala UPT Logistik Institut Teknologi Bandung tentang
penunjukan langsung dan biaya pengadaan.

F. SYARAT-SYARAT UMUM

KETENTUAN UMUM

1. Definisi

a. Pengadaan Barang adalah pelaksanaan pekerjaan pengadaan atas barang yang


perencanaan teknis dan spesifikasi serta pelaksanaannya diawasi oleh Unit
Pelaksana Teknis Logistik Institut Teknologi Bandung.
b. Pejabat Pembuat Komitmen adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis Logistik Institut
Teknologi Bandung selaku “pemberi tugas”.
c. Penyedia Barang adalah badan usaha yang mengikuti proses penunjukan langsung
ini.
d. Panitia Pengadaan adalah Panitia yang diangkat berdasarkan Keputusan Rektor
Institut Teknologi Bandung yang ditugasi untuk melaksanakan proses pengadaan
barang berdasarkan Keputusan Rektor Institut Teknologi Bandung.
e. Panitia Pemeriksa / Penerima Barang adalah Panitia khusus yang diangkat
berdasarkan Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Logistik Institut Teknologi
Bandung untuk melaksanakan fungsi pemeriksaan dan penerimaan barang yang
disediakan oleh penyedia barang.
f. Manajer Proyek Barang adalah seseorang yang diangkat berdasarkan Keputusan
Rektor Institut Teknologi Bandung yang selanjutnya bertugas untuk mengawasi
pelaksanaan kontrak pengadaan barang hingga tuntas.
g. SPK adalah bentuk perikatan antara pengguna barang dan penyedia barang.
h. Nilai SPK adalah jumlah harga pengadaan pekerjaan yang tercantum dalam SPK.
i. Barang produksi dalam negeri adalah jenis barang yang dibuat dan / atau dihasilkan
di dalam negeri.
j. Surat Jaminan adalah jaminan tertulis yang dikeluarkan oleh Bank umum / lembaga
keuangan lainnya yang diserahkan oleh penyedia barang kepada pejabat pembuat
komitmen untuk menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia barang.
k. Daftar volume pekerjaan adalah bagian dari penawaran berupa daftar volume yang
telah diisi keseluruhan biaya dalam pelaksanaan pekerjaan.
l. Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah batas waktu penyelesaian dan / atau
penyerahan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam kontrak yang dituangkan dalam
Berita Acara Pekerjaan Selesai.
m. Masa Garansi / masa jaminan purna jual adalah tenggang waktu yang harus dipenuhi
oleh penyedia barang sesuai SPK, untuk melakukan perawatan dan / atau perbaikan
terhadap barang yang telah diserahkan kepada pengguna barang apabila mengalami
catat atau kerusakan.
n. Sub Penyedia Barang adalah badan usaha yang mengadakan perjanjian dengan
Penyedia Barang untuk melaksanakan sebagian Pekerjaan dari SPK.
o. Perintah Perubahan adalah perintah yang diberikan oleh pejabat pembuat komitmen
kepada penyedia barang untuk melakukan perubahan pekerjaan.
p. Daftar kuantitas dan harga adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga satuan dan
jumlah biaya keseluruhannya yang merupakan bagian dari penawaran.

2. Asal Barang

a. Pengadaan Barang untuk pekerjaan ini adalah merupakan layanan jasa


pengadaan dari penyedia barang nasional yang berdomisili di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
b. Bagi penyedia barang asing harus mempunyai kantor perwakilan di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Penggunaan Dokumen Penunjukan Langsung dan Informasi

Penyedia barang tidak diperkenankan menggunakan dokumen penunjukan langsung


dan informasi apapun yang berkaitan dengan pengadaan ini untuk keperluan diluar
konteks pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam kontrak, kecuali atas ijin tertulis dari
pejabat pembuat komitmen.

4. Hak Paten, Hak Cipta dan Merek

Apabila penyedia barang menggunakan hak paten, hak cipta dan merek atas barang
yang diserahkan kepada pejabat pembuat komitmen, maka hal tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab penyedia barang, dan pejabat pembuat komitmen dibebaskan
dari segala tuntutan atau klaim dari pihak ketiga atas pelanggaran hak paten, hak cipta
dan merek yang mungkin terjadi.
5. Keselamatan Kerja

Penyedia barang bertanggung jawab penuh atas keselamatan kerja seluruh tenaga
kerjanya yang melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam SPK

6. Pembayaran
a. Pembayaran pekerjaan 100% (seratus persen) dilakukan oleh pejabat pembuat
komitmen setelah penyedia barang menyelesaikan seluruh pekerjaan pengadaan
barang yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan dan Penerimaan barang
oleh Panitia Pemeriksa / Penerima Barang.
b. Pengajuan tagihan pembayaran dari penyedia barang kepada pejabat pembuat
komitmen, akan dibayar selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari
kerja sejak penyedia barang mengajukan tagihan. Pembayaran nilai SPK akan
dilakukan melalui Kantor Direktorat Keuangan Institut Teknologi Bandung.
c. Dokumen pembayaran meliputi :
• Copy SPK.
• Surat permohonan permintaan pembayaran dari penyedia barang.
• Berita Acara Pembayaran
• Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan.
• Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
• Kwitansi pembayaran dibuat dalam 5 (lima) rangkap, 1 (satu) bermaterai Rp.
6000,-- ditandatangani dan di stempel perusahaan
• Copy NPWP
• Invoice Barang
• Faktur pajak standard
• Form SSP (surat setoran pajak).
• Referensi Bank yang ditunjuk oleh penyedia barang untuk proses pembayaran

7. Sumber Dana

Pengadaan ini dibiayai dari ……… Institut Teknologi Bandung tahun anggaran 2008.

8. Wewenang Pejabat Pembuat Komitmen

Pejabat pembuat komitmen memutuskan hal-hal yang bersifat kontraktual antara


pejabat pembuat komitmen dan penyedia barang dalam kapasitas sebagai pemilik
pekerjaan.

9. Nilai SPK

Pejabat pembuat komitmen akan membayar nilai kontrak kepada penyedia barang
sesuai dengan nilai yang akan dituangkan dalam SPK. Dimana untuk pembayaran nilai
SPK tersebut akan dibebankan pada Dana ………………………. Tahun Anggaran
2008.

10. Addendum SPK

a. Addendum SPK harus dibuat bila terjadi perubahan terhadap segala hal yang
bersangkutan dengan struktur dan substansi SPK.
b. Addendum dapat dilakukan setelah ada kesepakatan diantara para pihak, dengan
prosedur sebagai berikut :
- Pengguna barang menyampaikan usul perubahan kontrak kepada Penyedia
barang, dapat berlaku sebaliknya.
- Pihak yang menerima usulan harus memberikan tanggapan atas usulan
tersebut selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari.
- Apabila disepakati adanya perubahan, maka dilakukan perubahan perjanjian
dalam bentuk Addendum.

11. Hak dan Kewajiban Para Pihak


11.1. Hak dan Kewajiban Pejabat Pembuat Komitmen, sebagai berikut :
a. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia
barang.
b. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh penyedia barang.
c. Menangguhkan pembayaran.
d. Mengenakan denda keterlambatan.
e. Membayar nilai SPK kepada penyedia barang.
f. Memberikan instruksi sesuai jadwal.
g. Membayar ganti rugi, melindungi dan membela penyedia barang terhadap
semua tuntutan hukum, tuntutan lainnya dan tanggungan yang timbul karena
kesalahan, kecerobohan dan pelanggaran SPK yang dilakukan oleh pejabat
pembuat komitmen.

11.2. Hak dan Kewajiban Penyedia Barang, sebagai berikut :


a. Menerima pembayaran nilai SPK dari pejabat pembuat komitmen.
b. Menerima pembayaran ganti rugi / kompensasi (bila ada).
c. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak.
d. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada pejabat pembuat
komitmen.
e. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam SPK.
f. Mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan baik
di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi perusakan dan
gangguan kepada masyarakat, seperti polusi, kebisingan dan kerusakan lain
yang disebabkan oleh kegiatan penyedia barang.

12. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

a. Waktu pelaksanaan SPK adalah ………. (…………….) hari kalender dihitung sejak
tanggal sebagaimana tercantum dalam SPK.
b. Pekerjaan dinyatakan selesai apabila penyedia barang telah melaksanakan
pekerjaan 100% (seratus persen) yang dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan
Pekerjaan yang telah disetujui oleh pejabat pembuat komitmen.
c. Apabila penyedia barang menyatakan tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai
jadual yang telah ditentukan karena keadaan memaksa (force majeure), dan
penyedia barang telah melaporkan kejadian tersebut kepada pejabat pembuat
komitmen, maka pejabat pembuat komitmen akan melakukan penjadwalan kembali
waktu penyerahan pekerjaan yang dituangkan dalam addendum kontrak.

13. Pengawasan

Untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan pekerjaan


yang dilaksanakan oleh penyedia barang, maka pejabat pembuat komitmen diwakili
oleh Manajer Proyek Barang dan Panitia Pemeriksa / Penerima Barang Unit Pelaksana
Teknis Logistik Institut Teknologi Bandung.

14. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

a. Perpanjangan waktu pelaksanan pekerjaan dapat diberikan oleh pejabat pembuat


komitmen kepada penyedia barang atas pertimbangan sebagai berikut :
- Adanya pekerjaan tambah.
- Perubahan spesifikasi barang.
- Keterlambatan pelaksanaan yang disebabkan oleh pejabat pembuat komitmen.
- Masalah yang timbul diluar kendali pejabat pembuat komitmen atau keadaan
memaksa (force majeure).
b. Dalam hal perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan, maka penyedia barang
harus mengajukan usulan secara tertulis kepada pejabat pembuat komitmen.
Selanjutnya pejabat pembuat komitmen meneliti dan mengevaluasi usulan tersebut
(hasil penelitian dan evaluasi dituangkan dalam Berita Acara dilengkapi dengan
rekomendasi dapat atau tidaknya diberi perpanjangan waktu).
c. Apabila permohonan perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan disetujui oleh
pejabat pembuat komitmen, maka harus dibuat addendum SPK, dan perhitungan
penyesuaian harga pekerjaan disesuaikan dengan kompensasi didasarkan atas
addendum SPK.

15. Pengalihan Pekerjaan Kepada Pihak Ketiga

a. Penyedia barang tidak diperbolehkan mengalihkan pekerjaan kepada pihak ketiga


tanpa ijin dari pejabat pembuat komitmen.
b. Penyedia barang golongan non usaha kecil dapat bekerja sama dengan penyedia
barang golongan usaha kecil termasuk koperasi kecil, yaitu dengan mensub
kontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama.
c. Setiap bagian pekerjaan yang di subkontrakkan harus disetujui oleh pejabat
pembuat komitmen dan pekerjaan tersebut tetap menjadi tanggung jawab penyedia
barang.
d. Pejabat pembuat komitmen mempunyai hak intervensi atas pelaksanaan sub
kontrak meliputi pelaksanaan pekerjaan dan pembayaran.

16. Keadaan Memaksa (Force Majeure)

a. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (Force Majeure) adalah kejadian di luar
kemampuan penyedia barang untuk mengatasinya termasuk di dalamnya, tetapi
tidak terbatas kejadian-kejadian sebagai akibat dari Peraturan Pemerintah baik
Pusat maupun Daerah, Departemen, Instansi Sipil atau Militer, halilintar, banjir,
gempa bumi, huru-hara, pemberontakan dan epidemi yang secara langsung dapat
mengakibatkan keterlambatan penyerahan pekerjaan.
b. Dalam hal terjadinya keadaan memaksa (Force Majeure) penyedia barang wajib
memberitahukan secara tertulis kepada pejabat pembuat komitmen, selambat-
lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak terjadinya Force
Majeure disertai keterangan dari pihak yang berwenang / berwajib.
c. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas penyedia
barang tidak memberitahukan kejadian Force Majeure tersebut kepada pejabat
pembuat komitmen, maka keterlambatan penyerahan pekerjaan dianggap bukan
sebagai akibat Force Majeure.
d. Dalam pemberitahuan mengenai kejadian Force Majeure sebagaimana dimaksud
pada angka huruf b di atas harus disertai dengan keterangan dari yang berwenang
mengenai peristiwa tersebut dan penyedia barang dapat sekaligus mengajukan
permohonan perpanjangan waktu penyerahan pekerjaan kepada pejabat pembuat
komitmen.
e. Pejabat pembuat komitmen dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak
diterimanya permohonan perpanjangan akan memberikan jawaban mengenai
permohonan dimaksud kepada penyedia barang.
f. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka huruf e di atas
pengguna barang tidak memberikan jawaban terhadap permohonan perpanjangan
waktu penyerahan pekerjaan dari penyedia barang, maka pejabat pembuat
komitmen dianggap telah memberikan persetujuan terhadap permohonan
dimaksud.

17. Itikad Baik


Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan hak
dan kewajiban yang terdapat dalam SPK dan Dokumen Penunjukan Langsung, dan
para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan jujur tanpa menonjolkan
kepentingan masing-masing pihak. Bila selama perikatan ini salah satu pihak merasa
dirugikan maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.

18. Penghentian dan Pemutusan SPK

a. Penghentian SPK dapat dilakukan karena pekerjaan sudah selesai.


b. Penghentian SPK dilakukan karena terjadinya keadaan memaksa (force majeure),
dan dalam hal ini pejabat pembuat komitmen wajib membayar pelaksanaan
pekerjaan kepada penyedia barang sesuai dengan kemajuan pelaksanaan
pekerjaan yang telah dicapai.
c. Pemutusan SPK dilakukan apabila penyedia barang cidera janji atau tidak
memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya (wanprestasi) dan kepada penyedia
barang dikenakan sanksi berupa pencairan jaminan pelaksanaan, untuk selanjutnya
nilai jaminan pelaksanaan menjadi milik pejabat pembuat komitmen.
d. Pemutusan SPK dilakukan bilamana para pihak terbukti melakukan kolusi,
kecurangan atau tindak korupsi baik dalam proses penunjukan langsung maupun
pelaksanaan pekerjaan.
e. Prosedur Pemutusan SPK, sebagai berikut :
Setelah salah satu pihak menyampaikan atau menerima pemberitahuan pemutusan
kontrak, sebelum tanggal berlakunya pemutusan tersebut penyedia barang harus :
- Mengakhiri pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam
pemberitahuan pemutusan SPK;
- Mengalihkan hak dan menyerahkan semua hasil pelaksanaan pekerjaan.
Pengalihan hak dan penyerahan tersebut harus dilakukan dengan cara dan
pada waktu yang ditentukan oleh pejabat pembuat komitmen;
- Menyerahkan semua fasilitas yang dibiayai oleh pengguna barang.
f. Sejak tanggal berlakunya pemutusan SPK, penyedia barang tidak bertanggung
jawab lagi atas pelaksanaan SPK.

19. Penyelesaian Perselisihan

a. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah.
b. Jika dalam musyawarah tersebut tidak ditemukan kesepakatan, maka kedua belah
pihak sepakat untuk penyelesaikan menurut prosedur hukum yang berlaku melalui
Kantor Kepaniteraan Pengadilan.
c. Segala akibat yang terjadi dari pelaksanaan Perjanjian ini, kedua belah pihak telah
memilih tempat kedudukan (domisili) yang tetap dan sah di Kantor Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Bandung.

20. Bahasa dan Hukum Yang Diterapkan Dalam Kontrak

SPK dibuat dalam bahasa Indonesia serta tunduk kepada tata hukum yang berlaku di
wilayah hukum Indonesia.

21. Sanksi dan Denda

a. Denda adalah sanksi finansial yang dikenakan kepada penyedia barang karena
telah melakukan cidera janji (wanprestasi), sedangkan ganti rugi adalah sanksi
finansial yang dikenakan kepada pejabat pembuat komitmen sebagai kompensasi
atas kerugian yang diderita oleh pejabat pembuat komitmen sebagai akibat
kelalaian penyedia barang.
b. Besarnya denda yang harus dibayar penyedia barang atas keterlambatan
penyelesaian pekerjaan adalah 10/00 (satu perseribu) dari nilai SPK atau bagian
kontrak lainnya untuk setiap hari keterlambatan.
c. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh pejabat pembuat komitmen atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang
terlambat dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku menurut
ketetapan Bank Indonesia.

22. Serah Terima Pekerjaan

a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen), penyedia barang mengajukan


penyerahan pekerjaan secara tertulis kepada pejabat pembuat komitmen.
b. Pejabat pembuat komitmen memerintahkan penerima / pemeriksa barang untuk
melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
penyedia barang selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterimanya surat
permintaan dari penyedia barang. Selanjutnya dibuat Berita Acara Penyerahan
Pekerjaan.

KETENTUAN KHUSUS

1. Standar Barang

Penyedia barang harus memperhatikan dan menyediakan barang sesuai dengan


standar spesifikasi teknis sebagaimana tercantum dalam BoQ (Bill of Quantity).

2. Pengepakan Barang

Dalam proses pengiriman barang, penyedia barang harus mengemas dan mengepak
barang-barang yang akan dikirimnya dengan baik, rapi dan senantiasa memperhatikan
mutu dan kondisi barang, sehingga saat pejabat pembuat komitmen menerima barang
dimaksud masih dalam kondisi baik dan tidak cacat.

3. Transportasi Pengiriman Barang

a. Segala biaya dan resiko yang timbul dari proses pengiriman barang yang
mempergunakan sarana transportasi menjadi beban dan tanggung jawab penuh
pihak penyedia jasa.
b. Apabila terjadi keterlambatan pengiriman barang oleh penyedia barang dengan
alasan transportasi, segala resiko keterlambatan tersebut harus ditanggung oleh
penyedia barang.

4. Cacat Mutu

a. Panitia Pemeriksa / Penerima Barang wajib memeriksa pekerjaan penyedia barang


dan memberitahu penyedia barang bila terdapat cacat mutu dalam pekerjaannya.
b. Setiap kali ditemukan adanya cacat mutu, maka setelah ada pemberitahuan dari
Panitia Pemeriksa / Penerima Barang, maka penyedia barang harus segera
memperbaikinya dalam jangka waktu yang ditentukan oleh pejabat pembuat
komitmen.
c. Pejabat pembuat komitmen dapat meminta pihak ketiga untuk memperbaiki cacat
mutu bila penyedia barang tidak melaksanakan perbaikan dalam jangka waktu yang
telah ditetapkan.
d. Cacat mutu harus diperbaiki oleh penyedia barang sebelum penyerahan pekerjaan
dan / atau selama masa garansi / masa jaminan purna jual. Apabila perbaikan
melampaui waktu penyerahan pekerjaan atau masa garansi / masa jaminan purna
jual, maka penyedia barang akan dikenakan sanksi sebagaimana tercantum dalam
SPK / Dokumen Penunjukan Langsung.

5. Perubahan Spesifikasi Barang

a. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara permintaan barang pada saat
pelaksanaan dengan spesifikasi teknis dan kuantitas yang ditentukan dalam
dokumen penunjukan langsung dan SPK, maka pejabat pembuat komitmen
bersama penyedia barang dapat melakukan perubahan SPK yang meliputi :
- Menambah atau mengurangi kuantitas barang yang tercantum dalam SPK.
- Menambah atau mengurangi jenis barang
- Mengubah spesifikasi teknis barang dengan permintaan barang
b. Pekerjaan tambah / kurang tidak boleh melebihi 10% (sepuluh persen) dari nilai
harga yang tercantum dalam SPK.
c. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pejabat pembuat komitmen secara
tertulis kepada penyedia barang, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam SPK. Hasil negosiasi
dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar penyusunan addendum SPK.

6. Pengiriman dan Penyerahan Barang

a. Barang diserahkan oleh penyedia barang kepada Panitia Pemeriksa / Penerima


Barang melalui gudang / tempat yang telah ditetapkan oleh pejabat pembuat
komitmen dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam dokumen pengadaan
ini.
b. Dalam pelaksanaan pengiriman barang, penyedia barang harus membuat surat
jalan atas barang-barang yang dikirim.
c. Berita Acara Pemeriksaan dan Serah Terima Barang merupakan syarat mutlak
dalam proses pembayaran nilai SPK dari pejabat pembuat komitmen kepada
penyedia barang.
d. Untuk barang-barang yang kurang lengkap, cacat dan tidak memenuhi syarat
teknis, maka pengguna barang tidak akan menerima barang tersebut dan penyedia
barang harus segera mengambil barangnya kembali untuk diganti dengan barang
yang memenuhi syarat sesuai dengan SPK dan dokumen penunjukan langsung.

G. SYARAT-SYARAT KHUSUS

KETENTUAN UMUM

1. Asal Barang

Apabila diperlukan, penyedia barang harus dapat menunjukan silsilah dan asal-usul
barang yang disediakannya.

2. Percepatan Penyelesaian Pekerjaan


a. Apabila pejabat pembuat komitmen menginginkan percepatan penyelesaian pekerjaan
sebelum batas waktu penyerahan pekerjaan, maka pejabat pembuat komitmen dapat
meminta penyedia barang untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan.
b. Terhadap percepatan penyelesaian pekerjaan, penyedia barang harus mengajukan
usulan biaya yang diperlukan dalam proses percepatan tersebut. Bila pengguna
barang dapat menerima usulan tersebut, maka rencana tanggal penyelesaian
pekerjaan dituangkan dalam addendum SPK.

3. Penangguhan Pembayaran

a. Apabila penyedia barang tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam


kontrak, maka penyedia barang akan dikenakan sanksi berupa penangguhan
pembayaran, setelah pejabat pembuat komitmen memberitahukan penangguhan
pembayaran tersebut secara tertulis.
b. Pemberitahuan penangguhan pembayaran memuat rincian keterlambatan disertai
alasan-alasan yang jelas dan keharusan penyedia barang untuk memperbaiki dan
menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu sebagaimana tercantum dalam surat
pemberitahuan penangguhan pembayaran.

5. Instruksi

a. Penyedia barang wajib melaksanakan semua instruksi pejabat pembuat komitmen


yang berkaitan dengan SPK.
b. Semua instruksi dari pejabat pembuat komitmen harus dilakukan secara tertulis.

KETENTUAN KHUSUS

Dalam masa garansi / masa jaminan purna jual, penyedia barang harus menyerahkan kartu
garansi kepada pengguna barang (apabila barang tersebut bergaransi). Apabila tidak disertai
kartu garansi, maka penyedia barang harus membuat Surat Pernyataan bermaterai Rp.
6.000,- dan menyatakan bersedia memberikan jaminan dalam masa purna jual dalam jangka
waktu yang ditetapkan oleh Manajer Proyek Barang.

Bandung, ............................ 2008


Panitia Pengadaan Barang UPT Logistik ITB

Ketua Panitia, Sekretaris, Anggota,

................................. ......................... ................................

You might also like