You are on page 1of 9

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Salah satu rencana Agung Tuhan bagi keluarga Kristen adalah untuk mencerminkan kehidupan Kristen yang baik melalui seluruh tingkah laku dalam seisi keluarga baik di dalam rumah tangga, maupun terlebih berada di luar rumah tangga. Namun keluarga Kristen masa kini agak sulit dibedakan dengan keluarga-keluarga lain (non Kristen). Mengapa penulis berpendapat demikian? Karena kehidupan sehari-hari yang penulis amati di masyarakat Kristen ternyata tidak ada tanda-tanda atau nilai-nilai kerajaan Allah dalam keluarga Kristen. Contoh yang praktis secara eksternal, penulis kemukakan bahwa ternyata kebanyakan anak-anak keluarga Kristen yang nakal-nakal baik itu di sekolah-sekolah umum maupun di sekolah-sekolah Kristen. Dan juga di tengah-tengah masyarakat selalu melakukan hal yang tidak terpuji dan menjadi kesaksian bagi teman-temannya. Sedangkan contoh secara internal dalam keluarga Kristen, juga ternyata tidak menghidupi nilai-nilai iman Kristen yang benar. Padahal ada keluarga-keluarga Kristen yang begitu rajin ke gereja dan bahkan ikut berbagai kegiatan gereja, namun kenyataannya bahwa kehidupan dalam keluarga tidak mencerminkan kehidupan Kristen yang sesuai dengan Alkitab. Contoh sederhana dalam keluarga selalu da bahasa-bahasa yang seharusnya diucapkan di tengah-

tengah keluarga Kristen seperti, kata-kata anjing atau babi terhadap anak atau terhadap orang tua, sehingga benar-benar mengganggu tetangga lain disekitarnya, dan hal ini jelas sikap dan perbuatan yang tidak memuliakan nama Tuhan dan juga tidak menjadi kesaksian di tengah-tengah keluarga dan sekitarnya. Kalau sikap dan perbuatan ini terjadi di keluarga Kristen yang rajin ke gereja dan aktifis gereja, apalagi bagi keluarga-keluarga Kristen yang kadang-kadang ke gereja, dapat dipastikan bahwa kehidupan keluarga seperti ini lebih buruk dibandingkan dengan keluarga Kristen yang ke gereja. Bila kehidupan keluarga-keluarga Kristen tersebut di atas demikian, maka dengan otomatis anak-anak pun akan menjadi anak-anak yang mencerminkan suatu kehidupan tidak memuliakan nama Tuhan baik di dalam rumah maupun di sekolah, dan bahkan di masyarakat di mana ia berada. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka penulis termotivasi untuk menuangkan dalam karya ilmiah yang berjudul PERANAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BAGI ANAK USIA 5-12 TAHUN.

B.

Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah adalah : 1. Mengapa kehidupan keluarga Kristen tidak mencerminkan kehidupan yang baik?

2. 3.

Mengapa orang tua kurang memperhatikan anak usia 5-12 tahun ? Mengapa anak-anak usia 5-12 tahun gampang jatuh ke dalam tindak kejahatan?

4. 5.

Bagaimanakah peran orang tua dalam membina anak usia 5-12 tahun ? Bagaimanakah peranan pendidikan Agama Kristen bagi anak usia 5-12 tahun ?

C.

Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan skripsi adalah : 1. Untuk memberikan suatu solusi para pendidik bahwa pendidikan terhadap anak usia 5-12 tahun itu sangat penting. 2. Untuk memberikan suatu pedoman kepada orang bahwa harus diberi perhatian khusus melalui suatu pendidikan yang teratur dan terencana bagi anak seusia 5-12 tahun. 3. Untuk memberikan suatu acuan keluarga bahwa pendidikan agama Kristen itu penting bagi anak usia bukan hanya di sekolah formal, tetapi di rumah tangga itu sangat penting. 4. Untuk memberikan pemahaman kepada setiap keluarga Kristen bahwa untuk membina anak, tidak saja melalui pengetahuan tetapi yang lebih penting adalah melalui perbuatan dari orang tua atau menjadi teladan bagi anak-anaknya.

D.

Batasan Penulisan Guna dapat dipahami lebih spesifik, maka penulis membatasi skripsi ini pada hanya peranan pendidikan Agama Kristen dalam keluarga khususnya bagi anak usia 5-12 tahun.

E.

Hipotesis Penulisan Yang menjadi hipotesis pada skripsi ini adalah jika keluarga Kristen dapat menerapkan pendidikan agama Kristen dengan biak dan benar dalam keluarga Kristen khususnya terhadap anak-anak usia 5-12 tahun maka anakanak usia 5-12 tahun ini setelah dewasa kemudian mereka tidak akan menyimpang dari iman Kristen atau jalan Tuhan (Amsal 22:6)

F.

Metodologi Penelitian Untuk mencapai sasaran dalam karya ilmiah ini, maka penulis menggunakan metode Library/Deskriptif. Artinya penulis akan

menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan judul dari karya ilmiah ini. Selanjutnya penulis akan membaca dan memahami setiap bagian-bagian dari buku-buku yang tersebut sehingga penulis mendapat data yang akurat guna mendukung bagi karya ilmiah ini, sehingga tulisan ini benar-benar menjadi suatu karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, secara akademik maupun secara ilmiah.

G.

Sistematika Penulisan Agar mudah dipahami dalam membaca skripsi ini, maka penulis menyusunnya dalam bentuk sistematika sebagai berikut : Bab I Merupakan bab pendahuluan, yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, batasan penulisan, hipotesis penulisan, meotodologi penelitian, sistematika penulisan. Bab II adalah keluarga Kristen yaitu pandangan umum tentang keluarga, pandangan Alkitab tentang keluarga Kristen, pernikahan Kristen. Bab III adalah pentingnya pendidikan agama Kristen yaitu pentingnya pendidikan bagi anak, karena anak merupakan anugerah Allah, dan tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak, serta sikap orang tua terhadap anak dalam rumah tangga. Bab IV ini adalah inti dari karya ilmiah ini karena penulis akan menjelaskan peranan pendidikan bagi anak usia 5-12 tahun, yang terdiri dari: konsep dasar pendidikan agama Kristen, peranan pendidikan agama Kristen dalam keluarga Kristen, penerapan pendidikan agama Kristen bagi anak. Bab V adalah bab penutup maka penulis akan memberikan kesimpulan dan saran

BAB II KELUARGA KRISTEN

A. Pandangan Umum Tentang Keluarga Penulis akan membahas mengenai keluarga secara umum karena dengan memahami keluarga secara umum dengan baik dan benar, maka akan lebih menolong pula dalam memposisikan diri sebagai penanggung jawab yang terpenting dalam membina anak anak? Keluarga secara umum disebut persekutuan yg terdiri dari : ayah, ibu dan anak anak. Muhammad said, menjelaskan tentang pengertian keluarga bahwa keluarga di bagi menjadi dua bagian yaitu pertama, keluarga tradisional yang terdiri dari : kakek, nenek, bibi, papan, keponakan, dalam satu keluarga. Kedua, keluarga inti yakni : hanya terdiri dari bapak, ibu, dan dua anak atau anak dalam keluarga. 1 selanjutnya ia menambahkan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil, keluarga besar yang berisi semua anggota keluarga dari pihak ayah dan ibu dan anak, dan keluarga kecil adalah bentuk keluarga dalam masyarakat modern belum dicapai. Sesuai dengan pandangan dan penjelasan tersebut di atas maka penulis menyimpulkan bahwa yang di maksud dengan keluarga terdiri dari dua bagian yakni keluarga inti yaitu terdiri dari ayah, ibu dan anak anak sedangkan keluarga tradisional terdiri dari ayah, ibu, kakek, nenek, bibi,
1 2

Muhammad Said, Ilmu pendidikan, Bandung :1989, 131 Ibid,119

paman, keponakan, dalam satu keluarga. Jadi baik keluarga inti atau tradisional yang telah disebutkan di atas ini, adalah keluarga yang saling berhubungan atau saling keterkaitan satu dengan yang lainnya yang sering juga disebut dengan keluarga besar. Sedangkan menurut F. Wibowo Ardhi, bahwa keluarga secara umum adalah keluarga yang merupakan peristiwa yang secara umum pula yang terjadi di dalam masyarakat, dimana seorang pria dan seorang wanita mau membentuk sebuah keluarga secara bersama dan hidup bersama, membangun diri bersama susah senang bersama.3 Maka dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa keluarga secara umum adalah hanya melihat dimana ada dua insan yaitu seorang pria dan seorang wanita membentuk rumah tanggah bersama dan dapat menjalani hidup bersama, baik susah maupun senang untuk mencapai suatu kesuksesan hidup dalam rumah tangga seperti membahagiakan suami dan istri dan mendapat keturunan.

B. Pandangan Alkitab Tentang Keluarga Kristen Keluarga Kristen artinya keluarga yang telah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamatnya secara pribadi baik sang istri maupun sang suami. sehubungan dengan itu. Eka Darma putra menjelaskan : Allah adalah Tuhan atas hidup pernikahan, Allah adalah jaminan bagi hidup pernikahan , Allah adalah penolong bagi hidup

pernikahan. Sebab itu harus ditentukan siapakah yang akan menjadi bos dalam rumah tangga anda.4 Jadi penulis dapat memahaminya bahwa keluarga Kristen adalah keluarga yang telah diberkati dalam suatu pernikahan kudus digereja. Selanjutnya Allah menjadi jaminan bagi kehidupan pernikahan, Allah yang menjadi kepala dalam rumah tangga. Keluarga Kristen adalah sebenarnya pemberian Allah sendiri; kelurga Kristen memiliki kesadaran bahwa Kristus yang menjadi kepala atas dan dalam membina keluarga Kristen karena Allah adalah sang

pembentuk keluarga Kristen. Dengan demikian akan tercipta suatu keluarga yang harmonis dan bahagia sebagai wujud keluarga Kristen yang slalu mencerminkan nilai-nilai imannya. Maksud yang sama dilansir oleh Liston Butar-Butar dari pendapat Tonci R.salawney bahwa keluarga Kristen adalah suatu tempat dimana penghuninya terdiri dari suami, istri dan anak anak yang saling mencintai, saling menghormati, saling tolong menolong dan hidup rukun dalam suasana tentram dan aman, serta penuh dengan suasana kedamaian dari Tuhan kita Yesus Kristus.5 Jadi dapat disimpulkan oleh penulis bahwa keluarga merupakan suatu tempat untuk saling menghormati dan saling tolong menolong dalam keluarga. Suami istri merupakan suatu kesatuan yang sangat dekat dan bahkan Alkitab katakan: Sebab itu seorang laki- laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging ( kejadian 2:24 ). Maksud dari ayat ini

adalah bahwa suami istri adalah satu kesatuan atau bagian yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Itu berarti bahwa suami istri hidup untuk saling melengkapi satu dengan yang lain guna kepentingan bersama, dan tidak untuk kepentingan masing masing. Dimana suami hidup untuk istri dan istri hidup untuk suami nya. Kehidupan suami istri seperti ini tentu di bawah kontrol Allah sebagai mana Allah telah menciptakan lakilaki dan perempuan. kehidupan suami istri merupakan gambar Allah yang tampak dalam kesatuan Kristus dan jemaat-Nya, yang dilukiskan oleh oleh rasul Paulus di dalam Surat Efesus: Hai istri, tunduklah pada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala. Suami sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.

You might also like