You are on page 1of 2

Kolom

Parameter Penilaian dan Evaluasi Manajemen Risiko BUMN


Bagian I
dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG di BUMN tersebut. Pada SK-16/2012, ada dua parameter penilaian utama yang terkait dengan manajemen risiko. Satu parameter (parameter nomor 52) termasuk di dalam aspek III yang ditujukan kepada Dewan Komisaris (Dekom), sedangkan satu parameter lainnya (parameter nomor Dewan Pengawas mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko perusahaan.

3. Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas melaksanakan pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko perusahaan. a. Dwan Komisaris/Dewan Pengawas melakukan telaah atas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko perusahaan (termasuk rencana kerja unit manajemen risiko), hasil analisis risiko atas rancangan RKAP dan strategi penanganannya, dan laporan pelaksanaan manajemen risiko berkala yang disampaikan oleh Direksi. b. Terdapat hasil telaah Dewan Komisarisl Dewan Pengawas atas kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko perusahaan.
c.

01/MBU/20ll (PER-01120ll) tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN, Kementerian Negara (KBUMN) telah mengeluarkan Keputusan Sekretaris KBUMN Nomor SK-16/S.MBU/20l2 (SK-16/2012) tentang Indikator/ Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN pada tanggal 6 Juni 2012. Surat keputusan (SK) ini memuat 153 parameter penilaian dan evaluasi yang dikelompokkan ke dalam 43 indikator dan 6 aspek. Keenam aspek tersebut terdiri atas aspek (1) komitmen terhadap penerapan tata kelola secara berkelanjutan, (2) pemegang saham dan RUPS/pemilik modal, (3) dewan komisaris/dewan pengawas, (4) direksi, (5) pengungkapan informasi dan transparansi, serra (6) aspek lainnya. Setiap parameter penilaian pada SK-16/2012 memiliki faktor yang diuji kesesuaiannya yang menjadi alat ukur untuk menilai kualitas inisiatif BUMN

ebagai bentuk pelaksanaan ketentuan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor PER-

106) termasuk di dalam aspek N yang ditujukan kepada Direksi. Selain itu, SK-16 juga memuat beberapa faktor lain yang terkait dengan manajemen risiko. Artikel ini bertujuan untuk mcnjelaskan parameter dan faktor penilaian yang terkait dengan manajemen risiko tersebut serra cara dan kiat praktis yang dapat dilakukan untuk memenuhinya.

Parameter penilaian Dekom


Parameter nomor 52 pada SK-1612012 menyatakan, "Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan arahan tentang manajemen risiko perusahaan". Parameter ini merupakan bagian dari indikator nomor 16 yang menyatakan, "Dewan Komisaris/Dewan Pengawas memberikan arahan terhadap Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan perusahaan". Faktor-faktor yang diuji kesesuaiannya dari parameter ini terdiri dari 5 faktor sbb.: 1. Terdapat kebijakan Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan manajemen risiko perusahaan dan pelaksanaannya. 2. Terdapat rencana Dewan Komisaris/

Proses telaah yang dilakukan oleh Dewan Komisaris/Dewan Pengawas menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris/Dewan Pengawas (Komite Dewan Komisaris/Dewan Pengawas).

4. Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas menyampaikan arahan tentang peningkatan kualitas kebijakan

dan pelaksanaan manajemen risiko


perusahaan. 5. Kualitas yang memadai atas arahan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas tentang manajemen risiko perusahaan. Faktor-faktor di atas menunjukkan bahwa Dekom memiliki tugas pengawasan

42

BUMNTRACK

NO.73 TAHUN VII AGUSTUS 2013

dan pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko perusahaan. Pemenuhan rugas ini dinilai dengan keberadaan kebijakan, rencana, dan pelaksanaan rugas dengan hasil berupa nasihat atau arahan. Berikut akan dijabarkan uraian dari tiap butir di atas. Keberadaan kebijakan pelaksanaan tugas manajemen risiko Dekom dapat dituangkan di dalam rugas dan wewenang Dekom, misalnya pada Pedoman Tata Kelola Perusahaan, yang dapat berbunyi:

yang memadai terhadap risiko yang dapat menghalangi pencapaian tujuan perusahaan. Pemahaman dan kepedulian Dekom ini dapat diwujudkan dengan pemberian sesi singkat board's update atau pelatihan manajemen risiko, baik untuk anggota Dekom baru saat orientasi, maupun unruk anggota Dekom lama sebagai penyegaran. a.

risiko (risk awareness). Direksi melaporkan pelaksanaan manajemen risiko kepada Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. Direksi menyampaikan kepada Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan Pemegang Saham/Pemilik Modal tentang pronl risiko dan pelaksanaan program manajemen risiko. b. Direksi menyampaikan kepada Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan Pemegang Saham/Pemilik Modal tentang analisis risiko atas Rancangan
RKAP dan strategi penanganannya.

Parameter penilaian Direksi


Parameter nomor 106 pada SK-16/2012 menyatakan, "Direksi menerapkan manajemen risiko sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan". Parameter ini merupakan bagian dari indikator nomor 29, "Direksi melaksanakan pengendalian opcrasional dan keuangan terhadap implementasi rencana dan kebijakan perusahaan". Faktor-faktor yang diuji kesesuaiannya dari parameter ini terdiri dari 8 faktor sbb.: 1. Perusahaan memiliki kebijakan manajemen risiko yang memuat: kerangka, tahapan pelaksanaan manajemen risiko, pelaporan risiko dan penanganannya. 2. Direksi memiliki fungsi yang berrugas melaksanakan program manajemen risiko. c.

Dewan Komisaris melakukan pengawasan dan pemberian nasihat terhadap kebijakan manajemen risiko perusahaan dan pelaksanaannya.
Keberadaan rencana kerja manajemen risiko Dekom dapat diruangkan di dalam program kerja Dekom dan dapat berisi: 1. Menelaah dan memberikan arahan terhadap kebijakan manajemen risiko perusahaan (setiap ada perubahan) 2. Menelaah dan memberikan arahan terhadap rencana kerja unit manajemen risiko (setahun sekali)

Direksi menyampaikan laporan pelaksanaan manajemen risiko tiga bulanan dan/atau sewaktu-waktu jika diminta oleh Dewan Komisaris/Dewan Pengawas. Faktor-faktor di atas menunjukkan

bahwa Direksi memiliki rugas untuk menerapkan manajemen risiko sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Pemenuhan rugas ini dinilai dengan (1) tingkat kepedulian Direksi, (2) aturan dan kebijakan perusahaan, (3) sosialisasi dan pemahaman karyawan, (4) rencana kerja penerapan, (5) pelaksanaan program, (6) pemantauan program, serra (7) pelaporan pelaksanaan kepada Dekom. Berikut akan dijabarkan uraian dari tiap butir di atas. Kepedulian Direksi (dan Dekom) terhadap manajemen risiko merupakan prasyarat awal penerapan manajemen risiko. Direksi perlu menyadari bahwa manajemen risiko dapat membantu pemastian pencapaian sasaran perusahaan dan, pada gilirannya, indikator kinerja utama (IKU) dari Direksi. Pemastian ini diberikan melalui identinkasi dan penilaian semenjak dini terhadap risiko yang mungkin menghalangi pencapaian tiap sasaran, yang memungkinkan manajemen untuk merencanakan dan melaksanakan kegiatan penanganan terhadap risiko risiko tersebut. Kepedulian Direksi dapat diwujudkan dengan pemberian sesi singkat

3. Menelaah dan memberikan arahan


terhadap analisis risiko atas rancangan
RKAP dan strategi penanganannya

(setahun sekali)

4. Menelaah dan memberikan arahan


terhadap laporan pelaksanaan manajemen risiko (setiap triwulan atau sesuai periode pelaporan) Keberadaan pelaksanaan tugas Dekom dapat diwujudkan dengan penelaahan oleh Dekom terhadap empat dokumen berikut: 1. 2. Kebijakan manajemen risiko perusahaan Rencana kerja unit manajemen risiko
RKAP dan strategi penanganannya

3. Kebijakan manajemen
risiko disosialisasikan kepada seluruh karyawan perusahaan.

4. Terdapat rencana kerja perUSahaan


untuk menerapkan kebijakan manajemen risiko.

5. Direksi melaksanakan
program manajemen risiko (program manajemen risiko antara lain mencakup identifikasi dan penanganan risiko pada proses bisnis, proyek maupun usulan tindakan perusahaan yang harus mendapatkan perserujuan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan/atau RUPS/Pemilik Modal). 6. Direksi melaksanakan pemantauan terhadap program manajemen risiko.

3. Hasil analisis risiko atas rancangan 4. Laporan pelaksanaan manajemen risiko


berkala Tugas ini dapat dilakukan oleh perangkat Dekom seperti Komite Audit. Arahan Dekom terhadap dokumen dokumen tersebut selanjutnya perlu disampaikan secara resmi kepada Direksi. Selain hal-hal di atas, Dekom perlu menunjukkan pemahaman dan kepedulian

board's update atau pelatihan manajemen


risiko, baik untuk Direksi baru saat orientasi, maupun untuk Direksi lama sebagai penyegaran...

7. Tingkat kesungguhan
kepedulian Direksi terhadap

NO.73 TAHUN VII AGUSTUS 20

BUMNTRACK

43

You might also like