You are on page 1of 10

BAB II KASUS Saudara sebagai seorang dokter baru sedang mengobati seorang anak Adi, umur 3 tahun dengan

keluhan batuk dan pilek selama 1 minggu. Walaupun sudah ditambah AB tetapi penyakitnya belum berkurang. Tiba-tiba anak0anak tersebut terbangun saat tidur siang dan menjerit telinga kirinya sakit sekali. Pada allo-anamnesa dikatakan tidak ada riwayat trauma kepala, korek-korek telinga, kemasukan serangga ataupun sakit telinga sebelumnya. Saudara mulai memikirkan beberapa hipotesis tentang penyebab timbulnya nyeri telinga. Pada pemeriksaan fisik anak tampak sakit berat, gelisah, rewel, tangannya memegang telinga kirinya, suhu 40C, tidak ada nyeri tekan tragus dan nyeri tarik aurikula. Tidak ada nyeri tekan mastoid. Pada pemeriksaan dengan otoskop tampak liang telinga lapang, tenang, MT telinga kiri bulging warna sedikit kekuningan. Telinga kanan dbn. Hidung ada gambaran rhinitis akut dalam penyembuhan. Tenggorok tenang. Pemeriksaan lab: Hb Leuko Lain-lain : 13g% : 19.5000/ml : dbn suhu nadi : 40C :

BAB III ANALISA KASUS A. ANAMNESA Identitas Pasien Nama Umur Alamat : An. Adi : 3tahun :-

Data orang tua : Keluhan utama Keluhan tambahan : batuk dan pilek sudah 1 minggu. :Tiba-tiba anak tersebut terbangun saat tidur siang dan

menjerit telinga kirinya sakit sekali. Riwayat penyakit dahulu (-) Riwayat trauma Riwayat kebiasaan Riwayat pengobatan :: korek-korek telinga (-) : sudah minum antibiotik tetapi belum berkurang : sakit telinga sebelumnya (-) , kemasukan serangga

B. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum memegang telinga kirinya Tanda vital Suhu : 40C : : anak tampak sakit berat, gelisah, rewel, tangannya

Nadi Status lokalis mastoid (-)

: : nyeri tekan tragus (-) nyeri tarik aurikula (-) nyeri tekan

Pemeriksaan otoskop : liang telinga lapang, tenang, MT telinga kiri bulging warna sedikit kekuningan. Telinga kanan dbn.

Nasal Faring

: gambaran rhinitis akut dalam penyembuhan : tenang : suhu nadi : : 40C

C. Pemeriksaan Laboratorium Hb Leuko Lain-lain

: 13 g% : 19.500/ml : dbn

DIAGNOSIS Otitis Media Akut Stadium Supuratif Aurikular Sinistra Penatalaksanaan Pada pasien dengan gejala OMA yang tidak membaik dalam 7 hari, antibiotic yang kemudian dipilih adalah amoxicillin-clavulanate. Jika alergi dapat diberikan azithromycin. Rujuk ke spesialis THT untuk dilakukan miringotomi.

KOMPLIKASI Abses sub-periosteal Meningitis

Abses otak

PROGNOSIS Ad Vitam Ad fungsionam Ad sanationam : ad Bonam : ad Bonam : dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI

TELINGA LUAR Auricular Auricula terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Memiliki otot intrinsik yang berjalan di cartilago dan otot ekstrinsik yaitu m. auricularis anterior, superior dan posterior. Persarafan auricula bagian luar yaitu oleh N. auricular mayor, N. auricular minor dan cab. N, auriculotemporalis. Sedangkan bagian dalam oleh cab. N. VII dan N. X. vaskularisasi untuk auricular adalah oleh cabang arteri carotis externa yaitu A. Auricula posterior, A. temporalis superfacialis cabang auricular dan A. occipitalis, sedangkan untuk vena sesuai dengan arterinya. Lymphatic untuk auricular berjalan anterior ke nodus parotideus dan posterior ke nodus mastoideus dan ada sebagian yang masuk ke nodus cervicalis.

Meatus Acusticus Externus. Tabung berbentuk huruf S dengan tulang rawan pada sepertiga bagian luar dan dua pertiga bagian dalam terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5-3 cm. diameternya bervariasi, bagian lateral lebih lebar daripada bagian medial. Dilapisi oleh kulit yang melekat erat pada periosteum dan perikondrium. Pada sepertiga bagian luar terdapat banyak kelenjar serumen dan rambut sedangkan pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit ditemui kelenjar serumen.

Membran Tympani Memisahkan meatus acusticus externa dengan telinga tengah. Berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah luar dan terlihat oblique terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars flaccida, bagian bawah pars tensa. Pars flaccida hanya berlapis dua yaitu bagian luar adalah lanjutan epitel kulit meatus acusticus externus dan bagian dalam dilapisi sel kubus bersilia. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi ditengah yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan radier dibagian luar dan sirkuler di bagian dalam. Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane tympani disebut umbo. Dari umbo bermula suatu refleks cahaya ( cone of light ) kea rah bawah yaitu pada pukul 7 untuk membran tympani kiri dan pukul 5 untuk sebelah kanan. Refleks ini adalah cahaya dari luar yang dipantulkan olem membrane ini. Terdapat 2 serabut pada membrane ini yaitu sirkuler dan radier. Serabut ini yang menyebabkan munculnya refleks cahaya yang berbentuk kerucut tersebut. Membran ini dibagi dalam 4 kuadran dengan menarik garis searah dengan prosessus longus maleus dan garis tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga didapatkan atas depan, atas belakang, bawah depan dan bawah belakang untuk menyatakan letak perforasi dari membrane tympani.

TELINGA TENGAH Tulang pendengaran dalam telinga tengah saling berhubungan. Prosessus longus maleus melekat pada membran tympani, maleus melekat pada incus, incus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong yang berhubungan dengan cochlea. Pada pars flaccida terdapat daerah yang disebut atik. Di tempat ini terdapat aditus ad antrum yaitu lobang yang menghubungkan antrum mastoid dengan telinga tengah. Tuba Eustachius termasuk dalam telinga tengah yang menghubungkan dengan nasofaring. Telinga tengah mempunyai :

o o o o o o

Dinding tegmental Dinding jugular Dinding anterior Dinding posterior ( dinding mastoid) Dinding medial ( dinding labirin ) Dinding lateral ( dinding membranosa )

TELINGA DALAM Terdiri dari cochlea yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak cochlea disebut helicotrema, yang menghubungkan perilimph skala timpani dengan skala vestibuli. Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap pula. Pada irisan melintang cochlea tampak skala vestibuli di sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dan skala media ( ductus cochlearis ) diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimph sedangkan skala media berisi endolimph. Dasar skala vestibuli disebut membran vestibuli ( Reissners membrane ) sedangkan dasar skala timpani adalah membran basalis. Pada membran ini terdapat organ Corti. Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk seperti lidah disebut membran tektoria dan pada membran basalis melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam dan sel rambut luar dan canalis corti yang membentuk organ corti.

Otitis Media Akut


Otitis ini terjadi karena faktor pertahanan tubuh ini terganggu. Sumbatan tuba Eustachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media. Pencetus terjadinya OMA ialah infeksi saluran napas atas. Kuman penyebab utama pada OMA ialah bakteri piogenik, seperti Streptococcus hemolitikus, Stafilococus aureus, Pneumokokus. Hemofilus influenza sering ditemukan pada anak yang berusia di bawah 5 tahun.

Gejala Klinik Keluhan utama adalah nyeri di dalam telinga, keluhan di samping suhu tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya. Pada anak yang lebih dewasa atau pada orang dewasa, selain terdapat rasa nyeri terdapat pula gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang dengar.

Pada bayi dan anak kecil gejala KHAS OMA ialah suhu tubuh tinggi dapat sampai 39,5o C , anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba anak menjerit waktu tidur, kejang-kejang dan kadang-kadang anak memegang telinga yang sakit.

STADIUM OTITIS MEDIA AKUT Stadium oklusi tuba eustachius Tanda adanya oklusi tuba Eustachius ialah gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekana negatif di dalam telinga tengah, akibat absorbsi udara. Stadium hiperemis (stadium presupurasi) Stadium hiperemis, Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperamis serta edem. Stadium Supuratif Terbentuknya eksudat yang purulen dikavum timpan, menyebabkan membrane timpani menonjol(bulging) ke arah liang telinga luar. Stadium perforasi Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar Stadium resolusi Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akannormal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering. OMA

dapat berubah menjadi OMSK jika perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul

PENATALAKSANAAN Pengobatan untuk Otitis Media Akut tergantung pada stadium penyakitnya. Pada stadium supuratif pengobatan dilakukan miringotomi.

KOMPLIKASI Sebelum ada antibiotika, Otitis Media Akut dapat menimbulkan komplikasi berupa abses subperiosteal sampai komplikasi yang berat ( meningitis hingga abses otak). Setelah adanya antibiotika, semua komplikasi tersebut biasanya didapat pada Otitis Media Supuratif Kronis.

Daftar Pustaka

1. Soepardi, E. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher edisi ke-6. Jakarta: FKUI; 2007

2. Mansjoer, A. Kapita Selekta Kedokteran edisi ketiga jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius; 1999 3. Anderson, D. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC; 2005 4. Behrman. Ilmu Kesehatan Anak Nelson edisi 15 jilid 3. Jakarta: EGC; 2000 5. Moore, K. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipocrates; 2002 6. Microsoft Encarta 2008. 1993-2007 Microsoft Corporation. All rights reserved 7. Adams. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta: EGC; 1997

You might also like