Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
CR-39 SEBAGAI DOSIMETER NETRON CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN
KONVERTER (n,α). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan CR-39
sebagai dosimeter netron cepat berdasarkan converter (n,α).. Telah dilakukan iradiasi
CR-39 terhadap fluks netron cepat AmBe pada dosis 0,10 mSv s/d 2,5 mSv. CR-39
diproses melalui etsa kimia dengan larutan NaOH 20 % pada suhu 60 ْº C selama 6
jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggapan CR-39 terhadap netron cepat
dengan menggunakan konverter (n,α) jauh lebih besar yaitu sekitar 6 kali lebih besar
dari pada tanggapan CR-39 tanpa menggunakan CR-39 (n,α).
ABSTRACT
CR-39 AS NEUTRON DOSEMETER BASED ON A (n,α) CONVERTER. The aim of
this experiment is to obtained the response of CR-39 as fast neutron dosemeter based
on (n,α) converter. CR-39 was irradiated to AmBe fast neutron flux from 00.10 mSv to
2.5 mSv. CR-39 procced by chemical atching with NaOH 20 % at temperature of 60ْ
C in six hours. The result of experiment showed that the response of CR-39 based on
an (n,α) converter is 6 times bigger than the response of CR-39 without
(n,α).converter.
PENDAHULUAN TEORI
dilihat di bawah mikroskop setelah dilakukan etsa Jejak–jejak yang terjadi pada CR-39
kimia atau etsa elektrokimia. dihitung menggunakan mikroskop merek Microstar
Kecepatan penghacuran atau pengurasan IV dengan perbesaran 40 kali yang dilengkapi
dari bahan dosimeter CR-39 oleh proses etsa disebut dengan monitor berukuran 18,5 cm x 13,5 cm
kecepatan etsa. Kecepatan etsa masih dapat
dibedakan yaitu kecepatan etsa bahan (Vb) dan HASIL DAN BAHASAN
kecepatan etsa jejak (Vt). Jejak partikel pada
Pada Tabel 1 memuat besarnya tanggapan
dosimeter CR-39 akan nyata diperbesar oleh proses
dari variasi sistem deteksi netron . Tanggapan
etsa jika Vt > Vb (2). Diameter jejak (D) dan
panjang lintasan bergantung pada efek kompetisi Vt sistem adalah jumlah jejak bersih persatuan dosis
persatuan luas area CR-39 yang dihitung. Jumlah
dan Vb. Panjang lintasan jejak dapat diperoleh
jejak bersih diperoleh dari jumlah jejak CR-39 yang
melalui persamaan :
diiradiasi dikurangi dengan jumlah jejak CR-39
L = (Vt-Vb) x t (1) yang tidak diiradiasi (CR-39 blanko). Sistem deteksi
t adalah lamanya waktu etsa. I (CR-39) mempunyai tanggapan yang paling kecil
Dosimeter jejak (D) dapat diperoleh melalui -2 -1
yaitu 238,56 ± 45,13 jejak cm mSv dan sistem
persamaan ,
1
deteksi V (CR-39 + Li2B4O7 + PE 1 cm)
Vt − Vb
2
mempunyai tanggapan yang terbesar yaitu 1486,61
D = 2Vb × t (2) -2 -1
Vt + Vb ± 134,60 jejak cm mSv .
Pada sistem II (CR-39 + PE 0,5 cm)
mempunyai tanggapan sebesar 412,39 ± 63,06 jejak
TATA KERJA -2 -1
cm mSv , tanggapan sistem deteksi II ini lebih
Bahan besar sekitar 73 % dibandingkan dengan tanggapan
sistem deteksi I. Hal ini diperkirakan adanya proton
Dosimeter jejak nuklir yang digunakan
yang dihasilkan dari interaksi antara netron cepat
adalah CR-39 dengan ukuran 3 cm x 3 cm tebal 500
dengan polietilen, sehingga proton ini memberikan
µm buatan Pershore Moulding Ltd Inggris.
kontribusi dalam pembentukan jejak di CR-39.
Konverter (n,α) yang digunakan adalah Li2B4O7 Sistem deteksi II dan sistem deteksi III
berdiameter 0,9 cm dan tebal 0,13 mm dan yang hanya berbeda dalam hal ketebalan moderator
menggunakan moderator polietilen (PE) dengan yaitu 0,5 cm dan 1 cm mempunyai tanggapan yang
ukuran 3 cm x 3 cm, tebal 0,5 cm dan 1 cm. Sumber tidak jauh berbeda, hal ini disebabkan karena
netron yang digunakan adalah AmBe dengan ketebalan moderator antara 0,5 cm dan 1 cm telah
aktivitas 5 Ci milik PTKMR – BATAN. mencapai kesetimbangan protonik yang tetap (1).
Metoda Sistem deteksi IV (CR-39 + Li2B4O7 + PE
CR-39 dikelompokan menjadi 5 sistem 0,5 cm) dan sistem deteksi V (CR-39 + Li2B4O7 +
deteksi sebagai berikut: PE 1 cm) mempunyai tanggapan yang tidak jauh
o Sistem deteksi I : CR-39 tanpa konverter berbeda. Tanggapan kedua sistem ini jauh lebih
dan tanpa moderator besar dibandingkan dengan tanggapan sistem
o Sistem deteksi II : CR-39 + Moderator PE deteksi I yaitu sekitar 6 kali lebih besar. Hal ini
tebal 0,5 cm dapat dimengerti karena terjadinya jejak pada kedua
o Sistem deteksi III : CR-39 + Moderator PE sistem deteksi ini tidak hanya berasal dari proton
tebal 1 cm saja tetapi juga berasal dari partikel α yang
o Sistem deteksi IV : CR-39 + Li2B4O7 + PE
dihasilkan dari konverter Li2B4O7 setebal 0,13 mm
tebal 0,5 cm
o Sistem seteksi V : CR-39 + Li2B4O7 + PE . Reaksi netron lambat oleh moderator polietilen
tebal 1 cm terhadap konverter Li2B4O7 menghasilkan partikel
o Semua sistem diiradiasi pada dosis 0,1 mSv s/d α yang memberikan kontribusi yang besar pada
2,5 mSv terhadap sumber netron cepat AmBe. pembentukan jejeak CR-39. Penampang lintang
Setelah diiradiasi, CR-39 dilakukan etsa 6 10
untuk Li dan B terhadap netron lambat masing-
kimia dalam oven dengan menggunakan larutan masing sebesar 980 dan 3800 barn.
NaOH 20 % pada suhu 60 ºC selama 6 jam. Besarnya tanggapan sistem deteksi yang
Setelah proses etsa kimia selesai, CR-39 dicuci ditunjukan pada Tabel 1. sekaligus merupakan
dengan air mengalir hingga bebas dari larutan faktor kalibrasinya . Jumlah jejak yang terjadi pada
NaOH dan dikeringkan . sistem deteksi ini menunjukkan bahwa semakin
besar dosis yang diberikan pada sistem deteksi akan
semakin besar pula jumlah jejak yang terjadi pada Protection Dosimetry, Vol, Nuclear Technology
sistem deteksi dan dosis yang diberikan pada Publishing,UK (1985).
penelitian ini yaitu 0,1 mSv s/d 2,5 mSv masih 8. FERNANDEZ .F.et.al, Experimental and
dalam dosis linier. Theorietical Determination of The Fast Neutron
Tabel 1. Tanggapan dari variasi sistem deteksi Response Using CR-39 Palstic Detectors dan
netron cepat Polyethylene Radiators, Radiation Protection
Tanggapansistem Dosimetry, Vol. 44., Nuclear Technology
No Sistem deteksi deteksi Publishing, Spain (1992).
(jumlah jejak cm-2
mSv-1)
1 CR-39 238,56 ± 45,13
2 CR-39 + PE 0,5 cm 412,39 ± 63,06
3 CR-39 + PE 1 cm 489,68 ± 59,07
4 CR-39 + Li2B4O7+PE 1431,89 ± 295,68 TANYA JAWAB
0,5 cm
5 CR-39 + Li2B4O7 + PE 1486,61 ± 134,60 Bambang Irianto
1 cm ¾ Sejauh mana tingkat akurasi deteksi terhadap
zarah α itu mempunyai daya tembus sangat
KESIMPULAN rendah ?
Dosimeter netron cepat CR-39 mempunyai Sri Widayati
tanggapan yang jauh lebih besar jika menggunakan CR-39 dapat digunakan untuk mendeteksi α,
konverter (n,α) dibandingkan jika hanya mengingat daya tembus α rendah maka CR-39
menggunakan moderator polietilen. Hal ini akan langsung ditempel pada obyek yang akan
menguntungkan dalam pemakaian CR-39 sebagai diukur
dosimeter neutron cepat untuk pemantauan rutin
Rosidi
dosis radiasi neutron cepat bagi pekerja radiasi.
¾ Apa jenis dosimetri yang bisa rutin digunakan
oleh karyawan BATAN sendiri ?
DAFTAR ACUAN
Sri Widayati
1. SAWISDIS E. et al.,A CR-39Fast Neutron Jenis dosimetri yang rutin digunakan oleh
Dosemeter on an (n,α) Converter, Radiation karyawan BATAN adalah TLD yaitu dari
Protection Dosimetery,Vol.44, Nuclear bahan LiF berbentuk kartu.
Technlogy Publishing, Greece (1992).
2. KASE R.KENNETH et al.,”The Dosimetry of Ashar Andrianto
Ionizing Radiation Vol III”, Academic Press ¾ Pada moderator dipakai bahan polietilen,
Inc, California (1990). mengapa tidak dipakai bahan plastik
3. CROSS.W.G.,Characteristics of Track Detectors Sri Widayati
for Personnel Neutron Dosimetry, Atomic Kebetulan kami punya plietilen dan punya
Energy of Canada Limited, Reseach Company, literature yang terkait, sedangkan plastik yang
Chalk River Nuclear Laboratories , Chalk River, tebalnya 0,5 cm dan 1 cm kami belum punya
Ontario (1985). dan literature yang terkait kami tidak ada.
4. SPURNY .F.et al., Dosimetry of Neutrons and Polietelin masih termasuk plastik.
High Energy Particles With Nuclear Track
Imam Prayogo
Detector, RAdiaiton Measurements, Vol. 25,
¾ Bagaimana dengan penambahan Li borak akan
Pergamon Press, Czech Republic (1995).
5. AL.NAJJAR SAR. Et al, Electrochemical timbul α dan mempunyai respon cukup baik
Etching of CR-39 Plastic :Aplication to ketebalan dan diameternya berapa ?
Radiaiton Dosimtery ,University Birmingham, ¾ Apakah dipasaran sudah dijual belikan ?
England (1979). Sri Widayati
6. TOMMASINO.L. et al., Damage Track Li2B4O7 (Lithium borak) jika terkena neutron
Detectors for Neutron Dosimetry: I. Registration yang telah diperlambat akan menghasilkan α,
and Counting Methodes, Radiation Protection α inilah yang menambah kontribusi jejak di
Dosimetry, Vol. 10 , Nuclear Technology CR-39
Publishing, Italy (1985). CR-39 dipasaran sudah banyak dan Li2B4O7
7. HARRISON K.G.et.al,Damage Track Detectors juga ada dijual belikan.
for Neutron Dosimetry : II Characteristics
Different Detection Systems , Radiation