You are on page 1of 72

.

i
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Penyusunan KU-APBD dan PPAS
Panduan Pendampingan Teknis
Local Governance Support Program
Finance & Budgeting Team
2009
ii
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Penyusunan Kebijakan Umum APBD dan PPAS
Buku lain pada Seri Keuangan & Penganggaran ini, diantaranya:
1. Panduan Pelatihan Pengawasan Anggaran oleh DPRD (Budget Oversight)
2. Panduan Pelatihan Penganggaran Kinerja Seri A, B dan C
3. Panduan Pelatihan Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
4. Memaksimalkan Pendapatan Melalui Penerapan UU 34
5. Mengevaluasi Pendapatan Pajak
6. Penghitungan Biaya untuk Menetapkan Retribusi
7. Panduan Pelatihan Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja
8. Panduan Pelatihan Pengelolaan Barang Milik Daerah
Tentang LGSP
Local Governance Support Program (LGSP) memberikan bantuan teknis guna mendukung kedua
sisi dalam tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia. Bagi pemerintah
daerah, LGSP membantu meningkatkan kompetensi pemerintah dalam melaksanakan tugas-
tugas pokok di bidang perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi, meningkatkan
kemampuan dalam memberikan pelayanan yang lebih baik serta mengelola sumber daya. Bagi
DPRD dan organisasi masyarakat, LGSP memberi bantuan untuk memperkuat kapasitas mereka
agar dapat melakukan peran-peran perwakilan, pengawasan dan partisipasi masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan.
LGSP bekerja di lebih dari 60 kabupaten dan kota di sembilan provinsi di Indonesia: Nanggroe
Aceh Darussalam, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Selatan dan Papua Barat.
Buku ini terwujud berkat bantuan yang diberikan oleh United States Agency for Internationall
Development (USAID) berdasarkan kontrak dengan RTI International nomor 497-M-00-05-
00017-00, mengenai pelaksanaan Local Governance Support Program (LGSP) di Indonesia.
Pendapat yang tertuang di dalam laporan ini tidak mencerminkan pendapat dari USAID.
Program LGSP dilaksanakan atas kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Nasionall (BAPPENAS), Departemen
Dalam Negeri, Departemen Keuangan, pemerintah daerah dan organisasi masyarakat dalam wilayah provinsi mitra
LGSP. Program LGSP didanai oleh USAID dan dilaksanakan oleh RTI International berkolaborasi dengan Inter-
national City/County Management Association (ICMA), Democracy International (DI), Computer Assisted De-
velopment Incorporated (CADI) dan Indonesia Media Law and Policy Centre (IMLPC). Program dilaksanakan
mulai 1 Maret 2005 dan berakhir 30 September 2009.
Informasi lebih lanjut tentang LGSP hubungi:
LGSP - Bursa Efek Indonesia, Telepon : +62 (21) 515 1755
Gedung 1, lantai 29 Fax : +62 (21) 515 1752
Jl. Jend. Sudirman, kav. 52-53 Email : lgsp@lgsp.or.id
Jakarta 12190, Indonesia Website : www.lgsp.or.id
Dicetak di Indonesia.
Publikasi ini didanai oleh USAID. Sebagian atau seluruh isi buku ini, termasuk ilustrasinya, boleh diperbanyak,
direproduksi atau diubah dengan syarat disebarkan secara gratis.
iii
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
ABSTRAKSI
Tujuan utama penyusunan materi ini untuk meningkatkan kapasitas teknis pemerintah daerah di
Indonesia dalam menyusun dokumen Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (KU-APBD) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Secara sistematis
panduan pendampingan teknis ini, berisikan empat topik utama: (1) memahami kerangka normatif
KU APBD; (2) analisis gap antara dokumen KU-APBD terhadap acuan normatif; (3) memahami
PPAS APBD; dan (4) menyusun prioritas program secara sederhana.
Topik pertama mengacu kepada kerangka normatif penyusunan KU APBD yang baik, setidaknya
mengakomodasi hal-hal berikut: (1) kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang berlaku;
(2) subtansi/isi, dimana KUA merupakan dokumen interface yang menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan menengah daerah, perencanaan tahunan daerah dan perencanaan
anggaran; (3) proses penyusunan yang mengedepankan keterlibatan stakeholder daerah; serta (4)
ketepatan waktu. Disiplin tenggat penyelesaian KU-APBD akan berdampak luas terhadap proses
pengesahan anggaran, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta proses pertanggungjawabannya.
Kedua, self-review terhadap kondisi terkini KU APBD pemerintah daerah memberikan pemahaman
yang baik tentang jarak kualitas antara tuntutan normatif dan kondisi empiris. Melalui proses self-
review, peserta mampu melihat titik kritis di empat wilayah penting dan selanjutnya peserta mampu
menuliskan rekomendasi untuk melakukan proses perbaikan terhadap kondisi dokumen yang
ada. Hal lain yang harus diperhatikan adalah keterlibatan para pemangku kepentingan daerah
(stakeholder) dalam proses penyusunan KUA. Keterlibatan para pihak tidak saja merupakan tuntutan
administratif dan legal perspektif, melainkan juga akan menjadi legitimasi KUA secara politis.
Oleh karena itu semua pelaku dalam penyusunan KUA harus memahami peran dan tanggungjawab
masing-masing disamping pemahaman terhadap substansi KUA itu sendiri. Keterlibatan
pemangku kepentingan pada proses penyusunan merupakan jaminan atas komitmen para pihak
dalam implementasi dan proses pertanggungjawabannya.
Ketiga, memahami esensi PPAS dan proses penyusunannya secara normatif. Sub-topik yang
menjadi fokus antara lain pengertian dan lingkup PPAS, proses penyusunan PPAS dan substansi
bab per bab dalam dokumen PPAS. Dilanjutkan dengan perbedaan penting antara model KUA-
PPAS lama dan versi yang terbaru.
Keempat, teknik prioritisasi merupakan alat bantu penting yang diintroduksi kepada pemerintah
daerah peserta sebagai topik terakhir. Topik ini ditujukan untuk mengantarkan pemerintah daerah
agar tidak salah meletakkan urutan prioritas baik di tingkat urusan dan kewenangan, kebijakan,
program maupun kegiatan. Penetapan plafon dan pagu anggaran baik ditingkat SKPD, program
maupun kegiatan, sepantasnya didasarkan kepada tingkat pentingnya/prioritas masing-masing.
ABSTRAKSI
iv
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
ABSTRACT
ABSTRACT
The main objective of this book is to improve the technical capacity of Indonesias local govern-
ments in preparing the General Policy on Local Budget (KUA) and Temporary Budget Ceiling
and Priorities (PPAS) documents. The manual covers four key areas: (1) understanding the nor-
mative framework of KUA; (2) gap analysis between KUA documents and normative reference;
(3) understanding the PPAS; and (4) a simple method for setting program priorities.
The normative framework for sound budget policy preparation includes (a) compliance with
current laws and regulations, (b) substance of the KUA document to ensure consistency be-
tween annual and medium-term budget plans, (c) preparations that encourage local stakeholder
involvement, and (d) timeliness. Disciplined completion of the KUA document supports the
approval, implementation, monitoring, and evaluation of the budget as well as the budget ac-
countability process.
Reviewing the circumstances of the KUA helps to clarify any qualitative gaps between norma-
tive requirements and empirical reality, allowing participants to note the critical issues and make
recommendations for improvements. In addition, the involvement of local stakeholders in KUA
preparation is not only an administrative and legal requirement, it offers political legitimacy. All
those involved in KUA preparation need to understand their roles and responsibilities and to
show their commitment to the implementation and accountability process.
As for preparing local budget priorities and the temporary budget ceiling (the PPAS document),
this requires an understanding of the overall scope of the document as well as the substance of
each section. Recent changes in the format of the KUA and PPAS documents are also clarified
here.
The manual concludes by explaining how local governments can avoid setting the wrong priori-
ties in terms of authority, policy, program and activities. Whether the budget ceiling is set at the
sectoral department, program or activity level will depend on the degree of urgency or priority.
v
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
ABSTRAKSI ........................................................................................................................................ iii
ABSTRACT.......................................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... vii
SESI PENDAMPINGAN TEKNIS
1. Sesi 1: Pengantar dan Perspektif Legal KU-APBD .........................................................................1
Tujuan, metode, waktu, alat, proses/alur .................................................................................1
Penjelasan Slide .. ..........................................................................................................................3
2. Sesi 2: Gap Analysis KU-APBD ....................................................................................................17
Tujuan, metode, waktu, alat, proses/alur ................................................................................17
Penjelasan Slide .. ........................................................................................................................19
Panduan Latihan 1: Analisis KUA dan PPAS..................................................................................21
3. Sesi 3: Substansi dan Penyusunan PPAS........................................................................................25
Tujuan, metode, waktu, alat, proses/alur ...............................................................................25
Penjelasan Slide.......................................................................................................................... 27
4. Sesi 4: Menyusun Prioritas Daerah ................................................................................................35
Tujuan, metode, waktu, alat, proses/alur ..............................................................................35
Penjelasan Slide ...........................................................................................................................37
Panduan Latihan 2: Teknik Menentukan Prioritas Program dan Kegiatan ..............................39
5. Sesi 5: Penutup dan Evaluasi .........................................................................................................49
Tujuan, metode, waktu, alat, proses/alur ...............................................................................49
Penjelasan Slide .. ........................................................................................................................51
LAMPIRAN ....................................................................................................................................... 53
Lampiran 1: Agenda Pendampingan Teknis ................................................................................. 55
Lampiran 2: Petunjuk dan Lembar Transfer Pembelajaran .........................................................56
Lampiran 3: Lembar Evaluasi Pendampingan Teknis ................................................................. 59
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
vi
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
DAFTAR ISI
vii
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
KATA PENGANTAR
Local Governance Support Program (LGSP) merupakan sebuah program bantuan bagi
pemerintah Republik Indonesia yang diberikan oleh United States Agency for International Develop-
ment (USAID). Program ini dirancang untuk menunjukkan bahwa melalui sistem pemerintahan
yang terdesentralisasi, masyarakat di daerah dapat mempercepat proses pembangunan yang
demokratis dan meningkatkan kinerja serta transparansi pemerintah dalam penyediaan pelayanan
publik. LGSP memberikan bantuan teknis bagi masyarakat dan pemerintah daerahnya dengan
membantu mereka mencapai tujuan melalui penyusunan prioritas pembangunan dan penyediaan
pelayanan publik secara demokratis. Untuk itu LGSP bekerjasama dengan mitra-mitra dari
pemerintah daerah, DPRD, media dan organisasi masyarakat, yang tersebar di provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Selatan dan Papua Barat.
Reformasi desentralisasi Indonesia yang dimulai pada tahun 2001 merupakan perwujudan dari
komitmen Indonesia menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang
berkelanjutan. Dikeluarkannya Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah menjadi penanda
terbukanya kesempatan luas bagi usaha pembangunan daerah dan bagi partisipasi warga yang
lebih besar dalam pemerintahan. Sejak awal penerapan kebijakan tersebut, masyarakat dan
pemerintah daerah telah menjawab kesempatan tersebut dengan antusias dan kreativitas yang
luar biasa hingga menghasilkan capaian dan inovasi yang luar biasa pula.
Modul yang akan disajikan ini adalah berkaitan dengan proses penguatan pemerintah daerah
dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD (KU-APBD) dan Prioritas & Plafon Anggaran
Sementara (PPAS). Penerapan anggaran berbasis kinerja di Indonesia sejak tahun 2000, sejalan
dengan diterbitkannnya PP 105/2000 jo PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
serta UU 17/2003 tentang Keuangan Negara, tidak saja mensyaratkan pemerintah daerah piawai
dalam menyusun APBD yang baik secara teknik administratif, akan tetapi harus dipastikan bahwa
APBD tersebut sejalan dengan kerangka perencanaan daerah jangka menengah dan pendek
serta merefleksikan aspirasi publik. Kebijakan Umum APBD dan PPAS merupakan jembatan
untuk memastikan konsistensi dan harmonisasi antara proses perencanaan dan penganggaran
daerah khususnya kerangka tahunan.
Nilai strategis materi ini adalah memberikan perspektif model penyusunan kebijakan umum
APBD dan PPAS yang lebih aware dan concern terhadap kebijakan yang berorientasi pada pencapaian
hasil kinerja, ketimbang hanya pada ukuran sumberdaya (resources) yang dialokasikan dan
dianggarkan pada sejumlah program dan kegiatan. Melalui modul ini pemerintah daerah
diperkenalkan pada teknik menyusun prioritas program dan kegiatan sebagai bagian penting
dalam menentukan plafon dan pagu anggaran di tingkat SKPD.
Januari 2009
Judith Edstrom
Chief of Party, USAID-LGSP
RTI International
Irianto
Finance & Budgeting Advisor,
USAID LGSP
KATA PENGANTAR
viii
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Lembar Catatan:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
1
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI I
Pengantar dan Perspektif Legal KU-APBD
Tujuan:
Peserta memahami tujuan dan sasaran pendampingan teknis
penyusunan KU-APBD.
Peserta memahami acuan hukum dalam penyusunan KU-
APBD.
Peserta memahami alur proses dan mekanisme penyusunan
KU-APBD.
Peserta memahami sistematika KU-APBD.
Materi:
Power Point Slide.
Waktu:
90 menit.
Metode:
Permainan (untuk perkenalan).
Presentasi.
Tanya Jawab.
Alur:
Penjelasan Slide Perkenalan ( 5 menit).
Penjelasan Slide Materi ( 60 menit).
Kesimpulan dan Tanya-jawab ( 25 menit).
Penjelasan Slide:
Lihat halaman berikut!
SESI 1
2
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 1
3
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Ucapkan selamat datang pada para peserta. Fasilitator
memperkenalkan diri dan timnya, dilanjutkan perkenalan
dengan para peserta. Gunakan permainan yang menarik
untuk perkenalan dengan para peserta, sesuaikan permainan
dengan jenis peserta yang hadir. Bila dihadiri oleh pejabat
tinggi daerah, sebaiknya perkenalan dilakukan dengan for-
mal namun tetap akrab untuk membangun suasana
pelatihan yang diinginkan. Jelaskan agenda pelatihan selama
1 hari secara sekilas dan sepakati aturan main yang berlaku.
Perencanaan dan penganggaran daerah merupakan proses
kunci dalam penyusunan kebijakan dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
Mengacu pada aspek yuridis legal, Pemda di Indonesia
memiliki kewajiban menyusun perencanaan jangka panjang
untuk periode 20 tahun (Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah/RPJPD, perencanaan jangka menengah
daerah untuk periode 5 tahun (Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah/RPJMD), dan perencanaan
tahunan daerah untuk periode waktu 1 tahun (Rencana
Kerja Pemerintah Daerah/RKPD), termasuk di dalamnya
penyusunan APBD. Proses penyusunan APBD, pada
umumnya didahului dengan penyusunan kerangka kebijakan
anggaran berupa KUA (Kebijakan Umum APBD) dan
PPAS (Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara), dan
kerangka operasional anggaran.
Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) merupakan
upaya untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang
ada dalam Renstrada. Pada garis besarnya, ia merupakan
tahapan dan perkembangan dan kinerja pelayanan yang
diharapkan pada rencana jangka pendek tahunan daerah.
KUA yang baik, disusun dengan kriteria sebagai berikut:
(1) Sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan
yang ditetapkan dalam Renstrada; (2) Sesuai dengan aspirasi
masyarakat yang berkembang dengan mempertimbangkan
kondisi dan kemampuan daerah; (3) Memuat arah yang
diinginkan dan kebijakan umum yang disepakati sebagai
pedoman penyusunan strategi dan prioritas dan rancangan
APBD dalam 1 tahun anggaran; (4) Disusun dan disepakati
bersama antara DPRD dan Pemda; (5) Bisa memberikan
fleksibilitas untuk di jabarkan lebih lanjut dan memberi
peluang untuk pengembangan kreativitas pelaksananya.
Penjelasan Slide
1
2
Penyusunan Kebijakan
Umum Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah
SESI 1
3
LOCAL GOVERNANCE SUPPORT PROGRAM
LINGKUP PERENCANAAN APBD
PERENCANAAN
JANGKA PANJANG
PERENCANAAN
JANGKA MENENGAH
PERENCANAAN
JANGKA
PENDEK
PERENCANAAN
ANGGARAN
DAERAH
KEBIJAKAN
ANGGARAN
KUA &PPAS
OPERASIONAL
ANGGARAN
RAPBD
PENYUSUNAN KUA DAN PPAS
RPJMD
Renstra
SKPD
Renja
SKPD
RKPD
KUA PPAS
Dibahas
bersama
DPRD
5 tahun
5 tahun
1 tahun 1 tahun
RKP
RPJM
NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN
KDH
1 tahun
1 tahun
5 tahun
NOTA KESEPAKATAN
PIMPINAN DPRD DGN KDH
4
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
6
APAKAH KEBIJAKAN ITU?
HARI 1, SESI 1
Terlebih dahulu fasilitator memberikan penjelasan tentang
sasaran dan kebijakan dan hubungan antara keduanya dalam
penyusunan KU-APBD.
Selanjutnya Fasilitator menjelaskan pengertian kebijakan,
fasilitator menjelaskan lebih jauh tentang manfaat kebijakan
umum anggaran serta akibat buruknya apabila pemerintah
daerah tidak memiliki kebijakan anggaran dalam penyusunan
anggaran daerah. Misalnya adalah tidak jelasnya arah
pembangunan tahunan daerah serta tidaktersambungnya
pelaksanaan pembangunan daerah dari waktu ke waktu.
Sebaiknya pernyataan tentang sasaran ditulis dengan
menggunakan rumusan SMART/objective is SMART:
S Specific : Khusus/Jelas.
M Measurable : Terukur.
A Agreed upon and achievable : Disepakati dan dapat dicapai.
R Realistic dan Relevan.
T Time and cost bound : Ada batasan waktu dan biaya.
Rumusan/template yang bisa digunakan dalam menyusun
sasaran adalah: [kata kerja] [gambaran spesifik atas apa yang
akan diakibatkan oleh kata kerja] oleh/bagi [ukuran] dalam
waktu/selama/paling lambat [kerangka waktu].
Kata kebijakan digambarkan sebagai suatu kata dengan
berbagai arti. Antara lain: (a) suatu pendirian filosofis atau
ideologi, (b) suatu rencana, suatu ekspresi atas arah masa
depan, (c) perumusan dari apa yang akan dikerjakan
sekarang, (d) usulan-usulan khusus, (e) suatu cara bagaimana
menyampaikan keputusan-keputusan pemerintah, (f)
kewenangan resmi, (g) suatu kedudukan yang dapat
dinegosiasikan oleh dua atau lebih pihak, (h) suatu
pernyataan kehendak atau (i) suatu realitas yang tidak
diinginkan, tidak dinyatakan, yang tidak pernah diputuskan
secara for mal oleh seseorang, ter masuk yang
dipertimbangkan mempunyai peranan pembuat
kebijakan.
Kebijakan di bidang keuangan merupakan pernyataan yang
dibuat dan diterapkan oleh kepala daerah (walikota/ bupati)
dan disepakati oleh DPRD, untuk menjelaskan filosofi
manajemen keuangan daerah. Secara umum, kebijakan di
bidang keuangan merupakan tindakan resmi yang diambil
oleh suatu organisasi untuk mendukung pelaksanaan tujuan
4
Sasaran dan kebijakan daerah dalam satu tahun
anggarn yang menjadi petunjuk dan ketentuan
umum yang disepakati sebagai pedoman
penyusunan R-APBD dan RP APBD
5
APAKAH SASARAN ITU?
Langkah-langkah spesifik dan terukur dalam
mencapai tujuan
Sasaran tidak terlepas dari ukuran dan proyeksi
kerangka waktu. Sasaran telah terpenuhi jika
ukuran yang ditetapkan telah tercapai dalam
kerangka yang telah ditentukan.
Memiliki kriteria S(spesifik),
M(Measurable),A(Achievable), R(Realistic), T(Time
& Cost Bound)
Tindakan/arah yang diambil oleh Pemerintah
Pusat/Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan.
Kebijakan dapat dikatakan merupakan panduan
untuk menerjemahkan strategi kedalam elemen-
elemen tindakan (action) yang terorganisir dan
terpadu.
Menekankan kepada bagaimana
mengorganisasikan penggunaan sumber daya
untuk mendukung strategi yang telah ditetapkan.
Kebijakan menjembatani antara strategi dan
program.
PENGERTIAN KEBIJAKAN UMUM APBD
5
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
dan sasaran yang hendak dicapai dibidang keuangan.
Kebijakan memberi suatu kerangka untuk manajemen
keuangan dan acuan untuk melaksanakan urusan-urusan
keuangan suatu pemerintah daerah.
Fungsi KU APBD menurut PP 58/2005 adalah sebagai
berikut:
1. Landasan untuk penyusunan RAPBD (Pasal 34 Ayat 3,
PP 58 Tahun 2005),
2. Dasar untuk menentukan PPAS (Pasal 35 Ayat 1, PP 58
Tahun 2005),
3. KUA & PPAS dituangkan dalam NOTA
KESEPAKATAN, yang ditandatangani bersama oleh
Kepala Daerah (KDh) dan Pimpinan DPRD (Pasal 35
Ayat 4, PP 58 Tahun 2005),
4. KUA & PPAS = dasar bagi Tim Anggaran Pemerintah
Daerah untuk menilai usulan RKA SKPD (Pasal 41
Ayat 3, PP 58 Tahun 2005),
5. KUA & PPAS = dasar bagi DPRD untuk menilai
Raperda tentang APBD (Pasal 44, Ayat 2, PP 58 Tahun
2005),
6. Asumsi dalam KUA dapat digunakan untuk menilai
urgensi perubahan APBD (Pasal 81 Ayat 1 huruf a, PP
58 Tahun 2005),
7. Materi KUA merupakan dasar bagi DPRD untuk
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan daerah tentang APBD. (Pasal 132, PP 58
Tahun 2005).
Secara legal ruang lingkup Kebijakan Umum APBD
berisikan empat hal utama, sebagaimana dinyatakan dalam
slide di dasarkan kepada regulasi formal Permendagri 13/
2006.
7
APAKAH FUNGSI KU APBD ITU?
HARI 1, SESI 1
8
RUANG LINGKUP KU APBD
Kondisi ekonomi makro daerah
Asumsi Penyusunan APBD
Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan
Daerah
Dan strategy pencapaiannya point 1-3 berupa
langkah-langkah konkrit dalam mencapai target
Sebagai pedoman penyusunan PPAS
Sebagai dasar penilaian kinerja keuangan
daerah dalam satu tahun anggaran
6
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 1
Secara umum regulasi yang menjadi rujukan Pemda dalam
menyusun rencana strategis antara lain: UU 25 Tahun 2004;
SK Kepala LAN yang merupakan revisi Inpres 7/99 dan
Bappenas dalam menyusun RPJMN. Dalam slide yang
ditampilkan, terlihat bahwa perbedaan elemen perencanaan
strategis tetap diarahkan pada satu tujuan utama, untuk
memastikan bahwa program dan kegiatan SKPD disusun
dalam rangka pencapaian visi dan misi kota/kabupaten.
Slide di samping menjelaskan perbedaan penamaan
dokumen perencanaan daerah berdasarkan Kepmendagri
29/2002 dan Permendagri 13/2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Hal yang menarik dari format baru KU APBD menurut
Permen 59/2007 adalah terdapatnya bab untuk memastikan
korelasi antara kerangka ekonomi daerah dan asumsi-asumsi
dasar penyusunan RAPBD terhadap kebijakan daerah di
bidang pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah, untuk
satu tahun anggaran yang akan datang.
Selain itu target dan upaya untuk pencapain target harus
didasarkan secara realistis dan sesuai dengan tren kondisi
aktual ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya.
9
ELEMEN PERENCANAAN STRATEGIS
DI INDONESIA
UU SPN(2004)
Visi
Misi
Tujuan
Strategy
Kebijakan
Program
Kegiatan
10
PERBEDAAN DOKUMEN
Renstrada/Dokumen
Perencanaan Daerah
Lainnya
Arah & Kebijakan
Umum APBD
Strategi & Prioritas
APBD
11
PERBEDAAN SISTEMATIKA
PM 13/2006
Bab I. Pendahuluan
Bab 2. Gambaran
Umum RKPD
Bab 3. Kerangka
ekonomi makro dan
implikasi terhadap
sumber pendanaan
daerah
Bab 4. Penutup
LAN (2003)
Visi
Misi
Tujuan
Sasaran
Kebijakan
Program
Kegiatan
RPJM (Bappenas)
Visi
Misi
Agenda Permasalahan
Sasaran
Program
Tujuan Program
RPJPD
RPJMD
RKPD
KU APBD
Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara
Kepmendagri 29/2002 Permendagri 13/2006
PM 59/2007
Bab I. Pendahuluan
Bab 2. Kerangka
Ekonomi Makro Daerah
Bab 3. Asumsi-asumsi
Dasar dalam
Penyusunan RAPBD
Bab 4. Kebijakan
Pendapatan, Belanja dan
Pembiyaan Daerah
Bab 5. Penutup
7
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 1
Dokumen penting sebagai rujukan penyusunan Rancangan KUA antara lain: (1) RKPD dan (2)
Pedoman Penyusunan APBD yang dikeluarkan oleh Mendagri. Dengan demikian kualitas dan
ketepatan waktu penyusunannya dokumen KUA sangat bergantung kepada tingkat kualitas dan
kecepatan penyusunan RKPD. Apabila proses penyelesaian RKPD terhambat akan berimplikasi
terhadap mundurnya penyusunan dokumen KUA dan PPAS, dan pada gilirannya keterlambatan
pengesahan APBD.
12
PEDOMAN PENYUSUNAN RANCANGAN KUA
13
PROSES PENYAMPAIAN RANCANGAN KUA
Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD)
PEDOMAN PENYUSUNAN
APBD YG DIKELUARKAN
OLEH MENDAGRI
Pokok-pokok kebijakan yang
memuat sinkronisasi
kebijakan pemerintah
dengan pemerintah daerah
Prinsip dan kebijakan
penyusunan APBD tahun
anggaran berkenaan
Teknis penyusunan APBD
Hal-hal khusus lainnya
PEMERINTAH
DAERAH
RANCANGAN
KUA
DPRD
DPRD
Rancangan
KUA
Disampaikan
ke DPRD
paling lambat
Pertengahan
bulan Juni
Rancangan
KUA
TAPD
KOORDINATOR TAPD
Rancangan
KUA
KDH
Rancangan
KUA
Disampaikan
ke KDH
paling lambat
awal bulan Juni
Sekda selaku
Koordinator
TAPD
Rancangan KUA
dibahas bersama
Panitia
Anggaran
DPRD
PEMERINTAH DAERAH
Nota Kesepakatan
Paling lambat
Minggu ke-1
Juli
RKPD
8
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 1
Secara garis besar, proses penyusunan Rancangan KUA. melibatkan peran tiga stakeholder utama
daerah antara lain: (1) Koordinator dan anggota TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah),
yang bertugas menyiapkan draft KUA dan melakukan analisis keterkaitannya terhadap dokumen
perencanaan daerah lainnya; (2) KDh, memastikan mandat-mandat penting dari masyarakat dan
DPRD telah terakomodasi dalam KUA; (3) DPRD, memastikan KUA telah sesuai dengan
kebijakan jangka panjang dan menengah daerah serta menyetujui dokumen tersebut.
Dalam Bab 1, penting bagi fasilitator untuk menggambarkan
latar belakang, tujuan penyusunan dan dasar hukum. Tujuan
penyusunan KUA antara lain untuk memastikan proses
penyusunan APBD selaras dengan RKPD serta menjadi
acuan penyusunan PPAS dan RKA-SKPD.
Termasuk dalam indikator ekonomi makro daerah antara
lain adalah: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
pendapatan per kapita, pertumbuhan ekonomi, laju inflasi,
kependudukan, kesempatan kerja, laju investasi daerah dan
Kondisi IPM (Index Pembangunan Manusia) dan lain-
lainnya. Analisis kerangka ekonomi makro daerah
memastikan kemampuan daerah dalam penyediaan
pembiayaan pembangunan daerah untuk mewujudkan
sasaran pelayanan pemerintahan daerah dalam tahun
perencanaan.
Fasilitator memandu peserta dengan memberikan beberapa
contoh kebijakan pendapatan, penetapan targetnya, upaya
pencapainnya serta landasan hukumnya.
Contoh model kebijakan pendapatan, misalnya:
(1) Pendapatan dari pemerintah pusat dan provinsi untuk
anggaran operasional dari tahun berjalan tidak akan
melebihi setengah dari pendapatan yang diperkirakan.
(2) Pemerintah daerah akan membuat prediksi/perkiraan
yang realistis dari pendapatan, dengan mempergunakan
lebih dari satu sistem perkiraan dan dengan jelas
menyatakan asumsi-asumsi yang mendasari perkiraan
tersebut.
(3) Pemerintah daerah setiap tahun akan melakukan kajian
atas pungutan dan biaya retribusi untuk pelayanan yang
menerapkan prinsip pemulihan biaya.
(4) Pemerintah daerah akan lebih menekankan pada retribusi
untuk membiayai ongkos pelayanan pemerintah daerah.
14
SUBTANSI DAN LINGKUP KUA
Bab I. Pendahuluan
Latar belakang
Tujuan penyusunan
Dasar Hukum
Bab II. Kerangka Ekonomi Makro Daerah
Perkembangan indikator ekonomi makro tahun
sebelumnya
Rencana target ekonomi makro tahun perencanaan
Bab III. Asumsi Dasar dalam Penyusunan APBD
Asumsi dasar APBN
Laju Inflasi
Pertumbuhan PDRB (Migas dan Non Migas)
Lain-lain asumsi
15
SUBTANSI DAN LINGKUP KUA (lanjutan)
Bab IV. Kebijakan Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan
1. Pendapatan Daerah
Kebijakan Perencanaan Pendapatan yang akan
dilakukan pada tahun perencanaan
Target pendapatan daerah: PAD, Dana
Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan yang
sah
Upaya-upaya daerah dalam mencapai target
Hukum
9
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 1
Kebijakan belanja daerah secara umum terbagi dalam:
kebijakan belanja langsung dan kebijakan belanja tidak
langsung. Untuk kebijakan belanja langsung misalnya adalah
untuk belanja modal, fasilitator dapat memberikan contoh-
contoh sebagai berikut:
(1) Pemerintah daerah akan memproyeksikan biaya
operasional bagi barang modal yang dibangun dan akan
menganggarkannya dalam APBD.
(2) Pemerintah daerah akan membuat dan menjalankan
suatu program pemeliharaan berjangka menengah.
(3) Pemerintah daerah akan mengalokasikan xx% dari
anggaran operasional untuk belanja modal.
(4) Pemerintah daerah akan membuat rencana jangka
menengah untuk membiayai program peningkatan
sarana dan prasarana, yang diperbaiki setiap tahun.
(5) Pemerintah daerah akan membuat kriteria untuk
mengevaluasi dan memprioritaskan setiap proyek.
Kebijakan di bidang pembiayaan diarahkan kepada dua
fokus penting, antara lain kebijakan defisit/penerimaan
pembiayaan dan kebijakan surplus/pengeluaran
pembiayaan.
Cukup jelas.
Untuk melengkapi dasar hukum dapat ditambahkan materi
Peraturan Kepala Daerah ataupun Surat Edaran (SE) yang
dianggap relevan dan menjadi acuan dalam penyusunan
KU-APBD.
Cukup jelas, telah dijelaskan dalam slide sebelumnya.
17
SUBTANSI DAN LINGKUP KUA (lanjutan)
Bab IV. Kebijakan Pendapatan,
Belanja dan Pembiayaan
3. Pembiayaan
Kebijakan penerimaan pembiayaan
Kebijakan Pengeluaran pembiayaan
Bab V. Penutup
Berisikan hal-hal yang disepakati
DPRD dan Kepala Daerah dan perlu
dimasukkan dalam Kebijakan Umum
APBD
18
BAB I. PENDAHULUAN
Latar belakang
Dokumen penghubung perencanaan dan
anggaran
Kebijakan anggaran
Tujuan
Menjembatani
Acuan penyusunan PPAS, RKA dan APBD
Dasar Hukum
UU, Perpu, PerPres, Perda
19
BAB II. KERANGKA EKONOMI MAKRO
Memberikan gambaran (proyeksi)
kemampuan ekonomi daerah khususnya
dalam penyediaan pembiayaan pembangunan
untuk mewujudkan sasaran pemerintahan
daerah dalam tahun perencanaan.
Misalnya;
Pertumbuhan ekonomi regional,
laju inflasi,
kependudukan,
kesempatan kerja,
laju investasi daerah,
IPM dan lain-lainnya.
Bab IV. Kebijakan Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan
2. Belanja Daerah
Kebijakan terkait perencanaan daerah meliputi
total belanja daerah
Kebijakan belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan
keuangan dan belanja tidak terduga
Kebijakan pembangunan daerah, kendala yang
dihadapi, strategi dan prioritas pembangunan
daerah yang disusun secara terintegrasi dengan
kebijakan dan prioritas pembangunan nasional
yang akan dilakukan daerah.
Kebijakan belanja berdasarkan: (1). Urusan
pemerintahan daerah; (2) SKPD
16
SUBTANSI DAN LINGKUP KUA (lanjutan)
10
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 1
Analisis ekonomi makro daerah, khususnya pertumbuhan
ekonomi regional ditujukan untuk memahami kondisi
potensi ekonomi daerah, sektor penting yang menggerakkan
aktivitas perekonomian daerah serta mengetahui tingkat
perkembangan dan laju pertumbuhan ekonomi daerah pada
tahun perencanaan.
Penyajian target ekonomi makro daerah sebaiknya
dibandingkan antara kinerja tahun lalu, tahun berjalan dan
rencana target tahun perencanaan. Penyajian berupa data
tren 3 sampai dengan 5 tahun, akan memberikan perspektif
pertumbuhan yang lebih baik bagi proses perencanaan dan
penganggaran daerah.
Cukup jelas.
Asumsi-asumsi dasar yang digunakan oleh APBN akan
berpengaruh langsung bagi daerah dalam penyusunan
kebijakan umum APBD. Contoh: kenaikan BBM, kenaikan
tarif dasar listrik dan nilai tukar rupiah akan berdampak
langsung terhadap peningkatan harga barang dan jasa di
pasaran. Oleh karenanya pengadaan barang dan jasa dan
khususnya penyusunan standar harga harus
mempertimbangkan faktor-faktor tersebut.
23
ASUMSI APBN
Harga Minyak Mentah Dunia (BBM)
Tarif Dasar Listrik (TDL)
Target Defisit Neraca Transaksi Indonesia
Nilai Tukar Rupiah
Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Peraturan Nasional ttg Pembiayaan
Pembangunan
20
ASUMSI EKONOMI MAKRO
Pertumbuhan Ekonomi Regional (Berkembang,
Melambat/Berkontraksi atau Stagnan)
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
LPE (Laju Pertumbuhan Ekonomi)
Struktur Perekonomian
Pendapatan Perkapita
Kestabilan Harga (Laju inflasi)
Kependudukan, Ketenagakerjaan dan Indeks
Pembangunan Manusia)
21
TARGET EKONOMI MAKRO TA 2009
22
BAB III.
ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM APBD
Berisikan:
Asumsi dasar yang digunakan dalam APBN.
Laju Infasi
Pertumbuhan PDRB (Migas dan Non Migas)
Lain-lain Asumsi (Misal; kebijakan kebijakan yang
berkaitan dengan gaji PNS )
INDIKATOR
PDRB ADHB
PDRB ADHK
LPE
PDRB Perkapita ADHB
PDRB Perkapita ADHK
2007
5,407 Triliun
3,404 Triliun
3,476 %
4,499 juta
2,832 juta
2008
6,007 Triliun
3,522 Triliun
3,485 %
4,895 juta
2,869 juta
No
1.
2
.
3.
4.
5.
Ket: ADHK atas dasar harga tahun 2000
11
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
24
SESI 1
Contoh slide di atas menunjukkan korelasi antara ekonomi makro dan implikasinya terhadap
kebijakan keuangan daerah, standar harga, proyeksi pendapatan, belanja dan pembiyaan serta
penetapan tolok ukur kinerja untuk urusan wajib dan urusan pilihan di daerah.
Melalui slide ini fasilitator menegaskan hubungan antara
pembahasan Bab II yaitu tentang analisis ekonomi makro
daerah dan Bab III, tentang asumsi-asumsi dasar APBD
terhadap kebijakan anggaran yang akan dibahas dalam Bab
IV.
Poin penting yang perlu mendapatkan pencermatan lebih
oleh fasilitator dalam kebijakan pendapatan dalam slide ini
adalah upaya-upaya pemerintah daerah untuk mencapai
target dalam pendapatan berupa program dan kegiatan.
26
BAB IV. KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA
DAN PEMBIAYAAN DAERAH
1. Kebijakan Pendapatan Daerah
Kebijakan perencanaan pendapatan daerah
yang akan dilakukan pada tahun anggaran
berkenaan;
Target pendapatan daerah meliputi Pendapatan
Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah;
Upaya-upaya pemerintah daerah dalam
mencapai target.bijakan Pendapatan;
25
Contoh asumsi dan kondisi yang menjadi dasar pencapaian
sasaran pada tahun yang akan datang adalah:
Asumsi dasar yang digunakan APBN;
Laju inflasi
Pertumbuhan ekonomi regional
Tingkat pengangguran regional, dan
Lain-lain asumsi yang relevan dengan kondisi daerah
setempat.
Bab IV. Kebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan
Daerah
Pendapatan Daerah.
Belanja Daerah
Pembiayaan Daerah
12
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
27
CONTOH KEBIJAKAN PENDAPATAN DAERAH
Slide di atas memberikan contoh-contoh, bagaimana sebaiknya pemerintah daerah menuangkan
kebijakan pendapatan daerah. Pada penetapan target pendapatan daerah, direkomendasikan
disusun dengan mempertimbangkan: pencapaian kinerja masa lalu, benchmarking, ketersediaan
sumberdaya dan kerangka waktu.
SESI 1
28
PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH
Contoh penyajian proyeksi pendapatan daerah Kota Indah.
Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah
Pemantapan kelembagaan dan sistem operasional pemungutan pendapatan daerah
Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan
Peningkatan pendapatan asli daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi
menggunakan data potensi yang akurat, valid dan terpercaya
Pengembangan koordinasi dan sistem informasi yang sinergis di bidang pendapatan
diantara SKPD terkait.
Law enforcement dalam upaya membangun ketaatan wajib pajak dan wajib retribusi
daerah
Revitalisasi dan restrukturisasi Badan Usaha Milik Daerah agar memberikan
kontribusi Pendapatan Daerah.
Target Pendapatan Daerah
PAD meningkat 2.5 % dari target tahun sebelumnya
Kontribusi kenaikan PAD berasal dari; pajak%, retribusi.%, lain-lain pendapatan
sah%.
13,10 76.849.998.250 663.371.242.000 586.521.243.750 Jumlah Pendapatan
- - 20.000.000.000 20.000.000.000
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah lainnya
5 3 1
- - - - Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 4 3 1
25,75 2.840.000.000 13.870.000.000 11.030.000.000
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah lainnya
3 3 1
- - - - Dana Darurat 2 3 1
100 (6.500.000.000) - 6.500.000.000 Pendapatan Hibah 1 3 1
9,752 (3.660.000.000) 33.870.000.000 37.530.000.000 Lain-lain pendapatan daerah yang sah
3 1
82,39 25.057.000.000 55.467.000.000 30.410.000.000 Dana Alokasi Khusus 3 2 1
10,82 49.590.000.000 507.640.000.000 458.050.000.000 Dana Alokasi Umum 2 2 1
2,99 809.000.000 27.860.575.000 27.051.575.000
Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan
Pajak
1 2 1
27,73 142.929.000.000 590.967.575.000 515.511.575.000 Dana Perimbangan
2 1
43,93 3.951.900.000 12.948.690.000 8.996.790.000 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
4 1 1
18,7 128.792.000 817.584.000 688.792.000
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan
3 1 1
0,167 (31.693.750) 18.975.093.000 19.006.786.750 Retribusi Daerah 2 1 1
20,99 1.005.000.000 5.792.300.000 4.787.300.000 Pajak Daerah 1 1 1
15,1 5.053.998.250 38.533.667.000 33.479.668.750 Pendapatan Asli Daerah
1 1
PENDAPATAN DAERAH
1
% Rp. TA 2007 TA 2006
BETRTAMBAH / BERKURANG JUMLAH
Uraian Kode Rek
13,10 76.849.998.250 663.371.242.000 586.521.243.750 Jumlah Pendapatan
- - 20.000.000.000 20.000.000.000
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah lainnya
5 3 1
- - - - Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 4 3 1
25,75 2.840.000.000 13.870.000.000 11.030.000.000
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah lainnya
3 3 1
- - - - Dana Darurat 2 3 1
100 (6.500.000.000) - 6.500.000.000 Pendapatan Hibah 1 3 1
9,752 (3.660.000.000) 33.870.000.000 37.530.000.000 Lain-lain pendapatan daerah yang sah
3 1
82,39 25.057.000.000 55.467.000.000 30.410.000.000 Dana Alokasi Khusus 3 2 1
10,82 49.590.000.000 507.640.000.000 458.050.000.000 Dana Alokasi Umum 2 2 1
2,99 809.000.000 27.860.575.000 27.051.575.000
Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan
Pajak
1 2 1
27,73 142.929.000.000 590.967.575.000 515.511.575.000 Dana Perimbangan
2 1
43,93 3.951.900.000 12.948.690.000 8.996.790.000 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
4 1 1
18,7 128.792.000 817.584.000 688.792.000
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan
3 1 1
0,167 (31.693.750) 18.975.093.000 19.006.786.750 Retribusi Daerah 2 1 1
20,99 1.005.000.000 5.792.300.000 4.787.300.000 Pajak Daerah 1 1 1
15,1 5.053.998.250 38.533.667.000 33.479.668.750 Pendapatan Asli Daerah
1 1
PENDAPATAN DAERAH
1
% Rp. TA 2007 TA 2006
BETRTAMBAH / BERKURANG JUMLAH
Uraian Kode Rek
13
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 1
Kebijakan daerah mengarahkan kota/kabupaten dalam
menyusun program dan kegiatan indikatif nya.
Bagian tak terpisahkan dari kebijakan umum daerah adalah
penyusunan kebijakan belanja daerah. Kebijakan belanja
daerah memastikan bahwa prioritas belanja lima tahunan
daerah telah terakomodasi dalam kebijakan tahunan daerah.
Secara umum kebijakan umum belanja daerah dikategorikan
dalam kebijakan belanja tidak langsung dan kebijakan
belanja langsung. Kebijakan langsung merupakan kebijakan
daerah yang berhubungan dengan belanja program dan
kegiatan pelayanan langsung kepada masyarakat. Sedangkan
kebijakan belanja tidak langsung (tidak langsung berhu-
bungan dengan pelayanan langsung), meliputi belanja gaji,
bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil, bantuan
keuangan dan belanja tidak terduga.
Cukup jelas.
32
KEBIJAKAN BELANJA TIDAK LANGSUNG
Kebijakan Sistem penggajian dan tunjangan;
tanpa honor diganti tunjangan daerah (Kab
Jembrana, Kota Riau dan Kab solok)
Kebijakan pembayaran bunga
Kebijakan tentang subsidi, hibah dan bantuan
sosial dan bantuan keuangan serta belanja tak
terduga
29
CONTOH KEBIJAKAN PENDAPATAN DAERAH
Upaya dalam Mencapai Target
Berisikan program dan kegiatan indikatif dalam
mencapai target pendapatan daerah yang sudah
dicanangkan.
31
KEBIJAKAN BELANJA DAERAH
Kebijakan Belanja Tidak Langsung
Kebijakan Belanja Langsung (Program dan
Kegiatan)
30
BAB IV. KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA
DAN PEMBIAYAAN DAERAH
2. Kebijakan Belanja Daerah
Kebijakan terkait dengan perencanaan belanja daerah
meliputi total perkiraan belanja daerah;
Kebijakan belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan;
dan belanja tidak terduga;
Kebijakan pembangunan daerah, kendala yang
dihadapi, strategi dan prioritas pembangunan daerah
yang disusun secara terintegrasi dengan kebijakan dan
prioritas pembangunan nasional yang akan
dilaksanakan di daerah.
Kebijakan belanja berdasarkan :
- Urusan pemerintahan daerah (urusan wajib dan
urusan pilihan)
- Satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
14
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
34
KEBIJAKAN BELANJA LANGSUNG
SESI 1
Fasilitator menekankan pentingnya pemerintah daerah
memiliki kebijakan umum belanja tidak langsung. Contoh
dalam slide di samping merupakan kebijakan bantuan
keuangan sebuah pemerintah daerah. Melalui kebijakan
bantuan keuangan tersebut, pemerintah daerah dapat
memutuskan dengan jelas besaran alokasi dan target
penerima bantuan keuangan daerah.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa kebijakan belanja
langsung berkaitan dengan belanja pegawai, belanja barang
dan jasa dan belanja modal. Slide di samping memberikan
contoh cara menuangkan kebijakan belanja langsung pada
proses penyusunan KU-APBD.
Tabel di atas memperlihatkan bagaimana kebijakan belanja daerah per urusan dan SKPD sebaiknya
disusun. Dalam model tersebut ditunjukkan bahwa penyusunan kebijakan yang baik seharusnya
didasarkan kepada pemetaan permasalahan daerah yang reflektif terhadap aspirasi dan keinginan
masyarakat.
35
KEBIJAKAN BELANJA DAERAH PER URUSAN DAN SKPD
33
Belanja bantuan keuangan diberikan kepada organisasi
kemasyarakatan. Kebijakan yang menjadi dasar alokasi
bantuan keuangan tersebut adalah sebagai berikut :
Bantuan organisasi kemasyarakatan dialokasikan
berdasarkan tingkat kepentingan yang dinilai
berdasarkan proposal yang diajukan.
Kriteria kegiatan bantuan organisasi kemasyarakatan
harus berada dalam koridor sebagai berikut :
Mendukung secara signifikan terhadap upaya
menanggulangi masalah kemiskinan,
Menanggulangi masalah pengangguran,
Peningkatan prestasi bidang olahraga,
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta
meningkatkan upaya pelestarian lingkungan.
CONTOH KEBIJAKAN BANTUAN KEUANGAN
Kebijakan Umum Belanja Daerah Untuk Belanja Langsung
Prinsip value for money (ekonomis, efisien dan efektif)
Alokasi anggaran berdasarkan bidang prioritas daerah
SKPD menggunakan anggaran secara ekonomis dan efisien
dan mempertanggungjawabkannya hasil (outcome) yang
terukur.
Mengarahkan kegiatan SKPD fokus pada permasalahan
aktual di masyarakat sesuai dengan tupoksi SKPD masing-
masing
Mengkaji efektifitas bentuk-bentuk bantuan (keuangan dan
jasa) yang selama ini dilakukan oleh Pemda
Untuk mendorong partisipasi masyarakat, pemerintah
menyerahkan pengelolaan kegiatan berskala kecil kepada
masyarakat (swakelola), mis: rehabilitasi sekolah melalui
tugas pembantuan kepada desa.
Kebijakan pembangunan daerah, didasarkan kepada prioritas
daerah sebagaimana tercantum dalam RKPD tahun berjalan
Permasalahan
Rasio guru dan murid 1:45
Tingkat Kompetensi pendikan guru
SD, 70% berijasah D3.
Wajar pendidikan dasar 60%
Produktifitas tan pangan padi rata
6.5 ton/ha
Identifikasi dan lemahnya Promosi
Produk unggulan daerah
Kebijakan
Peningkatan pengadaan
guru SD, peningkatan
kualitas/tingkat pendidikan
guru SD
Peningkatan cakupan
program wajar di tingkat
sekolah dasar
Kebijakan pengadaan
sarana dan prasarana
bidang pertanian, sdm dan
teknologi yg mendukung
peningkatan produktifitas
tan pangan padi
Promosi produk unggulan
daerah
Target Pencapaian
Rasio Guru tehadap murid
1:40
50% guru SD
berpendidikan S1
Wajar pendidikan dasar
mencapai 90%
Peningkatan produktifitas
tan pangan padi 9 ton/ha
Mapping 5 produk utama
unggulan daerah tanaman
pangan dan peningkatan
frekuensi promosi produk
unggukan daerah 2x
setahun
Urusan
Urusan Wajib
Pendidikan
Dinas Pendidikan
Kesehatan (Dinkes)
Urusan Pilihan
Pertanian
Dinas Pertanian
No
1
1.1.
1.2
2
2.1
15
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 1
36
CONTOH PENYAJIAN PENCAPAIAN TARGET DALAM KUA
Sesuai dengan amanat dalam Permendagri 13/2006, bahwa sebaiknya pemerintah daerah dengan
jelas mencantumkan target pencapaian yang realistis dalam penyusunan KU-APBD, baik dalam
kebijakan pendapatan, belanja maupun pembiayaan daerah.
Kebijakan pembiayaan meliputi dua ranah penting, pertama
kebijakan penerimaan dan kebijakan pengeluaran.
Kebijakan penerimaan pembiayaan berkaitan dengan: sisa
lebih perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan kembali
pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah.
Sedangkan kebijakan pengeluaran pembiayaan
berhubungan dengan kebijakan pembentukan dana
cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah,
pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerah.
Contoh: kebijakan pengeluaran pembiayaan Kab Indah
(KUA Perubahan).
Kebijakan pengeluaran pembiayaan dalam perubahan ini mencakup
jumlah pembayaran pokok utang yang digunakan untuk
menganggarkan sejumlah dana guna melunasi pembayaran seluruh
38
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
Perhatikan kesenjangan pertumbuhan antara
penerimaan dan belanja daerah dari waktu ke
waktu
Kebijakan surplus anggaran :pembayaran cicilan
pokok hutang yang jatuh tempo; penyertaan modal
(investasi daerah); dan transfer ke rekening dana
cadangan
Kebijakan defisit anggaran :sisa lebih perhitungan
anggaran tahun lalu; transfer dari dana cadangan;
hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;
dan pinjaman daerah.
37
BAB IV. KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA
DAN PEMBIAYAAN DAERAH
n Kebijakan Pembiayaan
Kebijakan penerimaan pembiayaan
Kebijakan pengeluaran pembiayaan.
754.000.000,0
0
Dinas
Pendidikan
66,67%
Rasio Jumlah Sekolah
dibanding anak didik
sebesar 1 : 50 dengan
terbangunnya 5 unit sekolah
baru (USB) TK sehingga
jumlah anak yang terlayani
menjadi 400 orang
Pembangunan sarana dan
prasarana Gedung
Sekolah (TK)
01 1
858.000.000,0
0
Dinas
Pendidikan
66,67 %
Rasio Anak Usia Dini
bersekolah dengan
Jumlah Anak Usia Dini
sebesar 1 : 3
Program Pendidikan
Anak Usia Dini
01 1
PENDIDIKAN 01 1
URUSAN WAJIB 1
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
ORGANISASI
TARGET
(%)
SASARAN PROGRAM/
KEGIATAN
BIDANG URUSAN
PEMERINTAHAN
DAERAH
KODE
754.000.000,0
0
Dinas
Pendidikan
66,67%
Rasio Jumlah Sekolah
dibanding anak didik
sebesar 1 : 50 dengan
terbangunnya 5 unit sekolah
baru (USB) TK sehingga
jumlah anak yang terlayani
menjadi 400 orang
Pembangunan sarana dan
prasarana Gedung
Sekolah (TK)
01 1
858.000.000,0
0
Dinas
Pendidikan
66,67 %
Rasio Anak Usia Dini
bersekolah dengan
Jumlah Anak Usia Dini
sebesar 1 : 3
Program Pendidikan
Anak Usia Dini
01 1
PENDIDIKAN 01 1
URUSAN WAJIB 1
PAGU
INDIKATIF
(Juta Rp)
ORGANISASI
TARGET
(%)
SASARAN PROGRAM/
KEGIATAN
BIDANG URUSAN
PEMERINTAHAN
DAERAH
KODE
16
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
39
TA 2007, Rp 90.96 T (Dana Pemda Idle di
bank, berasal dari DAU dan DAK)
Komposisi dana:
Rp 67,86 triliun (Giro),
Rp 1,34 triliun (tabungan),
Rp 51,75 triliun (deposito).
SESI 1
kewajiban pokok yang jatuh tempo dalam Tahun Anggaran 2008,
termasuk tunggakan atas penjaman-pinjaman daerah yang dilakukan
dalam tahun-tahun anggaran sebelumnya sesuai rekomendasi Badan
Pemeriksaan Keuangan. (KUA Perubahan Kab Probolinggo, TA
2008).
Data dalam slide menunjukkan bahwa pilihan pemerintah
daerah menyimpan anggaran di bank ketimbang
membelanjakannnya adalah pilihan yang sangat tidak tepat.
Sementara pada saat yang sama anggaran pelayanan publik
tidak menunjukkan jumlah yang memadai.
Cukup jelas.
Sebelum fasilitator mempersilahkan peserta untuk istirahat,
maka diberikan waktu kepada peserta untuk memberikan
sanggahan, saran ataupun pertanyaan yang berkaitan dengan
penyajian/presentasi materi ini.
Waktu yang diberikan kepada peserta untuk melakukan coffee
break kurang lebih selama 15 menit.
40
BAB V. PENUTUP
Dokumen kesepakatan legislatif dan eksekutif
Ditindaklanjuti melalui penyusunan PPAS
41
REHAT KOPI
42
TANYA JAWAB
KEBIJAKAN PEMBIAYAAN SALAH KAPRAH ???
17
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 2
Analisis Kesenjangan KU-APBD
Tujuan:
Peserta dapat menerapkan dengan baik penjelasan tentang substansi
KUA dan teknik penyusunannya.
Peserta dapat mengidentifikasi kelemahan, kekurangan dan kekuatan
dokumen KUA yang telah disusun oleh pemerintah daerah.
Peserta dapat mengidentifikasi kesenjangan (gap) tingkat kualitas dokumen
KUA yang ideal dibandingkan dengan dokumen KUA yang ada.
Peserta dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam dokumen
KUA di daerah masing-masing.
Materi:
Power Point Slide.
Panduan Fasilitator.
Lembar kerja.
Waktu:
90 menit.
Metode:
Diskusi Kelompok Meja analisis dokumen.
Presentasi kelas.
Alur:
Pembagian bahan latihan dan penjelasan oleh fasilitator ( 5 menit).
Diskusi kelompok (45 menit).
Latihan ( 35 menit).
Kesimpulan (5 menit).
Penjelasan Slide:
Lihat halaman berikut!
SESI 2
18
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 2
19
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Penjelasan Slide
Latihan 1 dilaksanakan selama 90 menit. Tujuan utamanya
adalah agar peserta mampu mengidentifikasi kelemahan
antara dokumen KUA dan PPAS aktual yang telah disusun
dengan yang seharusnya sesuai dengan acuan normatif.
Peserta dipersilahkan untuk melakukan istirahat makan
siang, selama 60 menit (1 jam).
43
Latihan 1:
Analisis KUA dan PPAS
SESI 2
44
Makan Siang
20
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 2
Lembar Catatan:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
21
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 2
LATIHAN 1
Analisis KUA dan PPAS
22
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 2
23
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 2
Waktu yang dibutuhkan: 90 menit
Tujuan
Latihan ini bertujuan untuk melihat kemampuan peserta dalam menilai proses
penyusunan KUA dan PPAS terhadap terhadap kerangka regulasi yang ada.
Peserta mampu mengidentifikasi kesenjangan (gap) antara acuan dengan dokumen KUA
dan PPAS secara bab per bab.
Peserta mampu menyusun rekomendasi dan saran perbaikan untuk penyusunan KUA
dan PPAS pada tahun berikutnya.
Proses
1. Para peserta akan bekerja dalam kelompok/komisi untuk latihan ini.
2. Fasilitator menjelaskan kepada peserta maksud dan tujuan latihan serta mekanisme
kerja dalam latihan ini
3. Bagikan latihan berikut ini dan mintalah peserta untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini secara kelompok.
4. Beritahukan kepada para peserta bahwa mereka mempunyai waktu 45 menit untuk
membaca informasi ini dan menjawab pertanyaannya.
5. Langkah evaluasi dibagi dalam 2 tahapan kegiatan:
a. Peserta diminta untuk menuliskan faktor-faktor umum, seperti pemahaman
kerangka regulasi, kesiapan sumber daya manusia dan lain-lain., yang menjadi
hambatan dalam proses penyusunan KUA dan PPAS.
b. Untuk setiap bab dalam KUA peserta diminta mengidentifikasi beberapa hal,
antara lain:
Sebutkan kekuatan-kekuatan setiap bab yang harus dipertahankan dalam
penyusunan KUA dan PPAS seperti yang ada dalam dokumen KUA
dan PPAS daerah anda?
Sebutkan kelemahan-kelemahan, ketidaktepatan serta kekurangan dalam
setiap bab dalam KUA dan PPAS yang harus mendapatkan perhatian
untuk proses perbaikan?
Susunlah bahan-bahan rekomendasi untuk memperbaiki kekurangan dan
kelemahan yang ada!
Minta peserta untuk mengisi tabel seperti dibawah ini.
Latihan - 1:
Analisis KUA dan PPAS
Uraian Bab-J
Pendahuluan
Bab-2
Kerangka
Lkonomi Makro
Daerah
Bab-3
Asumsi-asumsi
Dasar dalam
Penyusunan
RAPBD
Bab-4
Kebijakan
Pendapatan,
Belanja dan
Pembiayaan
Daerah
Bab-S
Penutup
Kekuatan

Kelemahan

Rekomendasi


Form-1. Format Evaluasi KUA
24
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 2
Form-2. Format Evaluasi PPAS
Uraian Bab-J
Pendahuluan
Bab-2
Rencana
Pendapatan
dan
Pembiayaan
Pendapatan
Daerah
Bab-3
Prioritas
Belanja
Daerah
Bab-4
Plafon Anggaran
Sementara
Berdasarkan Urusan
Pemerintahan dan
Program/Kegiatan
Bab-S
Rencana
Pembiayaan
Daerah
Bab-6
Penutup
Kekuatan

Kelemahan

Rekomendasi


6. 10 (Sepuluh) menit sebelum waktu yang disediakan berakhir ingatkan peserta untuk
segera menyelesaikan tugasnya
7. Minta kepada para peserta untuk memindahkan hasil pekerjaan mereka kedalam flipchart
yang telah disediakan.
8. Secara bergantian minta setiap kelompok/komisi untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya dan berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan
tanggapan berupa kritik maupun masukan kepada kelompok tersebut
9. Fasilitator memberikan rangkuman umum atas hasil diskusi menyangkut proses maupun
substansi materi yang didiskusikan.
10.Fasilitator memberikan kesimpulan dan rekomendasi secara jelas dan menegaskan kepada
peserta bagian-bagian dalam KUA yang sudah bagus, dan bagian yang perlu
mendapatkan perbaikan secara sungguh-sungguh dalam proses penyusunan KUA dan
PPAS daerah yang bersangkutan.
25
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Tujuan:
Peserta memahami tujuan dan sasaran pendampingan teknis
penyusunan PPAS-APBD.
Peserta memahami acuan hukum dalam penyusunan PPAS-
APBD.
Peserta memahami alur proses dan mekanisme penyusunan
PPAS-APBD.
Peserta memahami sistematika PPAS- APBD.
Materi:
Power Point Slide.
Waktu:
90 menit.
Metode:
Presentasi.
Tanya Jawab.
Alur:
Penjelasan Slide ( 60 menit).
Tanya Jawab ( 30 menit).
Penjelasan Slide:
Lihat halaman berikut!
SESI 3
SESI 3
Substansi dan Penyusunan PPAS
26
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 3
27
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
45
46
Penjelasan Slide
Setelah istirahat makan siang, fasilitator mengantarkan
materi tentang Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
(PPAS). Catatan awal yang perlu dipertegas fasilitator adalah
makna kata sementara dalam PPAS. Seperti telah diketahui
bahwa dalam Permen 13/2006, dokumen PPAS menjadi
dokumen PPA setelah disepakati/disetujui oleh DPRD.
Sedangkan pada Permen 59/2007, meskipun telah
disepakati oleh Dewan nama dokumen tersebut tetap sama
sebagai PPAS. Dalam Permendagri 13/2006, Nota
kesepakatan KUA dan PPAS ditandatangani dalam waktu
yang berbeda oleh Kepala Daerah dan DPRD. Sedangkan
pada Permendagri 59/2007, KUA dan PPAS yang telah
disepakati dituangkan dalam nota kesepakatan yang
ditandatangani bersama antara KDh dan pimpinan DPRD
dalam waktu bersamaan.
Fasilitator dapat merujuk kepada pasal-pasal dalam
Pemendagri 13/2006 dan 59/2007 dalam menjelaskan
pengertian tentang PPAS. Dilihat dari tahapannya, maka
rancangan PPAS disusun dalam urutan sebagai berikut: (1)
menentukan skala prioritas pembangunan daerah; (2)
menentukan prioritas program untuk masing-masing
urusan; dan (3) menyusun plafon anggaran sementara untuk
masing-masing program/kegiatan (Lihat pasal 86,
Permendagri 59 Tahun 2007).
Hal penting lainnya yang umumnya muncul sebagai
pertanyaan peserta antara lain adalah mengapa penting
menyusun program prioritas? Prioritas program penting
mengingat selama ini proses penyusunan program
didominasi oleh ego sektor, relevansi program terhadap
permasalahan strategis daerah; rendahnya kualitas dokumen
perencanaan serta keterkaitan antar dokumen perencanaan
daerah; orientasi kesuksesan program masih bersifat out-
put based ketimbang outcome based, dominasi pengambilan
keputusan prioritas yang bersifat politis oleh legislatif dan
elite eksekutif, serta kecenderungan untuk membagi rata
anggaran untuk seluruh SKPD.
PPAS Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara
PENGERTIAN PPAS
Program prioritas dan patokan batas
maksimal anggaran yang diberikan kepada
skpd untuk setiap program dan kegiatan
sebagai acuan dalam penyusunan RKA-SKPD
Penentuan batas maksimal dapat dilakukan
setelah memperhitungkan belanja pegawai
SESI 3
LOCAL GOVERNANCE SUPPORT PROGRAM
28
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 3
Penyusunan PPAS dalam proses perencanaan setidaknya
memiliki 3 fungsi utama, antara lain: Pertama menentukan
prioritas program pembangunan daerah; Kedua, menjadi
batas maksimal pagu anggaran setiap SKPD berdasarkan
program; dan Ketiga, menjadi rujukan utama proses
penyusunan RKA SKPD.
Secara umum, hal-hal berikut terdapat dalam PPAS.
Tujuan penting penyusunan PPAS pada dasarnya terdiri dari
4 hal utama seperti tertuang di dalam slide disamping.
Mengacu kepada Permendagri 59/2007, PPAS terdiri dari
6 bab. Yaitu: (1) pendahuluan; (2) rencana pendapatan dan
penerimaan pembiayaan daerah; (3) prioritas belanja daerah;
(4) plafon anggaran sementara berdasarkan urusan
pemerintahan dan program/kegiatan; (5) rencana
pembiayaan daerah; dan (6) penutup.
Interpretasi terhadap dasar penyusunan PPAS dapat
dimaknai sebagai kerangka hukum atau prioritas
permasalahan strategis daerah yang hendak diselesaikan
secara tahunan, sebagaimana tercermin dalam PPAS tahun
perencanaan.
PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN
SEMENTARA
47
Merupakan program prioritas
Patokan batas maksimal anggaran per SKPD
untuk setiap program
Acuan dalam penyusunan RKA
SUBSTANSI PPAS
48
Perkiraan Pendapatan dan penerimaan tahun
yang akan datang
Prioritas Belanja Daerah
Sasaran dari prioritas belanja pembangunan
Plafon Anggaran Sementara berdasarkan Urusan
Pemerintahan dan prioritas Program kegiatan
yang mencakup capaian sasaran dan target
program.(dasar penentuan plafon dan hal-hal yang
perlu diperhatikan SKPD dalam menjabarkan
program dalam masing-2 kegiatan)
TUJUAN PRIORITAS
49
Terpenuhinya skala dan lingkup kebutuhan
masyarakat yang paling penting dan luas
jangkauannya
Alokasi sumber daya digunakan secara ekonomis,
efisien dan efektif
Mengurangi tingkat resiko dan ketidak pastian
Tersusunnya program dan kegiatan secara lebih
realistis
BAB I. PENDAHULUAN
50
Berisikan:
Latar belakang,
Tujuan,
Dasar penyusunan prioritas dan plafon anggaran
sementara (PPAS)
29
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 3
Rencana pendapatan dan penerimaan pembiayaan daerah
disusun berdasarkan analisis perkembangan kondisi
ekonomi makro daerah dan tren pendapatan daerah dari
tahun ke tahun. Target pencapaian setiap jenis dan objek
pendapatan mengacu kepada kebijakan daerah dalam
pendapatan tahun yang bersangkutan. Ter masuk
didalamnya apakah kebijakan pendapatan daerah pada tahun
perencanaan diarahkan pada kebijakan ekstensifikasi atau
intensifikasi?
Penting bagi fasilitator untuk menekankan kepada peserta
agar penetapan target dilakukan untuk setiap kelompok,
jenis dan objek pendapatan yang ada. Untuk menunjukkan
tingkat kewajaran penetapan target, maka disertakan
penjelasannya disertai dengan pencapaian tahun-tahun
sebelumya.
Alokasi belanja daerah merupakan perwujudan kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
Idealnya kebijakan prioritas belanja daerah menjawab
permasalahan strategis yang dihadapi oleh daerah. Prioritas
belanja disusun menurut urusan pemerintahan daerah wajib
dan pilihan serta menurut program pembangunan daerah.
BAB II. RENCANA PENDAPATAN DAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
51
Berisikan target pendapatan dan penerimaan
pembiayaan daerah yang meliputi:
Pendapatan asli daerah (PAD),
Penerimaan dana perimbangan
Lain-lain pendapatan daerah yang sah, serta
Sumber-sumber penerimaan pembiayaan
berdasarkan kebijakan pendapatan daerah dalam
KUA.
BAB III. PRIORITAS BELANJA DAERAH
52
Berisikan:
Urutan prioritas penggunaan pendapatan dan
sumber pembiayaan
Prioritas tersebut dituangkan dalam anggaran
belanja daerah
Prioritas disusun berdasarkan urusan wajib dan
urusan pilihan yang dipilih daerah
30
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Format matriks di atas memberikan arahan model penyusunan matriks prioritas pembangunan
daerah. Pertanyaan yang sering muncul adalah di tingkat apakah prioritas pembangunan daerah
diletakkan? Apabila disetarakan dengan elemen perencanaan strategis LAN. Dimana di dalamnya
terdapat visi-misi-tujuan-sasaran-kebijakan-program-dan kegiatan, maka prioritas pembangunan
daerah muncul sebagai permasalahan strategis yang menjadi agenda utama daerah. SKPD yang
melaksananakan prioritas pembangunan diidentifikasi melalui tupoksi berdasarkan fungsi dalam
struktur organisasi Pemda secara keseluruhan.
53
MATRIKS PRIORITAS PEMBANGUNAN
SESI 3
PRIORITAS
PEMBANGUNAN
NO.
1
2
3
4
5
6
7
dst
SASARAN
SKPD YANG
MELAKSANAKAN
NAMA PROGRAM
54
Plafon anggaran sementara berdasarkan urusan
pemerintahan
Plafon anggaran sementara berdasarkan
progarm/kegiatan
Plafon anggaran sementara untuk belanja
pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,
belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan
belanja tidak terduga
BAB IV. PLAFON ANGGARAN BERDASARKAN
URUSAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
Bab III pada PPAS
JUMLAH
Mengacu Per mendagri 13/2006 tentang Panduan
Pengelolaan Keuangan Daerah, pembangunan daerah secara
administratif disusun berdasarkan urusan pemerintahan
yakni urusan pemerintahan wajib dan urusan pilihan.
Selanjutnya oleh daerah setiap urusan tersebut dilimpahkan
pelaksanaannya kepada SKPD/unit kerja yang ada. SKPD
melaksanakan setiap urusan yang menjadi Tupoksinya
melalui sejumlah program dan kegiatan. Logika penyusunan
plafon anggaran untuk setiap SKPD menggunakan urutan
yang sama.
31
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
55
SESI 3
Plafon anggaran menurut organisasi merupakan penjumlahan plafon anggaran program dan
kegiatan daerah yang dilaksanakan oleh SKPD sesuai dengan Tupokinya masing-masing. Tupoksi
SKPD biasanya termuat dalam Perda SOTK daerah masing-masing.
PLAFON ANGGARAN MENURUT ORGANISASI
1
1
1
2
2
PLAFON ANGGARAN
SEMENTARA (RP)
KETERANGAN
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN
ORGANISASI
URUSAN WAJIB
PENDIDIKAN
Dinas Pendidikan
Kantor Perpustakaan Daerah
KESEHATAN
Dinas Kesehatan
...........
URUSAN PILIHAN
PERTANIAN
Dinas Pertanian
..........
KODE
tabel IV.1 di subbab IV pada PPAS
01
02
01
01
02
01
01
56
Plafon anggaran sementara ditingkat program dan kegiatan merupakan plafon anggaran dalam
unit paling kecil dalam penyusunan PPAS di pemerintah daerah. Yang penting untuk dijelaskan
oleh fasilitator mengacu kepada tabel ini adalah penulisan sasaran yang mengacu kepada kriteria
SMART dan target yang menunjukkan tingkat pencapaian yang realistik dan menantang. Sasaran
dan target menjadi penilaian tingkat kewajaran alokasi anggaran untuk setiap program dan kegiatan
yang ada.
PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN PROGRAM DAN KEGIATAN
Urusan :
SKPD :
PROGRAM / KEGIATAN
Program A
Program B
Program C
Program D
dst
PLAFON ANGGARAN
SEMENTARA (RP)
TARGET SASARAN NO
01
02
03
04
05
Tabel IV.2 pada PPAS
32
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
59
58
PAGU ANGGARAN BELANJA LANGSUNG
SESI 3
PAGU ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja Pegawai = gaji dan tunjangan PNS serta tambahan
penghasilan sesuai dengan aturan yang berlaku
Beban Kerja
Lokasi penugasan
Kondisi Kerja
Profesi
Prestasi Kerja
Pertimbangan obyektif
lainnya
Bunga = berdasarkan tingkat bunga dalam perjanjian
Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Bantuan Keuangan dan Belanja
Tak Terduga dihitung = berdasarkan kemampuan keuangan
PAGU ANGGARAN = VOLUME KEGIATAN X BIAYA
SATUAN PER KEGIATAN
Volume kegiatan = tingkat pelayanan kegiatan x
sasaran pelayanan kegiatan
Tingkat pelayanan kegiatan = % x tingkat pelayanan
berdasarkan SPM
Sasaran pelayanan kegiatan = Total populasi
sasaran kegiatan
Fasilitator menguraikan formula penyusunan pagu anggaran
belanja langsung program menggunakan model akumulasi
belanja kegiatan.
Pagu anggaran belanja tidak langsung, seperti pagu belanja pegawai disusun mempertimbangkan
regulasi yang terkait dengan gaji dan tunjangan PNS serta tambahan penghasilan untuk PNS.
Hal yang sama untuk pagu anggaran dalam kelompok belanja tidak langsung.
Pada prakteknya di daerah, penyusunan pagu anggaran belanja langsung disusun setelah
mempertimbangkan kebutuhan alokasi belanja tidak langsung di tingkat daerah dan di tingkat
SKPD.
33
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 3
Berisikan target pencapaian penerimaan pembiayaan daerah
apabila struktur pembiayaan bersifat defisit. Disisi lain tar-
get pengeluaran pembiayaan diperlukan apabila
diperkirakan struktur pembiayaan daerah menjadi surplus.
Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk
mengajukan pertanyaan, keberatan dan sanggahan.
Fasilitator juga memberikan ruang apabila peserta akan
memberikan pengkayaan informasi terhadap presentasi
yang telah dipaparkan oleh fasilitator. Waktu yang disediakan
kurang lebih 30 menit.
Waktu rehat kopi disediakan 15-30 menit untuk peserta.
60
BAB V.PEMBIAYAAN DAERAH
Berisikan :
Target penerimaan pembiayaan daerah
Target pengeluaran pembiayaan daerah
61
TANYA JAWAB
62
REHAT KOPI
34
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Lembar Catatan:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
SESI 3
35
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 4
Menyusun Prioritas Daerah
Tujuan:
Peserta mampu menyusun prioritas program dan kegiatan.
Peserta mengetahui teknik sederhana dalam menyusun
prioritas program dan kegiatan.
Materi:
Power Point Slide.
Lembar Latihan 2 Teknik Menentukan Prioritas Program
dan Kegiatan.
Waktu:
120 Menit.
Metode:
Diskusi kelompok.
Diskusi pleno.
Presentasi kelas.
Alur:
Lead fasilitator menjelaskan tujuan latihan ( 5 menit).
Fasilitator membagikan lembar kerja latihan ( 5 menit).
Diskusi kelompok dan pleno( 60 menit).
Presentasi kelas ( 50 menit).
Penjelasan Slide:
Lihat halaman berikut!
SESI 4
36
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 4
37
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Penjelasan Slide
64
Sesi latihan penyusunan prioritas program dan kegiatan
dilaksanakan selama 90 menit. Latihan ini bertujuan untuk
memperluas wawasan peserta dalam membuat prioritas dan
untuk mendapatkan konsensus dalam proses pembuatan
keputusan anggaran yang demokratis.
SESI 4
Latihan 2:
Teknik Menentukan
Prioritas Program dan
Kegiatan
38
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 4
Lembar Catatan:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
39
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
LATIHAN 2
Teknik Menentukan
Prioritas Program dan Kegiatan
SESI 4
40
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 4
41
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Waktu yang dibutuhkan: 60 menit
Tujuan
Latihan ini bertujuan untuk memperluas wawasan peserta dalam membuat prioritas dan
mendapatkan konsensus dalam proses pembuatan keputusan anggaran yang demokratis.
Proses
Para peserta akan bekerja dalam kelompok untuk latihan ini.
Bagikan latihan berikut ini dan jawablah lembar-lembar di bawah ini secara terpisah.
Beritahu para peserta bahwa mereka mempunyai waktu 45 menit untuk membaca informasi
ini dan menjawab pertanyaannya. Sarankan kepada peserta bahwa pendekatan latihan ini
adalah dengan membaca Langkah 1: Membuat Kriteria Evaluasi dan kemudian memberi
jawaban ke Jawaban Kelompok di tempat Langkah 1 pada lembar jawaban. Kemudian
bacalah Langkah 2: Buatlah urutan dan berilah bobot pada Kriteria tersebut dan sediakan
jawaban ke Jawaban Kelompok di tempat Langkah Ke-2 pada lembar jawaban dan lakukan
juga pada Langkah 3 dan Langkah 4.
Pada akhir menit ke-45, fasilitasilah sebuah diskusi berdasarkan pada hanya jawaban yang
tersedia di Langkah 4. Diskusi ini merupakan bagian kritikal pada tugas ini, bagaimana
jenis proses pengambilan keputusan diterapkan pada pemerintah daerah. Jawablah Langkah
1 sampai dengan Langkah 3 hanya dengan memberikan proses pemikiran yang mendalam
bagi para peserta untuk mengerti, sehingga mereka dapat menentukan bagaimana
menerapkan proses pembuatan keputusan ini dengan cara terbaik pada organisasi mereka
yang merupakan jawaban Langkah 4.
Latihan - 2:
Teknik Menentukan Prioritas Program
dan Kegiatan
SESI 4
42
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 4
Pemerintah daerah di seluruh dunia mengalami masalah yang umum terjadi; kelihatannya
tidak pernah ada uang yang cukup untuk memenuhi semua tuntutan pelayanan masyarakat
dalam bentuk proyek dan fasilitas. Setiap ide pengeluaran mempunyai pendukungnya.
Masyarakat dan kelompok kepentingan kelihatannya hanya tertarik pada favorit-favorit
mereka saja. Mereka hanya mempunyai sedikit kesabaran ketika mendengar bahwa
pemerintah daerah harus mempertimbangkan begitu banyaknya tuntutan yang kompetitif
dengan sumber daya yang terbatas. Lalu bagaimana pemerintah daerah harus membuat
pilihan yang sulit untuk mempertimbangkan semua proposal anggaran, mencapai
konsensus dan menerapkan anggaran?
Satu pendekatan yang penting adalah membuat kriteria dan prioritas untuk
mempertimbangkan usulan anggaran. Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan
mengurutkan kriteria. Karena tiap daerah adalah unik, maka hal ini harus dilakukan oleh
tiap kota atau kabupaten. Prosesnya tidak hanya terbatas pada pejabat pemerintah yang
ditunjuk dan dipilih saja, tetapi juga oleh masyarakat. Suatu pendekatan untuk
mengembangkan informasi publik dan rencana partisipatif disajikan di sesi sebelumnya
pada lokakarya ini.
Langkah 1: Membuat Kriteria Evaluasi.
Sebelum kita mengidentifikasi area prioritas seperti menyediakan pelayanan baru atau
fasilitas umum, disarankan untuk lebih dulu mengidentifikasi kriteria evaluasi yang lebih
umum. Terdapat beberapa kriteria yang mungkin (perlu dipertimbangkan) pemerintah
daerah, termasuk kombinasi berikut ini:
Berhubungan dengan keadaan darurat baik memberi tanggapan atau mencegah kerusakan
dari bencana alam seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, gempa bumi, kebakaran atau
gunung meletus, atau berhubungan dengan bencana lainnya seperti epidemik.
Memelihara pelayanan yang ada pada tingkat kualitas yang sekarang. Jika tidak ada alasan
untuk mengurangi atau meniadakan pelayanan yang sekarang, banyak pemerintah daerah
menempatkan prioritas yang tinggi untuk mempertahankan pelayanan pada tingkat apa
adanya.
Memelihara kesehatan publik dan keamanan berhubungan dengan masalah yang serupa,
tetapi tidak dalam keadaan darurat. Contohnya menghilangkan polusi apabila sungai
daerah dapat menghentikan dampak buruk kesehatan, meningkatkan kualitas air minum,
memperbaiki kondisi yang membahayakan pada jalan raya atau jembatan dan seterusnya.
Berhubungan dengan masalah sosial yang khusus seperti kemiskinan, perumahan untuk
orang miskin atau tuna wisma, mortalitas bayi, kejahatan, kehamilan remaja dan pemakai
obat/narkoba.
Handout:
Membuat Prioritas Anggaran
43
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 4
Menangani masalah pemeliharaan yang tertunda mencegah penurunan kualitas bangunan
sarana umum, jalan raya dan infrastruktur utilitas untuk melanjutkan atau memperpanjang
penggunaannya.
Meningkatkan ekonomi masyarakat guna menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih
banyak dan atau lebih baik.
Meningkatkan produktivitas karyawan pemerintah daerah memberikan pelatihan,
perlengkapan, akomodasi dan kompensasi yang layak kepada karyawan kota/kabupaten
sehingga dapat dituntut adanya efisiensi dan efektivitas yang lebih besar dalam kegitannya.
Memperindah lingkungan melalui pengendalian, perencanaan, pemeliharaan dan
pengelolaan sampah untuk meningkatkan kualitas hidup.
Menangani prioritas khusus lainnya termasuk semua yang menyangkut penambahan atau
perbaikan jalan untuk meningkatkan fasilitas rekreasi bagi orang-orang muda.
Masukan untuk mengidentifikasi kriteria tersebut dapat dicari melalui tanya jawab atau
survei terhadap pimpinan masyarakat di daerah itu sendiri, pelaku bisnis, LSM, dan lembaga
masyarakat yang utama. Usahakan untuk mendapatkan masukan atas masalah-masalah
tersebut dari masyarakat umum.
Langkah 2: Memberi Urutan dan Memberi Bobot Kriteria
Langkah berikutnya adalah menentukan kriteria mana yang paling penting dibandingkan
dengan lainnya. Penggunaan contoh, dapat membantu kita untuk mengerti suatu proses.
Asumsikan Langkah 1 menghasilkan lima kriteria dibawah ini, setelah interaksi yang
ekstensif dengan pimpinan masyarakat.
Pengendalian banjir (Kriteria umum: berhubungan dengan keadaan darurat)
Menjaga tingkat pelayanan yang ada sekarang
Mengurangi kemacetan lalu lintas (Kriteria umum: berhubungan dengan prioritas khusus
lainnya)
Menciptakan pekerjaan baru di sektor swasta (Kriteria umum: mengembangkan
ekonomi rakyat)
Memperbaiki fasilitas sekolah umum yang telah rusak (Kriteria umum: berhubungan
dengan masalah pemeliharaan)
Memperindah lingkungan
Urutan di atas belum diurut atau diberi bobot untuk merefleksikan seberapa penting satu
kriteria dengan kriteria lainnya. Tidak cukup dengan hanya memberi urutan dari nomor 1
sampai dengan nomor 6 pada daftar di atas. Untuk benar-benar dapat memanfaatkan
kriteria tersebut dalam pembuatan keputusan pada tiap kriteria sebaiknya dialokasikan
angka sebanyak 100. Dengan cara ini, kita dapat melihat bahwa satu kriteria dengan
angka yang spesifik lebih penting dari yang lainnya.
44
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 4
Untuk mendapatkan informasi ini, kita perlu untuk kembali ke daftar kriteria yang telah
dikonsultasikan, atau mungkin berkonsultasi dengan perwakilan kelompok dan mintalah
opini mereka mengenai bobot yang bersangkutan. Asumsikan bahwa evaluasi telah selesai
dan hasilnya yang terlihat di daftar berikut telah dikumpulkan. Bahkan bila proses ini tidak
berlanjut, analis anggaran pemerintah daerah paling tidak dapat menyusun proposal
anggaran menurut prioritas. Apabila tidak ada pertimbangan-pertimbangan lain yang perlu
diperhatikan oleh pengambil keputusan, hasil dari latihan ini akan memunculkan suatu
anjuran bahwa pengeluaran yang diusulkan pada usaha pengendalian banjir akan
memperoleh penekanan yang lebih besar daripada pengawasan pembuangan sampah.
Langkah 3: Membuat Skala Kriteria
Proses dapat dibuat pada tingkat yang lebih lengkap bila skala dikembangkan untuk tiap
kriteria. Skala tiga poin sering digunakan untuk mengindikasikan manfaat yang diharapkan.
Tidak ada manfaat sama sekali diberi nilai 0 dan tingkat yang paling tinggi manfaatnya
diberi nilai 3.
Saran untuk memberi nilai pada keenam kriteria digunakan pada contoh yang tersedia
disini. Hanya terdapat dua pilihan untuk beberapa kasus. Sebagai contoh, proposal anggaran
bisa saja mendukung atau tidak mendukung dipertahankannya pelayanan yang ada sekarang.
Dalam membuat skala kriteria, penting sekali kita menggunakan akal sehat.
Dalam mempertimbangkan nilai pengendalian banjir, asumsi yang disajikan disini adalah
pemerintah daerah menempatkan penekanan yang tinggi pada proyek pengendalian banjir
yang akan menghasilkan manfaat langung dan meluas. Nilai yang paling tinggi kemudian
dapat diberikan pada proyek yang tidak saja hanya menanggulangi banjir pada suatu area,
tetapi juga bisa dikombinasikan dengan proyek/kegiatan tambahan dan atau bendungan
pengontrol banjir.
Langkah 4: Menilai Proposal Anggaran
Sekarang kita dapat menggunakan sistem untuk mengevaluasi proposal anggaran. Contoh
di bawah ini adalah proyek pengendalian banjir yang memberikan manfaat baik langsung
maupun secara luas dan juga memberi hasil pada kelancaran lalu lintas jalan sekitarnya.
Proposalnya mungkin tidak mempunyai dampak pada prioritas pemerintah daerah lainnya,
yaitu pemeliharaan pelayanan saat ini, penciptaan lapangan kerja, peningkatan fasilitas
sekolah atau memperbaiki lingkungan. Dengan menggunakan sistem evaluasi kami, pro-
posal anggaran akan mendapatkan poin sebesar 110.
Sistem ini memberikan suatu metode bagi pembuat keputusan anggaran untuk
membandingkan proposal-proposal yang mempunyai karakter yang sangat berbeda.
45
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Faktor Keputusan Anggaran Lainnya
Penting untuk diketahui bahwa keputusan anggaran dibuat tidak hanya berdasarkan
pada sistem seperti yang dijelaskan di sini. Pendekatan evaluasi ini hanya merupakan
alat pembuatan keputusan. Jangan lupa bahwa prioritas berubah sepanjang waktu.
Dianjurkan untuk melakukan proses penyusunan prioritas setiap tahunnya.
Keterangan Kegiatan
Nilai X Bobot = Poin Kriteria
Total Poin
Evaluasi
SESI 4
46
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Latihan2: Lembar Jawaban
Jawaban Kelompok di Langkah 1:
Untuk tujuan latihan ini, silahkan gunakan kriteria yang terdapat pada daftar di bawah
ini.
Identifikasikan 3 prioritas teratas kelompok Anda dari daftar yang telah diberikan di atas.
Prioritas 1:___________________________________________________________
Prioritas 2:____________________________________________________________
Prioritas 3:___________________________________________________________
Tanggapan Kelompok terhadap Langkah 2:
Dengan menggunakan 3 prioritas teratas yang telah diidentifikasikan oleh kelompok
Anda pada Langkah 1, sekarang buatlah urutan prioritas tersebut dan berilah bobot
dimana total dari bobot ini akan berjumlah 100 dengan menggunakan contoh yang
terdapat pada Langkah 2.
Kriteria
R
a
n
k
i
n
g
1
2
3
Bobot
Akan berjumlah
100
SESI 4
47
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Tanggapan Kelompok terhadap Langkah 3:
Dengan menggunakan tiga kriteria yang telah terseleksi di atas, sekarang kembangkan
sebuah skala untuk tiap kriteria.
Kriteria
Pengendalian
Banjir
Memelihara
tingkat
pelayanan yang
ada
Mengurangi
kemacetan lalu
lintas
Menciptakan
pekerjaan baru
di sektor
swasta
Memperbaiki
fasilitas umum
sekolah yang
telah rusak
Memperindah
lingkungan
0
Sedikit atau
tidak ada
manfaat
Sedikit atau
tidak ada
manfaat
Sedikit atau
tidak ada
manfaatnya
Sedikit atau
tidak ada
manfaatnya
Sedikit atau
tidak ada
manfaatnya
Sedikit atau
tidak ada
manfaatnya
1
Manfaat
secukupnya dan
dapat dirasakan
secara langsung

Manfaat
secukupnya dan
dapat dirasakan
secara langsung
Kurang dari 25
pekerjaan baru
yang diciptakan
Memperbaiki
secukupnya
hanya untuk
kerusakan
Manfaat
secukupnya dan
dapat dirasakan
secara langsung
2
Manfaat yang
signifikan dan
dapat dirasakan
secara langsung

Manfaat yang
signifikan dan
dapat dirasakan
secara langsung
26 100 pekerjaan
baru yang
diciptakan
Memperbaiki guna
meningkatkan
fasilitas
Manfaat yang
signifikan dan
dapat dirasakan
secara langsung
3
Manfaat yang
signifikan,
langsung dan
meluas
Mendukung
kelangsungan
tingkat pelayanan
sekarang
Manfaat yang
signifikan,
langsung dan
meluas
Lebih dari 100
pekerjaan baru
yang diciptakan
Memperbaiki
secara keseluruhan
Manfaat yang
signifikan,
langsung dan
meluas
SESI 4
48
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Tanggapan Kelompok terhadap Langkah 4:
Bagaimana pendekatan ini digunakan untuk membuat prioritas oleh DPRD pada
pemerintah daerah anda?
__________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
_____________________________________________________________________
SESI 4
49
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 5
Penutup dan Evaluasi
Tujuan:
Peserta dapat melakukan refleksi diri terhadap hasil pembelajaran
yang telah dilaksanakan selama satu hari kegiatan.
Peserta dapat mengidentifikasi pengetahuan dan pengalaman
baru yang telah didapatkan selama proses pendampinan teknis
dilaksanakan.
Peserta dapat mengidentifkasi langkah-langkah selanjutnya yang
akan diterapkan untuk meningkatan kualitas dokumen KUA dan
PPAS.
Materi:
Power point.
Lembar Latihan.
Waktu: 15 Menit.
Metode:
Kerja individual.
Presentasi individu.
Alur:
Penjelasan latihan oleh fasilitator ( 2 menit).
Pembagian lembar kerja latihan ( 1menit).
Pengisian lembar kerja ( 2 menit).
Presentasi individu terpilih secara acak ( 10 menit).
Penjelasan Slide:
Lihat halaman berikut!
SESI 5
50
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
SESI 5
51
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Tujuan dari latihan transfer pembelajaran ini ditujukan untuk
mendorong peserta agar mampu melakukan refleksi per-
sonal terhadap pengetahuan dan pemahaman baru yang
dapat diperoleh selama proses pendampingan teknis ini
dilakukan.
Sebelum mengakhiri pelaksanaan pendampingan teknis
penyusunan KUA dan PPAS, fasilitator menunjuk secara
acak peserta untuk memberikan kritik, saran, pesan dan
kesan selama sehari mengikuti pendampingan teknis ini;
baik menyangkut kualitas fasilitator, tempat penye-
lenggaraan maupun aspek-aspek lain yang dipandang perlu.
Selanjutnya fasilitator menutup secara resmi acara dengan
mengucapkan selamat jalan ke tempat tujuan masing-
masing.
Penjelasan Slide
65
66
Transfer Pembelajaran
Evaluasi dan
Penutupan
SESI 5
52
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Lembar Catatan:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
SESI 5
53
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
LAMPIRAN
LAMPIRAN
54
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
LAMPIRAN
55
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
LAMPIRAN
Proses Penyusunan KUA dan PPAS
Nama Kota/Kabupaten .....
Pendampingan Teknis Sehari
Lampiran 1
08:00 08:30 Registrasi
08:30 09:00 Pengantar Pendampingan Teknis; Sasaran dan Hasil yang Diharapkan
09:00 10:30 Penyusunan Kebijakan Umum APBD dan Tanya Jawab
10:30 11:00 Rehat Kopi
11:00 12.30 Latihan-1: Analisis KU-APBD dan PPAS
12.30 13.30 Istirahat Makan Siang
13.30 15.00 Penyusunan PPAS
15:00 15:15 Rehat Kopi
15:15 16.45 Latihan-2: Teknik Menentukan Prioritas Program dan Kegiatan
16:45 - 17:00 Evaluasi dan Penutupan
56
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Lampiran 2
Latihan Penutup: Transfer Pembelajaran
Waktu yang dibutuhkan
15 menit
Tujuan
Latihan ini membantu peserta memindahkan pengalaman belajar dalam pendampingan
teknis ke kegiatan di dunia nyata. Fokus latihan ini adalah pada penumbuhan harapan,
melibatkan dengan perencanaan yang realistis dan membangun komitmen pribadi.
Latihan ini sebagian besar dikerjakan sendiri dengan sedikit berbagi pengalaman.
Proses
Gunakan 5 menit pada akhir pendampingan teknis untuk memusatkan perhatian
peserta pada pendampingan teknis dan mendorong mereka untuk terus bereksperimen
denga ide-ide yang dibahas dalam manajemen dan kegiatan pemerintahan. Mulailah
dengan memberikan waktu 5 menit bagi peserta untuk mengisi sendiri kuesioner
transfer pembelajaran berikut. Setelah selesai, minta peserta untuk secara cepat berbagi
rencana dengan kelompok mengenai dua-tiga hal yang akan mereka lakukan secara
berbeda dalam jabatan mereka terkait dengan pendampingan teknis sebagai penutup
pendampingan teknis.
Catatan untuk Pelatih. Umumnya disepakati bahwa tujuan pelatihan adalah untuk
memperbaiki cara sesorang melakukan sesuatu dengan menunjukkan cara yang lebih baik.
Sesungguhnya, keberhasilan pelatihan dapat diukur dari besarnya perubahan dan pemahaman
yang terjadi baik selama pelatihan dan setelah pelatihan berakhir.
Komitmen untuk belajar dan berubah yang dibuat pada penutupan laokakarya dapat membantu
peserta mengatasi penolakan belajar di diri sendiri dan lingkungan kerja. Pelatih dapat membantu
peserta melakukan transisi yang sukses dari dunia belajar ke dunia aplikasi melalui beberapa
latihan perencanaan sederhana.
LAMPIRAN
57
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
LAMPIRAN
Lembar Transfer
Pembelajaran
Gunakan beberapa menit untuk kembali mengingat pendampingan teknis, ide-ide baru yang
Anda pelajari dalam pendampingan teknis ini, dan apa pendapat Anda. Lalu, tuliskan dalam satu
dua kalimat untuk menggambarkan hal menarik yang Anda pelajari mengenai diri Anda sendiri
selama pendampingan teknis berlangsung.
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan apa yang Anda pelajari mengenai diri Anda sendiri dan berbagai kemungkinan
perubahan seperti yang ditampilkan oleh pendampingan teknis ini, apa dua atau tiga hal yang
akan Anda lakukan secara berbeda yang berkaitan dengan pendampingan teknis yang baru Anda
jalani?
1. ______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
2. ______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
3. ______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Terakhir, kendala apa yang ada dalam diri Anda sendiri atau dalam lingkungan kerja Anda yang
kiranya akan Anda alami dalam usaha Anda menerapkan perubahan-perubahan ini? Apa yang
akan Anda lakukan untuk mengatasi atau meminimalkan kendala-kendala tersebut?
Kendala yang diperkirakan
1. ______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
58
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
LAMPIRAN
2. ______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
3. ______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
Bagaimana Anda akan mengatasi kendala?
1. ______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
2. ______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
3. ______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
______________________________________________________________________
59
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Lampiran 3
Evaluasi Lokakarya Evaluasi Kinerja
untuk Kota/Kabupaten ............
Materi Presentasi
oburuk okurang baik osedang obaik osangat baik
Latihan
oburuk okurang baik osedang obaik osangat baik
Bahan Bacaan
oburuk okurang baik osedang obaik osangat baik
Ruang Pertemuan
oburuk okurang baik osedang obaik osangat baik
Makanan
oburuk okurang baik osedang obaik osangat baik
Komentar tentang hal-hal diatas?
Saran untuk perbaikan?
LAMPIRAN
60
PENYUSUNAN KU-APBD DAN PPAS
Lembar Catatan:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
LAMPIRAN
Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran & Pendapatan Belanja Daerah
(KU-APBD) dan Prioritas & Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
mengulas tentang metode penyusunan KUA dan PPAS.
Mempertimbangkan referensi legal penyusunan KUA PPAS yang ada,
pendekatan pendampingan teknis ini tidak saja ditujukan terhadap
ketercapaian asas kepatuhan pada peraturan perundangan akan tetapi
juga kualitas isi dokumen, keterlibatan para pihak dan tenggat waktu
penyelesaian dokumen.
Dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD kata kunci penting yang
menjadi fokus adalah kebijakan dan sasaran. Kebijakan di bidang
pendapatan, belanja dan pembiayaan merupakan panduan bagi daerah
dalam penyelenggaraan pembangunan daerah. Hal lain yang esensial
adalah kemampuan memformulasikan yang berbasis permasalahan lokal,
dapat diukur, serta berisikan target-target dan langkah/tindakan untuk
mencapainya. Sedangkan fokus PPAS berhubungan dengan kemampuan
teknis daerah menyusun prioritas dan plafon anggaran baik di tingkat
urusan, program dan kegiatan.
Penyusunan KU-APBD dan PPAS

You might also like