You are on page 1of 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Internet telah sangat mengurangi batasan jarak dan waktu. Kini,

seorang karyawan yang sedang berada jauh dari kantornya tidak perlu lagi

untuk kembali ke kantor untuk sekedar mengambil data yang tersimpan pada

database kantor. Dengan mengkoneksikan database kantor pada internet,

karyawan tersebut yang juga terkoneksi dengan internet dapat mendownload

data tersebut langsung dari komputernya.

Apabila karyawan tersebut dapat mendownload data dari database

kantor tersebut, maka memungkinkan orang lain juga dapat mendownload

juga. Oleh karena itu, dibuatlah berbagai macam cara agar orang yang tidak

dikehendaki tidak dapat mendownload, merubah ataupun menghapus data

penting tersebut.

Virtual Private Network (VPN) sendiri merupakan sebuah teknologi

komunikasi yang memungkinkan adanya koneksi dari dan ke jaringan publik

serta menggunakannya bagaikan menggunakan jaringan lokal dan juga bahkan

bergabung dengan jaringan lokal itu sendiri. Dengan menggunakan jaringan

publik ini, maka user dapat mengakses fitur-fitur yang ada di dalam jaringan

lokalnya, mendapatkan hak dan pengaturan yang sama bagaikan secara fisik

kita berada di tempat dimana jaringan lokal itu berada. Hal yang perlu diingat

adalah sebuah private network haruslah berada dalam kondisi diutamakan dan

terjaga kerahasiaannya. Keamanan data dan ketertutupan transfer data dari


akses ilegal serta skalabilitas jaringan menjadi standar utama dalam Virtual

Private Network ini.

Pada VPN sendiri terdapat beberapa protokol yang dapat digunakan,

antara lain PPTP, L2TP, IPSec, SOCKS, CIPE. Protokol PPTP merupakan

protokol awal yang dibangun oleh Microsoft. Selain menjadi dasar dari

pengembangan protokol VPN selanjutnya, PPTP juga terdapat pada berbagai

versi Windows, diberikan sejak Windows 95 dirilis. VPN dengan Protokol

tersebut juga menawarkan solusi biaya yang murah. Oleh karena itu, judul

makalah ini adalah ”Teknologi Virtual Private Network dengan Menggunakan

Protocol PPTP (Point to Point Tunneling Protocol)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat

diambil adalah bagaimana cara kerja dari Virtual Private Network terutama

yang berjalan dengan menggunakan protocol Point to Point Tunneling

Protocol.

1.3 Batasan Masalah

Ruang lingkup dalam makalah ini meliputi tujuan dan prinsip kerja dari

Virtual Private Network khususnya yang berjalan dengan menggunakan

protocol PPTP (Point to Point Tunneling Protocol).


1.4 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah diatas, maka tujuan

penulisan ini adalah sebagai berikut.

1.4.1 Tujuan Institusional

Adapun tujuan institusionalnya adalah sebagai syarat kelulusan mata

kuliah Tugas Khusus pada Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer

Indonesia (STIKI) Malang.

1.4.2 Tujuan Pokok

Adapun tujuan pokok yang ingin dicapai antara lain sebagai berikut.

• Mengetahui dan mengerti VPN dan teknologi pendukungnya

• Mengetahui cara kerja dari system VPN

• Mengetahui cara kerja VPN yang bekerja pada protocol PPTP

1.5 Manfaat Penulisan

Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai

berikut.

1.5.1 Manfaat Institusional

Agar dapat dipakai oleh STIKI sebagai bahan referensi bagi seluruh

civitas akademika STIKI yang berminat dan tertarik untuk mengkaji mengenai

Virtual Private Network terutama VPN yang bekerja pada protocol PPTP.
1.5.2 Manfaat Bagi Penulis

Sebagai penerapan pengetahuan yang telah diperoleh selama mengikuti

perkuliahan pada Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia –

Malang.

1.6 Metode Penulisan

Data dan informasi yang diperkukan diperoleh adalah dengan cara

studi pustaka, yaitu dengan mengadakan pengumpulan data teoritis dari buku-

buku yang mendukung penyusunan Tugas Khusus ini, serta berbagai artikel

yang diperoleh dari internet.

1.7 Sistematika Penulisan

Berikut ini adalah sistematika pembahasan pada artikel ini agar dapat

memperoleh suatu garis besar dan jalan pikiran yang terkandung dalam

pembuatan laporan tugas khusus ini.

BAB I Pendahuluan

Menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasanmasalah, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, serta sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Berisi uraian-uraian secara teoritis mengenai jaringan

komputer, internet enkripsi dan kriptografi.


BAB III Pembahasan Masalah

Berisi hal-hal yang berkaitan dengan Virtual Private

Network dan juga mengenai Point to Point Tunnelling

Protocol.

BAB IV VPN dengan protokol PPTP

Berisi mengenai pambahasan penggunaan Virtual

Private Network dengan menggunakan Point to Point

Tunneling Protocol.

BAB IV Penutup

Berisi mengenai perbandingan penggunaan VPN yang

menggunakan protokol PPTP dengan protokol yang lain.

Dan juga berisi kesimpulan dan saran.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Jaringan Komputer

Jaringan komputer merupakan sejumlah komputer yang dapat saling

berkomunikasi. Dalam komunikasi ini dapat terjadi perpindahan data ataupun

berbagi sumber daya. Dalam skala luas, internet juga merupakan jaringan

komputer. Jadi, suatu jaringan komputer tidak hanya terjadi pada sejumlah

komputer yang terdapat pada suatu ruangan ataupun suatu gedung atau

perusahaan.

Pada dasarnya teknologi jaringan komputer itu sendiri merupakan

perpaduan antara teknologi komputer dan juga teknologi komunikasi.

2.2 Jenis-jenis Jaringan Komputer

2.2.1 Berdasarkan Ruang Lingkup Geografis

Berdasarkan ruang lingkup geografisnya terdapat tiga jenis jaringan

komputer, antara lain :

• Local Area Network

Jarak jangkauan Local Area Network (LAN) tidak terlalu jauh.

Biasanya diterapkan pada suatu gedung atau antar gedung dalam

suatu kompleks perkantoran atau sekolah.

• Metropolitan Area Network

Jarak jangkaunya lebih luas dari LAN. Jangkauan

Metropolotan Area Network (MAN) dapat mencapai antar kota.


Contoh penerapan dari MAN ialah peyediaan layanan internet oleh

Internet Service Provider (ISP). Pengguna jasa ISP ini akan tercakup

dalam jaringan MAN yang disediakan oleh ISP tersebut.

• Wide Area Network

Jaringan Wide Area Network (WAN) mempunyai cakupan

terluas, bahkan dapat dikatakan mencakup seluruh dunia. Jaringan ini

sendiri dapat dihubungkan dengan menggunakan satelit dan media

kabel fiber optic.

2.2.2 Berdasarkan Service

• Intranet

Service yang diberikan hanya diberikan kepada pihak-pihak

dalam yang mendapat ijin dari otoritas jaringan, dan bukan untuk

pihak luar. Terdapat kerahasiaan di dalamnya.

• Extranet

Terdapat suatu layanan yang juga dapat digunakan oleh pihak

luar yang telah memiliki account yang diijinkan. Layanan yang

diberikan kepada pihak luar ini bersifat terbatas.

• Internet

Layanan yang disediakan diberikan secara luas kepada pihak

manapun, tanpa harus mendapatkan account terlebih dahulu.


2.3 Local Area Network

2.3.1 Definisi

Berbeda dengan pengertian LAN diatas yang membedakan jaringan

komputer berdasarkan jarak jangkaunya, LAN kali ini merupakan suatu sistem

komunikasi data yang mengijinkan sejumlah peralatan yang berdiri sendiri

(independent) untuk dapat berkomunikasi secara langung satu dengan yang lain

dengan kecepatan transfer sedang (hingga 100 Mbps) yang terdapat pada satu

otoritas.

2.3.2 Komputasi Client – Server

LAN merupakan implementasi dari suatu lingkungan komputasi client-

server. Secara harfiah, client menrupakan pihak yang membutuhkan pelayanan

(service), sedangkan server merupakan pihak yang memberikan pelayanan itu

sendiri. Misalkan suatu komputer A meminta data data dari komputer B, maka

komputer A akan disebut client dan komputer B disebut server ataupun

sebaliknya.

Namun, sesungguhnya server merupakan komputer yang benar-benar

memberikan pelayanan. Misal, komputer A memberikan layanan berupa tempat

penyimpanan data (database server) kepada komputer B. Walaupun terkadang

komputer A juga membutuhkan data dari komputer A, komputer A tetap akan

disebut server dan komputer B disebut client pada jaringan tersebut.

Contoh dari server antara lain sebagai berikut.

• File Server, menyediakan layanan berupa pengelolaan dan

pengaksesan file.
• Print Server, menyediakan layanan untuk pencetakan data.

• Database Server, menyediakan ruang (space) untuk tempat

penyimpanan data.

• Communication Server, menyediakan akses komunikasi yang

melengkapi sistem jaringan dengan suatu kemampuan mengakses

komunikasi dengan jaringan lain, termasuk akses ke internet.

• Web Server, menyediakan layanan untuk upload dan download

data dari dan ke website.

2.3.3 Komponen LAN

Untuk dapat mebuat LAN diperlukan berbagai macam peralatan,

termasuk hardware dan software. Komponen-komponen tersebut antara lain :

• Peralatan komputer

• Network Interface Card (NIC)

• Sistem transmisi

• Access Units/concentrators

• Network software

2.3.3.1 Peralatan Komputer

Syarat mutlak untuk dapat membuat LAN ialah menyediakan Perlatan

computer itu sendiri, terutama personal computer (PC) atau workstation. PC

yang dibutuhkan tidak harus sama jenisnya. Peralatan computer lain juga dapat

ditambahkan, seperti printer.


2.3.3.2 Network Interface Card

Gambar 2.1 BNC Network Card

Untuk dapat terhubung dengan jaringan komputer suatu PC

membutuhkan NIC. NIC yang digunakan tergantung pada media transmisi

yang digunakan. NIC ini akan mengubah data digital dari komputer menjadi

data analog yang dapat dialirkan melalui media transmisi, atau sebaliknya

mengubah data analog dari media transmisi menjadi data digital agar dapat

digunakan dalam komputer.

LAN Card dengan konektor BNC merupakan contoh NIC yang

digunakan dengan media transmisi berupa kabel coaxcial. Sedangkan untuk

media wireless dapat berupa Wireless Card.

2.3.3.3 Sistem Transmisi

Sistem transmisi digunakan untuk menghubungkan antar NIC yang

digunakan pada peralatan komputer. Ada berbagai macamn kabel yang sering

digunakan untuk LAN, mulai dari kabel elektrik yang menggunakan tembaga

sebagai media utama hingga kabel serat optik. Untuk sistem dengan wireless
dapat pula menggunakan berbagai macam jalur, seperti gelombang radio,

gelombang mikro (microwave), bluetooth, ataupun infra merah.

2.3.3.4 Access Units / Concentrators

Peralatan tambahan ini dapat dihubungkan dengan sistem transmisi

yang ada pada LAN. Semakin banyak komputer akan memerlukan NIC dan

media transmisi yang lebih banyak pula, akan tetapi dengan concentrator, hal

ini dapat diatasi karena seluruh komputer yang masuk dalam LAN dapat

dipusatkan pada concentrator ini. Sehingga peralatan ini dapat

menyederhanakan instalasi maupun pemeliharaan jaringan.

Contoh concentrator ialah hub dan switch untuk media transmisi berupa

kabel, dan Access Point (AP) untuk media wireless.

2.3.3.5 Network Software

Bila NIC berfungsi pada low level, maka fungsi-fungsi pada high level

ditangani dengan network sofware. Dengan network software, user dapat

melihat data yang ada pada layar komputer. Hasil yang didapat oleh end user

tersebut terangkum dalam Network Operating System (NOS).

2.4 Media Transmisi

Media transmisi merupakan jalur yang digunakan untuk dapat

melakukan perpindahan data, baik berupa kabel maupun nirkabel (wireless).

Dalam pemilihan media transmisi perlu mempertimbangkan aspek-aspek

sebagai berikut.
• Resistance : ketahanan terhadap pengaruh Electrical Magentic

Interface (EMI). Data yang dialirkan melalui kabel akan berupa

gelombang elektromagnetik, sehingga apabila terdapat gelombang

elektromagnetik lain di sekitar kabel dapat mengganggu atau

merusak data yang berjalan di dalam kabel.

• Bandwith : jumlah frekuensi yang dapat diakomodasi oleh media

transmisi. Dengan media yang dapat mengakomodasi jumlah

frekuensi lebih banyak, jumlah data yang dikirim atau diterima

akan lebih banyak dan dengan waktu pengiriman yang lebih cepat.

• Attenuation : luas jangkauan yang dapat diberikan oleh media

transimsi. Luas jangkau ini sendiri dikarenakan adanya hambatan

yang dimiliki media transmisi itu sendiri.

• Cost : dana yang dipunyai dan biaya yang harus dikeluarkan untuk

instalasi jaringan tetap harus dibandingkan dengan kebutuhan yang

ada.

2.4.1 Coaxcial

Gambar 2.2 Kabel coaxial

Kabel coaxial mempunyai inti yang mengalirkan data terbuat dari

tembaga yang keras (kaku). Terdapat lapisan plastik yang mengelilingi


tembaga berfungsi sebagai isolator antara tembaga dengan metal shilded.

Lapisan metal ini berfungsi untuk menghalangi gangguan lisrik dari luar.

Jenis-jenis kabel coaxial yang umumnya digunakan dalam instalasi

jarinan antara lain: RG-8 dan RG-11 (hambatan 50Ω), RG-58 (hambatan 50Ω),

RG-59 (hambatan 75Ω), dan RG-62 (hambatan 92Ω). Untuk dapat

menggunakan kabel coaxial diperlukan konektor dan terminator jenis BNC.

2.4.2 Twisted Pair

Gambar 2.3 Kabel twisted pair

Terdapat dua macam kabel twisted pair, yaitu sebagai berikut.

• Unshielded twisted pair (UTP), kabel ini memiliki dua lapisan

tembaga. Kabel ini berpilin agar gangguan dapat terkurangi.

Kecepatan transfer data dapat mencapai 10-100 Mbps dan jarak

jangkaunya berkisar hingga 100 meter.

• Shielded twisted pair (STP), karateristik dari kabel STP hampir

sama dengan kabel UTP, akan tetapi kabel STP memiliki lapisan

tambahan diantara jaket terluar dan pelindung tembaganya,

sehingga sesuai untuk digunakan pada instalasi outdoor. Kecepatan

transfer dan jarak jangkaunya sama dengan kabel UTP yaitu 10-100

Mbps dan 100 meter.


2.4.3 Fiber Optic

Gambar 2.4 Fiber optic

Kabel fiber optic menggunakan cahaya sebagai media untuk

mentransmisikan data. Cahaya tersebut dialirkan melalui kaca atau serat plastic

tipis yang berada di dalamnya.

Kecepatan transfer kabel fiber optic jauh lebih tinggi daripada jenis

kabel lainnya. Jarak jangkaunya pun lebih jauh, yaitu mencapai 2500 meter

walaupun tanpa menggunakan repeater. Untuk itu kabel ini digunakan untuk

jaringan WAN.

2.4.4 Wireless

Teknologi komunikasi data yang menggunakan wireless antara lain

sebagai berikut.

• Mobile radio menggunakan gelombang radio sebagai media

transmisinya. Pada radio mobile terdapat suatu sentral dari

komunikasi dan frekuensi yang telah ditentukan. Contoh

penggunaan dari teknologi ini ialah penggunaan Hand Talk (HT).

• Microwave, merupakan gelombnag dengan frekuansi tinggi yang

digunakan untuk point-to-point audio sinyal data. Frekuensi

microwave memerlukan garis arah langsung antara pengirim dan

penerima. Contoh penggunaannya ialah Access point dan wifi.


• Very Small Aperture Terminal (VSAT) merupakan bagian dari

satelit.. VSAT dapat mengirim dan menerima suara, data, dan

sinyal video. Setiap data yang dikirim dari VSAT ke bagian lain di

bumi akan diteruskan oleh transmitter ke satelit yang berfungsi

concentrator. VSAT mampu menangani data sampai dengan 56

Kbps.

• Mobile Satellite Communication, contoh paling dekatnya ialah

ponsel yang dikhususkan untuk berkomunikasi melalui sebuah

pemancar yang berada di bumi dan kemudian diteruskan menuju

satelit untuk dipancarkan kembali ke stasiun bumi yang lain dan

diteruskan ke user yang dituju.

2.5 Topologi Jaringan

Topologi jaringan merupakan tata letak serta struktur hubungan antara

komponen-komponen (node) dalam suatu jaringan. Topologi jaringan berkaitan

dengan mekanisme yang digunakan untuk mengelola cara station (komputer)

dalam mengakses jaringan, sehingga tidak terjadi konflik.

Terdapat beberapa macam topologi yang sering digunakan, antara lain

sebagai berikut.

• Bus

• Ring

• Star

• Mesh

• Hybrid
2.5.1 Topologi Bus

Gambar 2.5 Topologi Bus

Topologi bus menggunkan satu jalur data utama (backbone) sebagai

jalur utama komunikasi. Apabila pesan dikirim, tidak hanya komputer tujuan

yang menerima data, akan tetapi semua komputer yang tergabung di dalam

jaringan tersebut akan mendapatkan pesan yang sama.

Bila terjadi komunikasi data yang sangat padat, kemungkinan

terjadinya tabrakan (collusion) akan semakin besar dan membuat kinerja

jaringan menurun.

Kabel yang digunakan pada jaringan ini ialah kabel coaxial 50 ohm dan

dengan konektor RG58 untuk disambungkan dengan LAN Card di komputer.

Dan untuk menyambung dari kabel utama (backbone) ke kabel yang

dihubungkan ke komputer diperlukan konektor BNC. Setiap kabel ini

mempunyai jarak jangkau (atteniation) sejauh 185 meter. Bila ingin

menggunakan dengan jarak yang lebih dari itu, maka diperlukan repeater.
2.5.2 Topologi Ring

Gambar 2.6 Topologi Ring

Seluruh komputer dalam jaringan terhubung pada sebuah jalur data

yang sambung menyambung sehingga berbentuk menyerupai cincin. Setiap

komputer akan berfungsi sebagai repeater yang menerima sinyal dari komputer

sebelumnya, memperkuatnya, dan kemudian meneruskan ke komputer

berikutnya. Sehingga, topologi ring memberikan jarak jangkau yang lebih jauh.

2.5.3 Topologi Star

Gambar 2.7 Topologi Star


Ciri utama dari jaringan ini ialah adanya concentrator. Seluruh

komputer dalam jaringan dihubungkan ke pusat secara langsung tanpa melalui

komputer yang lain, sehingga setiap komputer akan memiliki jalur sendiri

untuk sampai ke pusat (concentrator).

Apabila terjadi gangguan pada salah satu komputer, maka tidak

mempengaruhi bagian jaringan yang lain.Sehingga pengaturan untuk jaringan,

baik penambahan atau pengurangan komputer hingga isolasi kerusakan, akan

lebih fleksibel. Concentrator dapat berupa hub, switch, router, ataupun multi

point repeater.

2.5.4 Topologi Mesh

Gambar 2.8 Topologi Mesh

Topologi ini menerapkan hubungan secara penuh dengan komputer

yang lain. Setiap komputer akan mempunyai jalur secara langsung ke

komputer-komputer yang lain. Sehingga setiap komputer akan memiliki

beberapa jalur untuk komunikasi data.

Pada prinsipnya, topologi mesh mirip dengan topologi star, tetapi

topologi mesh memiliki jalur ganda pada setiap komputer. Umumnya topologi
ini dikembangkan dengan ruang lingkup yang luas dengan jarak antar

komputer berjauhan.

Topologi mesh memberikan keamanan data yang lebih baik, yaitu

dengan menggunakan metode multiplexing, dimana pesan dapat dipecah-pecah

menjadi beberapa paket dan dilewatkan pada jalur yang berbeda.

2.5.5 Topologi Hybrid

Gambar 2.9 Topologi Hybrid

Topologi hybrid merupakan gabungan dari beberapa topologi (bus, ring,

star, atau mesh). Topologi hybrid dibangun untuk dapat mengkombinasikan

keunggulan-keunggulan yang dimiliki setiap topologi. Contoh topologi ini

ialah topologi pohon (tree topology). Topologi pohon merupakan perpaduan

antara topologi bus dengan topologi star.

2.6 Enkripsi

Setiap orang ketika ingin menyampaikan pesan secara pribadi, maka

orang tersebut harus menyembunyikannya dari orang yang tidak diinginkan.

Maka, pesan tersebut akan dimasukkan ke dalam amplop agar tidak dapat
dibaca langsung oleh orang lain.Untuk dapat menambah kerahaisaan surat

tersebut agar tetap tidak mudah terbaca walaupun amplopnya terbuka, maka

harus ada mekanisme tertentu agar isi dari pesan tersebut tidak dapat dengan

mudah dipahami oleh orang yang tidak diinginkan. Mekanisme tersebut dapat

disebut dengan enkripsi.

Enkripsi merupakan proses atau mekanisme untuk mengamankan

informasi dengan cara membuat informasi tersebut tidak dapat dibaca tanpa

bantuan pengetehuan atau alat khusus. Sedangkan dekripsi merupakan

algoritma atau cara yang dapat digunakan untuk membaca informasi yang telah

dienkripsi untuk dapat dibaca kembali.

2.7 Teknologi Tunneling

Teknologi tunneling dapat diibaratkan seperti kita membuat selang air

di dalam kolam untuk air mancur. Walaupun di dalam kolam terdapat banyak

sekali air, namun air yang di dalam selang tidak tercampur dengan air dari

dalam kolam hingga menjadi sebuah air mancur yang indah.

Seperti juga selang dalam kolam tersebut, teknologi tunneling juga

mengalirkan data dari pengirim hingga sampai ke penerima. Meskipun di

internet terdapat banyak sekali data, teknologi tunneling tidak akan

menghiraukannya dan hanya akan mengirimkan datanya ke tujuan.

2.8 Protokol

Protokol dapat dianalogikan sebagai bahasa pemersatu. Seperti bahasa

Indonesia yang dapat digunakan oleh semua suku di Indonesia untuk dapat

berkomunikasi dengan suku yang lain. Karena tidak mungkin terjalin


komunikasi yang baik apabila orang Jawa menggunakan bahasa Jawa untuk

berbicara dengan orang Aceh yang menggunakan bahasa Aceh.

Protokol merupakan kumpulan dari beberapa aturan yang berhubungan

dengan komunikasi data antara beberapa alat komunikasi supaya komunikasi

data dapat dilakukan dengan benar. Protokol adalah yang menspesifikasikan

secara detail bagaimana komputer berinteraksi, termasuk didalamnya format

pesan yang mereka tukar dan bagaimana kesalahan ditangani. Hubungan

telekomunikasi mencerminkan banyak aspek dari protokol dalam arti

diplomatik, beberapa sinyal diubah dengan mengirim dan menerima perangkat,

misalnya, diistilahkan dengan berjabat tangan dan berkenalan. Tiga aspek

utama komunikasi yang diperhatikan oleh protokol adalah: bagaimana data

direpresentasikan dan dikodekan, bagaimana ditransmisikan, dan bagaimana

kesalahan dan kegagalan diketahui dan ditangani.

Model referensi protokol yang digunakan sekarang ini mengacu pada

model referensi Open System Interconnection (OSI). Pada OSI terdapat tujuh

layer komunikasi, yaitu physical, data link, network, transport, session,

presentation, dan application.

Sedangkan protokol yang disepakati untuk dapat digunakan berbagai

sistem operasi ialah TCP/IP yang mempunyai empat layer, yaitu network

interface, internet, transport, dan application.


2.9 Protokol pada VPN

Terdapat lima protokol yang hingga saat ini paling banyak digunakan

untuk VPN. Kelima protokol tersebut antara lain sebagai berikut.

• Point to Point Tunneling Protocol (PPTP)

• Layer 2 Tunneling Protocol (L2TP)

• IPSec

• SOCKS

• CIPE

Protokol-protokol di atas menekankan pada authentikasi dan enkripsi

dalam VPN. Adanya sistem authentikasi akan mengijinkan klien dan server

untuk menempatkan identitas orang yang berbeda di dalam jaringan secara

benar. Enkripsi mengijinkan data yang dikirim dan diterima tersembunyi dari

publik saat melewati jaringan publik.


BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Pengertian Virtual Private Network

Virtual Private Network (VPN) adalah sebuah teknologi komunikasi

yang memungkinkan untuk dapat terkoneksi ke jaringan publik dan

menggunakannya untuk dapat bergabung dengan jaringan lokal. Dengan cara

tersebut maka akan didapatkan hak dan pengaturan yang sama seperti halnya

berada di dalam kantor atau LAN itu sendiri, walaupun sebenarnya

menggunakan jaringan milik publik.

VPN dapat terjadi antara dua end-system atau dua komputer atau antara

dua atau lebih jaringan yang berbeda. VPN dapat dibentuk dengan

menggunakan teknologi tunneling dan enkripsi. Koneksi VPN juga dapat

terjadi pada semua layer pada protocol OSI, sehingga komunikasi

menggunakan VPN dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Dengan

demikian, VPN juga dapat dikategorikan sebagai infrastruktur WAN alterbatif

untuk mendapatkan koneksi point-to-point pribadi antara pengirim dan

penerima. Dan dapat dilakukan dengan menggunakan media apa saja, tanpa

perlu media leased line atau frame relay.

3.2 Fungsi Utama Teknologi VPN

Teknologi VPN menyediakan tiga fungsi utama untuk penggunaannya.

Ketiga fungsi utama tersebut antara lain sebagai berikut.


3.2.1 Confidentially (Kerahasiaan)

Dengan digunakannnya jaringan publik yang rawan pencurian data,

maka teknologi VPN menggunakan sistem kerja dengan cara mengenkripsi

semua data yang lewat melauinya. Dengan adanya teknologi enkripsi tersebut,

maka kerahasiaan data dapat lebih terjaga. Walaupun ada pihak yang dapat

menyadap data yang melewati internet bahkan jalur VPN itu sendiri, namun

belum tentu dapat membaca data tersebut, karena data tersebut telah teracak.

Dengan menerapkan sistem enkripsi ini, tidak ada satupun orang yang dapat

mengakses dan membaca isi jaringan data dengan mudah.

3.2.2 Data Intergrity (Keutuhan data)

Ketika melewati jaringan internet, sebenarnya data telah berjalan sangat

jauh melintasi berbagai negara. Pada saat perjalanan tersebut, berbagai

gangguan dapat terjadi terhadap isinya, baik hilang, rusak, ataupun

dimanipulasi oleh orang yang tidak seharusnya. Pada VPN terdapat teknologi

yang dapat menjaga keutuhan data mulai dari data dikirim hingga data sampai

di tempat tujuan.

3.2.3 Origin Authentication (Autentikasi sumber)

Teknologi VPN memiliki kemampuan untuk melakukan autentikasi

terhadap sumber-sumber pengirim data yang akan diterimanya. VPN akan

melakukan pemeriksaan terhadap semua data yang masuk dan mengambil

informasi dari sumber datanya. Kemudian, alamat sumber data tersebut akan

disetujui apabila proses autentikasinya berhasil. Dengan demikian, VPN


menjamin semua data yang dikirim dan diterima berasal dari sumber yang

seharusnya. Tidak ada data yang dipalsukan atau dikirim oleh pihak-pihak lain.

3.3 Kelebihan VPN Dibandingkan Dengan Teknologi Leased Line

Manfaat VPN apabila dibandingkan dengan menggunakan teknologi

tradisional seperti leased line antara lain sebagai berikut.

• Biaya lebih murah

Pembangunan jaringan leased line khusus atau pribadi

memerlukan biaya yang sangat mahal. VPN dapat menjadi alternatif

yang dapat digunakan untuk dapat mengatasi permasalahan diatas.

VPN dibangun dengan menggunakan jaringan internet milik publik

tanpa perlu membangun jaringan pribadi. Dengan demikian bila ingin

menggunakan VPN hanya diperlukan koneksi internet.

• Fleksibilitas

Semakin berkembangnya internet, dan makin banyaknya user

yang menggunakannya membuat VPN juga ikut berkembang. Setiap

user dapat tergabung dalam VPN yang telah dibangun tanpa terbatas

jarak dan waktu. Fleksibilitas dapat dicapai apabila user tersebut

terkoneksi dengan internet dan mendapat ijin menggunakan VPN.

• Kemudahan pengaturan dan administrasi

Keseluruhan VPN dapat diatur dalam server VPN sendiri, dan

untuk dapat digunakan oleh klien, maka perlu diinstal aplikasi VPN

pada klien. Hal ini tentu lebih mudah apabila dibandingkan dengan

menggunakan leased line yang masih perlu memonitor modem.


• Mengurangi kerumitan pengaturan dengan teknologi tunneling

Tunneling atau terowongan merupakan kunci utama pada VPN.

Koneksi pribadi dalam VPN dapat terjadi dimana saja selama terdapat

tunnel yang menghubungkan pengirim dan penerima data. Dengan

adanya tunnel ini, maka tidak diperlukan pengaturan-pengaturan lain

yang ada di luar tunnel tersebut, asalkan sumber dari tunnel tersebut

dapat menjangkau tujuannya.

3.4 Perangkat VPN

Pada dasarnya, semua perangkat komputer yang dilengkapi dengan

fasilitas pengalamatan IP dan diinstal dengan aplikasi pembuat tunnel dan

algoritma enkripsi dan dekripsi, dapat dibangun komunikasi VPN di dalamnya.

Komunikasi VPN dengan tunneling dan enkripsi ini dapat dibangun antara

sebuah router dengan router yang lain, antara sebuah router dengan beberapa

router, antara PC dengan server VPN concentrator, antara router atau PC

dengan firewall berkemampuan VPN, dan masih banyak lagi.

3.5 Jenis-jenis VPN

VPN memang telah menjadi sebuah teknologi alternatif sejak lama.

Dunia bisnis juga telah menggunakan VPN sebagai kunci dari proses

bisnisnya. Seperti misalnya dipergunakan untuk melayani pemesanan tiket

perjalanan, transaksi perbankan, transaksi informasi keuangan, dan berbagai

sektor penting lain juga telah mempercayakan penggunaan VPN. Berdasarkan

user yang terkoneksi dengan VPN dan bentuk fasilitas yang diperoleh oleh
user yang terkoneksi dengan VPN, maka VPN dapat dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu sebagai berikut.

3.5.1 Intranet VPN

Intranet merupakan koneksi VPN yang membuka jalur komunikasi

pribadi menuju ke jarinan lokal yang bersifat pribadi melalui jaringan publik

seperti internet. Dengan melalui VPN jenis ini, user dapat langsung mengakses

file-file kerja dengan leluasa tanpa terikat tempat dan waktu. Apabila

dianalogikan pada sebuah perusahaan, koneksi ke kantor pusat dapat dilakukan

dari mana saja, dari kantor pusat menuju ke kantor cabang dapat pula dibuat

koneksi pribadi, dan juga dari kantor juga memungkinkan untuk dibuat jalur

komunikasi pribadi yang ekonomis.

3.5.2 Ekstranet VPN

Ekstranet VPN merupakan fasilitas VPN yang diperuntukkan bagi

pihak-pihak dari luar anggota organisasi atau perusahaan, tetapi masih

memiliki hak dan kepentingan untuk dapat mengakses data dalam kantor. Pada

umumnya user dari VPN dari jenis ini merupakan customer, vendor, partnet

dan supplier dari suatu perusahaan.

3.6 Model Remote Access VPN

VPN merupakan sebuah proses remote access yang bertujuan

mendapatkan koneksi ke jaringan private tujuannya. Proses remote accsess

VPN tersebut dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan oleh siapa proses
remote access VPN tersebut dilakukan. Kedua jenis tersebut antara lain sebagai

berikut.

3.6.1 Client-initiated

Secara harfiah, client-initiated merupakan pihak klien yang berinisiatif

untuk melakukan sesuatu. Pada VPN jenis ini, ketika sebuah komputer ingin

membangun koneksi VPN maka PC tersebutlah yang berusaha membangun

tunnel dan melakukan proses enkripsi hingga mencapai tujuannya dengan

aman. Namun, proses ini tetap mengandalkan jasa dari jaringan Internet

Service Provider (ISP) yang dapat digunakan untuk umum. Clien-initiated

digunakan oleh komputer-komputer umum dengan mengandalkan VPN server

atau VPN concentrator pada jaringan tujuannya.

3.6.2 Network Access Server-initiated

Berbeda dengan clien-initiated, VPN jenis network access server-

initiated ini tidak mengharuskan clien untuk membuat tunnel dan melakukan

enkrpsi dan dekripsi sendiri. VPN jenis ini hanya mengharuskan user

melakukan dial-in ke network access server (NAS) dari ISP. Kemudian, NAS

tersebut yang membangun tunnel menuju ke jaringan private yang dituju oleh

klien tersebut. Dengan demikian, koneksi VPN dapat dibangun dan

dipergunakan oleh banyak klien dari manapun, karena pada umumnya NAS

milik ISP tersebut memang dibuka untuk umum.


3.7 Teknologi VPN

Gambar 3.1 Teknologi VPN

Virtual Private Network merupakan perpaduan dari teknologi tunneling

dengan teknologi enkripsi. Berikut penjelasan menganai kedua teknologi

tersebut.

3.7.1 Teknologi Tunneling

Teknologi tunneling merupakan teknologi yang bertugas untuk

manangani dan menyediakan koneksi point-to-point dari sumber ke tujuannya.

Disebut tunnel karena koneksi point-to-point tersebut sebenarnya terbentuk

dengan melintasi jaringa umum, namun koneksi tersbut tidak mempedulikan

paket-paket data milik orang lain yang sama-sama melintasi jaringan umum

tersebut, tetapi koneksi tersebut hanya melayani transportasi data dari

pembuatnya.Hal ini sama dengan seperti penggunaan jalur busway yang pada

dasarnya menggunakan jalan raya, tetapi dia membuat jalur sendiri untuk dapat

dilalui bus khusus.


Koneksi point-to-point ini sesungguhnya tidak benar-benar ada, namun

data yang dihantarkannya terlihat seperti benar-benar melewati koneksi pribadi

yang bersifat point-to-point.

Teknologi ini dapat dibuat di atas jaringan dengan pengaturan IP

Addressing dan IP Routing yang sudah matang. Maksudnya, antara sumber

tunnel dengan tujuan tunnel telah dapat saling berkomunikasi melalui jaringan

dengan pengalamatan IP. Apabila komunikasi antara sumber dan tujuan dari

tunnel tidak dapat berjalan dengan baik, maka tunnel tersebut tidak akan

terbentuk dan VPN pun tidak dapat dibangun.

Apabila tunnel tersebut telah terbentuk, maka koneksi point-to-point

palsu tersebut dapat langsung digunakan untuk mengirim dan menerima data.

Namun, di dalam teknologi VPN, tunnel tidak dibiarkan begitu saja tanpa

diberikan sistem keamanan tambahan. Tunnel dilengkapi dengan sebuah sistem

enkripsi untuk menjaga data-data yang melewati tunnel tersebut. Proses

enkripsi inilah yang menjadikan teknologi VPN menjadi mana dan bersifat

pribadi.

3.7.2 Teknologi Enkripsi

Teknologi enkripsi menjamin data yang berlalu-lalang di dalam tunnel

tidak dapat dibaca dengan mudah oleh orang lain yang bukan merupakan

komputer tujuannya. Semakin banyak data yang lewat di dalam tunnel yang

terbuka di jaringan publik, maka teknologi enkripsi ini semakin dibutuhkan.

Enkripsi akan mengubah informasi yang ada dalam tunnel tersebut menjadi

sebuah ciphertext atau teks yang dikacaukan dan tidak ada artinya sama sekali
apabila dibaca secara langsung. Untuk dapat membuatnya kembali memiliki

arti atau dapat dibaca, maka dibutuhkan proses dekripsi. Proses dekripsi terjadi

pada ujung-ujung dari hubungan VPN. Pada kedua ujung ini telah menyepakati

sebuah algoritma yang aka digunakan untuk melakukan proses enkripsi dan

dekripsinya. Dengan demikian, data yang dikirim aman sampai tempat tujuan,

karena orang lain di luar tunnel tidak memiliki algoritma untuk membuka data

tersebut.

3.8 Point to Point Tunneling Protocol (PPTP)

PPTP merupakan protokol jaringan yang memungkinkan pengamanan

transfer data dari remote client ke server pribadi perusahaan dengan membuat

sebuah VPN melalui TCP/IP.

Teknologi jaringan PPTP merupakan pengembangan dari remote access

Point-to-Point protocol yang dikeluarkan oleh Internet Engineering Task Force

(IETF). PPTP merupakan protokol jaringan yang merubah paket PPP menjadi

IP datagrams agar dapat ditransmisikan melalui intenet. PPTP juga dapat

digunakan pada jaringan private LAN-to-LAN.

PPTP terdapat sejak dalam sistem operasi Windows NT server dan

Windows NT Workstation versi 4.0. Komputer yang berjalan dengan sistem

operasi tersebut dapat menggunakan protokol PPTP dengan aman untuk

terhubung dengan private network sebagai klien dengan remote access melalui

internet. PPTP juga dapat digunakan oleh komputer yang terhubung dengan

LAN untuk membuat VPN melalui LAN.


Fasilitas utama dari penggunaan PPTP adalah dapat digunakannya

public-switched telephone network (PSTNs) untuk membangun VPN.

Pembangunan PPTP yang mudah dan berbiaya murah untuk digunakan secara

luas, menjadi solusi untuk remote users dan mobile users karena PPTP

memberikan keamanan dan enkripsi komunikasi melalui PSTN ataupun

internet.

Umumnya terdapat tiga komputer yang diperlukan untuk membangun

PPTP, yaitu sebagai berikut.

• Klien PPTP

• Network access server (NAS)

• Server PPTP

Akan tetapi tidak diperlukan network access server dalam membuat

PPTP tunnel saat menggunakan klien PPTP yang terhubung dengan LAN untuk

dapat terhubung dengan server PPTP yang terhubung pada LAN yang sama.

3.8.1 Klien PPTP

Komputer yang mendukung PPTP dapat terhubung ke server PPTP

dengan dua cara, antara lain sebagai berikut.

• Dengan menggunakan Network access server (NAS) milik ISP

yang mendukung koneksi PPP.

• Dengan menggunakan physical TCP/IP pada LAN sendiri untuk

terhubung ke server PPTP.

Klien PPTP yang menggunakan NAS milik ISP harus disetting dengan

menggunakan modem dan peralatan VPN untuk membuat koneksi sendiri ke


ISP dan server PPTP. Koneksi pertama adalah dial-up menggunakan protokol

PPP melalui modem ke ISP. Koneksi kedua adalah VPN dengan menggunakan

PPTP, melalui modem dan koneksi ISP, ke tunnel melalui koneksi pertama

karena tunnel antar peralatan VPN telah dibangun dengan menggunakan

modem dan koneksi PPP ke internet.

Persyaratan kedua koneksi diatas tidak dapat dilakukan pada saat

komputer menggunakan PPTP untuk membuat VPN diantara komputer yang

secara fisik terhubung ke jaringan private perusahaan. Pada skenario tersebut,

klien PPTP telah siap untuk terhubung ke jaringan dan hanya menggunakan

jaringan dial-up dengan peralatan VPN untuk membuat koneksi ke server

PPTP pada LAN.

Paket PPTP dari klien remote access PPTP dan klien lokal LAN PPTP

di proses secara berbeda-beda. Paket PPTP dari klien remote access PPTP

ditempatkan pada media fisik peralatan komunikasi, saat Paket PPTP dari

klien LAN PPTP ditempatkan pada media fisik network adapter seperti

dijelaskan pada gambar di bawah ini.

3.8.2 Network Access Server (NAS) pada ISP

ISP menggunakan NAS untuk mendukung klien yang dial in

menggunakan sebuah protokol, seperti SLIP atau PPP, untuk mendapatkan

akses ke internet. Bagaimanapun untuk mendukung PPTP yang dapat

digunakan klien, NAS harus memiliki fasilitas PPP.


NAS milik ISP didesain dan dibangun untuk mengakomodasi klien dial

in yang sangat banyak. NAS dibuat oleh perusahaan seperti 3Com, Ascend,

ECI telematics, dan U.S. Robotics, yang menjadi anggota dari forum PPTP.

ISP yang memberikan pelayanan PPTP dengan memperbolehkan klien

menggunakan NAS untuk PPTP dapat mendukung Windows +95, Windows

NT versi 3.5 dan 3.51, sama baiknya seperti pada klien PPP, seperti Apple

Macintosh atau UNIX. Klien tersebut dapat menggunakan koneksi PPP ke

server ISP. Server ISP bertugas sebagai klien PPTP dan terhubung ke server

PPTP pada jaringan private, membuat PPTP tunnel dari server ISP ke server

PPTP.

3.8.3 Server PPTP

Server PPTP merupakan server dengan kemampuan routing yang

terhubung ke jaringan private dan internet. Dalam hal ini, server PPTP

diartikan sebagai komputer yang menjalankan windows NT server versi 4.0

dan RAS. PPTP diinstall sebagai protokol jaringan. Dengan instalasi tersebut,

PPTP disetting dengan menambahkan virtual device layaknya VPN ke RAS

dan dial-up networking.

3.9 Arsitektur PPTP

Komunikasi yang aman dibuat dengan menggunakan protokol PPTP

melewati tiga proses, dimana setiap proses tersebut membutuhkan seleseinya

proses yang sebelumnya. Ketiga proses tersebut berjalan dengan cara sebagai

berikut.
• PPTP Connection and Communication. Klien PPTP

menggunakan PPP untuk terhubung ke ISP dengan menggunakan

jalur telepon standar atau ISDN line. Koneksi tersebut

menggunakan protokol PPP untuk membangun koneksi dan

enkripsi paket data.

• PPTP Control Connection. Menggunakan koneksi ke internet yang

telah dibangun oleh protokol PPP, protokol PPTP membuat sebuah

control connection dari klien PPTP ke server PPTP di internet.

Koneksi tersebut menggunaka TCP untuk membagun koneksi dan

ini disebut dengan PPTP tunnel.

• PPTP Data Tunneling. Akhirnya protokol PPTP membuat IP

datagrams yang di dalamnya terdapat enkripsi paket PPP yang

kemudian dikirim melalui PPTP tunnel ke server PPTP. Server

PPTP membongkar IP datagram dan mendekripsi paket PPP dan

kemudian merutekan paket yang telah didekripsi ke jaringan

private.

3.10 PPTP Control Connection

Protokol PPTP menspesifikasikan seri pengiriman dari control message

antara PPTP-enabled client dan server PPTP. Control message membangun,

memelihara dan mengakhiri PPTP tunnel. Berikut ini merupakan daftar yang

dibuat oleh control message dasar yang digunakan untuk membuat dan

memelihara PPTP tunnel.


Tabel 3.1 PPTP Control Message Type

Tipe Message Manfaat


PPTP_START_SESSION_REQUEST Permintaan untuk memulai Session
PPTP_START_SESSION_REPLY Untuk menjawab start session
PPTP_ECHO_REQUEST Maintain session
PPTP_ECHO_REPLY Untuk menjawab Maintain session
PPTP_WAN_ERROR_NOTIFY Laporan error pada koneksi PPP
PPTP_SET_LINK_INFO Merubah setting koneksi antara

klien dan server PPTP


PPTP_STOP_SESSION_REQUEST Mengakhiri session
PPTP_STOP_SESSION_REPLY Untuk menjawab stop session

Control message ditransmisikan pada paket kontrol pada TCP

datagram. Satu koneksi TCP dibangun antara klien PPTP dan server PPTP.

Koneksi tersebut digunakan untuk menukar control message. Control messages

dikirim dengan TCP datagram. Datagram terdiri dari PPP header, TCP header,

PPTP control message dan trailer.

Gambar 3.2 PPTP TCP Datagram dengan Control Messages

Penukaran message antara klien PPTP dan server PPTP melalui koneksi

TCP digunakan untuk membuat dan memelihara PPTP tunnel.


Gambar 3.3 PPTP Control Connection ke server PPTP melalui PPP

Connection menuju ISP

Catatan pada ilustrasi di atas, control connection merupakan skenario

dimana klien remote access adalah klien PPTP itu sendiri. Pada skenario

tersebut dimana klien remote access bukanlah PPTP-enabled dan tidak

menggunakan PPTP-enabled NAS milik ISP, PPTP control connection dimulai

di server ISP.

3.11 Protokol PPP (Point to Point Protocol)

PPP merupakan remote access protocol yang digunakan oleh PPTP

untuk mengirim multi-protocol data melewati TCP/IP. PPP meringkas IP, IPX,

dan NetBEUI packet antara PPP frames dan mengirim ringkasan paket tersebut

dengan membuat hubungan point-to-point antara komputer pengirim dan

penerima.

Umumnya PPTP dimulai saat klien melakukan dial-up ke NAS milik

ISP. Protokol PPP digunakan untuk membuat koneksi dial-up antara klien dan

NAS dan memberikan tiga fungsi berikut ini.

• Memulai dan mengakhiri physical connection. Protokol PPP

menggunakan urutan yang didefinisikan pada RFC 1661 untuk

membangun dan menjaga koneksi antar remote computers.

• Authenticates users. Klien PPTP diautentikasi dengan oleh

protokol PPP. Menjelaskan text, mengenkripsi, ataupun Microsoft

encryption authentication dapat digunakan oleh protokol PPP.


• Membuat PPP datagrams yang terdiri dari enkripsi IPX,

NetBEUI, atau TCP/IP packets. PPP membuat datagrams yang

terdiri dari satu atau lebih enkripsi, TCP/IP, IPX, atau NetBEUI

data packet. Karena paket tersebut terenkripsi, semua trafik antara

klien PPP dan NAS akan aman.

Ilustrasinya sepeti gambar berikut ini.

Gambar 3.4 Dial-Up Networking PPP Connection ke ISP

Untuk beberapa situasi, remote clients mungkin memiliki akses

langsung ke TCP/IP network, seperti internet. Misalnya, sebuah laptop dengan

network card dapat menggunakan hotspot internet pada ruang rapat. Dengan

koneksi IP secara langsung tersebut, inisial koneksi PPP ke ISP tidak

diperlukan. Klien tersebut dapat menginisialisasikan koneksi ke server PPTP

tanmpa membuat koneksi pertama ke ISP.


BAB IV

VPN Dengan Protokol PPTP

4.1 Cara kerja VPN dengan protokol PPTP

Keunikan dalam pembangunan PPTP diawali dengan adanya remote

dan mobile PPTP client yang memerlukan akses ke jaringan private perusahaan

dengan menggunakan jasa Internet Service Provider (ISP) lokal. Klien yang

menggunakan komputer dengan sistem operasi windows NT server versi 4.0

atau windows NT workstation versi 4.0 menggunakan dial-up dan remote

access protocol PPP untuk terhubung dengan ISP.

Klien terhubung ke network access server (NAS) yang merupakan

fasilitas dari ISP. Sekali terhubung, maka klien dapat mengirim dan menerima

paket data melalui internet. NAS tersebut menggunakan protokol TCP/IP untuk

seluruh trafik ke internet.

Setelah klien membuat koneksi PPP ke ISP, koneksi yang kedua ialah

panggilan dial-up networking yang dibuat melalui koneksi PPP yang telah

dibuat sebelumnya. Data terkirim menggunakan koneksi kedua tersebut dimana

IP datagramnya terdapat paket PPP, seperti pada paket PPP yang telah teringkas

(encapsulated).

Kedua panggilan tersebut adalah untuk membuat koneksi VPN ke

server PPTP pada jaringan private perusahaan, hal ini dikenal dengan istilah

tunnel. Seperti dijelaskan dengan gambar berikut ini.


Gambar 4.1 PPTP tunnel

Tunneling merupakan proses mengirim paket ke komputer pada

jaringan private dengan menggunakan jaringan lain seperti internet. Network

routers yang lain tidak dapat mengakses komputer yang berada di jaringan

private. Bagaimanapun, tunneling memungkinkan routing network untuk

mengalirkan data ke komputer perantara, seperti server PPTP, yang

dikoneksikan ke routing network dan jaringan pivate. Keduanya, klien PPTP

dan server PPTP, menggunakan tunneling untuk mengamankan paket ke

komputer pada jaringan private dengan menggunakan routers yang hanya

mengetahui alamat dari jaringan private server perantara.

Saat server PPTP menerima paket dari routing network, paket tersebut

akan dikirim melalui jaringan private ke komputer tujuan. Server PPTP

melakukannya dengan cara memproses paket PPTP untuk mendapatkan nama

atau alamat informasi komputer yang tercantum pada paket PPP yang

diringkas. Paket yang telah diringkas tersebut dapat berisi multi protocol data

seperti TCP/IP, IPX, atau NetBUI. Karena server PPTP disetting untuk

komunikasi melewati jaringan private dengan menggunakan protocol private

network, maka PPTP memungkinkan untuk membaca paket dari berbagai

protokol. Paket dikirim dari klien PPTP ke server PPTP melewati PPTP tunnel

menuju ke komputer tujuan pada jaringan private.


Gambar 4.2 Koneksi jaringan dial-up klien PPTP ke Private

Network

Ringkasan PPTP (PPTP encapsulated ) dienkripsi dan paket PPP

dicompress menjadi IP datagram untuk ditransmisikan melalui internet. IP

datagram tersebut di rutekan melalui internet hingga mencapai server PPTP

yang terhubung ke intrenet dan private network. Server PPTP membongkar IP

datagram menjadi PPP packet dan kemudian mendekripsikannya menggunakan

protocol jaringan dari jaringan private. Seperti dijabarkan sebelumnya,

protocol pada jaringan private yang mendukung PPTP antara lain IPX,

NetBEUI, atau TCP/IP.


Gambar 4.3 Penempatan paket PPTP pada Network Media

Ilustrasi diatas menggambarkan bagaimana PPTP diringkas menjadi

PPP paket dan kemudian menempatkan outgoing PPTP packet pada modem,

ISDN, atau LAN.

4.2 Transmisi Data PPTP

Setelah PPTP tunnel dibangun, data dari user ditransmisikan antara

klien dan server PPTP. Data tersebut ditransmisikan pada IP datagrams yang

memiliki paket PPP. IP datagrams tersebut dibuat dengan menggunakan

protokol Internet Generic Routing Encapsulation (GRE) yang telah mengalami

perubahan. IP datagrams dibuat oleh PPTP dijabarkan sebagai berikut


Gambar 4.4 IP datagram dengan paket PPP terenkripsi yang dibuat PPTP

IP delivery header memberikan informasi penting untuk datagram

untuk melintasi internet. GRE header digunakan untuk meringkas paket PPP ke

dalam IP datagram. Paket PPP telah dibuat oleh RAS. Paket PPP merupakan

salah satu blok yang tidak dapat dimengerti karena telah dienkripsi. Sekalipun

IP datagram disabotase, paket tersebut hampir tidak mungkin untuk didekripsi.

4.3 Keamanan VPN dengan menggunakan PPTP

PPTP memberikan fasilitas keamanan dalam transmisi data dengan

adanya autentikasi dan enkripsi kepada klien. PPTP juga dapat memberikan

proteksi pada server PPTP dan juga jaringan private dengan cara menolak

paket-paket dari internet kecuali paket PPTP.

4.3.1 Autentikasi

Pada saat klien dial in, NAS milik ISP akan meminta autentikasi dari

klien. Akan tetapi, autentikasi ini bukanlah autentikasi yang terdapat dalam

fasilitas Windows sebagai sistem operasi yang digunakan. Apabila server PPTP

menggunakan sistem operasi Windows NT, maka klien diharuskan untuk

memberikan username dan password.


Windows NT mempunyai directory yang berisi tentang User

Management. Fasilitas tersebut menjadikan pemusatan administrasi untuk user

account. Sehingga hanya, user yang ada pada directory tersebut yang dapat

menggunakan VPN. Manajemen user account yang baik akan meminimalkan

kerawanan keamanan.

Memiliki password yang aman jugag sangat penting dalam

pembangunan VPN dengan protokol PPTP, karena di internet banyak tersedia

program yang dapat membongkar password dengan cara mengacak berbagai

macam kombinasi username dan password. Password yang aman dapat

menggunakan berbagai huruf kecil, huruf kapital, angka, dan karakter khusus.

4.3.2 Access Control

Setelah autentikasi, seluruh akses ke jaringan private LAN dilanjutkan

dengan adanya model keamanan dengan berbasis Windows NT. Segala Akses

terhadap sumber daya pada jaringan membutuhkan ijin. Direkomendasikan

untuk menggunakan NTFS file system pada sumber daya yang dapat diakses

oleh klien.

4.3.3 Enkripsi Data

Untuk enkripsi data, PPTP menggunakan RAS shared-secret. Metode

ini dinamana shared-secret jarena kedua end-connection saling berbagi kunci

enkripsi. Implentasi pada Microsoft, shared-secret menggunakan user

password.
PPTP menggunkan skema enkripsi PPP dan PPP compression.

Username dan password klien PPTP tersedia di dalam server PPTP dan

diberikan kepada kliennya. Standar yang digunakan untuk membuatnya ialah

40-bit session key. Kunci tersebut digunakan untuk mengenkripsi seluruh data

yang akan melewati internet, menjaga koneksi dan keamanan.

Seperti yan telah dijelaskan sebelumnya bahwa paket PPP berisi blok

data yang dienkripsi dan kemudian diringkas menjadi IP datagram untuk di

rutekan melalui internet ke server PPTP. Apabila ada hacker yang mencoba

membaca IP datagram tersebut, maka hacker tersebut hanya akan menemukan

media header, IP header, dan paket PPP yang berisi blok data yang terenkripsi.

4.3.4 PPTP Packet Filtering

Berbagai tindak kejahatan di internet yang mengganggu komputer dapat

dikurangi dengan menggunakan fasilitas PPTP filtering pada server PPTP. Pada

saat PPTP filtering digunakan, server PPTP pada jaringan private menerima

dan merutekan hanya paket dari authentication users.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Selain PPTP, VPN juga dapat menggunakan protokol yang lain seperti

L2TP, IPSec, SOCKS, ataupun CIPE. PPTP merupakan protokol yang didesain

oleh Microsoft agar dapat berjalan di Windows dan Linux platforms. Oleh

karena itu, algoritma enkripsi yang digunakan juga didesain oleh Microsoft dan

tidak mendukung header compression. PPTP juga membutuhkan jaringan

perantara yang mendukung IP protocol.

Sedangkan IPSec dapat berjalan pada berbagai sistem operasi seperti

Windows, Linux, dan Macintosh. IPSec menggunakan DES/3DES encryption

dan mendukung header compression. IPSec mempunyai kebutuhan yang

minimal, yaitu hanya membutuhkan paket berbasis point-to-point connectivity.

Pemilihan protokol sendiri tergantung pada jaringan yang digunakan.

Apabila banyak klien yang menggunakan Windows, maka sebaiknya

nenggunakan protokol PPTP. Namun, apabila membangun VPN yang

menggunkan server bukan Microsoft atau Linux, maka dapat menggunakan

protokol IPSec.

5.2 Saran

Keamanan yang menjadi manfaat utama pada teknologi VPN dengan

protokol PPTP dapat dirasakan apabila juga didukung oleh keamanan jaringan

lokalnya sendiri. Pada saat data dienkrispsi dan dilewatkan tunnel data tersebut
tidak dapat dibaca oleh user yang tidak diinginkan. Akan tetapi, pada saat data

tersebut dibuka di server PPTP yang kemudian disalurkan ke user tujuan yang

berada pada LAN yang sama dengan server, memungkinkan user lain pada

LAN yang sama untuk menyabotase data tersebut. Karena jaringan lokal

sendiri belum tentu juga menggunakan teknologi VPN tersebut.

You might also like