You are on page 1of 9

LAPORAN UKM

F.3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK SERTA KELUARGA BERENCANA Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan pada Anak dengan KPSP

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh Program Dokter Internship Puskesmas Mergangsan

OLEH :

dr. Imelda Ika Aprilia

PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA 2013

HALAMAN PENGESAHAN
Nama : dr. Imelda Ika Aprilia

Judul Laporan Kasus : Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan pada Anak dengan KPSP

Yogyakarta, Agustus 2013 Mengetahui Dokter Pendamping

dr. Heronita Purnamasari NIP. 19811111 200902 2005

BAB I PENDAHULUAN
Anak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia merupakan dambaan setiap orang tua. Agar dapat mencapai hal tersebut terdapat berbagai kriteria yang harus terpenuhi dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, salah satunya adalah faktor keturunan atau genetika. Namun, selain faktor keturunan masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi kualitas seorang anak. Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik/keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial. Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini sering juga disebut sebagai fase Golden Age. Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa golden age dapat meminimalisir kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga kelaianan yang bersifat permanen dapat dicegah. Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi, dan sosial. Pemantauan tersebut harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Sedini mungkin pemantauan dapat dilakukan oleh orang tua. Selain itu pemantauan juga dapat dilakukan oleh masyarakat melalui kegiatan posyandu dan oleh guru di sekolah. Oleh karena itu, pengetahuan tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak perlu dimiliki oleh orang tua, guru, dan masyarakat. Skrining perkembangan untuk deteksi dini pada setiap anak penting dilakukan, terutama pada anak sampai usia 3 tahun agar bila ditemukan kecurigaan penyimpangan perkembangan dapat segera dilakukan intervensi dini sebelum terjadi kelainan. Dari beberapa sumber kepustakaan didapatkan bahwa
3

intervensi pada anak dengan kecurigaan penyimpangan perkembangan sebaiknya dilakukan sebelum usia 3 tahun. Ada beberapa jenis alat/cara untuk melakukan penilaian/skrining perkembangan pada seorang anak, satu di antaranya yang sudah terbukti menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas baik adalah menggunakan Denver II. Denver II merupakan salah satu skrining yang telah banyak digunakan oleh profesi kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Tidak pada semua anak dapat dilakukan skrining perkembangan karena yang biasa melakukan adalah dokter anak, dan memerlukan biaya cukup mahal, sementara Departemen Kesehatan RI mengharapkan pada tahun 2010, 80% anak balita sudah dilakukan skrining perkembangan agar dapat dilakukan intervensi dini terhadap anak yang dicurigai mengalami gangguan perkembangan. Depkes RI pada tahun 2005 mengeluarkan revisi buku deteksi dini tumbuh kembang yang bertujuan identifikasi dini perkembangan anak di tingkat terbawah, yaitu tingkat kecamatan, berupa kuesioner praskrining perkembangan (KPSP). Metode KPSP ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan seorang anak apakah sesuai dengan usianya ataukah ditemukan kecurigaan penyimpangan, KPSP dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan ataupun tenaga non kesehatan yang terlatih

BAB II PEMBAHASAN
II.1. Definisi Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukurdengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dankeseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh). Perkembangan(development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru. Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di setiap kelompok umur dan masingmasing organ juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat, yaitu masa janin, masa bayi 0 1 tahun, dan masa pubertas. Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan, sehingga setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Perkembangan fase awal meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan perkembangan fase selanjutnya. Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat

mempengaruhi aspek lainnya.

II.2.

Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini

mungkin sejak anak dilahirkan. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita, yang disebut juga anak usia dini. Melalui deteksi dini dapat diketahui penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal. Penilaian pertumbuhan dan perkembangan meliputi dua hal pokok, yaitu penilaian pertumbuhan fisik dan penilaiann perkembangan. Masing-masing penilaian tersebut mempunyai parameter dan alat ukur tersendiri.

II.3. Waktu dan Penyelenggaraan Pelatihan Kader dalam Melakukan KPSP Waktu dan tempat Jumat, 18 Juli 2013 Pukul: 13.30 16.00 Tempat: Rumah Bu Harjo

II.4. Materi dalam pelaksanaa Pelatihan KPSP 1. Materi yang diberikan adalah mengenai pentingnya screening dan deteksi dini mengenai tumbuh kembang pada anak dan balita. 2. Bagaimana cara pengisian dan screening dengan menggunakan KPSP 3. Bagaimana cara melakukan pelaporan ke puskesmas mengenai Deteksi dini Tumbuh kembang yang dilakukan di puskesmas

II.5

Kendala dalam pelaksanaan Pelatihan KPSP Dalam pelaksanaannya, Kendala Pengajaran Kepada Kader Mengenai

Deteksis dini penyimpangan Perkembangan, terutama dengan KPSP adalah terlalu banyaknya kuesioner yang ada dan waktu yang singkat pada pelaksanaan posyandu membuat kader bingung bagaimana harus melakukan. Kendala kedua adalah para kader merasa kurangnya acuan, informasi, dan panduan yang diberikan oleh puskesmas mulai bagaimana pemeriksaannya, penilaian, interpretasinya serta pelaporan kepuskesmasnya.

BAB III EVALUASI KEGIATAN


Kesulitan Kader melakukan Skrining Deteksi sini penyimpangan Perkembangan Tumbuh kembang pada anak dikarenakan kurangnya panduan dan informasi yang diberikan oleh puskesmas. Screening melalui KPSP adalah yang termudah dilakukan oleh orang non medis dan tingkat keefektifannyapun tidak berbeda jauh dengan denver. Namun pada pelaksanaan para kader yang sebagian besar berusia lebih dari 50 tahun ,tetap masih bingungt entang bagaimana cara peaksaanaanya mungkin dengan pelatihan secara intensif dan terjun langsung (learning by doing) hal itu lebih dapat memudahkan kader dalam memahami mengenai cara melakukan pemeriksaan KPSP.

You might also like