You are on page 1of 27

PLEIDOOI PENASIHAT HUKUM TERDAKWA

Dalam Perkara Pidana Nomor Register: 60/Pid.B/2006/PN.PLG Pengadilan Negeri Palembang Atas Nama Terdakwa : Jadul bin Assoy
Kepada Yth. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Palembang Pemeriksa Perkara Pidana No. Reg. 60/Pid.B/2006/PN.PLG Pengadilan Negeri Palembang Jalan Kapt. A. Rivai No. 10 Palembang, Sumatera Selatan

Dengan Hormat, Bertandatangan di bawah ini, Yanu Meno S.H. dan Dicky Irvan S.H., para Advokat pada Lembaga Bantuan Hukum PANDAWA LIMA yang berkantor di Jl. K.H. Ahmad Dahlan 149, Duku, Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 4 Februari 2006 yang telah didaftarkan pada kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Palembang dengan No. Reg. 60/2006/SK tertanggal 6 Februari 2006, dalam hal ini bertindak sebagai Penasihat Hukum Terdakwa JADUL bin ASSOY. Sehubungan dengan disampaikan dan dibacakannya Surat Tuntutan Pidana dalam perkara atas nama Terdakwa JADUL bin ASSOY oleh Penuntut Umum pada tanggal 20 Februari 2006, maka Kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa pada kesempatan ini akan menyampaikan dan membacakan Nota Pembelaan atau Pleidooi Kami, yang akan Kami susun dengan sistematika sebagai berikut : I. II. III. IV. V. VI. VII. Pendahuluan Tentang Surat Dakwaan dan Surat Tuntutan Pidana Fakta-Fakta yang Terungkap di Persidangan Tanggapan atas Fakta-Fakta yang Terungkap di Persidangan. Analisis Fakta/Rekonstruksi Peristiwa Analisis Yuridis Kesimpulan dan Permohonan

Halaman 1 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

I. PENDAHULUAN

Majelis Hakim Yang Terhormat, Saudara Penuntut Umum Yang Terhormat, Segenap Pemerhati Sidang Yang Terhormat, Pertama-tama Kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah mengizinkan Kita sesuai dengan proporsi masing-masing di dalam proses pencarian keadilan bagi seorang anak manusia yang saat ini didudukkan sebagai Terdakwa. Dengan identitas sebagai berikut : Nama Lengkap Tempat Lahir Umur/Tanggal Lahir Jenis kelamin Kebangsaan Tempat tinggal : : : : : : JADUL bin ASSOY Palembang, Sumatera Selatan 32 (tiga puluh dua) tahun/ 7 Januari 1974 Laki-laki Indonesia Jalan Kelabu Lorong Merdeka No. 13, RT 04 RW 09, Kelurahan Sekip Jaya, Kecamatan Ilir Timur I, Palembang, Agama Pekerjaan Pendidikan : : : Sumatera Selatan Islam Swasta SMA

Dari lubuk hati yang terdalam, Kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa, Terdakwa beserta segenap keluarganya ingin menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya dan rasa hormat Kami yang setulustulusnya kepada Majelis Hakim yang telah menata jalannya persidangan ini sedemikian rupa sehingga pemeriksaan perkara ini dapat terselenggara secara teliti dan cermat. Dalam kesempatan ini, Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Penuntut Umum yang dalam kapasitasnya berusaha mengupayakan keadilan bagi masyarakat. Perkara yang Kita hadapi saat ini bukanlah perkara sumir biasa. Perkara ini adalah perkara besar dengan ancaman pidana yang berat dan akan membuat nestapa bagi Terdakwa selama hidupnya. Dan lagipula perkara ini menyangkut berbagai aspek kehidupan yaitu Budaya. Hukum, Sosial dan

Halaman 2 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Untuk itu adalah wajar apabila Kami memaparkan latar belakang kehidupan Terdakwa karena seperti yang telah Kami uraikan di atas perkara ini menyangkut berbagai aspek kehidupan dimana menurut Kami perkara ini tidak terlepas dari permasalahan psikologi, kejiwaan dan sosiologi. Pada bulan Agustus 2003, ibu Terdakwa meninggal dunia. Dimana sosok ibu bagi Terdakwa adalah lentera yang menerangi jalan bagi Terdakwa untuk mengarungi kehidupan ini. Maka ketika ibu Terdakwa meninggal dunia, Terdakwa bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya. Meskipun Terdakwa telah salah melangkah dengan menjerumuskan dirinya kedalam lubang kenistaan yaitu dunia narkoba namun seiring dengan berjalannya waktu Terdakwa telah menyadari kekhilafannya dan mulai berusaha untuk menata kehidupannya kembali. Demi menjalankan niatnya, Terdakwa mengikuti proses rehabilitasi di panti rehabilitasi dari bulan Januari 2004 sampai bulan Februari 2005 atas saran Saksi Siti Parno dan adik Terdakwa yang bernama Betty Assoy. Tetapi apa daya malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih, ditengah semangatnya untuk menata kehidupannya seperti sedia kala Terdakwa mendapatkan berita yang mengejutkan dimana adik Terdakwa terserang penyakit kanker dan untuk menjalani proses pengobatan penyakit kanker tersebut dibutuhkan biaya yang sangat besar. Mendengar kabar ini Terdakwa bekerja keras membanting tulang guna memperoleh penghasilan yang akan digunakan bagi biaya pengobatan adiknya . Tetapi apa daya, seperti kata pepatah manusia boleh berencana tetapi Tuhan yang akan menentukan. Kerja keras Terdakwa selama ini ternyata tidak cukup untuk membayar biaya pengobatan adiknya. Hingga suatu saat Terdakwa berkenalan dengan Saksi Antonieta yang menawarkannya pekerjaan dengan bayaran yang tinggi sebagai pengedar narkoba dan Terdakwa menyanggupinya. Terdakwa mengerti apa yang dilakukannya salah, tetapi Terdakwa tidak mempunyai pilihan lain meskipun di satu sisi Terdakwa tahu bahwa apa yang dilakukannya salah akan tetapi disisi lain Terdakwa juga sangat membutuhkan uang untuk membayar biaya pengobatan adiknya, ibarat memakan buah simalakama, makan mati, tak makan pun mati. Berdasarkan hal-hal yang telah Kami sampaikan di atas, Kami

berpendapat bahwa perlu kecermatan, ketelitian serta keyakinan dari

Halaman 3 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

para penegak hukum yang memeriksa dan mengadili perkara ini. Dalam hal ini, Kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa dan Terdakwa beserta keluarganya mohon agar Majelis Hakim yang Terhormat dalam putusannya nanti tidak semata-mata berpedoman pada apa yang terurai dalam Surat Dakwaan, akan tetapi lebih banyak bersandarkan pada hasil pemeriksaan di dalam persidangan. Kami sangat percaya dan yakin bahwa kebenaran materiil dalam perkara ini dapat dicapai dan pada akhirnya keadilan akan ditegakkan.

II. TENTANG SURAT DAKWAAN DAN TENTANG SURAT TUNTUTAN


Majelis Hakim yang Terhormat, Sebagaimana Kita ketahui bahwa di dalam tiap-tiap perkara pidana, Surat Dakwaan menduduki tempat yang sangat penting, karena Surat Dakwaan merupakan dasar dari pemeriksaan. Surat Dakwaan tersebut menentukan batas-batas pemeriksaan dan penilaian hakim yang memuat fakta-fakta yang dituduhkan terhadap Terdakwa dan hakim hanya boleh memutuskan atas dasar fakta-fakta tersebut, tidak boleh kurang atau lebih sehingga Surat Dakwaan dipandang sebagai suatu litis contestatie. Disamping itu, materi dari suatu Surat Dakwaan harus memuat unsurunsur materi berupa : 1. Identitas Terdakwa; dan 2. Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai : a. Adanya Perbuatan; b. Adanya Tempat dan Waktu Perbuatan ( Locus dan Tempus Delicti); dan c. Dasar hukum atau perbuatan pidana tertentu yang yang dinyatakan dalam peraturan perundang-undangan

dipergunakan sebagai dasar dakwaan. Bahwa dalam Surat Dakwaan, tertanggal 13 Februari 2006 Penuntut Umum mendakwa Terdakwa dengan Dakwaan Altenatif dengan uraian yang pada pokoknya sebagai berikut :

Halaman 4 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Dakwaan Kesatu Bahwa Ia Terdakwa, JADUL bin ASSOY secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan Saksi Antonieta, yang saat ini juga sedang diperiksa secara terpisah sebagai Terdakwa dalam perkara yang sama, pada hari Minggu, tanggal 13 November 2005 atau setidak-tidaknya pada hari dan tanggal lain yang masih termasuk dalam bulan November 2005, bertempat di Jalan Kelabu Lorong Merdeka Nomor 13, RT 04, RW 09, Kelurahan Sekip Jaya, Kecamatan Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan atau setidak-tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Palembang telah secara sendirisendiri atau bersamasama sebagai orang yang melakukan Golongan I tidak (pleger), menyuruhlakukan (doen plegen), atau turut melakukan (medepleger) mengedarkan Psikotropika memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) Undang Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika. ATAU Dakwaan Kedua Bahwa Ia Terdakwa, JADUL bin ASSOY secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan Saksi Antonieta, yang saat ini juga sedang diperiksa secara terpisah sebagai Terdakwa dalam perkara yang sama, pada hari Minggu, tanggal 13 November 2005 atau setidak-tidaknya pada hari dan tanggal lain yang masih termasuk dalam bulan November 2005, bertempat di Jalan Kelabu Lorong Merdeka Nomor 13, RT 04, RW 09, Kelurahan Sekip Jaya, Kecamatan Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan atau setidak-tidaknya di tempat lain yang masih termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Palembang telah secara sendirisendiri atau bersamasama sebagai orang yang melakukan (pleger), menyuruhlakukan (doen plegen), atau turut melakukan (medepleger) secara tanpa hak memiliki, menyimpan, dan/atau membawa Psikotropika Golongan I. Kemudian setelah dilakukan proses pemeriksaan dalam perkara ini, Penuntut Umum telah mengajukan Surat Tuntutan Pidana tertanggal 20 Februari 2006, dengan petitum tuntutan sebagai berikut: MENUNTUT

Halaman 5 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Palembang pemeriksa perkara ini, memutuskan sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa JADUL bin ASSOY pidana secara sendiri-sendiri orang yang melakukan Golongan I telah terbukti SECARA SAH DAN MEYAKINKAN BERSALAH telah melakukan perbuatan atau bersamabersama sebagai mengedarkan Psikotropika (pleger),

dengan tidak memenuhi ketentuan sebagaimana sebagaimana diatur dan diancam

dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) Undang Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika, dalam Pasal 59 ayat (1) huruf c Undang Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika jo. Pasal 55 ayat (1) ke- 1 Kitab Undang Undang Hukum Pidana; 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Jadul bin Assoy dengan pidana penjara selama 7 (tujuh) tahun; dan pidana denda sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) subsider kurungan selama 4 (empat) bulan dengan perintah agar Terdakwa tetap ditahan; 3. Menyatakan barang bukti berupa : a. b. c. 1 (satu) Handphone seri 7610; 1 (satu) Handphone seri 7250; 10 (sepuluh) lembar fotocopy uang pecahan Rp.50.000,- (lima puluh rubu rupiah) dengan jumlah Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);

c.

10 (sepuluh) butir pil ecstasy warna kuning yang dibungkus dengan kertas berwarna cokelat

Dikembalikan pada Penuntut Umum untuk dijadikan barang bukti dalam perkara yang sama dalam persidangan yang lain atas nama Terdakwa Antonieta.

4. Membebankan kepada Terdakwa biaya perkara sebesar Rp. 1.000,(seribu rupiah).

Halaman 6 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

III. FAKTA-FAKTA YANG TERUNGKAP DI PERSIDANGAN


A. KETERANGAN SAKSI 1. Keterangan Saksi A Charge a. Saksi Ogah Kinclong Laki-laki; Palembang, 19 Maret 1980 (25 Tahun); Kebangsaan Indonesia; Agama Hindu; Pekerjaan anggota POLRI; Pendidikan Terakhir Akademi Polisi; Beralamat di Jl. Istana No. 08, RT 03, RW 03, Kelurahan Demang, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, Sumatera Selatan. Pada persidangan tanggal 11 Februari 2006 di bawah sumpah di muka persidangan Pengadilan Negeri Palembang memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut: Bahwa Saksi tidak mengenal Terdakwa; Bahwa Saksi tidak mempunyai hubungan darah dan semenda dengan Terdakwa; Bahwa pada tanggal 13 November 2005, Saksi beserta 4 (empat) angggota tim lainnya, atas perintah atasan Saksi yang bernama Mayor Bambi, melakukan penggerebekkan terhadap Terdakwa; Bahwa untuk memperlancar penggerebekan maka Saksi besama 4 (empat) anggota tim lainnya memfotokopi uang Rp. 50.000 sebanyak 10 (sepuluh) lembar yang akan digunakan dalam pembelian terselubung tersebut; Bahwa pada tanggal 13 November 2005, tepatnya pukul 21.00 WIB Saksi dan 4 (empat) anggota tim lainnya mulai berangkat menuju ke target operasi yang terletak di Jalan Kelabu Lorong Merdeka No. 13, Kelurahan Sekip Jaya, Kecamatan Ilir Timur I, Palembang; Bahwa tanggal 13 November 2005, sekitar pukul 21.45 WIB, Saksi bersama 4 (empat) anggota timnya menunggu Saksi Cuplis Suaep yang sedang berada di dalam rumah Terdakwa; Bahwa Terdakwa mendengar seluruh pembicaraan yang dilakukan di dalam rumah Terdakwa melalui microphone;

Halaman 7 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Bahwa

melalui

microphone Saksi

tersebut, Antonieta

Saksi untuk

mendengar meminta 10

Terdakwa -

menelepon

(sepuluh) butir pil ecstasy ; Bahwa Saksi mendengar pembicaraan Saksi Antonieta dengan Saksi Cuplis Suaep dimana Saksi Antonieta akan menyerahkan 10 (sepuluh) butir pil ecstasy kepada Terdakwa dan Terdakwa menyerahkan amplop putih kepada Saksi Antonieta; Bahwa pada tanggal 13 November 2005, tepatnya pukul 23.00 WIB setelah mendapat kode dari Saksi Cuplis Suaep, Saksi bersama 3 (tiga) anggota lainnya segera melakukan penggerebekkan sedangkan 1 (satu) anggota tim yang lain menunggu di luar rumah Terdakwa; Bahwa pada saat terjadi penggerebekan Saksi melihat Terdakwa membuang bungkus ecstasy; Bahwa karena Terdakwa dan Saksi Antonieta hendak melarikan diri, Saksi menembakkan peluru ke arah Terdakwa dan Saksi Antonieta; dan Bahwa tembakan yang dilepaskan oleh Saksi mengenai Terdakwa di bagian paha atas sebelah kanan dan juga mengenai Saksi Antonieta di bagian betis kanannya. Tanggapan Terdakwa : Terhadap Keterangan Saksi, Terdakwa menyangkal bahwa Terdakwa membuang bungkusan pil ecstasy. b. Saksi Siti Parno Perempuan; Padang, 19 Februari 1985 (20 Tahun); Kebangsaan Indonesia; Agama Islam; Pekerjaan Swasta; Pendidikan Terakhir SMA; Beralamat di Jl. Ahmad Yani No. 03, RT 01, RW 02, Kelurahan Lima Kaum, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Pada persidangan tanggal 11 Februari 2006 di bawah sumpah di muka persidangan Pengadilan Negeri Palembang memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut: Bahwa Saksi mengenal Terdakwa; Bahwa Saksi tidak mempunyai hubungan darah dan semenda dengan Terdakwa; Bahwa Saksi menjadi teman dekat Terdakwa sejak tahun 2003;

Halaman 8 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Bahwa Saksi mengetahui Terdakwa menjadi pemakai sejak ditinggal oleh ibunya pada Agustus 2003; Bahwa sekitar bulan Januari 2005, Terdakwa masuk ke panti rehabilitasi untuk mengikuti rehabilitasi; Bahwa adik Terdakwa terkena penyakit kanker; Bahwa Saksi mengetahui Terdakwa sudah insaf sejak keluar dari panti rehabilitasi pada sekitar bulan Februari 2005; Bahwa sejak Terdakwa masuk panti rehabilitasi, adik Terdakwa yang bernama Betty Assoy terkena penyakit leukimia; Bahwa mengetahui hal tersebut, Terdakwa selalu berupaya untuk mendapatkan uang untuk membayar biaya pengobatan adiknya;

Bahwa Saksi mengetahui Terdakwa mengenal Saksi Antonieta sejak bulan April 2005 dan sejak awal bulan Mei 2005 Terdakwa bekerja sebagai pengedar narkoba dibawah paksaan Saksi Antonieta karena Terdakwa tidak mampu membayar hutangnya;

Bahwa pada tanggal 13 November 2005 sekitar WIB, Saksi Cuplis datang ke rumah Terdakwa;

pukul 21.45

Bahwa kemudian sekitar pukul 22.50 WIB, saat Saksi Antonieta datang ke rumah Terdakwa, Terdakwa memanggil Saksi untuk mengambilkan minuman untuk Saksi Antonieta;

Bahwa ketika Saksi datang membawa minuman, Saksi melihat Saksi Antonieta menyerahkan bungkusan berwarna cokelat kepada Terdakwa dan kemudian Terdakwa menyerahkan amplop putih kepada Saksi Antonieta;

Bahwa Saksi tidak mengetahui isi bungkusan dan amplop tersebut; Bahwa Saksi melihat Terdakwa hendak menyerahkan bungkusan tersebut kepada Saksi Cuplis tetapi Saksi Cuplis menolak dan secara tiba-tiba 4 (empat) anggota polisi masuk ke dalam rumah dan menodongkan pistol ke arah Terdakwa dan Saksi Antonieta;

Bahwa Saksi melihat Terdakwa dan Saksi Antonieta berlari ke arah taman belakang dan tidak berapa lama kemudian Saksi mendengar suara tembakan beberapa kali; dan

Halaman 9 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Bahwa Saksi melihat Terdakwa terluka di paha atas sebelah kanan sedangkan Saksi Antonieta terluka di betis kiri akibat tembakan tersebut;

Tanggapan Terdakwa : Terhadap Keterangan Saksi, Terdakwa menyangkal.

c. Saksi Antonieta Perempuan; Paris, 13 Desember 1968 (37 Tahun); Kebangsaan Perancis; Agama Kristen; Pekerjaan Swasta; Pendidikan Terakhir SMA; Beralamat di Jl. C. Simanjutak No. 100, Kelurahan Pahlawan, Kecamatan Ilir Timur I, Palembang, Sumatera Selatan. Pada persidangan tanggal 11 Februari 2006 di bawah sumpah di muka persidangan Pengadilan Negeri Palembang memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut: Bahwa Saksi mengenal Terdakwa; Bahwa Saksi tidak mempunyai hubungan darah dan semenda dengan Terdakwa; Bahwa Saksi merupakan teman dari Terdakwa dimana Saksi dan Terdakwa berkenalan sekitar bulan April 2005; Bahwa pada tanggal 13 November 2006 seKitar pukul 22.15 WIB, Saksi ditelepon Terdakwa untuk menanyakan apakah Saksi mempunyai persediaan ecstasy saat itu, dan atas inisiatif Saksi sendiri, Saksi membawakan 10 (sepuluh) butir pil ecstasy tersebut ke rumah Terdakwa; Bahwa Saksi menyerahkan bungkusan yang berisi 10 (sepuluh) butir ecstasy dalam bungkusan warna cokelat tersebut kepada Terdakwa, kemudian Terdakwa menyerahkan amplop putih yang berisi uang; Bahwa kemudian Saksi melihat Terdakwa mengulurkan 10 (sepuluh) butir ecstasy tersebut kepada Saksi Cuplis namun Saksi Cuplis menolak dan secara tiba-tiba 4 (empat) anggota Polisi masuk ke dalam rumah Terdakwa dan menodong mereka dengan pistol;

Halaman 10 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Bahwa melihat hal tersebut, Saksi merasa terkejut dan pada saat yang bersamaan Saksi dan Terdakwa berusaha melarikan diri ke arah taman belakang;

Bahwa Saksi merasa terkejut ketika tiba-tiba betis kanannya terkena peluru yang dilepaskan oleh Polisi tanpa adanya tembakan peringatan terlebih dahulu; dan

Bahwa setelah mendapatkan tembakan tersebut, Saksi dan Terdakwa lalu dibawa ke Poltabes Palembang.

Tanggapan Terdakwa : Terhadap pil ecstasy keterangan Saksi, Terdakwa menyangkal bahwa Terdakwa menyuruh Saksi untuk membawakan 10 (sepuluh) butir ke rumah Terdakwa. Terdakwa hanya menanyakan apakah Saksi memiliki ecstasy yang dimaksud tanpa ada maksud untuk menyuruh Saksi mengantarkannya ke rumah Terdakwa. Inisiatif untuk mengantarkan datang dari Saksi sendiri. d. Saksi Cuplis Suaep Laki-laki; Palembang, 1 Juli 1980 (25 Tahun); Kebangsaan Indonesia; Agama Islam; Pekerjaan anggota POLRI; Pendidikan Terakhir Akademi Polisi; Beralamat di Jl. Anggada blok D No. 19, Kelurahan Kalidoni, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, Sumatera Selatan. Pada Berita Acara Pemeriksaan, di bawah sumpah yang dibacakan di depan persidangan pada tanggal 11 Februari 2006, yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : Bahwa Saksi mengenal Terdakwa; Bahwa Saksi tidak mempunyai hubungan darah dan semenda dengan Terdakwa; Bahwa Saksi menjabat sebagai Polisi di Poltabes Palembang; Bahwa Saksi mendapat perintah dari komandannya yang bernama Mayor Bambi untuk melakukan penggerebekkan bandar narkoba yaitu Terdakwa sendiri; Bahwa untuk melakukan penggerebekkan ini, Saksi dibantu oleh 4 (empat) anggota polisi lainnya yang bernama Usro, Raden, Bariah dan Saksi Ogah ; Bahwa Saksi berusaha berkenalan dengan Terdakwa, dan sejak perkenalan tersebut mereka semakin akrab;

Halaman 11 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Bahwa pada tanggal 11 November 2005, Saksi dan 4 (empat) anggota timnya memfotokopi uang Rp. 50.000 sebanyak 10 (sepuluh) lembar yang dimasukkan ke dalam amplop dengan maksud untuk digunakan dalam pembelian terselubung; Bahwa pada tanggal 11 November 2005 sekitar pukul 21.15 WIB, Saksi menuju lokasi penggerebekkan yang beralamat di Jalan Kelabu Lorong Merdeka No. 13, Kelurahan Sekip Jaya, Kecamatan Ilir I, Palembang dan Saksi mendapatkan informasi dari penjual nasi goreng yang berjualan di depan rumah Terdakwa bahwa Saksi Antonieta sering berkunjung ke rumah Terdakwa; Bahwa sekitar pukul 21.45 WIB, Saksi masuk ke dalam rumah Terdakwa untuk memulai drama penggerebekkan atas izin Ketua RT; Bahwa Saksi langsung mengutarakan niatnya untuk membeli 10 (sepuluh) Terdakwa ecstasy; Bahwa menurut pengakuan Terdakwa kepadanya, Saksi Antonieta mempunyai 10 (sepuluh) butir pil ecstasy dan atas inisiatif Saksi Antonieta sendiri, Saksi Antonieta mengantarkan 10 (sepuluh) butir pil ecstasy tersebut ke rumah Terdakwa; Bahwa sekitar pukul 22.50 WIB, Saksi Antonieta datang membawa 10 (sepuluh) butir pil ecstasy berwarna kuning, lalu Saksi menyerahkan uang sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) kepada Terdakwa; Bahwa setelah itu Terdakwa memanggil Saksi Siti untuk mengambilkan minuman bagi Saksi Antonieta; Bahwa saat itu, 10 (sepuluh) butir pil ecstasy tersebut masih di tangan Saksi Antonieta; Bahwa kemudian ketika Saksi Siti datang membawa minuman, Saksi Antonieta menyerahkan 10 (sepuluh) butir pil ecstasy tersebut kepada Terdakwa kemudian Terdakwa menyerahkan uang Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) yang didapat dari Saksi kepada Saksi Antonieta; butir pil ecstasy kepada Terdakwa, ketika itu Terdakwa mengatakan tidak memiliki ecstasy yang dimaksud, kemudian menelepon Saksi Antonieta untuk menanyakan apakah Saksi Antonieta memiliki persediaan pil

Halaman 12 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Bahwa sekitar

pukul 23.00 WIB pada saat Terdakwa akan

menyerahkan 10 (sepuluh) butir pil ecstasy tersebut kepada Saksi, Saksi menolak dan memberikan tanda kepada 4 (empat) anggota tim lainnya yang berada di luar rumah untuk mulai melakukan Terdakwa; Bahwa ketika itu Saksi melihat Terdakwa dan Saksi Antonieta berusaha melarikan diri dari kepungan Polisi menuju ke taman belakang; dan Bahwa tidak berapa lama kemudian, Saksi mendengar beberapa kali suara tembakan yang ternyata tembakan tersebut mengenai bagian atas sebelah kanan dari Terdakwa dan betis sebelah kanan Saksi Antonieta. Tanggapan Terdakwa : Terhadap tanggapan. 2. Keterangan Saksi A de Charge Keterangan Saksi Larasati, S.Psi Perempuan; Palembang, 11 Maret 1960 (45 Tahun); Kebangsaan Indonesia; Sentosa, Agama Islam; Pekerjaan Dosen; Pendidikan Terakhir Kecamatan Seberang Ulu II, Palembang, Sumatera Strata 1; Beralamat di Jl. Tegalan No. 09, RT 01, RW 01, Kelurahan Selatan. Pada persidangan tanggal 11 Februari 2006 di bawah sumpah di muka persidangan Pengadilan Negeri Palembang memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut: Bahwa Saksi mengenal Terdakwa; Bahwa Saksi tidak mempunyai hubungan darah dan semenda dengan Terdakwa; Bahwa Saksi merupakan pimpinan Terdakwa mengikuti rehabilitasi; Bahwa Terdakwa masuk panti rehabilitasi untuk menjalani rehabilitasi akibat kecanduan narkoba sejak bulan Januari 2004 sampai bulan Februari 2005; Bahwa selama di panti rehabilitasi, Terdakwa sering bercerita kepada Saksi mengenai kehidupan Terdakwa; panti rehabilitasi tempat keterangan Saksi, Terdakwa tidak memberikan penangkapan terhadap Saksi Antonieta dan

Halaman 13 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Bahwa Terdakwa memakai narkoba akibat depresi ditinggal mati ibunya; Bahwa selama di panti rehabilitasi, Terdakwa melakukan berbagai pekerjaan untuk membayar biaya berobat bagi adik Terdakwa yang terkena penyakit kanker;

Bahwa menurut Saksi, selama di panti rehabilitasi Terdakwa tidak pernah menggunakan narkoba; dan Bahwa beberapa bulan setelah Terdakwa keluar dari panti rehabilitasi, Saksi masih berhubungan dengan Terdakwa tetapi setelah itu Saksi tidak mendengar kabar dari Terdakwa.

Tanggapan Terdakwa : Terhadap keterangan Saksi, Terdakwa tidak memberi tanggapan. B. KETERANGAN TERDAKWA Bahwa Terdakwa pernah memakai narkoba sejak tahun 2003 sampai Desember 2003 akibat depresi atas kematian Ibu Terdakwa; Bahwa sejak Januari 2004, Terdakwa masuk ke panti rehabilitasi untuk mengikuti rehabilitasi atas saran adik Terdakwa dan Saksi Siti; Bahwa selama di panti rehabilitasi Terdakwa melakukan pekerjaan agar dapat membayar biaya pengobatan adiknya yang terkena kanker darah; Bahwa pada bulan Februari 2005, Terdakwa keluar dari Panti Rehabilitasi karena sudah dinyatakan sembuh, kemudian tetapi penghasilan yang didapatnya tidak dapat Terdakwa memenuhi berusaha mencari pekerjaan untuk membiayai pengobatan adiknya kebutuhannya tersebut; Bahwa karena membutuhkan uang dalam jumlah yang sangat banyak untuk membayar biaya pengobatan adiknya, Terdakwa meminjam uang kepada Saksi Antonieta; Bahwa karena tidak mampu untuk melunasi hutangnya, maka atas paksaan dari Saksi Antonieta, Terdakwa melakukan pekerjaan sebagai perantara ecstasy; Bahwa Terdakwa mengenal Saksi Cuplis Suaep ketika mereka sedang menghabiskan waktu di Cafe Upstair; Bahwa pada tanggal 13 November 2005 pukul 21.45 WIB, Saksi Cuplis Suaep mendatangi rumah Terdakwa dan ketika itu Saksi Cuplis Suaep

Halaman 14 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

menginginkan

10

(sepuluh)

butir

pil

ecstasy,

tetapi

Terdakwa

mengatakan tidak memiliki 10 (sepuluh) butir pil ecstasy seperti yang diminta oleh Saksi Cuplis Suaep; Bahwa kemudian Terdakwa menghubungi Saksi Antonieta melalui telepon untuk menanyakan apakah Saksi Antonieta memiliki persediaan ecstasy seperti yang diinginkan oleh Saksi Cuplis Suaep dan atas inisiatif Saksi Antonieta sendiri, Saksi Anthony mengantarkan 10 (sepuluh) butir pil ecstasy tersebut ke rumah Terdakwa; Bahwa bersamaan dengan kedatangan Saksi Siti yang hendak membawakan minuman, Saksi Antonieta menyerahkan 10 (sepuluh) butir pil ecstasy; kepada Terdakwa dan kemudian Terdakwa memberikan uang dalam amplop putih yang sebelumnya diberikan oleh Saksi Cuplis Suaep kepada SaksiAntonieta; Bahwa sekitar pukul 23.00 WIB, Terdakwa akan menyerahkan 10 (sepuluh) butir pil ecstasy, tetapi ditolak oleh Saksi Cuplis Suaep dan secara tiba-tiba pintu rumahnya didobrak oleh 4 (empat) orang polisi yang menodongkan pistol ke arah Terdakwa dan SaksiAntonieta; dan Bahwa karena ketakutan, Terdakwa refleks membuang bungkusan yang berisi ecstasy. Lalu Terdakwa beserta Saksi Antonieta melarikan diri kearah taman belakang, kemudian Terdakwa terkena tembakan di paha atas sebelah kanan. C. ALAT BUKTI SURAT 1. Laporan hasil pemeriksaan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Palembang yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Nomor : PO.12.34.567. 8910 N tanggal 9 Desember 2005 menyebutkan bahwa contoh yang diuji laboratorium : Nomor : 310/NK/05 tanggal 7 Desember 2005 jenis 1 (satu) bungkus plastik yang berisi 2 (dua) butir pil warna kuning bobot 0,3 gram/tablet Kualitatif MDMA Positif; 2. Laporan pokoknya 3. Laporan Hasil Pemeriksaan tertanggal 16 bahwa Laboratorium November Terdakwa Forensik yang No. pada negatif No. pada 10/Lab.For/XI/2005 2005,

menerangkan Hasil

dinyatakan Forensik yang

menggunakan narkotika dan psikotropika; dan Pemeriksaan tertanggal 16 Laboratorium November 11/Lab.For/XI/2005 2005,

pokoknya menerangkan bahwa dalam bungkusan yang berupa kertas

Halaman 15 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

warna cokelat dan amplop warna putih in casu terdapat sidik jari Terdakwa dan Saksi Antonieta. D. BARANG BUKTI YANG DIAJUKAN DI DEPAN PERSIDANGAN Bahwa dalam persidangan, Penuntut Umum mengajukan barang bukti berupa kaset rekaman penggerebekkan di rumah Terdakwa yang diperoleh dari salah satu stasiun televisi swasta.

IV. TANGGAPAN ATAS FAKTA-FAKTA YANG TERUNGKAP DI


PERSIDANGAN

Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan pada proses persidangan perkara ini, telah terungkap fakta-fakta sebagaimana telah Kami kutip sebelumnya di atas, namun terhadap fakta-fakta yang terungkap di persidangan tersebut, Kami akan memberikan tanggapan sebagai berikut: A. Terhadap Keterangan Saksi-Saksi 1. Saksi Ogah Kinclong

Halaman 16 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Terhadap Saksi Ogah Kinclong, Kami memberikan tanggapan bahwa Saksi berkaitan dengan kedudukan, kapasitas, dan jabatannya, Ogah Kinclong sebagai seorang anggota POLRI yang

melakukan penangkapan dan penyidikan terhadap Terdakwa jelas memiliki sebuah presumption of guilt karena dapat dipahami tanpa presumption of guilt proses penyidikan dan penuntutan tidak mungkin dapat berjalan dalam proses hukum acara pidana, oleh karena itu menurut Kami sebagai Penasihat Hukum Terdakwa, keterangan yang telah diberikan Saksi Ogah Kinclong sangat tidak objektif dan cenderung berpihak mengingat Saksi Ogah Kinclong juga memiliki kepentingan agar Terdakwa dipersalahkan. Oleh karena itu, maka Kami mohon kepada Majelis Hakim untuk mengabaikan kesaksian Saksi Ogah Kinclong 185 ayat (6) KUHAP. 2. Saksi Siti Parno Bahwa dari keterangan yang diberikan oleh Saksi Siti Parno, menurut Kami ada satu hal yang perlu dicatat, diperhatikan, dan benar-benar dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini. Keterangan Saksi Siti Parno menunjukan bahwa sebenarnya pada saat Saksi Cuplis Suaep, Saksi Ogah Kinclong, dan 3 (tiga) orang anggota POLRI lainnya melakukan upaya penjebakan terselubung, dan penangkapan tidak dengan teknik pembelian menyimpan, Terdakwa sedang memiliki, berdasarkan pasal

dan/atau membawa ecstasy, dan Terdakwa saat itu terpaksa memesan ecstasy kepada Saksi Antonieta karena diminta oleh Saksi Cuplis Suaep dalam kedudukannya sebagai seorang penyidik POLRI. Bahwa dari keterangan Saksi Siti Parno diketahui pula bahwa adik Terdakwa sedang mengalami sakit leukimia dan membutuhkan banyak dana dalam rangka pengobatan adik Terdakwa tersebut. Dikarenakan uang yang dibutuhkan untuk pengobatan begitu besar, maka Terdakwa akhirnya meminjam uang kepada Saksi Antonieta dan karena Terdakwa tidak dapat membayar hutanghutangnya kepada Saksi Antonieta, akhirnya Saksi Antonieta memaksa Terdakwa untuk mengedarkan ecstasy milik Saksi

Halaman 17 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Antonieta sebagai bentuk kompensasi ketidakmampuan Terdakwa dalam melunasi hutang-hutangnya. 3. Saksi Antonieta Bahwa Kami selaku dengan Penasihat Hukum Saksi Terdakwa Antonieta sangat untuk berkeberatan dihadirkannya

diperiksa dan didengar keterangannya di bawah sumpah di muka persidangan, mengingat Terdakwa dalam Surat Dakwaan Penuntut Umum tertanggal 6 Februari 2006 telah didakwa melakukan perbuatan kejahatan Antonieta secara bersamabersama dengan Saksi yang diperiksa secara terpisah sebagai orang yang

melakukan (pleger), menyuruhlakukan (doen plegen), atau turut melakukan (medepleger) secara tanpa hak memiliki, menyimpan, dan/atau membawa Psikotropika Golongan I sehingga diancam dengan pidana berdasarkan Pasal 59 ayat (1) huruf c Undang Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang Undang Hukum Pidana atau Pasal 59 ayat (1) huruf e Undang Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang Undang Hukum Pidana. Sehingga dengan demikian jelas bahwa kedudukan Saksi Antonieta adalah bersama-sama sebagai Terdakwa dalam perkara yang sama walaupun Saksi Antonieta diperiksa secara terpisah. Dengan demikian Saksi Antonieta merupakan seorang Saksi Mahkota yang seharusnya tidak dapat didengar keterangannya berdasarkan Pasal 168 huruf a KUHAP. 4. Saksi Cuplis Suaep Seperti halnya Saksi Ogah Kinclong, maka hendaknya Majelis Hakim mengesampingkan keterangan saksi ini karena didasarkan pasal 185 ayat (6) KUHAP, Saksi Cuplis Suaep dalam kapasitasnya sebagai anggota POLRI yang melakukan penangkapan dan penyidikan, Saksi ini jelas dalam perkara ini memiliki kepentingan agar Terdakwa tetap dipersalahkan. Terhadap keterangan yang diberikan oleh Saksi Cuplis Suaep menurut Kami ada satu hal yang perlu mendapatkan perhatian untuk dijadikan pertimbangan Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini.

Halaman 18 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Berdasarkan keterangan Saksi Cuplis Suaep dapat diketahui bahwa pada saat akan dilakukan penjebakan dan penangkapan dengan teknik pembelian terselubung oleh Saksi Cuplis Suaep, Saksi Ogah Kinclong, dan 3 (tiga) orang anggota POLRI lainnya, Terdakwa sedang tidak memiliki, menyimpan, dan/atau membawa ecstasy dan Terdakwa baru meminta kepada Saksi Antonieta untuk membawakan ecstasy setelah diminta atau disuruh oleh Saksi Cuplis Suaep sendiri dalam kedudukannya sebagai penyidik POLRI. 5. Saksi Larasati, S.Psi. Bahwa berdasarkan keterangan Saksi Larasati, S.Psi. diketahui bahwa bahwa Terdakwa Terdakwa telah mengikuti uang rehabilitasi yang banyak akibat untuk ketergantungan terhadap narkoba dan Saksi juga mengetahui membutuhkan membayar biaya pengobatan adiknya. Terhadap keterangan ini, Penasihat Hukum Terdakwa berpendapat bahwa sudah ada niat dari Terdakwa untuk lepas dari dunia narkoba, selain itu Penasihat Hukum Terdakwa juga berpendapat bahwa Terdakwa memiliki latar belakang sosiologis sebagai orang dengan status golongan ekonomi lemah yang sedang membutuhkan uang dalam jumlah yang banyak karena adanya tekanan keadaan dimana adik Terdakwa sedang sakit leukimia dan harus menjalani kemoterapi, dan hal tersebutlah yang membuat Terdakwa terpaksa menjual obat-obatan terlarang. B. Keterangan Terdakwa Bahwa dalam persidangan, Terdakwa mengakui bahwa Terdakwa beberapa kali mengedarkan ecstasy, namun hal tersebut dilakukan oleh Terdakwa karena adanya paksaan dan tekanan. Paksaan dan tekanan dalam diri Terdakwa tersebut berasal dari keadaan adiknya yang mengalami sakit leukimia dan membutuhkan banyak biaya untuk pengobatan, dan karena butuh biaya yang sangat besar untuk pengobatan adiknya itu pulalah akhirnya Terdakwa terpaksa dan berhutang kepada Saksi Antonieta dalam jumlah yang besar,

karena Terdakwa tidak dapat melunasi hutangnya, maka Saksi Antonieta akhirnya memaksa Terdakwa untuk menjual ecstasy milik

Halaman 19 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Saksi Antonieta sebagai kompensasi ketidakmampuan Terdakwa melunasi hutangnya. Selanjutnya dari keterangan Terdakwa diketahui pula bahwa pada saat akan dilakukan penjebakan dan penangkapan dengan teknik pembelian terselubung Terdakwa tidak memiliki, menyimpan, dan/atau membawa ecstasy, dan saat itu Terdakwa menghubungi Saksi Antonieta melalui telepon untuk membawakan ecstasy ke rumah Terdakwa karena adanya permintaan dari Saksi Cuplis Suaep sebagai anggota POLRI yang sedang menjalankan teknik pembelian terselubung, sehingga menurut kami sebenarnya Terdakwa justru telah membantu Pihak POLRI menangkap bandar besar ecstasy yang telah lama menjadi target penangkapan. Menurut Kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa, dari keterangan Terdakwa dapat diketahui bahwa Terdakwa ikut mengedarkan ecstasy karena adanya suatu TEKANAN dan PAKSAAN baik dari latar belakang sosiologis Terdakwa maupun Antonieta. C. Barang bukti berupa Kaset Rekaman Terhadap keasliannya barang karena bukti ada ini, Penasihat Hukum rekaman menyangsikan tersebut telah kemungkinan dari luar in casu tekanan dari Saksi

direkayasa demi kepentingan komersil, lagipula kaset rekaman bukan merupakan barang bukti dan alat bukti seperti yang terancantum dalam Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana. Sehingga Kami mohon kepada Majelis Hakim agar mengesampingkan barang bukti ini.

V. REKONSTRUKSI PERISTIWA

Halaman 20 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

1. Bahwa adik Terdakwa yang bernama Betty Assoy menderita penyakit leukimia dan untuk menyembuhkan penyakit ini membutuhkan uang dalam jumlah yang sangat banyak. Hal ini dibuktikan dengan keterangan Saksi Siti Parno, keterangan Saksi Larasati, S.Psi dan keterangan Terdakwa. 2. Bahwa karena membutuhkan uang bagi pengobatan adiknya, Terdakwa akhirnya terpaksa berhutang kepada Saksi Antonieta, dan Terdakwa tidak dapat melunasi hutangnya, maka Saksi Antonieta memaksa Terdakwa untuk mengedarkan ecstasy milik Saksi Antonieta sebagai kompensasi ketidakmampuan Terdakwa membayar hutangnya kepada Saksi Antonieta Hal ini dibuktikan dengan keterangan Saksi Siti Parno dan keterangan Terdakwa. 3. Bahwa ketika Saksi Cuplis Suaep akan menjebak dan melakukan penangkapan dengan teknik pembelian terselubung, Terdakwa tidak kedapatan memiliki, menyimpan, dan/atau membawa ecstasy dan tindakan Terdakwa menghubungi Saksi Antonieta

untuk membawakan ecstasy ke rumah Terdakwa, dikarenakan adanya pesanan dari seorang anggota POLRI yaitu Saksi Cuplis Suaep yang akan melakukan penangkapan dan penjebakan dengan teknik pembelian terselubung. Hal ini dibuktikan dengan keterangan Saksi Ogah Kinclong, Saksi Cuplis Suaep, dan keterangan Terdakwa.

VI. ANALISIS YURIDIS

Halaman 21 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Bahwa

terdapat

alasan berupa daya

pemaaf paksa

(schulduitlitingsdigingsgronden) (overmacht) dalam diri Terdakwa.

Sebagaimana terungkap dalam proses pemeriksaan persidangan dan sebagaimana pula telah Kami uraikan pada bagian rekonstruksi peristiwa dalam Pleidooi ini bahwa adik dari Terdakwa sedang mengalami sakit leukimia dan harus menjalani kemoterapi yang membutuhkan biaya sangat besar, dan untuk hal tersebut Terdakwa akhirnya berhutang kepada Saksi Antonieta dan karena keadaan adik Terdakwa semakin parah dan biaya yang dibutuhkan semakin besar sehingga akhirnya Terdakwa tidak sanggup lagi untuk membayar hutangnya kepada Saksi Antonieta. Bahwa karena Terdakwa tidak dapat membayar hutangnya kepada Saksi Antonieta maka Saksi Antonieta kemudian memaksa Terdakwa untuk mengedarkan ecstasy milik Saksi Antonieta sebagai kompensasi ketidakmampuan Terdakwa membayar hutangnya. Selain itu, Terdakwa juga sangat tertekan karena keadaan adiknya yang semakin hari kondisi kesehatannya semakin parah, dan hal itu membuat Terdakwa semakin terpaksa menjalani kehidupannya sebagai seorang pengedar ecstasy untuk tetap mendapatkan uang sebagai biaya pengobatan adiknya. Bahwa dengan demikian dalam diri Terdakwa terdapat suatu daya paksa atau overmacht yang berasal dari tekanan dan paksaan Saksi Antonieta serta tekanan dari kondisi kehidupan keluarga Terdakwa dimana adik Terdakwa sedang mengalami sakit parah. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 48 Kitab Undang Undang Hukum Pidana, seseorang yang melakukan perbuatan pidana karena terpaksa oleh suatu kekuasaan yang tidak dapat dihindarkan, maka seseorang tersebut tidak dapat dipidana atas perbuatan pidana yang telah ia lakukan.

Halaman 22 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Dengan

demikian,

Kami

selaku

Penasihat

Hukum

Terdakwa

berpendapat bahwa Terdakwa dalam perkara ini tidak dapat dijatuhi pidana dan harus dilepaskan dari segala dakwaan dan tuntutan.

Majelis Hakim Yang Terhormat, Demikianlah uraian pokok pembelaan Kami, dalam Pleidooi ini, namun sebelum Kami sampai pada bagian kesimpulan dan permohonan, Kami ingin menyampaikan beberapa hal yang menurut Kami sangat penting sekali untuk dijadikan pertimbangan Majelis Hakim dalam menjatuhkan putusan nantinya, beberapa hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Berbicara tentang memecahkan masalah hukum yang objeknya adalah manusia, maka Kita tidak dapat terlepas dari pendekatan disiplin ilmu sosiologi dan psikologi. Seperti Kita ketahui selama ini bahwa hukum diciptakan untuk mencapai keadilan. Sekarang pertanyaan dari Kami adalah apakah adil apabila 2 orang atau lebih melakukan suatu perbuatan yang sama, dengan motif berbeda dihukum dengan ancaman pidana yang sama? Bagaimana apabila salah seorang dari mereka melakukan perbuatan pidana tersebut dengan maksud sosial sedangkan orang yang lain melakukan perbuatan pidana dengan maksud memang untuk berbuat jahat? Apakah adil apabila mereka dihukum dengan ancaman pidana yang sama? Untuk dapat , menjawab tersebut Kami berusaha memaparkan apa definisi Keadilan. Hakekat keadilan menurut Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H. adalah sebagai berikut: Hakekat keadilan adalah penilaian terhadap suatu perlakuan atau tindakan dengan mengkajinya dengan suatu norma yang menurut pandangan subyektif melebihi norma-norma lain (vide: Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H.; Mengenal Hukum-Suatu Pengantar) Oleh karena itu, sangatlah tepat apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini juga memperhatikan norma-norma lain yang berlaku dalam

Halaman 23 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

masyarakat untuk memutus perkara ini agar hakekat dari keadilan dapat tercapai sesuai dengan tujuan diberlakukannya hukum. Apabila Kita kaitkan uraian yang telah Kami sampaikan di atas dengan perkara ini maka Kami berkesimpulan agar Majelis Hakim melihat alasan atau dasar yang menyebabkan Terdakwa melakukan profesi sebagai pengedar narkoba. Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dapat terlihat alasan dari Terdakwa untuk menjadi pengedar adalah untuk membayar biaya pengobatan adiknya yang terkena penyakit kanker. Pekerjaan yang dilakukan Terdakwa selama ini tidak cukup untuk membayar biaya pengobatan adiknya. Sehingga ketika datang tawaran pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi, Terdakwa langsung menyetujuinya meskipun Terdakwa mengetahui bahwa pekerjaan yang dilakukannya tersebut salah. Hal tersebut Kami rasa merupakan sesuatu yang manusiawi, dimana Terdakwa melakukan pekerjaan sebagai pengedar demi menyelamatkan adiknya dari pintu kematian. Ditambah lagi dengan background Terdakwa yang pernah kehilangan seseorang yang dicintainya yaitu dari ibu Terdakwa, dimana akibat dari kejadian tersebut Terdakwa depresi. Maka sangatlah wajar apabila Terdakwa melakukan apa pun agar tidak kehilangan lagi orang yang dicintainya. Berdasarkan uraian di atas, Penasihat Hukum Terdakwa berpendapat bahwa untuk memeriksa dan memutus perkara ini perlu adanya penerapan ilmu sosiologi agar Kita tidak hanya mencocokkan rumusan delik dalam Pasal 59 ayat (1) huruf c Undang Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang Undang Hukum Pidana dengan perbuatan pidana Terdakwa tetapi juga harus memperhatikan latar belakang yang mendasari Terdakwa melakukan perbuatan pidana tersebut. Karena hal tersebut tidak sesuai dengan teori pemidanaan yaitu : 1. Mencegah dilakukannya tindak pidana dengan menegakan norma hukum melalui pengayoman masyarakat;

Halaman 24 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

2. Mengadakan

koreksi

terhadap

terpidana

dan

diharapkan

terpidana menjadi orang yang baik dan berguna serta mampu untuk hidup bermasyarakat; 3. Menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh tindak pidana, memulihkan keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat; 4. Membebaskan rasa bersalah dari terpidana. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemidanaan terhadap Terdakwa tidak hanya semata-mata untuk melakukan pembalasan akibat perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa yang telah meresahkan masyarakat tetapi juga mengembalikan Terdakwa ke tengah masyarakat sebagai pribadi yang baik. Hal di atas sesuai dengan pendapat Drs. Abulsyani dalam bukunya yang berjudul SOSIOLOGIS KRIMINALITAS yang mengatakan bahwa : penghukuman dengan menunjukan sikap balas dendam justru dapat membuka peluang timbulnya kembali bahaya dan jenis-jenis kejahatan untuk masa mendatang Kami berharap Majelis Hakim yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini dengan memperhatikan berbagai aspek kehidupan sehingga tercapailah keadilan dalam hukum. Seperti apa yang dikatakan oleh Dr. Theo Hujibers, dalam bukunya yang berjudul Filsafat Hukum yang mengatakan bahwa : Orang yang sering mematuhi undang-undang, sering merugikan keadilan (Summun Ius Suma Iniuria).

Halaman 25 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

VII. KESIMPULAN DAN PERMOHONAN

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dan pengetahuan Penasihat Hukum Terdakwa yang telah dirangkai dalam suatu kesatuan pandangan yang obyektif, Kami memiliki keyakinan bahwa Majelis Hakim Pemeriksa Perkara sependapat dengan Kami bahwa perbuatan Terdakwa telah memenuhi unsur-unsur Pasal yang didakwakan tetapi mengingat adanya alasan pemaaf berupa adanya daya paksa (overmacht) dalam diri Terdakwa yang menyebabkan Terdakwa melakukan perbuatan pidana tersebut, maka Kami selaku Penasihat Hukum Terdakwa memohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk menjatuhkan putusan : 1. Menyatakan bahwa Terdakwa Jadul bin Assoy lepas dari segala dakwaan dan tuntutan pidana; 2. Memulihkan nama baik Terdakwa Jadul bin Assoy sesuai dengan harkat dan martabat yang melekat pada dirinya seperti sedia kala; dan 3. Membebankan seluruh biaya perkara kepada Negara. Namun, apabila yang Terhormat Majelis Hakim Pemeriksa Perkara ini berpendapat lain, maka Kami mohon putusan yang seadil-adilnya ( ex aeque et bono). Palembang, 27 Februari 2006 Hormat Kami, Penasihat Hukum Terdakwa Jadul bin Assoy Lembaga Bantuan Hukum PANDAWA LIMA

Yanu Meno, S.H

Dicky Irvan, S.H

Halaman 26 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

Halaman 27 dari 27 halaman PANDAWA LIMA Lembaga Bantuan Hukum

You might also like