You are on page 1of 6

KEUTAMAAN MEMBACA ALQURAN

Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam. Al-Qur'an adalah sumber
hukum yang pertama bagi kaum muslimin. Banyak sekali dalil yang menunjukkan keutamaan membaca Al-Quran serta kemuliaan
para pembacanya. Beberapa Keutamaan membaca Al Quran Menurut yang disebutkan dalam Ayat Suci Alquran dan Hadist

16) : - Firman Allah SWT (QS Al maidah:15

u-^4C U4-:^- ;~ 47.E_
E47Oc4O -))-4lNC 7 -LOOg1 Og)`
+4 ]O^Cq` =}g` U4-:^-
W-Ou4C4 ;4N OOgV _ ;~ 47.~E} ;g)`
*.- EOO+^ _U4-4 g--)lG` ^) Og;_4C
gO) +.- ^;4` E74l->- +O4^4O;jO
+lc UOO- _N_@OuCNC4 =}g)`
geEUe- ) jOO4- gOg^^O))
)_Cg;_4C4 _O) O4O 14-OG`
^g

"Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu
sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang
menerangkan.'
" dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu
pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan
menunjuki mereka ke jalan yang lurus."
Perumpamaan mukmin yg membaca Al-Quran: Diriwayatkan dari shahabat Abu Musa Al-Asyari radhiallahu anhu bahwa
Rasulullah saw bersabda :
1. Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Quran adalah seperti buah Al-Atrujah, aromanya harum dan rasanya
enak.
2. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Quran seperti buah Kurma, yang tidak beraroma sedang rasanya
enak dan manis.
3. Perumpamaan orang munafik yang rajin membaca Al-Quran adalah seperti buah Raihanah, aromanya wangi sedang
rasanya pahit.
4. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Quran adalah seperti buah Hanzhalah, tidak memiliki aroma
dan rasanya pun pahit. (HR. Bukhari no. 5427, HR. Muslim no. 797)
Berikut 10 Keutamaan membaca Al-Quran Menurut Al-Quran dan Hadits Shahih :
1. Memperoleh Pahala Berlipat Ganda Yang Sempurna
o Allah Azza wa Jalla berfirman:Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah SWT dan mendirikan
shalat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengaan diam-diam dan terang-
terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah SWT menyempurnakan kepada
mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari anugerah-Nya. Sesungguhnya Allah SWT Maha Pengampun
lagi Maha Mensyukuri. (QS Fathiir:29-30)
o Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang membaca satu huruf Kitabullah maka ia mendapat satu kebaikan, dan satu
kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tetapi alif satu
huruf; lam satu huruf dan mim satu huruf (HR. At-Tirmizi no. 2910).
Terlebih lagi pada bulan Ramadhan sebagai bulan Al-Quran. Tentu, pahalanya berlipat ganda dibandingkan dengan
bulan-bulan biasa.
Hadits ini juga menjelaskan perhitungan yang rinci mengenai pahala membaca Al Quran. Tiap huruf berpahala 10
kebaikan. Kita mungkin bisa membayangkan apa yang bisa kita beli dengan uang $1.000 Dollar. Tapi, bisakah kita
bayangkan apa yang bisa kita beli dengan 1.000 kebaikan? Salah satu yang bisa kita beli adalah keburukan-
keburukan kita. Maksudnya, Allah SWT akan mengikis dosa dan keburukan kita dengan kebaikan-kebaikan yang kita
miliki. Firman Allah SWT, Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian
permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-
perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (QS Hud:114)
2. Akan mendapat Rahmat, Petunjuk, Keselamatan dan Kasih sayang dari Allah SWT
o Firman Allah SWT: Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah SWT, dan kitab yang menerangkan. Dengan
kitab itulah Allah SWT menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab
itu pula) Allah SWT mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-
Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS Al-Maidah: 15-16).
3. Sebagai penyembuh dari segala penyakit
o Firman Allah SWT: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS Yunus:
57). Katakanlah: Al Quran itu adalah petunjuk dan obat penawar bagi orang-orang yang beriman (QS Fushshilat : 44)
4. Al-Quran akan menjadi penolong di hari kiamat
o Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu anhu : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : Bacalah Al-
Quran, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat nanti memberi syafaat (penolong) bagi orang yang membacanya
dan mentaatinya. (HR. Muslim no. 804). Tentunya tidak hanya sekedar membaca, juga mengamalkannya. Selain
Rasulllah saw, tidak seorangpun yang mampu memberikan pertolongan kepada seseorang pada hari hisab, kecuali Al-
Quran yang dibaca selama ia hidup di dunia.
o Dan dari Abdullah bin Amru bin Ash Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah saw bersabda : Puasa dan Al Quran akan
memberi syafaat kepada hamba kelak di hari kiamat, Puasa berkata : Ya Rabbku saya telah mencegahnya dari
memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya. Dan
berkata Al Quran :Saya telah mencegahnya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafaat
kepadanya, Rasulullah saw :Maka keduanya memberikan syafaat (HR. Ahmad)
o Dari shahabat An-Nawwas bin Saman Al-Kilabi radhiallahu anhu berkata : saya mendengar Rasulullah saw bersabda,
Pada hari kiamat akan didatangkan Al-Quran dan orang-orang yang mempraktekan Al-Quran di dunia, didahului oleh
surah Al Baqarah dan surah Ali Imran, keduanya akan membela dan mempertahankan orang-orang yang mentaatinya.
(HR. Muslim no. 805)
o Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu anhu : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : Bacalah oleh
kalian dua bunga, yaitu surah Al-Baqarah dan Surah Ali Imran. Karena keduanya akan datang pada hari Kiamat seakan-
akan keduanya dua awan besar atau dua kelompok besar dari burung yang akan membela orang-orang yang senantiasa
rajin membacanya. Bacalah oleh kalian surah Al-Baqarah, karena sesungguhnya mengambilnya adalah barakah,
meninggalkannya adalah kerugian, dan sihir tidak akan mampu menghadapinya. (HR. Muslim no. 804)
5. Mahluk Allah SWT yang Terbaik.
o Dari shahabat Utsman bin Affan radhiallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda, Sebaik-baik kalian
adalah yang mempelajari Al-Quran dan yang mengajarkannya (HR. Al-Bukhari no. 5027)
o Abdul Humaidi Al-Hamani, berkata: Aku bertanya kepada Sufyan Ath-Thauri, manakah yang lebih engkau sukai, orang
yang berperang atau orang yang membaca Al-Quran? Sufyan menjawab: Membaca Al-Quran. Karena Rasulullah saw
bersabda. Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya.
o Ilmu adalah kehidupannya Islam dan tiangnya keimanan. Dan barangsiapa mengajarkan ilmu, maka Allah SWT akan
menyempurnakan pahalanya, dan barangsiapa yang belajar, lantas mengamalkan(nya), maka Allah SWT akan
mengajarkan kepadanya apa-apa yang tidak ia ketahui (HR. Abu Syaikh)
6. Dikumpulkan bersama para malaikat.
o Dari Ummul Mu`minin Aisyah berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda, Orang yang pandai membaca Al-Quran akan
ditempatkan bersama kelompok para Malaikat yang mulia dan terpuji. Adapun orang yang terbata-bata dan sulit
membacanya akan mendapat dua pahala. (HR. Muslim no. 798, HR Al-Bukhari no. 4937) Dua pahala, yakni pahala
membaca dan pahala susah payahnya.
o Rasulullah saw bersabda: Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah Allah SWT (masjid) untuk membaca
Kitabullah (Al-Quran) dan mempelajarinya, melainkan
a. ketenangan jiwa bagi mereka,
b. mereka diliputi oleh rahmat,
c. dikelilingi oleh para malaikat, dan
d. Allah SWT menyebut nama-nama mereka di hadapan para Malaikat yang ada di sisi-Nya.
o Dari Usaid bin Hudhair ra, suatu hari ia sedang membaca surah Al Baqarah sedangkan kudanya diikat di dekatnya. Tiba-
tiba kudanya terkejut ketakutan. lalu ia diam, maka kudanya pun diam. Kemudian, ia membaca. Kudanya terkejut
ketakutan lagi. Ia pun diam, kudanya pun diam. Kemudian ia membaca lagi. Kudanya terkejut ketakutan lagi. Lalu ia pun
beranjak. Saat itu putranya, Yahya, berada dekat dengan kuda itu, maka ia khawatir kuda itu akan mengenai anaknya.
Ketika menarik anaknya, Usaid mengangkat kepalanya menghadap langit hingga ia tidak melihatnya. Ketika waktu
subuh tiba. ia bercerita kepada Rasulullah saw. Beliau pun bersabda, Bacalah hai Ibnu Hudhair! Bacalah hai Ibnu
Hudhair!. Ia menjawab, Saya khawatir kuda itu menginjak Yahya, wahai Rasulullah saw, saat itu Yahya dekat dengan
kuda itu. Lalu saya angkat kepala saya menghadap langit, ternyata di langit ada semacam awan yang di dalamnya ada
semacam lampu-lampu, lalu lampu-lampu itu keluar hingga saya tidak bisa melihatnya lagi. Rasulullah saw bertanya,
Tahukah engkau apa itu?Kata Usaid, Tidak, Beliau bersabda, Itu adalah malaikat yang mendekat karena suaramu.
Andaikata engkau terus membaca, pasti ia akan tetap ada sampai subuh dan orang-orang dapat melihatnya karena ia tidak
akan tersembunyi dari mereka. (HR. Al Bukhari)
7. Al-Quran menentukan derajat bagi pembacanya
o Dari shahabat Umar bin Al-Khaththab radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah SWT
meninggikan (derajat) ummat manusia ini dengan Al-Quran dan membinasakannya pula dengan Al-Quran (HR.
Muslim no. 269)
o Akan dikatakan kepada para penghafal Al-Qur`an, Bacalah dan naiklah ke atas. Bacalah dengan tartil sebagaimana
dulu kamu di dunia membacanya dengan tartil. Karena jenjang kamu (di surga) berada di akhir ayat yang dulu kamu
biasa baca. (HR. Ahmad no. 6796). Siapa yang membaca dengan sempurna seluruhnya Al-Quran maka ia menempati
tingkatan surga yang paling atas di akhirat. Sedang siapa yang membaca sesuatu juz darinya, maka kenaikannya dalam
tingkatan surga sesuai dengan bacaannya itu. Dengan demikian, akhir pahalanya adalah pada akhir bacaannya.
8. Kedua Orang Tuanya mendapatkan mahkota surga.
o Rasulullah saw bersabda : Barangsiapa selalu membaca Al-Quran dan mengamalkan isinya niscaya Allah SWT akan
memakaikan mahkota kepada kedua orang tuanya besok di hari kiamat yg mana cahaya mahkota tersebut lebih indah dari
cahaya matahari yg menyinari rumah-rumah di dunia. dan dipakaikan kedua orang tuanya perhiasan yang tidak
didapatinya didunia, lalu keduanya bertanya : dengan amal apa hingga kita diberikan pakaian ini ? dikatakan : karena
anakmu hapal Al-Quran. Maka apakah gerangan balasan pahala yg akan dianugerahkan kepada orang yg membaca dan
mengamalkan Al-Quran itu sendiri? . (Riwayat Abu Dawud)
9. Membaca Al Quran lebih berharga dibanding Harta benda dunia
o Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma, Rasulullah saw bersabda: Tidak boleh hasad (iri) kecuali dalam dua perkara,
yaitu: orang yang dikaruniai Allah SWT keahlian tentang Al-Qur`an, lalu diamalkannya pada waktu malam dan siang, dan
orang yang dikaruniai Allah SWT kekayaan harta , lalu diinfakkannya pada waktu malam dan siang. (Hadits Muttafaq
Alaih). Yang dimaksud hasad di sini yaitu menginginkan sesuatu yang dimiliki orang lain. (Lihat kitab Riyadhus
Shaalihiin, hlm. 467-469).
o Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah saw bersabda: Apakah salah seorang dari kalian suka jika
ketika dia kembali kepada isterinya, di rumahnya dia mendapati tiga ekor unta yang sedang bunting lagi gemuk-gemuk?
Kami menjawab, Ya. Beliau bersabda, Tiga ayat yang dibaca oleh salah seorang dari kalian di dalam shalatnya adalah
lebih baik daripada ketiga ekor unta yang bunting dan gemuk itu. (HR. Muslim no. 802)
o Dari Uqbah Bin Amir ra berkata Rasulullah saw Bersabda : Siapakah di antara kalian yang tiap hari ingin pergi ke
Buthan atau Aqiq dan kembali dengan membawa dua ekor unta yang gemuk sedang dia tidak melakukan dosa dan tidak
memutuskan hubungan silaturahmi? Kami menjawab, Kami ingin ya Rasulullah Lantas beliau bersabda, Mengapa
tidak pergi saja ke masjid; belajar atau membaca dua ayat Al Quran akan lebih baik baginya dari dua ekor unta, dan tiga
ayat lebih baik dari tiga ekor unta, dan empat ayat lebih baik dari empat ekor unta, demikianlah seterusnya mengikuti
hitungan unta.(HR Muslim)
o Rasulullah saw bersabda, Allah SWT berfirman : Barangsiapa disibukkan dengan mengkaji Al-Quran dan menyebut
nama-Ku, sehingga tidak sempat memohon kepada-KU, maka Aku akan memberinya sesuatu yang lebih baik dari apa
yang Ku berikan kepada orang-orang yang memohon. Dan keutamaan kalam Allah SWT atas semua perkataan adalah
seperti, keutamaan Allah SWT atas makhluk-Nya. (HR Tirmidzi)
10. Dijauhi Setan & Kesusahan
o Rasulullah saw bersabda, Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan lari
dari rumah yang di dalamnya dibaca surat Al Baqarah (HR Muslim dari Abu Hurairah ra)
o Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan
surat Al-Baqarah, tidak akan bisa dimasuki setan. (HR. Muslim)
o Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Daru Quthni dari Anas r.a, Rasulullah saw memerintahkan: Perbanyaklah
membaca Al Quran di rumahmu, sesungguhnya didalam rumah yang tak ada orang membaca Al Quran, akan sedikit
sekali dijumpai kebaikan dirumah itu, dan akan banyak sekali kejahatan, serta penghuninya selalu merasa sempit dan
susah.
o Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Baihaqi dari Anas r.a;Rasulullah saw bersabda: Hendaklah kamu beri
nur (cahaya) rumah tanggamu dengan shalat dan dengan membaca Al Quran.


BERSAHABAT DENGAN MUSIBAH

Innaa Lillaahi Wainnaa Ilaihi Raaji'uun, Allaahumma'jurnii Fii Musiibatii Waahliflii Khairan Minha
"Sesungguhnya kita ini milik Allah dan sungguh hanya kepada-Nya kita akan kembali. Ya Allah, berilah aku pahala dalam
musibahku ini dan berilah ganti yang lebih baik daripadanya."

Dalam salah satu hadistnya Rasulullah Saw menggambarkan, betapa indahnya sikap seorang muslim dalam menghadapi ujian:

Sungguh amat menakjubkan urusan orang yang beriman, karena semua urusannya adalah kebaikan semata, dan tak seorang pun
yang memiliki hal itu selain orang beriman. Apabila ia memperoleh kegembiraan (nikmat), ia lalu bersyukur. Maka kesyukuran
itu kebaikan baginya. Apabila ia ditimpa keburukan/bencana, lalu ia bersabar, maka hal itu pun kebaikan baginya. (HR. Muslim)

Ya, syukur dan sabar adalah dua hal yang harus ada dalam diri seorang muslim. Karena dengan dua hal inlah seorang muslim bisa
berpikir positif dan mengambil pelajaran dari setiap ketetapan Allah yang hadir dalam hidupnya. Baik itu ketetapan baik, maupun
ketetapan buruk.
Tujuan Musibah
Marilah kita sama-sama kita melihat musibah ini dalam sudut yang lebih positif. Sememangnya musibah itu adalah sebagai dua
tujuan; satu sebagai bala, balasan dunia kepada manusia yang ingkar, satu lagi sebagai peringatan kepada manusia yang beriman
dan berakal. Sebagai contoh, bencana alam di sesebuah tempat yang menghapuskan seluruh penduduknya mungkin merupakan
bala bagi penduduk tersebut yang engkar kepada Allah, tapi ia merupakan peringatan kepada orang lain yang menyaksikan
bencana tersebut.
Dan betapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, (padahal) mereka lebih hebat kekuatannya daripada mereka
(umat yang belakangan) ini.

Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan
pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. (50:36-37)

Ada sebuah kisah yang sangat indah dari sahabat Rasulullah Umar bin Khattab. Umar bin Khattab adalah sahabat Nabi sekaligus
khalifah yang sangat zuhud dan pandai bersyukur pada Allah swt. Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa Umar bin Khattab ini
selalu bersyukur, baik ketika menerima nikmat atau pun sedang ditimpa musibah. Umar selalu mengucapakan hamdalah empat
kali ketika ditimpa musibah.
Hamdalah pertama, kata Umar, ia bersyukur karena Allah tidak menurunkan musibah yang lebih berat dari musibah saat itu.
Karena, kalau Allah berkehandak, bukan Dia bisa mendatangkan bencana yang lebih berat dan lebih dahsyat dari itu?
Hamdalah kedua, Umar bersyukur karena Allah tidak menurunkan musibah itu terhadap agamanya. Karena bagi Umar, agama
itu jauh lebih berharga dari pada dunia dan seisinya.
Hamdalah ketiga, Umar bersyukur karena Allah masih memberinya kesabaran dan terus memelihara kesabaran itu di dadanya.
Karena Umar yakin Allah akan membalas kesabarannya dengan surga. Dan sungguh, surga lebih dirindukan oleh Umar dari pada
dunia dan keindahannya.
Hamdalah keempat. Umar bersyukur karena Allah masih menolongnya untuk memperoleh kembali nikmat yang hilang. Karena
Allah telah berjanji akan menggantikan setiap apa yang telah lepas darinya dengan rahmat dan kasih sayang Allah. Itu semua jauh
lebih berharga dari pada apa yang telah lepas dari genggamannya. Sungguh Allah Maha Kaya, dan adalah mudah bagi-Nya untuk
mengganti setiap yang hilang dari hamba-Nya dengan sesuatu yang lebih baik dan lebih berharga.

Berkaca dari sikap Umar bin Khattab di atas dalam menghadapi musibah, kita jadi memahami bahwa ujian keburukan atau kah
kebaikan yang datang menghampiri kedua-duanya adalah baik bagi seorang muslim. Kedua-duanya adalah wajib disyukuri, agar
kita bisa memandang keduanya dengan kaca mata positif. Ketika kita mengedepankan syukur dalam mengahadapi ujian kebaikan
dan keburukan maka kita akan bisa bersikap proporsional dan profesional. Dalam artian, ketika mendapat ujian kebaikan kita
tidak lupa diri, tidak terlalu berbangga hati dan tetap menyadari bahwa itu semua merupakan nikmat dari Allah yang harus dibagi
dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Sebaliknya, ketika ditimpa ujian keburukan kita tidak terlalu bersedih hati dan berusaha
untuk melihat kebaikan di balik ujian kesulitan tersebut.

Jadi, bagaimanakah Islam memberikan pedoman kepada kita apabila berlakunya musibah? Bagi sahibul musibah (yang terkena
musibah), Islam memberikan pedoman sepertimana berikut :

1. Iman Dan Redha Terhadap Ketentuan (Qadha') Allah

Kita wajib beriman bahawa segala musibah yang berlaku seperti gempa bumi, banjir, wabak penyakit adalah ketetapan daripada
Allah SWT di Lauhul Mahfuz. Kita juga wajib menerima ketentuan Allah ini dengan berlapang dada (redha). Allah SWT
berfirman :

"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuz)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (TMQ al-Hadid [57] : 22)

Oleh sebab itu, adalah tidak benar jika ada orang berkata, gempa bumi itu terjadi kerana ada roh yang sedang marah.
Sebaliknya, bencana itu berlaku kerana ia adalah ketentuan daripada Allah SWT dan bukannya ketentuan daripada sesiapa yang
lain.

Kita wajib menerima takdir Allah ini dengan penuh redha, bukan dengan perasaan geram atau marah kepada Allah SWT misalnya
dengan berkata, "Ya Allah, mengapa harus aku? Apakah dosaku ya Allah?". Sikap yang sedemikian adalah sangat biadap. Allah
SWT berfirman :

"Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang dilakukan, tetapi merekalah yang akan ditanya. [TMQ al-Anbiyaa` (21) : 23]

2. Sabar Menghadapi Musibah

Menurut Imam As-Suyuthi dalam tafsir al-Jalalain, sabar adalah menahan diri daripada segala apa yang dibenci (al-habsu li an-
nafsi alaa maa takrahu). Sikap inilah yang wajib dimiliki ketika kita menghadapi musibah. Selain itu, kita disunnahkan untuk
mengucapkan kalimat istirja (Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun) ketika berlaku musibah. Allah SWT berfirman :

"Dan sesungguhnya akan Kami berikan ujian kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-
buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" . [TMQ al-Baqarah [2] : 155-156]

Oleh yang demikian, bersabarlah. Jangan sampai kita hilang perasaan sabar dengan berputus asa atau berprasangka buruk seakan-
akan Allah tidak akan memberikan kita kebaikan pada masa hadapan. Ingatlah bahawa putus asa itu adalah su`uzh-zhan billah
(berburuk sangka kepada Allah)! Su`uzh-zhan kepada manusia pun tidak dibolehkan, apatah lagi kepada Allah SWT.
Nauzubillahi min zalik.

Secara realitinya, orang yang ditimpa musibah akan mudah sekali terjerumus untuk bersikap putus asa (surah ar-Rum ayat 36).
Allah SWT menegaskan bahawa sikap tersebut adalah sikap yang kufur sebagaimana firmanNya :

"Sesungguhnya tiada berputus asa daripada rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." [TMQ Yusuf (12) : 87] .

3. Mengetahui Hikmah Di Sebalik Musibah

Seseorang Muslim yang mengetahui hikmah (rahsia) di sebalik musibah akan memiliki kekuatan mental yang baik. Berbeza
dengan orang yang hanya memahami musibah secara cetek iaitu dengan hanya melihatnya secara zahir sahaja. Mentalnya sangat
lemah dan mudah mengeluh atas segala musibah yang menimpa.

Antara hikmah musibah adalah untuk diampunkan dosa-dosanya. Sabda Rasulullah SAW :

"Tiadalah seorang Mukmin yang ditimpa musibah tertusuk duri atau lebih (teruk) daripada itu melainkan dengannya (musibah
tersebut) Allah akan menghapuskan sebahagian daripada dosa-dosanya." [HR Bukhari dan Muslim]

Seseorang Muslim yang mati ditimpa bangunan atau tembok akibat gempa bumi adalah tergolong sebagai orang yang mati syahid.
Sabda Nabi SAW :

"Orang-orang yang mati syahid itu ada lima golongan; (1) orang yang terkena wabak penyakit taun, (2) orang yang terkena
penyakit perut (disentri, kolera, dsb), (3) orang yang tenggelam, (4) orang yang ditimpa tembok/bangunan, dan (5) orang yang
mati syahid dalam peperangan di jalan Allah." [HR Bukhari dan Muslim].

"Akan diampuni bagi orang yang mati syahid segala dosa-dosanya, kecuali hutang." [HR Muslim].

Hikmah lain adalah jika anak-anak Muslim meninggal, kelak mereka akan masuk ke syurga. Sabda Nabi SAW :

"Anak-anak kaum Muslimin (yang meninggal) akan masuk ke dalam syurga." [HR Ahmad]

4. Tetap Terus Berikhtiar

Maksud ikhtiar ialah tetap melakukan pelbagai usaha untuk memperbaiki keadaan dan menghindarkan diri daripada sebarang
bahaya yang muncul. Kita tidak disuruh untuk berdiam diri atau pasrah berpangku tangan bertongkat dagu dengan menunggu
bantuan datang ketika musibah menimpa kita.

Beriman kepada ketentuan Allah bukan bererti kita hanya duduk diam termenung dan meratapi nasib tanpa berusaha untuk
mengubah apa yang ada pada diri kita. Allah SWT berfirman :

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri." [TMQ ar-Radu (13) : 11].

Ketika berlakunya wabak penyakit di Syam, Umar bin Al-Khattab segera keluar dari negeri tersebut. Ketika ditanya
kepadanya,"Adakah kamu hendak lari daripada takdir Allah?". Lalu Umar menjawab,"Ya, aku lari daripada takdir Allah ini untuk
menuju kepada takdir Allah yang lain."

Rasulullah SAW juga memberi petunjuk bahawa segala bahaya (kemudaratan) wajib untuk dihapuskan (dihindarkan). Misalnya
ketiadaan logistik, tempat tinggal, masjid, sekolah dan sebagainya. Nabi SAW bersabda, "Tidak boleh menimbulkan bahaya bagi
diri sendiri dan bahaya bagi orang lain." [HR Ibnu Majah]

5. Memperbanyakkan Berdoa Dan Berzikir

Kita sentiasa dianjurkan untuk memperbanyakkan doa dan zikir bagi orang yang ditimpa musibah. Orang yang mahu berdoa dan
berzikir adalah lebih mulia di sisi Allah daripada orang yang enggan atau malas. Rasululah SAW mengajarkan doa bagi orang
yang ditimpa musibah: "Allahumma jurnii fii musiibatii wa akhluf lii khairan minhaa (Ya Allah, berilah pahala dalam
musibahku ini dan berilah ganti bagiku yang lebih baik daripadanya.) [HR Muslim].

Zikir juga dapat mententeramkan hati orang yang sedang gelisah atau yang mengalami tekanan. Allah SWT berfirman :

"Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah sahajalah hati menjadi tenteram." [TMQ ar-Radu (13) : 28]

Antara zikir yang dianjurkan adalah dengan beristighfar "Astaghfirullahal azhim". Sabda Nabi SAW :

"Barangsiapa memperbanyakkan istighfar, maka Allah akan membebaskannya daripada kesedihan, memberinya jalan keluar
terhadap kesempitannya, dan akan memberinya rezeki daripada arah yang tidak disangka-sangkanya." [HR Abu Dawud].

6. Bertaubat

Tiada seorang hamba yang ditimpa musibah melainkan ia adalah akibat daripada dosa-dosa yang dilakukannya. Maka sudah
semestinya dia perlu bertaubat nasuha kepada Allah SWT. Orang yang tidak mahu bertaubat setelah ditimpa musibah adalah
orang sombong dan sesat. Allah SWT berfirman :

"Dan apa sahaja musibah yang menimpa kamu, maka ia adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan banyak (daripada kesalahan-kesalahanmu)." [TMQ asy-Syuura (42) : 30]

Sabda Nabi SAW:

"Setiap anak Adam mempunyai kesalahan (dosa). Dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang yang bertaubat." [HR at-
Tirmidzi].

Terdapat 3 rukun dalam melakukan taubat nasuha. Pertama, menyesali atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Kedua, berhenti
daripada melakukan perbuatan dosa-dosanya itu. Ketiga, berazam (tekad yang kuat) untuk tidak akan mengulangi lagi dosa-dosa
tersebut di masa akan datang. Jika dosa-dosanya berkaitan hubungan sesama manusia seperti belum membayar hutang, pernah
memfitnah atau mengumpat seseorang, pernah menyakiti perasaan orang lain dan sebagainya, maka rukun taubat ditambah satu
lagi iaitu menyelesaikan masalah urusan sesama manusia dan memohon maaf.

7. Tetap Istiqamah Dengan Islam

Dalam setiap musibah yang berlaku, akan wujud pihak-pihak tertentu yang mengambil kesempatan dengan niat yang jahat.
Contohnya perbuatan kotor berbentuk keagamaan seperti kristianisasi. Cara-cara yang dilakukan adalah dengan memberikan
bantuan logistik, perubatan, wang, rumah dan sebagainya.

Ketahuilah bahawa semua itu tidak diberikan dengan tulus melainkan terdapat niat yang keji disebaliknya. Niat orang-orang kafir
itu adalah bertujuan untuk memurtadkan orang-orang Islam supaya menjadi penganut agama Kristian sebagai balasan atas bantuan
dan jasa yang telah diberikan. Na`uzu billahi min dzalik.

Di sinilah seseorang Muslim itu dituntut untuk terus bersikap istiqamah, iaitu konsisten di atas satu jalan dengan mengamalkan
kewajiban-kewajiban dan meninggalkan larangan-larangan (mulazamah al-thariq bi fili al-wajibat wa tarki al-manhiyyat). Allah
SWT telah mewajibkan kita untuk beristiqamah :

"Maka tetaplah kamu (di jalan yang benar) sebagaimana yang diperintahkan kepadamu dan orang yang telah bertaubat bersama
kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". [TMQ Huud [11] :
112].

Muslim yang murtad (keluar daripada agama Islam) dan menjadi pemeluk Kristian (atau agama-agama lain yang lain) sebenarnya
telah tertipu mentah-mentah baik di dunia mahupun di akhirat. Allah SWT berfirman :

"Barangsiapa yang murtad di antara kamu daripada agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia
amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." [TMQ al-Baqarah [2] :
217]

Oleh kerana itu, adalah wajib bagi kita untuk terus beristiqamah dalam mempertahankan keislaman kita. Jangan mudah tertipu
oleh pujuk rayu syaitan bertopengkan manusia. Jangan sesekali mati kecuali tetap memegang teguh dengan agama Islam. Allah
SWT berfirman :

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepadaNya, dan janganlah sekali-
kali kamu mati melainkan dalam keadaan Muslim." [TMQ Ali Imraan [3] : 102]

You might also like