You are on page 1of 9

Fadhilah Ilmu dalam alquran

Keutamaan ilmu dan orang-orang berilmu

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan


tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu”
(Q.S. AL-’ANKABUT:43)

“Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat”
(Q.S. FATHIR:19)

“… Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,


hanyalah ulama…”
(Q.S. FATHIR:28)

“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu


dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…”
(Q.S. AL-MUJADILAH:11)

Sebuah renungan semoga berharga:


• Semua ilmu hakekatnya akan menuju pada kemurnian dan kesadaran
tauhid sebagaimana fitrah manusia dan alam semesta ini sebagai
makhluq yang butuh dan akan terus gelisah hingga genap keilkhlasan kita
bersandar Allah Rab ‘azza wajalla. Allah telah mengatur sebaik-baiknya
ciptaanya, segala ciptaan-Nya takkan pernah luput dari
kesempurnaan-Nya
• Hanya ilmu yang mendasarkan pada Allah yang shahih (ada
tuntunanya dari rasulullah lewat hadist yang shahih), meyakininnya
sebagai jalan kebaikan yang bisa mengantarkan pada kejayaan ummat
manusia dan kejayaan kelak yang haq disisi Allah
• Mari berusaha mendapatkan ilmu yang lebih prioritas (ilmu hal) yaitu
yang lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah sebagai seorang
hamba lewat al-ilmu (alquran) yang harus selalu menjadi sandaran dan
keyakinan bagi tiap amalan kita (ilmu haq) dan baru urutan
selanjutanya adalah segala ilmu yang asalnya dari sumber yang bersih,
dengan niat yang bersih dan menuju kepada kebersihan pula…
(semoga Allah senantiasa meneguhkan keikhlasan hati kita semua)

“… dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit"


(Al isra’: 85)

Hikmah:
• “Mari memanfaatkan dan mengajarkan ilmu yang Allah karuniakan
sebaik mungkin”
• “Mari berusaha senantiasa bertindak berdasar ilmu (dalil) yang kokoh
yang ada contohnya dari rasulullah, bukan sekedar prasangka”

Ilmu adalah kunci sukses dunia akhirat

“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu


dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…”
(Q.S. AL-MUJADILAH:11)

“Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan


mereka (57) Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka
(58) Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka
(sesuatu apapun) (59) Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah
mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa)
sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka (60) mereka itu
bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang
yang segera memperolehnya (61)”

Sebuah Hikmah dan Renungan:


• “Mari menyadari, sekedar menerima kebenaran mungkin bisa dengan
taqlid (ikut-ikutan) namun tiada derajad disisi Allah karna mudahnya
lepasnya kebenaran tanpa kita tahu. Sedang seorang muslim harus
benar-benar beriman yang haq dengan ilmu dan pemahaman
mendalam yang benar sebagaimana telah rasulullah teladankan dan
para sahabat telah mengamalkan, sehingga ia juga bisa merasakan
dan menemukannya sendiri”
• “Waspada pada pendapat yang keliru, salah dan menyesatkan pada
kebanyakan orang (keawaman) yang senantiasa siap menerkam kita”
• “Mari membiasakan pisahkan antara yang haq dan yang bathil, fakta
dan opini serta orang (dan media) yang mengucapkannya”
• “Jangan begitu saja menerima pandangan media atau angapan orang
banyak tentang dunia ini dan jalan yang baik menurutnya. Teliti dulu
kebenarannya, sebenar petunjuk adalah yang datang dari Allah (al
quran) dan dijelaskan rasul-Nya (assunnah). Maka miliki keilmuan
agama yang kuat sebagai seorang muslim yang selayaknya”
• “Jangan mengandalkan pengalaman, pendapat atau pandangan
umum saja tanpa ilmu, ingat firman Allah kebanyakan manusia adalah
menyesatkan justru karna banyaknya mereka yang seakan-akan
benar dan kuat sedang perbuatan mereka adalah dari nafsu dan
kebiasaan (kebanyakan) dan warisan yang salah”
• “Jangan pernah biarkan orang lain mempengaruhi atau mengambil
alih hidup kita, biarlah hidayah Allah menuntun hidup kita dengan
sebenar ilmu yang haq dan meyakinkan (yang telah rasulullah jelaskan
dan para sahabat amalkan)”
• “Jangan lagi pernah mengenal dan mengikuti kebenaran karna
tokohnya, mari kita kenali kebenaran itu sendiri maka niscaya
kitapun akan tahu siapakah tokoh itu” (Ali bin abi thalib)

Larangan mendahului Allah dan rasul-Nya dalam berbuat


sesuatu
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan
Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”

Jadi seorang mukmin tidak boleh menetapkan suatu hukum sebelum ada
ketetapan dari dari Alalh dan rasul-Nya (dari Al Quran dan As sunnah)

Larangan mengharamkan yang dihalalkan dan sebaliknya serta


melampaui batas

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang


baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui
batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas”
(Al maidah: 87)

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh


lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-
adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung”
(An nahl: 116)

Seruan untuk mencari ilmu agama


“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”
(Q.S. AT-TAUBAH:122)

“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang
Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”
(Q.S. AN-NAHL:43)

Seruan untuk bertafakkur dan menggunakan akal

“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu


melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab
(Taurat)? Maka tidakkah kamu berpikir?”
(Q.S. AL-BAQARAH:44)

“Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya (hukum-hukum-


Nya) supaya kamu memahaminya”
(Q.S. AL-BAQARAH:242)

“Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al


Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa
yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia
yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat
mengambil pelajaran (dari firman Allah)”
(Q.S. AL-BAQARAH:269)

Sebuah Renungan:
• “Mari menjaga pintu pikiran kita dan apa yang terlintas dalam benak
kita”
• “Mari berhati-hati, kita seringkali hanyut dalam pikiran dan
argumentasi pribadi bukanya mendahulukan alquran dan assunnah”
• “Hati-hati dengan pikiran dan sikap gelisah kita, sebab kebanyakan
parsangka adalah dusta (hadist) dan jangan lagi pernah ragu,
tinggalkan segala yang meragukan”
• “Pahami efek bola salju pikiran, biasakan hidup bersih dan tulus
semua karna Allah”
• “Mari berhati-hati pada persepsi dan cara pandang kita sebab sangat
menentukan tindakan yang akan kita ambil nantinnya, maka mari
membiasakan mendahulukan alilmu dan hidup ilmiyyah (addalil)”
• “Biasakan isi pikiran dengan hal-hal yang baik-baik saja”
• “Jangan pernah iklhlaskan pikiran kita tercuri dnegan segala kesia-
siaan dan informasi sampah”
• “Mari memperhatikan pada hal yang benar-benar baik dan pula
dengan cara yang bersih (baik) saja” (selektif, jauh dari segala kesia-
siaan membuang-buang waktu)
• “Hindari jebakan logika (akal) dan kaum filsafat yang dipermainkan
akalnya”
• “Mari memahami inti dan akar suatu masalah sebenarnya, biasakan
hidup ilmiyyah”
• “Hati-hati dan jauhi sesuatu yang tidak kita ketahui dan tidak jelas
(syubhat/meragukan)”
• “Jangan pernah biarkan diri kita dalam posisi sulit, tiada berdaya,
tidak punya kontrol, bimbang, tiada tahu (tidak jelas)”
• Biasakan bicara yang baik-baik, dan baik pula pada pikiran, hati dan
manfaat pada diri kita, sehingga menjaga diri selalu berpikir konstruktif
(membangun) dan bermanfaat
• “Mari menyadari dalam alam pikiran, kita seakan-akan menciptakan
dunia kita sendiri dan juga bagaimana memandang dunia ini, sama
juga tiap orang mereka punya pengalaman dan pikirannya sendiri.
Namun jangan sampai kita terbuai pikiran (sering menjebak dalam
keterbatasanya) sedang Alquran adalah sebenar-benar petunjuk”

Seruan untuk menyebarkan ilmu dan larangan menyimpannya

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami


turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah
Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila`nati
Allah dan dila`nati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat mela`nati”
(Q.S. AL-BAQARAH:159)

“(yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir dan
menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan
kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan”
(Q.S. AN-NISA’:37)

Larangan berbantah-bantah tanpa ilmu

“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang
tiada berguna”
(Q.S. AL-HAJJ:3)
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan
janjinya”
(Q.S. AL-HAJJ:8)

Seruan untuk mendalami ilmu dan pengetahuan

“…Dan katakanlah (muhammad) : "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu


pengetahuan"
(Thahaa: 114)

“Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah


bermanfa`at tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan
bagi orang-orang yang tidak beriman"
(Q.S. YUNUS:101)

Bergairah dengan ilmu

Kritis

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai


pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”
(Al isra’: 36)

Terbuka menerima kebenaran dari manapun datangnya


“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di
antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan
mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal”
(Az zumar: 18)

Senantiasa menggunakan daya nalar

“Do`a mereka di dalamnya ialah: "Subhanakallahumma", dan salam


penghormatan mereka ialah: "Salam". Dan penutup do`a mereka ialah:
"Alhamdulillaahi Rabbil `aalamin."

You might also like