You are on page 1of 11

MAKALAH PRATIKUM TEKNIK PERLINDUNGAN TANAMAN 1 PENGARUH ULAT KUBIS (Crocidolomia pavonana) TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN DAN PRODUKSI

KUBIS DI PENGALENGAN DAN MALINO SEMESTER GENAP TAHUN 2009

KELOMPOK 1 RADEN BONDAN EDDYANA BILHADIAN ( 150110080162) FANNY (150110080130) TOHOM D.P.S ( 150110080153 ) ADI FIRMANSYAH ( 150110080158 )

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Kata Pengantar Assalammualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Pertama marilah kita panjatkan syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat-Nya kami masih diberi kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah laporan praktikum mata kuliah Teknik Perlindungan Tanaman 1. Makalah ini berisi penjelasan tentang penyelesaian masalah yang berkaitan dengan serangga Crocidolomia pavonana. Masalah tentang perbedaan tingkat kerusakan dan produksi tanaman kubis berdaya hasil tinggi yang ditanam di Pengalengan JABAR dan Malino SULSEL. Secara garis besar kami menganalisa terjadinya perbedaan tingkat kerusakan dan produksi tanaman kubis disebabkan oleh perbedaan karakterisktik lingkungan baik secara biotik atau abiotik dan penerapan teknologi pengendalian yang dilakukan didua tempat tersebut. Demikian hal ini kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan apabila terdapat kesalahan, kami mohon maaf. Terima kasih Wassalammualaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Daftar Isi Bab 1. Bab 2. Tabel Fakta, Ide, Learning issue,Activity....4 Permasalahan dan Pembahasan tentang Crocidolomia pavonana5 2.1 Permasalahan yang berkaitan dengan Crocidolomia pavonana 2.2 Pembahasan tentang Crocidolomia pavonana terhadap produksi kubis 2.2.1 2.2.2 Bab 3. Bab 4. Pengaruh Faktor abiotik dan Faktor biotik .........................6 Gambar siklus hidup Crocidolomia pavonana..7

Kesimpulan..............................................................................................9 Daftar Pustaka........................................................................................10

Bab 1. Tabel Fakta, Ide, Learning issue,Activity Fakta varietas berdaya tinggi 2. penanaman varietas kubis di Pengalengan Jawa Barat 3. penanaman varietas kubis di Malino Sulawesi Selatan 4. adanya serangga Crocidolomia pavonana pada kubis Pengalengan dan Malino 5. perbedaan tingkat kerusakan produksi dan kubis di Ide kubis Perbedaan hasil karakteristik lingkungan yaitu 1. faktor abiotik seperti suhu, kelembapan , ketinggian tempat, dan intensitas cahaya 2. faktor biotik yaitu predator, serangga kompetitor, dan parasitoid 3. penerapan teknik pengendalia n Learning issue 1. apa karakteristik tanaman kubis 2. bagaimana ciri khas dari Crocidolomia pavonana 3. pengaruh suhu lingkungan terhadap daur hidup Crocidolomia pavonana 4. bagaimana proses pengendalian Crocidolomia pavonana 2. Activity penelusuran informasi Crocidolomi a pavonana melalui internet penggunaan buku sumber yaitu Pracaya.2007 . Hama & Penyakit Tanaman. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta

1.

1.

di Pengalengan dan Malino

Bab 2. Permasalahan dan Pembahasan tentang Crocidolomia pavonana 2.1 Permasalahan yang berkaitan dengan Crocidolomia pavonana Introduksi varietas kubis baru dengan daya hasil tinggi yang ditanaman di Pengalengan JABAR dan Malino SULSEL. Ternyata pada kubis yang ditanam di Malino ditemukan serangga Crocidolomia pavonana dengan populasi tinggi, kerusakan tinggi dan produksi rendah, sedangkan pada kubis yang ditanam di Pengalengan hanya ditemukan sedikit serangga tersebut, populasi rendah dan kerusakan tidak berarti.Pembahasan tentang Crocidolomia pavonana 2.2 Pembahasan tentang Crocidolomia pavonana terhadap produksi kubis Untuk menganalisa terjadinya perbedaan tingkat kerusakan dan produksi tanaman kubis berdaya hasil tinggi akibat Crocidolomia pavonana di Pengalengan dan Malino. Kita perlu membahas tentang karakteristik hama dan tanaman tersebut. Klasifikasi Crocidolomia pavonana Divisi : ARTHROPODA Kelas : HEXAPODA Ordo : Lepidoptera Family: Pyralidae Genus : Crocidolomia Speies : Crocidolomia pavonana Hama ini menyerang tanaman keluarga Brassicaceae (Cruciferae) seperti kol, sawi, lobak, dan radish yaitu pada bagian dalam yang terlindungi daun hingga mencapai titik tumbuh. Tanaman akan mati jika serangan tersebut ditambah dengan penyakit karena bagian dalamnya menjadi busuk meski dari luar terlihat masih baik. Ciri morfologi Ulat berwarna hijau dengan panjang 18 mm, ada garis hijau muda pada bagian punggung. Warna hijau lebih tua pada sisi kiri dan kanan punggung, rambut dari kitin berwarna hitam tapi ada juga rambutnya berwarna hijau . Sisi perutnya berwarna kuning.

Daur hidup Hama ini tergolong binatang malam sehingga tidak menyukai datangnya cahaya dan bertelur di balik daun dalam kelompok yang terdiri 30 80 butir. Luas tiap kelompok kira-kira 3mm x 5mm. Ngengat betina dapat hidup sampai 24 hari dan dapat menghasilkan telur dengan sampai 18 kelompok sehingga total telur ngengat ini1460 butir selama hidupnya. Biasanya setelah menetas, ulat segera memakan daun terutama daun bagian dalam yang tertutup oleh daun luar. Hal ini karena ulat ini takut akan cahaya matahari. Pada tanaman kubis, bila terdapat hama ini masih mungkin untuk hidup asalkan ulatnya dibinasakan sebelum mencapai titik tumbuh. Sedangkan untuk sawit akan langsung mati karena ulat ini berkepompong di dalam tanah dengan kokon yang diselimuti dengan butir tanah sehingga sulit diantisipasi. Proses pengendalian Musuh alami a. Lalat sturmiopsis inferens Townsend, famili Tachinidae, Ordo Diptera b. Tiga jenis tabuhan dari famili Ichneumonidae, ordo Hymenoptera yaitu Inareolata, Atrometus, dan Mesochorus c. Chelonus sp. dan Trichograma sp. Karakteristik Kubis Kubis atau kol (Brassica oleracea) identik sebagai tanaman sayuran yang dibudidayakan di dataran tinggi yang berhawa sejuk. a. Kubis dapat tumbuh optimal pada ketinggian 200 2000 m dpl. Untuk varietas dataran tinggi dapat tumbuh baik pada ketinggian 1000 2000 m dpl. b. Suhu optimum pertumbuhan kubis adalah 15 20 C dengan kelembaban 60 90%. c. Kondisi fisik tanah yang sesuai adalah bertekstur liat berpasir, berstruktur remah (gembur), subur dan banyak mengandung bahan organik Dari dua karakteristik di atas, kami mengambil analisa pertumbuhan Crocidolomia pavonana terhadap kubis di Pengalengan kecil karena faktor biotik dan abiotik saling mendukung. Dari faktor biotik seperti intensitas cahaya yang lebih tinggi dari wilayah Malino karena hama ini memiliki sifat takut cahaya yang memiliki sifat kemungkinan

mematikan bagi daur hidupnya, pengaruh suhu berkaitan dengan intensitas cahaya dimana hama ini merupakan mahkluk malam sehingga temperatur suhu harus rendah, dilihat dari masalah bahwa kerusakan yang ditimbulkan pada tanaman kubis di Pengalengan tidak berarti mungkin dibawah suhu optimum kubis 15 20 C adalah suhu yang merusak daur ulat ini. Populasi hama ini secara langsung terpengaruhi oleh lingkungan dengan suhu penghambat tersebut sehingga populasi yang ada tidak memberikan kerusakan sesuai dengan pernyataan masalah di atas. Dari faktor abiotik, seperti jenis tanah bertekstur liat berpasir, berstruktur remah (gembur), subur dan banyak mengandung bahan organik adalah syarat tanaman kubis. Crocidolomia pavonana juga berkepompong di dalam tanah dengan kokoh yang diselimuti butiran tanah. Populasi yang tinggi berarti tingkat butiran tanah untuk proses kepompong lebih seimbang di Malino dibandngkan di Pengalengan. 2.2.3 Gambar siklus hidup Crocidolomia pavonana

Dari aspek pengendalian adalah pemyemprotan Ambush atau Phosdrin.

Bab 3. Kesimpulan Kesimpulannya adalah tingkat perbedaan lingkungan abiotik dan biotik , aspek teknologi pengendalian hama tersebut mempengaruhi terhadap besar dan kecilnya populasi yang ada dimana akan menentukan tingkat produksi tanaman kubis . Terutama hama yang memiliki karakteristik hidup dengan biotik tertentu seperti suhu yang tinggi atau rendah yang mendukung proses daur hidup hama tersebut.

Bab 4 Daftar Pustaka Pracaya.2007. Hama & Penyakit Tanaman. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta http.www.google.com / Crocidolonia pavonana

10

11

You might also like