You are on page 1of 3

BEBERAPA MAJAS YANG TERDAPAT DI NOVEL AYAT-AYAT CINTA DARI BAB 12 20

Mungkin ada yang butuh artikel seperti ini. Berikut ini adalah beberapa majas yang terdapat dalam novel ayat-ayat cinta dari bab 12 20 : 1. Aku ingat bahwa para pendeta di Roma sebelum Islam datang, pernah sepakat untuk menganggap perempuan adalah makhluk yang najis dan boneka perangkap setan. (Majas : Euphemisan dan Exclamation) 2. Gadis Mesir berpipi lesung kalau senyum itu berhasil mengejar langkahku. (Majas : Hyperbole) 3. Menghindari perjalanan panjang yang membuat ubun-ubun terasa mendidih. (Majas : Metonimy) 4. Semangat bocah-bocah cilik palestina yang membara dengan celotehan mereka yang menggemaskan menyanyikan lagu-lagu perjuangan membuat diriku bersemangat dan tidak mengantuk. (Majas : Hyperbole dan Metonimy) 5. Salam sejahtera para penghuni surga. (Majas : Metonimy dan Allegory) 6. Salam yang harum melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. (Majas : Hyperbole) 7. Salam suci sesuci air telaga kautsar yang direguk akan menghilangkan dahaga selamalamanya. (Majas : Hyperbole dan Allegory) 8. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. (Majas : Metonymy) 9. Kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa. (Majas : Hyperbole) 10. Aku tahu kau telah menitikkan air mata untukku ketika orang-orang tidak menitikkan airmata untukku. (Majas : Allegory dan Metonymy) 11. Ketika setan nyaris membalik keteguhan imanku. (Majas : Metonymy dan Allegory) 12. Ia datang bagaikan malaikat Jibril menurunkan hujan pada ladang-ladang yang sedang sekarat menanti kematian. (Majas : Hyperbole) 13. Orang saleh selalu memanusiakan manusia. (Majas : Eclamatation) 14. Gadis itu cantik sekali tapi sayang pembohong. (Majas : Irony) 15. Aku sudah siap seandainya aku harus terbakar oleh panasnya api cinta yang pernah membakar Laila dan Majnun. (Majas : Hyperbole) 16. Jika seluruh pemahat paling hebat diseluruh dunia bersatu untuk mengukir wajah seindah itu tak akan mampu. (Majas : Hyperbole) 17. Keindahan wajahnya adalah karya seni maha agung dari Dia yang Maha Kuasa. (Majas : Hyperbole) 18. Seluruh tubuhku yang terbujur tiada berdaya seperti bayi. (Majas : Fersonifikasi) 19. Mataku menangkap kilatan cahaya putih lalu gelap. (Majas : Allegory) 20. Berdecak kaget dan gembira atas keseriusanku. (Majas : Allegory) 21. Ini seorang bidadari ataukah manusia biasa. (Majas : Hyperbole) 22. Matanya bagaikan sebening embun putih dibalik cadarnya sambil memandang kearahku. (Majas : Hyperbole) 23. Dengan memandangnya ada setetes embun dingin menetes di hatiku. (Majas : Allegory) 24. Aku merasakan nyeri tak terperi dalam tempurung kepala seperti ada ratusan paku menancap. (Majas : Allegory) 25. Keinginanku sekarang adalah aku ingin halal bagimu. (Majas : Antithesis)

26. Kedua matanya berkata-kata dan sendu. (Majas : Metonymy) 27. Rambutnya hitam terkuncir rapi setelah melihatnya hati ini tidak karuan. (Majas : Allegory dan Hyperbole) 28. Aku didera badai kegelisahan yang dahsyat sekali jika aku tidak tahu kabarmu dalam satu hati. (Majas : Hyperbole) 29. Jika aku didekatmu hatiku terasa dingin sekali, grogi, malu, salah tingkah dan aku berusaha tersenyum padamu. (Majas : Hyperbole) 30. Andaikan aku halal baginya tentu aku turun mengusap airmatanya dan membawanya ketempat yang jauh dari linangan air mata dan penderitaan.(Majas : Hyperbole, Metonimy)

1. Fungsi Identitas Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya masing-masing. Strukrtur sosial berbagai sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memlii kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur soasialnya sendiri sebagai pembeda dari kelopok lainnya. Contohnya, kebuaayaaan Minangkabau menganut system matrilinial (kekerabatan berdasarkan garis keturunan ibu). Ini berbeda dengan system kebudayaan lainnya yang mayoritas menganut patrilineal. Perbedaan semacam ini akn membangun struktur sosial yang berbeda pula dengan kebudayaan lainnya. 2. Fungsi Kontrol Struktur bias berfungsi untuk mengontrol individu yang berada di ddalam struktur tersebut. Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kcenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain. Melanggar aturan yang berlaku, berpotensi untuk menimbulkan konsekuensi yang pahit. Struktur sosial sebagai kontrol. Contoh: kebudayaan Batak melarang perkawinan antara pria dan wanita yang semarga. Orang Batak yang memiliki marga yang sama berarti masih memiliki hubungan saudara. 3. Fungsi Pembelajaran Individu belajar dari struktur social yang ada dalam kelompoknya, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisiplinan.

You might also like