You are on page 1of 29

Laporan kasus Preeklampsia Berat

Identitas
Nama : Umur : Agama : Pekerjaan : Suku : Alamat : magelang tengah Tanggal masuk: Ny M 20 tahun Islam IRT Jawa sumber arum, tempuran, 11 juli 2013

Anamnesis
Ny. M, 20 tahun, G1P0A0 Pasien baru datang dengan rujukan dari bidan dengan diagnosis preeklampsia berat RPS : Pasien merasakan perutnya mulai kencang sekitar 2 minggu lalu, tidak teratur, tidak keluar lendir ataupun darah, air ketuban belum keluar. Selama satu bulan terakhir pasien sering merasakan sakit kepala, dan kakinya bengkak. . RPD : Riwayat hipertensi (-), DM (-), sakit jantung (-)

Riwayat Ginekologi : menstruasi teratur, haid 5 - 7 hari, nyeri (+),menarche usia 15 tahun. Riwayat Obstetri : HPHT: 2/10/2012 HPL: 9/7/2013 Usia kehamilan : 40 minggu Riwayat KB : pasien tidak menggunakan kontrasepsi

Kesadaran : Sadar Penuh Tekanan darah : 170/110 mmHg Nadi : 90 x/menit Suhu : 36,7 C Pernafasan : 20 x/Menit

Kepala Leher Thoraks


: DBN : DBN :

Inspeksi : Simetris Palpasi : SF ka = ki Perkusi : sonor kedua lap. Paru Auskultasi : Sp : vesikuler

Abdomen : DBN Ekstremitas : superior : tidak ada kelainan Inferior : edema (+)

TFU: 28 cm TBJ: 2480 Leopold: janin tunggal, letak memanjang, puki, presentasi kepala, sudah masuk PAP VT: vulva/vagina tenang, portio, tebal, lunak, pembukaan 1 cm, selaput ketuban intak, kepala turun di hodge 1

Diagnosis
PEB pada primigravida aterm dalam masa persalinan kala 1 fase laten

Planning
Observasi KU dan TTV, DJJ,HIS,perdarahan Medikamentosa: inj MgSO4 20 % 4 gr Rencana SC tgl 12/7/2013 Telah lahir bayi perempuan dengan SC, BB: 2900 AS: 7/8/9 LK/LD: 34/32 anus (+) cacat (-) air ketuban jernih

Tinjauan pustaka
Preeklampsia adalah gangguan menyeluruh mengenai malfungsi endotel vaskular dan vasospasme yang terjadi pada minggu ke 20 kehamilan dan dapat pula terjadi sampai minggu ke 4-6 postpartum. Secara klinis didefinisikan sebagai hipertensi dan proteinuria dengan maupun tidak disertai edema patologis.

Klasifikasi
Hipertensi Gestasional
Didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg Untuk pertama kalinya setelah umur kehamilan 20 minggu, tidak disertai dengan proteinuria dan tekanan darah kembali normal < 12 minggu pasca persalinan.

Preeklampsia
ringan
Tekanan darah 140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu disertai dengan proteinuria 300mg/24 jam atau dipstick 1+

Berat
Tekanan darah 160/110 mmHg Setelah umur kehamilan 20 minggu, disertai dengan proteinuria > 2gr/24 jam atau dipstick 2+ sampai 4+

Preeklampsia berat
1. Tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolik 110 mmHg 2. Proteinuria 5gr/24 jam atau 3+ 3. Oligouria (< 500ml per 24 jam) yang disertai dengan kenaikan kreatinin plasma 4. Gangguan visus dan serebral yang menetap 5. Nyeri epigastrium 6. Edema paru dan sianosis 7. Sindroma HELLP 8. Oligohidramnion, perlambatan pertumbuhan janin, atau abrupsi plasenta

Eklampsia
Kejang-kejang pada preeklampsia disertai koma

Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia


Timbulnya proteinuria 300mg/24 jam pada wanita hamil yang sudah mengalami hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu.

Hipertensi Kronik
Ditemukannya tekanan darah 140/90 mmHg sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang 12 minggu pasca persalinan.

Faktor Predisposisi
1. Nulipara 2. Kehamilan ganda 3. Usia <20 atau >35 tahun 4. Riwayat preeklampsia-eklampsia pada kehamilan sebelumnya 5. Riwayat dalam keluarga pernah menderita preeklampsia-eklampsia 6. Penyakit ginjal, hipertensi dan diabetes melitus yang sudah ada sebelum kehamilan 7. Obesitas

Etiologi
Imunologi Genetik Peran prostasiklin dan tromboksan Renin-Angiotensin-Aldosteron Defisiensi Mineral dan Diet

Kriteria diagnosis
Tekanan darah >160/110 dengan syarat diukur dalam keadaan relaksasi (pengukuran minimal setelah istirahat 10 menit) dan tidak dalam keadaan his. Proteinuria >5gr/24jam atau +4 pada pemeriksaan kuantitatif. oligouria, produksi urine <500cc/24jam yang disertai dengan kenaikan kreatinin plasma. Gangguan visus dan serebral Nyeri epigastrium/hipokondrium kanan Edema paru dan sianosis Gangguan janin intrauteri Adanya Hellp Syndrome (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelets Count)

Pemeriksaan Laboratorium CBC dan Apusan darah tepi :


Anemia Hemolitik Mikroangiopatik Trombositopenia <100.000 Hemokonsentrasi sering terdapat pada preeklampsia berat Sistiosit pada Apusan darah tepi

Tes Fungsi liver : Kadar enzim Transaminase yang meningkat Kadar serum kreatinin : kadarnya meningkat yang disebabkan penurunan volume intravaskuler dan penurunan dari GFR Faktor Koagulasi yang abnormal : Peningkatan PT dan aPTT Asam urat : Hiperurisemia merupakan gambaran laboratorium awal pada preeklampsia berat. Tes ini memiliki sensitivitas yang rendah yaitu sekitar 0-55%, namum mempunyai spesifikasi yang tinggi yaitu sekitar 77-95%

Pemeriksaan penunjang
CT scan USG Kardiotokografi

Terapi
Anti kejang
MgS04 -Loading dose: 4 g MgSO4 40% dalam larutan 10 ml intravena selama 4 menit, disusul 8 g MgSO4 40% dalam larutan 25 ml intramuskuler pada bokong kiri dan kanan masing-masing 4 g. -Maintenance dose: 4 g MgSO4 tiap 6 jam secara intramuskuler; bila timbul kejang lagi, dapat diberikan tambahan 2 g MgSO4 iv selama 2 menit sekurangkurangnya 20 menit setelah pemberian terakhir

Diazepam Dosis awal : 10-20 mg bolus intravena Dosis tambahan : 5-10 mg intravena jika diperlukan atau tetesan 40 mg diazepam dalarn 500 ml larutan dekstrose 5%

Obat-obat anti hipertensi


Klonidin
1 ampul mengandung 0,15 mg/ml. Caranya : 1 ampul klonidin diencerkan dalam 10 ml larutan garam faal atau aquadest. Disuntikkan mula-mula 5 ml i.v pelanpelan selama 5 menit; setelah 5 menit tekanan darah diukur, bila belum turn, diberikan lagi sisanya. Klonidin dapat diberikan tiap 4 jam sampai tekanan darah mencapai normal.

Nifedipin
Obat yang termasuk golongan antagonis kalsium ini dapat diberikan 10 mg sub lingual atau 3-4 kali 10 mg peroral

Hidralazin

Diuretik Diuretika tidak digunakan kecuali jika didapatkan:


a. edema paru b. payah jantung kongestif c. edema anasarka

Yang dipakai adalah golongan furosemid. Baik tiazid maupun furosemid dapat menurunkan fungsi uteroplasenter.

1). Belum inpartu


a). Amniotomi & Oxytocin drip (OD) Syarat: Bishop score >8, setelah 3 menit tx. Medisinal. b). Sectio Caesaria
Syarat: kontraindikasi oxytocin drip 12 jam OD belum masuk fase aktif.

2). Sudah inpartu Kala I Fase aktif: 6 jam tidak masuk f. aktif dilakukan SC. Fase laten: Amniotomi saja, 6 jam kemudian pembukaan belum lengkap lakukan SC (bila perlu drip oxytocin). Kala II Pada persalinan pervaginam, dilakukan partus buatan VE/FE. Untuk kehamilan < 37 minggu, bila memungkinkan terminasi ditunda 2X24 jam untuk maturasi paru janin.

You might also like