You are on page 1of 2

Terapi kombinasi standar global yang baru untuk melawan TB

Oleh: Chris Berrie, MA, MPhil, PhD 3 April 2007 (Munich, Jerman) Peninjauan kembali terhadap terapi yang dipakai saat ini dan data terakhir tentang kuinolone pernapasan generasi baru yang dipresentasikan pada European Congress of Clinical Microbiology dan Infectious Diseases (ECCMID) ke-17 dan International Congress on Chemotherapy (ICC) ke-25 mendukung kecenderungan global menuju pada rejimen kombinasi generasi berikut untuk pengobatan tuberkulosis (TB), yang akan menyediakan kita dengan kesempatan bersejarah dalam peperangan melawan TB. Sebagai pimpinan penelitian obat anti-TB yang baru di Research Institute of Tuberculosis di Tokyo, Jepang, yang adalah stakeholder dalam WHO Initiative for the Global Alliance for TB Drug Development, Norio Doi, PhD, mengatakan: Tujuan terpenting dalam pengembangan obat anti-TB dapat dirangkum dalam empat butir: pertama, memperpendek masa pengobatan secara menyeluruh; kedua, peningkatan tingkat penyelesaian pengobatan secara tuntas; ketiga, pengobatan untuk TB yang resistan/ sangat resistan terhadap obat TB [M(X)DR-TB], TB/HIV, TB laten; dan yang terakhir, pengurangan biaya pengobatan secara keseluruhan. Untuk mendukung ini, Dr. Doi mempresentasikan rangkuman rangkaian unsur anti-TB dalam uji coba klinis. Permohonan persetujuan obat baru untuk moksifloksisin dan gatifloksasin diharapkan pada 2010; untuk nitroimidazo-oksasol (OPC-67683), diarilkuinoline, dan pirrole pada 2012; dan untuk nitroimidasopiran (PA-824) dan diamine pada 2013. Dr. Doi menekankan bahwa hal ini akan menyediakan pilihan rejimen kombinasi yang cukup untuk pengobatan TB pada tiga atau empat tahun mendatang. Sekarang ada beberapa rejimen obat yang berbeda dalam uji coba klinis, termasuk moksifloksisin dan gatifloksasin dalam berbagai kombinasi dengan unsur lini pertama saat ini (rifampisin, pirazinamid, isoniazid dan etambutol). Dr. Doi kemudian memperkenalkan apa yang dia yakini mewakili kuinolon pernapasan generasi baru: DC-159a. DC-159a adalah sebuah contoh bakal obat yang baru untuk golongan ini yang sedang dikembangkan di Jepang. DC-159a sudah dinilai dalam beberapa model tikus, yang sejauh ini menunjukkan tingkat kepekatan DC159a sebanyak empat kali lipat yang baik untuk paru, dibandingkan dengan tingkat dalam darah setelah diberi dosis oral tunggal mulai 37,5 sampai 150mg/kg pada tikus BALB/c betina usia delapan minggu. Juga, dibandingkan dengan rifampisin dan kuinolon (moksifloksisin, gatifloksasin, levofloksasin) untuk TB yang resistan terhadap berbagai kuinolon (QR-M(X)DR-TB), DC-159a menunjukkan konsentrasi inhibitory yang secara bermakna 50 persen lebih rendah dari tingkat minimum pada 0,13 g/mL. Pada tikus BALB/c yang terinfeksi dengan QR-M(X)DR-TB (turunan QR9; saluran pernapasan), pengobatan oral setiap hari selama 20 hari (hari ke-8 sampai ke-27 setelah tertular) dengan takaran rifampisin yang baku (20mg/kg), isoniazid (10mg/kg), moksifloksisin (10mg/kg), dan levofloksasin (100mg/kg) tidak menghasilkan ketahanan hidup hingga akhir masa pengobatan sebagaimana yang direncanakan. Tetapi ketahanan hidupnya lebih baik secara bermakna dengan rejimen DC-159a yang sama takarannya mulai 50 sampai 100mg/kg; kematian pertama muncul pada lebih dari 90 hari pascapenularan dengan pemberian dosis DC-159a yang tertinggi mulai hari ke-8 sampai ke-27. Aktivitas dini antibakteri yang dilihat sebagai pengurangan pada unit pembentuk koloni pada paru tikus setelah terinfeksi dengan tuberkulosis M Kurono, 100mg/kg DC-159a kembali menunjukkan perbaikan dibandingkan unsur lain, dengan pencapaian angka bermakna setelah enam hingga sembilan hari pengobatan. Dr. Doi menunjukkan bahwa kecenderungan global adalah menuju rejimen kombinasi generasi baru yang akan membawa kita melampaui penelitian saat ini yang menyelidiki interaksi farmokinetik dan farmodinamik di antara obat anti-TB yang paling banyak dipakai, dan interaksi antara obat anti-TB dan

Dokumen ini didownload dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/

Terapi kombinasi standar global yang baru untuk melawan TB

unsur antiretroviral (ARV). Penyelidikkan harus dilanjutkan hingga menemukan rejimen kombinasi yang ampuh, termasuk unsur generasi baru seperti DC-159a, dengan penelitian dasar untuk rejimen kombinasi baru termasuk sedikitnya dua atau tiga obat baru, dia mengatakan. Akhirnya Dr. Doi menunjukkan bagaimana jangka waktu pengobatan TB yang diperlukan telah dikurangi, dari 24 bulan pada tahun 1950-an menjadi tiga atau empat bulan pada saat ini dengan rejimen pengobatan yang mengandung moksifloksisin. Harapannya adalah bahwa kombinasi generasi baru akan menggantikan pengobatan lini pertama yang ada saat ini, dan tidak hanya memungkinkan pengobatan dengan M(X)DR-TB pada empat hingga enam tahun mendatang, tetapi juga mengurangi jangka waktu pengobatan, menguntungkan pasien dan masyarakat. Artikel asli: New Global Standard Combination Therapy in the Fight Against Tuberculosis http://www.medscape.com/viewarticle/554563

You might also like